Surabaya - KABARPROGRESIF.COM drh Tri Umardani, perwakilan dari Meat & Livestock Australia (MLA) menganggap video viral di media sosial memperlihatkan proses pemingsanan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya menyesatkan.
Menurutnya pemotongan itu merupakan metode stunning yang digunakan di RPH Surabaya sesuai prosedur resmi dan diatur dalam regulasi di Indonesia.
"Stunning yang diperbolehkan di Indonesia adalah non-penetratif, artinya tidak ada peluru yang menembus kepala sapi. Piston hanya digunakan untuk membuat sapi pingsan agar proses penyembelihan lebih mudah dan tidak menyakitkan," kata Umar saat konferensi pers di Kantor eks Humas Pemkot Surabaya, Rabu (25/9).
Ia juga menambahkan bahwa proses penyembelihan dilakukan dalam waktu maksimal 20 detik setelah sapi pingsan.
Hal ini untuk menghindari sapi sadar kembali, sehingga tidak merasakan sakit.
"Jadi sebelum sadar itu disembelih agar tidak merasakan sakit," pungkasnya.
Seperti diberitakan video viral di media sosial memperlihatkan proses pemingsanan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya telah menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
Dalam video, tampak seseorang seolah-olah menembak kepala sapi, kemudian hewan itu roboh yang menciptakan kesan bahwa sapi mati karena ditembak.
Padahal sapi dalam video tersebut sedang melalui proses pemingsanan, sebuah metode yang diwajibkan untuk sapi impor.
Setelah sapi pingsan akibat stunning, penyembelihan kemudian dilakukan sesuai kaidah syariat oleh Juru Sembelih Halal (Juleha) RPH.
Akibat dari video viral tersebut, RPH Surabaya akan menempuh proses hukum.
Makanya saat ini RPH Surabaya tengah menyusun kronologi lengkap kejadian tersebut untuk dilaporkan kepada kepolisian.
Tak hanya itu, orang yang terekam dalam video viral itu menurut Fajar telah diberhentikan sekitar sebulan yang lalu.
Salah satu dari mereka adalah anggota tim stunner yang bekerja atas dasar kerja sama antara RPH dengan pemasok sapi BX dari Australia.
Sedangkan adanya darah yang terlihat dalam video, adalah hasil penyembelihan sapi setelah proses pemingsanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar