KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya merekondisi Pasar Wisata Harmoni Keputih pasca 3 tahun mangkrak karena sepi tak beroperasi.
Kini, setelah direkondisi dengan nuansa dan tampilan baru, pasar yang berada di Jalan Medokan Keputih Surabaya itu makin ciamik dan kekinian.
Di momen Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 729, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan Pasar Wisata Harmoni Keputih, Selasa (31/5).
Peresmian ini sebagai tonggak awal bangkitnya perekonomian pasar yang berada di wilayah Kecamatan Sukolilo Surabaya.
"Kalau dilihat tempatnya ini strategis, sebelah kanan ada Taman Harmoni dan sebelah kiri ada Terminal Keputih. Sekarang tampilannya kekinian, dan digawe cangkruk (nongkrong) enak," kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Ia mengungkapkan, sebelum direkondisi oleh Pemkot Surabaya, pasar rakyat itu kondisinya sepi.
Kondisi itu disebabkan karena tampilan maupun barang yang dijual di pasar kurang diminati warga sekitar.
Akhirnya, selama tiga tahun itu pasar tak berfungsi dan para pedagang di sana memilih untuk keluar.
"Disitulah ketika saya menjadi wali kota, saya lihat loh kenapa pasar ini mangkrak. Saya bilang, ketika membangun sesuatu lihat dulu kondisi sekitar. Yang dibutuhkan apa, jangan yang dibutuhkan SWK (Sentra Wisata Kuliner), yang dibangun pasar basah," ungkapnya.
Karena itu, untuk membangkitkan kembali geliat ekonomi di sana, pemkot melakukan evaluasi serta meminta masukan dari warga sekitar.
Menurutnya, warga di sana mengaku lebih menginginkan SWK atau tempat bersantai dilengkapi kuliner dari pada pasar basah.
Alhasil, dari beberapa masukan warga serta melihat kondisi sekitar, Pasar Wisata Harmoni Keputih kemudian direkondisi.
"Akhirnya kita buka SWK karena di samping belakang ada Taman Harmoni dan sampingnya itu Terminal. Setelah dibuka, saya bilang tempatnya yang menarik. Ternyata sekarang kalau malam sangat luar biasa ramainya, dan euforia serta keberhasilan ini harus kita pertahankan," jelasnya.
Wali kota yang lekat disapa Mas Eri itu kembali menyampaikan kepada jajarannya agar ketika akan membangun sesuatu harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di sekitar.
Di sisi lain, ia juga berpesan agar setiap pembangunan disesuaikan pula dengan perkembangan zaman.
"Alhamdulillah, teman-teman sekarang ketika akan membangun sesuatu pun akan berdiskusi dulu dengan warganya apa yang diinginkan. Dan hari ini sudah terbentuk," tuturnya.
Selain diisi oleh sejumlah pedagang lama, Mas Eri mengungkapkan, jika sekarang ini pedagang yang ada di Pasar Wisata Harmoni Keputih, berasal dari Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Namun, sebelum mulai berjualan di sana, mereka pun diberikan pembekalan oleh Pemkot Surabaya.
"Ada 17 MBR yang kita latih yang mereka juga berjualan di sini (pasar) melengkapi 20 pedagang lama. Alhamdulillah, yang 17 itu MBR warga sekitar, kita latih, kita kurasi masakannya enak dan masukkan di sini," ungkap dia.
Dalam peresmian itu, Mas Eri kembali memastikan, bahwa aset pemkot harus bisa mengurangi kemiskinan dan pengangguran di Kota Pahlawan.
Karenanya, pemkot sekarang ini gencar memanfaatkan aset itu untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan, seperti menjadi pengusaha pasir, paving hingga kuliner.
"Pemerintah harus hadir di sana yang terdepan untuk memberi tahu teman-teman bahwa ini loh ada (aset), bisa kerja di sini. Sambil pemerintah ini terus mendampingi sehingga ada keberhasilan di titik mereka," imbuhnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Fauzie Mustaqiem Yos menyampaikan, Pasar Wisata Harmoni Keputih Surabaya sudah 3 tahun tidak aktif. Sebelumnya, ini merupakan pasar rakyat yang kemudian direkondisi sehingga berfungsi lagi dengan baik.
"Sekarang menjadi Pasar Wisata Harmoni Keputih Surabaya. Nah, dari sini kami semua dapat support dari teman-teman Bank Jatim, ITS, kelurahan, LPMK sehingga pasar dapat berfungsi dan masyarakat di sini dapat bekerja lagi dengan lebih baik," kata Yos panggilan lekatnya.
Yos menambahkan, bahwa Pasar Wisata Harmoni Keputih ini memiliki dua lantai dengan total 37 stand pedagang. Itu terdiri dari 20 pedagang lama dan 17 MBR warga di Kecamatan Sukolilo Surabaya.
"Mereka (pedagang) sudah masuk dan berjualan di sini. Ini yang dapat kami berikan kepada mereka agar punya penghasilan yang lebih baik," pungkasnya.