Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Kamis, 21 November 2024

Polda Jatim Tegaskan Insiden Carok di Sampang Tak Berkaitan dengan Pilkada


Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Polda Jawa Timur mengungkap motif pembacokan alias carok massal yang menewaskan satu orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura. 

Insiden dilatarbelakangi perselisihan antara rombongan kiai dengan rombongan korban, yang dianggap tak memiliki izin berkunjung ke salah satu desa setempat.

"Jadi, ada perselisihan antara rombongan korban dengan Kiai Hamnudin, di mana rombongan korban tiba-tiba datang ke tempat Kiai Mualif, yang merupakan ponakan dari Kiai Hamnudin. Jadi, para pelaku ini tidak terima dengan rombongan korban yang datang tidak izin dulu," kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes M Farman, di Mapolda Jatim, Kamis, 21 November 2024.

Adapun ketiga pelaku pembacokan itu masing-masing berinisial IDI, DUR, dan FS, yang ketiganya adalah santri dari Kiai Hamnudin. 

Sementara Kiai Mualif yang didatangi korban, merupakan keponakan Kiai Hamnudin.

"Jadi, rombongan Haji Junaedi bersama korban datang untuk silaturahmi ke rumah Kiai Mualif. Jadi, Kiai Hamnudin ini merasa tidak dituakan. Nah, saat ditegur oleh Kiai Hamnudin, salah satu rombongan bernama Asrofi malah menantang, dan bilang dengan Bahasa Madura, yang artinya kalau mau carok nanti saja. Tapi tidak terlalu ditanggapi serius oleh Kiai Hamnudin," katanya.

Ketika ada cekcok antarrombongan itu, lanjut Farman, kemudian korban bernama Jimmy Sugito Putra membawa Asrofi masuk ke dalam tumah Kiai Mualif. 

Tujuannya agar tidak terjadi cek cok yang berlanjut. Namun, ketiga tersangka mendapat kabar bahwa gurunya, yakni Kiai Hamnudin telah dipukuli oleh Jimmy. 

Seketika itu kemudian para pelaku mendatangi korban Jimmy dengan membawa celurit, hingga akhirnya korban Jimmy tumbang berlumuran darah setelah dibacok ketiga pelaku.

"Korban yang dianggap telah memukul guru dari pelaku ternyata tidak benar. Jadi, para tersangka ini ada yang memprovokasi, dan informasi yang diterima pelaku langsung ditelan mentah-mentah. Karena mereka ini santrinya, jadi membela gurunya hingga terjari kejadian pembacokan itu," jelasnya.

Meski ketiga pelaku sudah ditangkap, Farman mengaku akan terus mendalami kasus tersebut. 

Pihaknya juga telah memeriksa delapan saksi untuk dilakukan penyelidikan guna mengembangkan insiden itu.

"Yang pasti tidak ada kaitannya ya (dengan politik), dan sesuai atensi dari Bapak Kapolri dan Bapak Kapolda, kasus ini akan kami ungkap dengan tuntas. Jadi, kami akan terus mengembangkan untuk mendalami lagi," tandasnya.

0 komentar:

Posting Komentar