Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo RI), Budi Arie Setiadi berharap kondisi pesta demokrasi Pemilu 2024 nanti lebih terasa kehangatan dan kedamaiannya.
"Pemilu tahun 2024 ini, kita mengharapkan kondisinya lebih ada kehangatan, karena kontestannya semua adalah warga Indonesia sendiri, mulai dari partai, capres dan cawapresnya juga orang Indonesia. Kita berharap semuanya supaya siap menang siap kalah, karena ini prinsipnya pemilu damai, jadi harus siap menang siap kalah," tutur Budi saat hadir menjadi pembicara kunci dalam gelar wicara bertajuk '#DemiIndonesia Cerdas Memilih' yang diadakan Detik.com, di Gedung Dyandra, Surabaya, Selasa (6/2/2024).
Lebih lanjut, guna menciptakan Pemilu yang damai, Budi menjelaskan, Kemenkominfo RI telah mengidentifikasi jenis kejahatan siber selama periode Pemilu 2024 ini berlangsung.
"Kita perlu mengantisipasi adanya kekacauan informasi atau information disorder, dan ancaman kejahatan siber selama pemilu. Seperti operasi siber, operasi informasi, dan operasi campuran," jelasnya
Operasi siber, kata Budi, merupakan gangguan terhadap sistem IT dalam penyelenggaraan Pemilu, karena serangan siber dapat bersifat teknis dalam bentuk web investment malware attack sampai dengan fisik.
“Oleh karenanya, penggambaran terhadap kelemahan-kelemahan perangkat TIK pada penyelenggaraan Pemilu menjadi suatu keniscayaan," tuturnya.
Sedangkan operasi informasi, Budi menerangkan, merupakan upaya penyebaran information disorder seperti hoaks terkait Pemilu.
Disebutkannya, berdasarkan data statistik, sebanyak 42% masyarakat itu percaya terhadap disinformasi atau hoaks, oleh karena itu Kemenkominfo RI terus memantau perkembangan hoaks.
"Kita melihat bahwa daya rusak hoaks itu terhadap masyarakat terutama disinformasi ini memiliki dampak desruptif yang merusak iklim demokrasi kita. Institusi penyelenggara Pemilu dilemahkan, hingga masyarakat tidak percaya dengan Pemilu," terang Budi.
Untuk operasi campuran, dijelaskan Budi, merupakan suatu operasi gabungan antara operasi siber dan operasi disinformasi.
“Contohnya adalah peretasan yang dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan hoaks. Karena berdasarkan laporan survei nasional tahun 2023, sebanyak 31% responden jarang mengecek informasi yang diterima bahkan 45,4% tidak pernah melakukan verifikasi,” jelas Budi.
Oleh karena itu, Budi menyebutkan, Kemenkominfo juga telah mengidentifikasi tren konten negatif menuju pemilu 2024.
Dan kemudian ditemukan, ada sejumlah 21 isu hoaks terkait pemilu sepanjang 1 Juli 2023 hingga 4 Februari 2024.
"Maka, untuk menyikapi hal tersebut, Kemenkominfo terus mengupayakan untuk menciptakan ruang digital yang kondusif di masa pemilu 2024. Dan ditemukan, ada sebanyak 1730 hoaks, telah dilakukan takedown, dari sejumlah 2.907 hoaks selama 1 Juli 2023 hingga 5 Februari 2024,” tutur Budi.
Budi mengatakan, pemilih pemilu sekarang ini lebih banyak diisi anak muda, karena ada sekitar 52% jumlah pemilih yang merupakan anak muda.
“Rasa optimis adalah modal bangsa Indonesia untuk menjadi negara maju, negara yang disegani di seluruh dunia. Kita ingin demokrasi kita berkualitas karena itulah mari cerdas memilih demi Indonesia. Kita optimis kalau pemilihnya cerdas pasti partai-partainya cerdas kandidatnya juga cerdas sehingga kualitas demokrasi kita akan meningkat,” ujarnya.
Kepada masyarakat, Budi berpesan, pemilu yang sudah di depan mata ini tidak bisa dilewatkan begitu saja, karena ajang Pemilu adalah kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk menentukan bangsa ini.
“Partisipasi anda dalam menggunakan hak pilih menciptakan ruang digital yang sehat, maupun melawan hoaks sangat berharga untuk menciptakan negara demokratis dan berkualitas. Maka, mari sukseskan pemilu damai demi persatuan bangsa,” pungkasnya.
Diketahui, kegiatan gelar wicara bertajuk '#DemiIndonesia Cerdas Memilih' ini merupakan gerakan yang digagas oleh Detik.com sejak 2022. Kota Surabaya, Jawa Timur, merupakan kota ke sepuluh, digelarnya acara ini setelah diadakan di beberapa kota lain di Indonesia.
Acara yang diikuti para mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya tersebut, menghadirikan beberapa orang pembicata yakni, Ketua KPU Jatim Choirul Anam, perwakilan Bawaslu, Kapolda Jatim, Panglima Kodam V Brawijaya, Kepala Kejaksaan Tinggi Provinsi Jawa Timur, dan Rektor UNAIR Prof. Mohammad Nasih.
0 komentar:
Posting Komentar