KABARPROGRESIF.COM: (Maluku) Keterbukaan informasi publik tidak lepas dari peran kehumasan untuk membangun citra positif sebuah organisasi.
Bidang humas diharapkan dapat cepat dan tanggap mengambil langkah-langkah strategis menghadapi pemberitaan di media massa.
Seperti yang dilakukan Kanwil Kemenkumham Maluku, Selasa (5/12).
Dengan menggandeng Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Maluku dan SKH Memorandum Jawa Timur, Kemenkumham Maluku menggelar kegiatan peningkatan pendukung kehumasan.
Kegiatan ini diikuti oleh 20 jajaran UPT (unit pelaksana teknis) di lingkungan Kemenkumham Maluku.
Bagi UPT yang berada di kepulauan yang tidak mungkin datang ke Aula Kemenkumham Maluku, mengikutinya dengan cara virtual.
Hadir sebagai pembicara, Pamoedji Kadiv Administrasi Kanwil Kemenkumham Maluku, Lotje Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Provinsi Maluku, dan Sujatmiko Pimpinan Redaksi Surat Kabar Harian (SKH) Memorandum dan memorandum.disway.id
Kakanwil Kemenkumham Maluku, Hendro Tri Prasetyo mengatakan, pelatihan kehumasan ini menjadi sangat penting di era keterbukaan informasi publik dalam rangka transparansi.
Humas sebagai corong terdepan kemenkumham diharapkan dapqt membantu dalam memberikan kontribusi positif sebuah organisasi.
"Humas sebagai corong informasi sangatlah penting. Dengan akuntabilitas dan pengelolaan pemerintahan yang semakin baik ini, humas dapat memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat," tegas mantan Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim ini.
Masih kata Kakanwil Kemenkumham Maluku Hendro, seiring munculnya revolusi industri 4.0 ini, akan sangat berdampak terhadap pelayanan publik dan keterbukaan informasi.
"Humas harus beradaptasi dengan era ini.
Sebagai garda terdepan dalam penyebaran informasi kepada publik, humas dalam organisasi merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kelembagaan atau organisasi," papar Hendro.
Sujatmiko dalam paparannya menyampaikan, banyak hal yang bisa dilakukan bidang humas dalam menjalin hubungan baik dengan media.
Termasuk bagaimana mencari solusi mengatasi isu negatif di ranah digital.
"Menjadikan jurnalis sebagai sahabat bukan hanya pewarta, sangat penting. Karena dengan pola ini akan menjadi berkesinambungan. Artinya, butuh dengan media tidak hanya sekadar saat siaran pers saja. Komunikasi secara reguler sangat penting. Bukan hanya saat sedang 'butuh'. Tetapi menanyakan kabar menjadi sangat berarti," imbuh pengurus PWI Jatim Bidang Kementerian Hukum dan HAM ini.
Sementara itu, Lotje, pada kesempatan tersebut lebih pada memberikan materi menyangkut metode penulisan berita yang layak siar.
Bagaimana sebuah berita itu dibuat, hingga siap untuk dipublikasikan, semua harus terkonfirmasi.
"Memang ini sebuah tantangan bagi bidang kehumasan. Teman-teman ini, bukan dicetak untuk jadi seorang wartawan. Tetapi kebutuhan organisasilah yang harus membuat mereka dituntut bisa menjalankan tupoksinya. Semisal membuat berita menyangkut berbagai kegiatan untuk disampaikan kepada masyarakat," urai Pimpinan Redaksi Harian Siwalima ini.
Acara semakin gayeng manakala moderator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya menyangkut persoalan yang dihadapi.
Usai tanya jawab, kegiatan diseminasi bidang humas dan media ditutup dengan foto bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar