KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Kementerian Sosial (Kemensos) memberikan program pelatihan kepada masyarakat Papua.
Program tersebut diwujudkan dengan menggandeng Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dengan pelatihan membuat kapal.
“Jadi awalnya mereka minta kapal, terus saya sampaikan okey, tetapi mereka harus belajar buat sendiri supaya mereka mengerti atau bahkan bisa menjadikan tempat atau ruang untuk berusaha,” kata Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini di ITS, Jumat (10/6).
Risma menjelaskan, bahwa awal mulanya ia mendapat permintaan kapal.
“Jadi, saya sampaikan itu mereka agak kaget. Setelah itu saya langsung ke ITS minta bantuan, saya jelaskan saat itu ada pak rekto,” sambung Risma.
Risma juga menyebut program tersebut tidak hanya menggandeng ITS saja, pihaknya juga menggandeng Universitas Cendrawasi, Papua.
“Kemudian, kami saya hubungi universitas Cendrawasi (Uncen) dan ternyata Uncen juga siap untuk bekerjasama dan sekarang inj terwujud. Diperjalannya, ternyata kami banyak bergerak ada permintaan dari beberapa daerah yang awalnya hanya mambramo, tetapi kemudian ada beberapa yang membutuhkan perahu ini,” lanjutnya.
Risma, juga mengatakan, ada permintaan dari beberapa daerah di Papua diantaranya, 27 unit unit kapal dari daerah Asmat, 12 dari daerah Yapen, dan daerah Sarmi 2, kemudian daerah mambramo 10.
“Ini tadi saya minta 17 Agustus selesai. Kemarin 6, 3 bulan mudah-mudah ini karena bagiannya beda-beda mungkin bisa cepat prosesnya,” pinta Risma.
Selain Kapal, kata Risma, pihaknya juga memberikan beberapa training, diantaranya menjahit hingga pertanian.
“Kami juga memberi pelatihan. Jadi, kami akan ambil mama-mama dari atas gunung juga pantai kami training untuk menjahit. Ke depan kami juga ajari mereka bahan kainnya. Kami juga pikirkan untuk buat sutera di sana kemudian di tenun sehingga menjadi bahan, sehingga mereka nanti bisa mandiri,” urainya.
Berikutnya kata Risma, pihaknya akan memberikan training anak-anak muda untuk pertanian.
“Kami sudah nanam, cuma kami ingin pertanian mereka lebih maksimal dengan pengetahuan. Ketiga kami akan training tentang pengolahan makan. Jadi, nanti kami tanam pepaya dan macam-macam buah-buahan, nanti bisa diolah untuk makanan olahan. Nanti juga kalau hasil ikannya lebih banyak, kami alan ajari pengolahan ikan. Ada program yang banyak lagi, ada bengkel, pembuatan packing, branding kami ajari. Sekarang produk mereka tadi disampaikan, padahal kami bantu 3.000 botol sudah habis. Artinya mereka sudah gerak, nantinya mungkin kami juga di beberapa tempat itu kami akan tanam bunga matahari untuk membuat minyak goreng dari bunga matahari," pungkasnya.
Sementara itu, Tim pembuat perahu fiber, Yohannes mengatakan pihaknya bersama teman-teman mengucapkan terima kasih atas program menteri Sosial.
Dimana untuk kabupaten kepulauan Yapen sampai saat ini belum ada pembuatan perahu fiber.
“Kabupaten kepulauan Yapen masih dalam sistem manual, tetapi kami banyak terima kasih kepada mama menteri yang telah memprogramkan kami, sehingga kami ada di ITS ini kami sangat bersyukur. Kami disini didampingi para dosen dan para mahasiswa yang telah melatih kami walaupun waktunya singkat bagi kami, tetapi kami mampu menyelesaikan perahu fiber itu menandakan kami punya tekad besar,” katanya.
Kemudian, kata Yohanes, ia akan meneruskan kepada adik-adik untuk merangkul mereka agar ikut dilatih bersama-sama menciptakan lapangan kerja bagi mereka pembuatan perahu fiber.
“Agar ke depan mereka bisa mandiri dan kami seemua bisa menghidupi keluarga kami, bahkan anak-anak kami. Kami kembali kesana mungkin koordinasi dengan teman-teman yang punya lahan karena saudara-saudara kami punya lahan yang dimiliki di sana. Jadi, mungkin kami buka lapangan kerja di sana dengan bahan yang kami siapkan di lahan ayah kami buka untuk memperluas lahan kerja di kabupaten kepulauan yapen. Karena baru pertama kali dilatih di sini dengan peralataan yang sudah ada di sini. Itu yang kami harapan setelah kami kembali pada hari minggu, itu yang mungkin kami usulkan,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar