KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Antusiasme warga Surabaya dalam memanfaatkan Gerakan Pangan Murah Nasional yang digelar di Pasar Induk Surabaya Sidotopo (PISS) sangat luar biasa.
Pasalnya, dalam waktu sekitar 2 jam saja, semua barang yang sangat banyak itu ludes terjual. Para warga itu sudah antri sejak pagi, tepatnya sebelum acara dimulai.
Gerakan Pangan Murah Nasional yang diinisiasi oleh Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) tersebut dibuka secara serentak oleh pemerintah pusat melalui zoom meeting dan diikuti seluruh kabupaten/ kota.
Khusus di Kota Surabaya, digelar di Pasar Induk Surabaya Sidotopo dan acara ini hanya digelar selama sehari.
Di lokasi, Pemkot Surabaya bersama stakeholder terkait menyiapkan sejumlah sembako murah untuk bisa dibeli oleh warga Surabaya.
“Tujuan acara ini memang untuk menekan inflasi dan menstabilkan harga menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 hijriyah. Apalagi, barang-barang yang kita jual ini pasti lebih murah dibandingkan harga di pasaran, karena kita langsung dari petaninya dan distributor pertamanya,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Surabaya, Antiek Sugiarti, Selasa (27/6).
Adapun komoditas yang dijual dalam acara tersebut adalah beras medium 18 ton @5kg yang harganya 42.500 ribu, beras premium 30 sak @5kg dengan harga 61 ribu, Telur ayam ras 350 kg @1kg seharga 27 ribu, Gula 10 ton @1kg dengan harga Rp 12.750, Minyakita 1200 pouch @1L dengan harga Rp 12.600, daging ayam dan daging sapi, serta ada pula cabai merah besar, cabai merah, bawang merah dan bawang putih yang dikemas Rp 5 ribuan, serta buah-buahan juga tersedia.
“Sejumlah komoditas biasanya ada kenaikan menjelang hari-hari besar, termasuk Hari Raya Idul Adha, makanya ini salah satu cara untuk mencegah kenaikan harga itu,” tegasnya.
Selain program ini, Antiek memastikan bahwa Pemkot Surabaya juga telah melakukan berbagai upaya untuk menekan inflasi dan menjaga kestabilan harga menjelang Hari Raya Idul Adha.
Salah satunya dengan memastikan stok barang tersedia di pasar.
Apabila terjadi kelangkaan barang, maka pemkot akan berkomunikasi dengan distributor hingga daerah produksi. Untuk memastikan distribusi tak mengerek harga, Pemkot Surabaya juga menyiapkan pola subsidi ongkos angkut.
“Semoga dengan berbagai cara ini, kita bisa terus menekan inflasi di Surabaya,” ujarnya.
Sementara itu, Dirut PT Paskomnas Indonesia Hartono Wignyo mengaku bangga Pasar Induk Sidotopo Surabaya (PISS) menjadi tempat Gerakan Pangan Murah Nasional, khususnya di Kota Surabaya.
Bagi dia, PISS ini adalah pasar induknya Surabaya, sehingga sudah menjadi kewajiban PISS untuk melayani warga Surabaya.
“Sebagai pasar induknya Surabaya, kita berkewajiban menyediakan kebutuhan masyarakat dengan mudah, terjangkau dan berkesinambungan, itu tugas kita dan terus kita lakukan,” tegasnya.
Bu Nurul, salah satu warga Surabaya yang memanfaatkan Gerakan Pangan Murah itu mengaku senang bisa mendapatkan sembako murah.
Saat itu, ia membeli bawang merah, bawang putih, cabai besar dan cabai kecil yang harganya cuma Rp 5 ribuan.
Bahkan, ia juga membeli beras dan minyak bersama para tetangganya.
“Senang sekali ini bisa mendapatkan sembako murah. Cabai juga sangat murah, alhamdulillah cukup untuk beberapa hari ke depannya,” kata dia.
Ia juga berharap pemerintah semakin sering menggelar acara seperti ini, apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha yang biasanya harga-harga naik.
“Tentu ini sangat membantu kami, tidak bingung kita sampai lebaran nanti,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar