Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Sabtu, 16 Maret 2024

Nobar Film "Kartolo Numpak Terang Bulan", Wali Kota Eri: Penuh Pesan Moral untuk Surabaya


Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Film komedi Indonesia terbaru "Kartolo Numpak Terang Bulan" telah tayang di bioskop sejak 14 Maret 2024. 

Film yang disutradarai oleh Ainun Ridho ini menjadi sorotan karena mengangkat cerita yang dekat dengan kehidupan, budaya dan karakter khas warga Kota Surabaya, Jawa Timur.

Karenanya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun menggelar nonton bareng (nobar) film "Kartolo Numpak Terang Bulan” di XXI Tunjungan Plaza (TP) Surabaya, Sabtu (16/3). 

Nobar ini sebagai bentuk penghormatan, sekaligus mengenang almarhum Cak Sapari serta Cak Eko Tralala, dua seniman ludruk legendaris yang turut bermain dalam film tersebut.

Wali Kota Eri mengapresiasi film “Kartolo Numpak Terang Bulan” yang dinilainya sarat pesan moral. 

Menurut dia, film ini merupakan pengejawantahan dari kehidupan dan karakter orang Surabaya. 

Bahkan mulai dari sutradara, kru film, hingga para pemainnya juga mayoritas berasal dari Kota Pahlawan.

"Film ini sangat luar biasa. Jadi orang Surabaya dan seluruh warga Indonesia, kalau ingin melihat karakter-karakter orang Surabaya, maka nontonlah Kartolo Numpak Terang Bulan," kata Wali Kota Eri usai nonton bareng.

Wali Kota Eri mengungkap jika film ini memiliki alur cerita dan pesan moral yang menyentuh. 

Dimana dalam film terselip pesan bahwa setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan. 

Akan tetapi, teman, saudara dan tetangga adalah yang menguatkan satu dengan yang lainnya.

"Ketika kita hidup di dunia memiliki kelemahan, maka penguat kita adalah saudara-saudara kita, teman-teman kita. Jadi, jangan pernah saling menyalahkan, jangan pernah saling menyakiti. Tapi kita harus saling menguatkan satu dengan yang lainnya," pesannya.

Oleh sebabnya, ia berpendapat jika film "Kartolo Numpak Terang Bulan" sangat cocok dengan karakter dari orang-orang Surabaya. 

Makanya, ia mengajak seluruh masyarakat untuk menonton film ini apabila ingin mengetahui tentang sifat dan karakter orang Surabaya.

"Jadi kalau ingin melihat karakter-karakter orang Surabaya, kalau ingin mengetahui sifat-sifat orang Surabaya, maka bisa melihat film Kartolo Numpak Terang Bulan," kata dia.

Baginya, kehadiran film "Kartolo Numpak Terang Bulan" sekaligus menunjukkan bahwa Kota Surabaya tidak pernah habis talenta-talenta ludruknya. 

Demikian pula, Surabaya juga dinilai tidak pernah habis talenta-talenta yang mampu membuat film dengan ekonomi kreatif.

"Karenanya, seluruh warga Surabaya dan warga Indonesia, ayo nonton film ini. (Film) ini akan mendidik kita untuk menjadi orang yang lebih mencintai orang lain sebagai tanda terima kasih kita kepada Gusti Allah," imbuhnya.

Selain Wali Kota Eri dan Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani, Nobar film "Kartolo Numpak Terang Bulan" juga dihadiri sejumlah pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. 

Bahkan, mulai dari kru film, sutradara, hingga para pemain dan keluarganya, juga hadir langsung untuk nonton bareng film tersebut.

Film "Kartolo Numpak Terang Bulan" merupakan film yang bergenre komedi. Film ini dibintangi oleh Cak Kartolo, Ning Tini, Cak Sapari (almarhum), Cak Eko Tralala (almarhum), Alda Yunalvita, dan masih banyak lagi.

Kartolo Numpak Terang Bulan" berkisah tentang Cak Kartolo, seorang pria tua yang menjalankan rumah kost bagi empat orang mahasiswa dengan latar belakang dan cerita masing-masing. 

Keempat mahasiswa itu adalah Simon (Beta Sofiansyah) asal Papua, Yusuf (Wandi Marzuki) asal Makassar, Boncel (Rizky Boncel) asal Malang, dan Mat (Yuliawan Krisdianto) Asal Tulungagung.

Tetangga Cak Kartolo, ada Ning Tini (Ning Tini) dan putranya, Jon (Arief Wibhisono), sering nongkrong dengan keempat anak kost tersebut. 

Sementara di depan rumah Cak Kartolo, ada warung kopi milik sahabatnya, Cak Sapari (Cak Sapari) dan istrinya Mba Dewi (Dewi Kartolo). 

Di kampung ini juga ada Pak Bedoyo (Eko Tralala), seorang hansip yang memiliki pendengaran kurang baik.

Suatu ketika Cak Kartolo jatuh sakit. Hal itu lantas membuat Cak Sapari berinisiatif memanggil anak Cak Kartolo bernama Sari (Alda Yunalvita) untuk pulang dari Jakarta agar merawat bapaknya. 

Kehadiran Sari yang cantik rupanya menimbulkan persaingan di antara keempat anak kost untuk mendapatkan perhatiannya.

0 komentar:

Posting Komentar