Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Pasangan calon (Paslon) nomor urut 2 di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak menutup debat Pilgub Jatim kedua, Minggu, 3 November 2024 dengan menyampaikan beragam kemajuan di Jatim dalam 5 tahun terakhir.
Selain itu, setidaknya ada beberapa hal yang disampaikan Khofifah-Emil kepada masyarakat Jawa Timur dalam menentukan pilihan mereka.
1. Pemimpin berpengalaman dan paham perundang-undangan
Emil Elestianto Dardak menekankan bahwa provinsi Jawa Timur membutuhkan pemimpin yang sudah berpengalaman dan paham sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang berlaku.
"Fakta telah menunjukkan bahwa kemajuan Jawa Timur. Memimpin Jawa Timur harus dikelola oleh yang berpengalaman, paham birokrasi dan harus paham dengan perundanga-undangan dan sistem yang ada. Maka 5 tahun ke depan kita lanjutkan prestasi ini agar semakin kokoh lagi ke depannya," ujar Emil.
2. Apresiasi kepala desa
Dalam kesempatan yang sama, Khofifah Indar Parawansa juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada para kepala desa di Jawa Timur yang sudah memberikan kontribusi signifikan.
"Secara khusus kami ucapkan terima kasih kepada kepala desa. Desa mandiri di Jawa Timur tertinggi di antara seluruh provinsi yang ada di Indonesia. 4000 desa mandiri, artinya peran kepala desa di Jawa Timur luar biasa, dan itu berkontribusi besar menjadikan Jatim sebagai lumbung pangan nasional, serta provinsi paling inovatif di Indonesia," kata Khofifah.
3. Kutip pesan Gus Dur
Terakhir, Khofifah menyampaikan pernyataan penutupnya dengan mengutip pesan sekaligus ajaran Gus Dur tentang saling menghargai dan memberantas ketidakadilan.
"Gus Dur mengajarkan kepada kita bagaimana saling menghormati satu dengan yang lain, serta menghindarknan ketidakadilan," beber Khofifah.
Menurutnya, ajaran Gus Dur tersebut menjadi semangat pemerintah untuk memberantaskan ketimpangan dan ketidakadilan di Jawa Timur. Hal itu ia buktikan saat menjabat sebagai Gubernur Jatim dalam 5 tahun terakhir.
"Kemiskinan ekstrem di Jawa Timur turun paling ekstrem dari 4,4 persen tahun 2020, menjadi 0,66 persen," pungkas Khofifah yang disambut teriakan para pendukungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar