KABARPROGRESIF.COM: (Kediri) Penyaluran bantuan sosial (bansos) oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, terus berlanjut.
Setelah menyerahkan bansos di 11 titik kabupaten/kota, kini orang nomor satu di Provinsi Jatim itu menyerahkan sejumlah bansos, tali asih, serta zakat produktif untuk 280 Penerima Manfaat (PM) asal Kabupaten dan Kota Kediri, Jumat (22/9/2023).
Penyerahan bantuan dilangsungkan di UPT Pengelolaan Pendapatan Daerah Kediri Badan Pendapatan Daerah Provinsi Jatim, Kec. Mojoroto, Kota Kediri.
Turut hadir dalam acara tersebut, Walikota Kediri, Wakil Bupati Kediri, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Dra Restu Novi Widiani MM, sejumlah Kepala OPD Pemprov Jatim lainnya, Bank Jatim, pimpinan BUMD Provinsi Jatim, Forkopimda Kabupaten/Kota Kediri.
Pertama, bansos yang disalurkan Gubernur Khofifah, merupakan bantuan Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASPD) dan alat bantu mobilitas berupa kursi roda yang diserahkan secara simbolis kepada 10 orang penyandang disabilitas.
Program ASPD dikhususkan untuk membantu meringankan beban para penyandang disabilitas. Penerima ASPD mendapat bantuan uang tunai Rp300 ribu per bulan yang diberikan setiap tiga bulan sekali pada PM.
Dalam setahun, PM mendapatkan total bantuan sebesar Rp3.600.000.
Selanjutnya, Gubernur Khofifah, menyerahkan bansos Program Keluarga Harapan Perlindungan Lanjut Usia (PKH Plus) yang diserahkan secara simbolis kepada 30 PM.
Masing-masing PM PKH Plus menerima bantuan berupa uang tunai yang ditransfer melalui Bank Jatim senilai Rp500 ribu per tahap.
Dalam setahun, PM mendapatkan bansos PKH Plus sebesar Rp2 juta yang terbagi pada empat tahap penyaluran.
Program ini disalurkan khusus bagi lansia berusia di atas 60 tahun yang telah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Kemudian, gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga menyerahkan bantuan bansos Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang disalurkan secara simbolis kepada 30 PM.
Bantuan sebesar Rp3 juta ini diberikan bagi PM yang telah memiliki embrio usaha.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah yang juga mantan Menteri Sosial RI menyalurkan tali asih kepada pilar-pilar sosial.
Rinciannya, kepada 20 orang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kabupaten dan Kota Kediri masing-masing sebesar Rp1,5 juta per triwulan, 30 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) dari Kabupaten dan Kota Kediri masing-masing senilai Rp750 ribu per triwulan, serta bantuan transportasi kepada 40 Pendamping PKH Plus dari Kabupaten Kediri, di mana masing-masing menerima sebesar Rp900 ribu.
Terakhir, Gubernur Khofifah juga menyerahkan bantuan zakat produktif bagi 100 orang pelaku usaha ultra mikro di Kota dan Kabupaten Kediri.
Nominal bantuan yang diterima oleh masing-masing PM ialah Rp500 ribu per orang.
Tak hanya menyerahkan bantuan, Gubernur Khofifah juga menyapa para PM dengan hangat. Gubernur meminta mereka mengangkat buku tabungan Bank Jatim yang diterima, lalu mendoakan agar para PM diberi rezeki yang luas, halal, berkah, dan sehat lahir batin.
“Maturnuwun sampun rawuh (terima kasih sudah datang, red). Semoga putra-putri Bapak-Ibu shalih shalihah. Adakah yang punya cita-cita putra-putrinya jadi menteri? Saya ini ndeso, dari kampung, tapi pernah jadi menteri termuda dalam sejarah Indonesia merdeka. Semua itu karena doa bapak dan ibu. Panjenengan doakan putra-putrinya shalih-shalihah, sekolahnya bisa sukses, manfaat, barokah, sehingga panjenengan semua insya Allah bahagia dunia akhirat,” ucapnya.
Di lokasi yang sama, Gubernur Khofifah juga menggelar pasar murah yang ke-20 kali digelar di Jatim.
Pasar murah ini dilakukan sebagai upaya stabilisasi harga sembako.
Gubernur menjelaskan, kenaikan harga beras di Indonesia di atas harga eceran tertinggi (HET), termasuk di Jatim. Namun, surplus produksi padi Jatim tidak berpengaruh pada harga.
Dikhawatirkan masyarakat justru akan panic buying, dikira defisit, padahal tidak.
Lebih lanjut, dia menjelaskan harga beras di atas HET karena harga gabah kering giling dan gabah kering panen sampai di penggilingan sudah di atas HET, sehingga harga beras juga di atas HET.
“Kami tetap koordinasi intensif dengan bupati/walikota agar bisa mengendalikan harga beras supaya masyarakat tetap bisa menjangkau untuk pemenuhan kebutuhan logistik. Itulah yang menjadikan kami keliling. Karena cukup signifikan, setiap kilogram beras di pasar murah selisih harganya (dengan harga pasar) bisa sampai Rp1.100,” tuturnya.
Di sisi lain, Sumijan (100), salah satu penerima bantuan PKH Plus asal Kabupaten Kediri mengucapkan syukur dan terima kasih atas bantuan PKH Plus dari Gubernur Khofifah.
Didampingi cucunya, Khoirul Wasi’ah, Sumijan mengaku bantuan tersebut sangat membantu memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
“Alhamdulillah, bersyukur banget. Terima kasih, Ibu Gubernur. Bantuan ini sangat membantu, karena Mbah sudah tidak bisa kerja dan hidup cuma dengan satu orang anaknya yang sama-sama sudah tua,” kata Khoirul Wasi’ah.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Anikatun, orang tua dari Nike Febi Putri Ariyani (11), salah satu penerima bantuan ASPD Plus dan kursi roda multiguna.
“Alhamdulillah senang banget. Maturnuwun sanget atas bantuannya selama ini, Ibu Gubernur. Dengan adanya bantuan ini dapat meringankan kami,” tuturnya.
Warga Desa Tegalan, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri itu melanjutkan, bantuan ASPD yang diterima setiap bulan dipergunakan untuk membeli pampers anaknya.
Sedangkan bantuan kursi roda ini sangat membantu untuk mobilitas anaknya.
“Biasanya ke mana-mana harus digendong, termasuk waktu kontrol ke RS Saiful Anwar Malang. Sekarang ada kursi roda, jadi sangat membantu,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar