KABARPROGRESIF.COM: (Surabaya) Bantuan Langsung Tunai (BLT) Program Permakanan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mulai disalurkan pada Kamis (4/1) kemarin.
Penyaluran BLT permakanan tersebut, bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya Tahun 2024.
Penerima BLT permakanan pada tahun 2024 berjumlah 8.310. Warga penerima bantuan sosial (bansos) tersebut, masuk ke dalam data keluarga miskin Pemkot Surabaya.
"(Penerima) ada sekitar 8.310, peralihan dari program permakanan siap saji dan juga warga miskin yang belum mendapatkan bantuan sosial," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin, Jum'at (5/1).
Menurut dia, anggaran untuk BLT permakanan ini masuk ke dalam belanja bansos.
Anggaran ini sama halnya seperti bansos dalam Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
"Artinya apa, satu orang tidak bisa mendapatkan bantuan double (ganda). Jadi kalau dia sudah mendapat PKH dari pusat, maka dia tidak mendapatkan permakanan. Kecuali dia memilih mendapatkan permakanan dari pemkot dan PKH nya dilepas," paparnya.
Melalui skema tersebut, Anna berharap, ada pemerataan intervensi bantuan sosial kepada warga miskin.
Baik itu intervensi bansos yang bersumber dari pemerintah pusat maupun Pemkot Surabaya.
"Untuk BLT permakanan besarannya Rp200 ribu, diberikan setiap bulan selama setahun. Jadi besarannya sama dengan BPNT yang ada di pemerintah pusat Rp200 ribu," terangnya.
Ia menambahkan bahwa penyaluran BLT permakanan dilakukan secara bertahap di masing-masing kecamatan.
Sementara untuk awal, BLT permakanan disalurkan kepada 109 warga Kecamatan Pabean Cantian Surabaya.
"Insyaallah nanti (penyalurannya) dilakukan bertahap," tuturnya.
Sementara itu, Yani Sukmawati, warga Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Surabaya, merupakan ibu dari salah satu anak penerima BLT permakanan.
Ia mengaku sepakat dengan peralihan program permakanan siap saji menjadi bantuan tunai.
"Kalau menurut saya ya mending (dapat) BLT atau uang. Karena nanti (makanan siap saji), tidak sesuai makanan yang diberikan setiap hari dengan keinginan anak," kata Yani.
Karenanya, Yani pun lebih senang ketika Pemkot Surabaya mengalihkan program permakanan siap saji menjadi bantuan langsung tunai.
"Uangnya nanti untuk kebutuhan anak, terutama untuk makan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar