Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali memberikan bantuan peralatan untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan di Kota Surabaya, Selasa (21/5).
Bantuan yang diberikan kali ini, berupa mesin perahu, paket perahu beserta mesin, dan gillnet.
Bantuan tersebut disalurkan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, untuk diberikan kepada KUB nelayan yang berada di wilayah Kecamatan Rungkut, Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Sukolilo, dan Kecamatan Mulyorejo.
Total bantuan yang diberikan kali ini ada 4 paket mesin perahu untuk KUB nelayan di wilayah Rungkut, 1 paket mesin perahu untuk KUB nelayan Gunung Anyar, 3 unit perahu beserta mesinnya untuk KUB nelayan Sukolilo, dan 4 unit gillnet untuk KUB nelayan Mulyorejo.
Bantuan-bantuan itu diberikan secara simbolis oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kepada para nelayan di lokasi kawasan KUB Nelayan Sumber Rejeki, Medokan Ayu Surabaya.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, bantuan yang diberikan untuk nelayan di Surabaya tak sampai di sini saja.
Kedepannya juga akan ada intervensi lainnya untuk kesejahteraan para nelayan di Surabaya.
Salah satu bantuan yang akan diberikan kepada nelayan di Surabaya adalah peralatan dan bahan untuk perbaikan perahu nelayan.
“Nanti dicek, perahunya yang belum menggunakan carbon fiber itu berapa. Kalau belum ada, nanti kita belikan bahannya saja, biar nanti dipasang sendiri. Jadi nanti tak belikan fibernya, resinnya itu, nanti panjenengan pasang sendiri, iku jenenge (itu namanya) gotong royong,” kata Wali Kota Eri.
Selain itu, Wali Kota Eri mengungkapkan, pemkot juga akan bekerjasama dengan Pertamina untuk membantu bahan bakar minyak (BBM) perahu nelayan.
Bantuan BBM itu bertujuan untuk meringankan para nelayan di Kota Surabaya.
Sebab, selama ini para nelayan hanya bisa mengandalkan BBM eceran dengan harga yang lebih tinggi, yakni Rp12.000 ribu per liter. Padahal, jika dibeli di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) resmi Pertamina, bensin jenis Pertalite itu hanya dikisaran harga Rp10.000 ribu per liter.
“Alhamdulillah tadi baru saja menghubungi Pertamina. Jadi kan perahu ini terdiri dari dua (jenis BBM), ada yang solar ada yang bensin pertalite. Nah, kalau yang solar kita sudah membuat pom bensin (SPBU), itu sudah kita dirikan. Setelah bicara lebih lanjut dengan Pertamina, alhamdulillah kita diperbolehkan untuk mendirikan lagi,” ungkap Wali Kota Eri.
Sembari menunggu pembangunan SPBU Pertalite khusus perahu nelayan, dirinya telah berkoordinasi dengan Pertamina untuk mempersilahkan para nelayan membeli bensin sementara di SPBU yang sudah ada menggunakan jeriken.
Akan tetapi, pembelian bensin menggunakan jeriken itu harus dilengkapi dengan surat rekomendasi yang ditandatangani secara langsung oleh wali kota.
“Beliau menyampaikan boleh, belinya tetap pakai jeriken, tapi harus ada surat yang dikeluarkan oleh wali kota, dengan tanda tangan wali kota. Sehingga nanti KUB ini butuhnya berapa liter jerikennya, saya meminta kepada Kepala DKPP dan Asisten I untuk segera menindaklanjuti ke Pertamina,” jelasnya.
Untuk sementara ini, Wali Kota Eri menerangkan, pemkot melalui DKPP masih akan menentukan letak SPBU Pertalite khusus nelayan tersebut.
Sebelum menentukan titik lokasinya, terlebih dahulu ia meminta kepada DKPP untuk menentukan berapa jumlah KUB nelayan di Surabaya.
“Karena satu perahu itu rata-rata butuhnya 6 liter, pulang pergi. Kalau perahunya ada 1.000, misal masing-masing total selama sebulan butuhnya sekitar 180.000 liter, maka kita siapkan itu di beberapa beberapa titik,” terangnya.
Tidak hanya bantuan berupa peralatan dan fasilitas nelayan, Cak Eri juga ingin membantu pengamanan di wilayah laut Kota Surabaya.
Bantuan pengamanan itu diberikan setelah ia menerima keluhan dari nelayan, kalau di sekitar pesisir Surabaya ada nelayan dari luar kota yang menggunakan bom ikan atau Bondet.
“Karena merusak ekosistem yang berada di bawah (laut), sehingga saya minta untuk didirikan menara pantau. Ketika ada perahu dari luar yang menggunakan bondet akan kita dekati. Kita juga nanti Satpol PP akan berkoordinasi dengan Pol Airud bagaimana nanti kerjasamanya, agar nanti kalau ada perahu yang pakai bondet bisa diinggirno, dicekel (dipinggirkan, ditangkap),” tegasnya.
Selain itu, ia juga menerima usulan dari KUB nelayan untuk dibuatkan tempat pelelangan ikan (TPI) di sekitar pesisir Surabaya. Tujuannya, adalah agar hasil tangkapan ikan para nelayan bisa segera dijual secara langsung usai melaut.
“Seperti yang di Bulak kemarin juga meminta, kita akan bangunkan, saran ini benar, bagus itu. Jadi ini lah yang saya harapkan, sehingga pemkot mensupport itu, kemudian dijadikan destinasi wisata, iku kan apik digandengkan dengan mangrove,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar