KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan ada warga miskin yang enggan diberikan intervensi berupa pekerjaan.
Alasannya, warga tersebut enggan bekerja di lapangan dan ingin di dalam ruangan AC kantoran.
"Ada (warga) di satu tempat, yang sudah diberikan pekerjaan (tidak mau). Saya sendiri sampai saya panggil (orangnya), lha kok ngomong pegel (bicara capek). (Bilang) ada tidak pak yang (kerja) di ruangan AC," kata Wali Kota Eri saat meresmikan Balai RW 5, Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya, Senin (21/8).
Wali Kota Eri pun menyesalkan sikap orang tersebut.
Sebab, ia mengaku, dahulu sebelum menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) hingga wali kota, ia tak malu bekerja apa saja.
Bahkan, ia juga pernah bekerja menjadi teller obat, berjualan kambing dan sapi, hingga beras serta gula.
"Itu (pernah) saya lakukan. Lha kok sak iki arek nom-noman dikei kerjo kesel, isok gak sing nang njero ruangan (Lha kok sekarang anak-anak muda dikasih pekerjaan bilang pegal, minta kerja yang di dalam ruangan)," katanya.
Karena itu, Wali Kota Eri berharap kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda sekarang agar tidak pilih-pilih dalam pekerjaan.
Baginya, kerja itu bagaimana dengan semangat bisa mengubah nasib diri sendiri dan keluarga.
"Jadi jangan kerja (pilih-pilih) seperti itu, tapi kerja itu bagaimana dengan semangat kita bisa mengubah nasib kita. Jadi semangat kerja, ojok nggolek kerjo seng paling enak (jangan cari kerja yang paling enak)," tutur dia.
Oleh sebabnya, Wali Kota Eri juga meminta kepada RT/RW apabila ada warga yang enggan diintervensi pekerjaan, agar dikeluarkan dari daftar keluarga miskin.
Ia pun mengapresiasi sikap tegas yang dilakukan Ketua RW 5, Kelurahan Keputran Surabaya terhadap warga penerima bantuan sosial.
"Ada warga setelah dapat uang (bantuan) dibuat foya-foya, langsung dikeluarkan (dari daftar warga miskin) sama Pak RW-nya. Lha wong susah (orang susah) njaluk (dikasih) bantuan, dikasih bantuan tidak diberikan anak-istrinya, malah dibuat dugem," ungkapnya.
Dalam peresmian itu, Wali Kota Eri kembali menyatakan, bahwa yang diresmikan bukanlah wujud dari bangunan Balai RW.
Namun yang diresmikan adalah semangat gotong-royong dan fungsi dari Balai RW tersebut.
"RW 5 (Kelurahan Keputran) ini luar biasa Pak RW-nya, kegiatannya sangat luar biasa. Dan saya berharap, semua RW bisa memanfaatkan Balai RW untuk pelayanan yang luar biasa kepada masyarakat," harapnya.
Wali Kota Eri Cahyadi meyakini, apabila Balai RW digerakkan dengan guyub rukun dan gotong-royong, maka tidak akan pernah ada kemiskinan di Surabaya.
Pun demikian tidak akan pernah ada kenakalan remaja jika Balai RW digerakkan dengan kegiatan-kegiatan positif.
"Makanya fungsi Balai RW kita kembalikan seperti awal, itulah kenapa kita resmikan. Jadi kayak masjid, tidak didirikan tapi dimakmurkan. Tempat ibadah gereja, pura, vihara, klenteng juga sama, tidak didirikan tapi dimakmurkan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua RW 5 Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya, Kasno Purwanto mengakui, ada warganya yang menggunakan bantuan dari pemerintah tidak untuk semestinya.
Ia pun lantas memberikan tindakan tegas kepada warga tersebut.
"Itu saya coret langsung (dari daftar penerima). (Dapat bantuan malah) dibuat ke diskotek," ujar Kasno Purwanto.
Pada kesempatan ini, Kasno juga mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi karena telah memperbaiki Balai RW di wilayahnya.
Ia berharap, ke depan Balai RW tersebut dapat mendukung pelayanan kepada warga.
"Saya terima kasih banyak kepada Pak Wali. Kemarin sudah saya coba (kegiatan) PKK sama ibu-ibu. Saya bangga, berterima kasih banyak, bisa untuk pelayanan," katanya.
Karenanya, Kasno mengajak warganya untuk bersama-sama menjaga kebersihan gedung Balai RW 5.
Lebih dari itu, ia juga berharap warga dapat menggunakan Balai RW 5 Kelurahan Keputran, untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat positif.
"Monggo (silahkan) digunakan, ini (Balai RW) bukan punya saya. Kalau RT/RW menggunakan silahkan, yang penting untuk kegiatan-kegiatan positif," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar