Jakarta - KABARPROGRESIF.COM Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita bahwa pihaknya ingin mengundang 8.000 tamu di upacara HUT ke-79 RI di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Namun, setelah dihitung, akomodasi tidak cukup.
Hal itu diungkap Jokowi dalam groundbreaking Nusantara International Convention Center and Hotel, IKN, seperti dilihat di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (12/8/2024).
Alhasil, undangan dipangkas hingga 1.300 tamu.
"Awal-awal yang diundang itu 8.000, dihitung-hitung ternyata hotelnya nggak cukup, akomodasi tidak cukup, konsumsi juga sangat sulit, karena memang ekosistemnya belum terbangun di sini. Dipotong lagi dari 8.000 menjadi 4.000, dihitung-hitung lagi di lapangan hotelnya ternyata nggak cukup juga, akomodasi nggak cukup, untuk konsumsi juga masih sulit. Akhirnya dari 4.000 dipotong jadi 2.000. 2.000 pun masih tidak cukup akhirnya keputusan terakhir kemarin menjadi 1.300 tamu yang akan diundang ke Istana Negara untuk mengikuti upacara hari ulang tahun kemerdekaan yang ke-79," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan keinginan masyarakat untuk mengikuti upacara 17-an di IKN sangat besar. Sampai-sampai Jokowi mengaku selalu diminta undangan setiap bertemu orang.
"Jadi memang saya tidak tahu magnet ibukota negara Nusantara ini begitu sangat besarnya sehingga setiap saya ketemu dengan siapa pun, 'Pak, saya minta undangannya dong, Pak' undangan apa? Upacara HUT kemerdekaan yang ke-79 di Nusantara. Ketemu lagi itu lagi, ketemu lagi itu lagi yang diminta, padahal saya kan tidak pernah membawa undangan," ucapnya.
Jokowi menekankan semua undangan diatur oleh Kemensetneg. Ia pun berpesan kepada Mensesneg Pratikno untuk benar-benar mengkalkulasi semua hal yang dibutuhkan untuk upacara.
Jangan sampai ada komplain hingga muncul keriuhan di lapangan.
"Yang mengatur itu semuanya dari Kementerian Sekretariat Negara yang itu selalu dihitung detail nginepnya di mana, makan, akomodasi seperti apa. Dari Balikpapan ke sini naik apa? Semuanya dihitung. Jangan sampai ada yang tertinggal kalkulasinya sehingga nanti menyebabkan keriuhan di lapangan," ucapnya.
"Untungnya kita punya Pak Mensesneg, dan Menseskab yang hitungannya itu kalkulatornya itu dobel sehingga mestinya kalkulasinya benar, nanti kita lihat pada hari Sabtu yang akan datang apakah rapi atau ada yang komplain mengenai hotel, mengenai akomodasi, konsumsi, dan yang lain-lainnya," pungkas Jokowi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar