Surabaya - KABARPROGRESIF.COM Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Perak, telah memberikan imbauan kepada warga dan nelayan adanya fenomena banjir rob, di pesisir Kota Pahlawan.
Berdasarkan pantauan BMKG, fenomena ini akan berlangsung mulai 12-18 Desember 2024.
Di kesempatan ini, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi menyampaikan, beberapa upaya mitigasi yang dilakukan oleh pemkot ketika ada banjir rob.
Menurutnya, salah satu upaya yang dilakukan adalah mempertahankan penanaman mangrove dan tambak yang berada di pesisir Surabaya.
“Jadi kalau sudah banjir rob, kita hanya bisa mengandalkan tanggul. Makanya, yang namanya mangrove itu harus dipertahankan, sehingga kita tidak akan pernah membongkar mangrove untuk kegiatan-kegiatan lainnya. Terus (ada) tambak-tambak itu juga kita pertahankan, maka dari itu yang di sekitar sungai tambak-tambak tetap dipertahankan dan tidak dibuat menjadi rumah,” kata Wali Kota Eri, Senin (16/12).
Kemudian yang kedua, Wali Kota Eri menerangkan, di titik-titik tertentu pemkot telah membuat tanggul-tanggul pengaman.
Salah satu wilayah yang diberi tanggul pengaman adalah di Medokan Semampir, Kecamatan Sukolilo.
“Tapi kalau rob yang di Jalan Kalianak, itu sudah kita mintakan surat ke kementerian, karena kan itu jalan nasional. Di situ meskipun nggak hujan ya bisa banjir salurannya,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyebutkan, telah menyiagakan personil BPBD dan unit kendaraan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP).
“Sehingga ketika terjadi, mereka sudah sampai, sudah kita sedot duluan. Jadi itu yang kita lakukan. Kita juga akan hitung ya, apakah itu nanti bisa diberikan pintu air di sana (kawasan pesisir),” sebutnya.
Sebelumnya, Kepala BPBD Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi untuk mewaspadai adanya banjir rob.
Salah satu langkah yang dilakukan BPBD adalah, menggelar patroli setiap malam hari di pesisir Surabaya.
Untuk mengantisipasi adanya banjir rob, BPBD Surabaya tidak hanya menggelar operasi pada malam hari.
Akan tetapi, juga menyiapkan peralatan evakuasi, seperti perahu, tempat pengungsian, tempat tidur untuk warga, hingga pompa air untuk menyedot air yang masuk sampai ke dalam rumah.
Peralatan-peralatan tersebut disiapkan untuk proses evakuasi ketika banjir rob sampai merusak atau merendam rumah warga di pesisir Surabaya.
“Nah, itu kita utamakan kelompok rentan, seperti ibu hamil, lanjut usia (lansia), anak-anak, dan yang orang yang sedang sakit,” ujar Hebi.
Sementara itu, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Sutarno mengatakan, banjir rob yang terjadi di sejumlah kawasan pesisir Surabaya dikarenakan adanya fenomena bulan purnama (full moon).
Berdasarkan pantau BMKG Maritim Tanjung Perak, banjir rob di pesisir Surabaya kemungkinan terjadi sangat tinggi.
Sutarno menyebutkan, banjir rob ini diprediksi bakal terjadi mulai dari 12-18 Desember mendatang.
Dari pantauan BMKG Maritim Tanjung Perak, air rob mulai naik pada pukul 19.00 hingga 23.00 WIB.
Berdasarkan data dari BMKG Maritim Tanjung Perak, Sutarno menjelaskan, ada tiga wilayah pesisir yang berpotensi terdampak banjir rob.
Diantaranya, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan ketinggian pasang maksimum mencapai 130-150 cm.
Selain itu, banjir rob juga akan terjadi wilayah Surabaya timur, dengan ketinggian pasangan maksimum mencapai 130-140 cm.
Sedangkan di Surabaya barat, akan terjadi banjir rob dengan pasang maksimum mencapai 120 cm.
Sutarno menambahkan, dalam sebulan ini, banjir rob bakal terjadi sebanyak 2 kali. Pertama pada pekan ini, sedangkan yang kedua terjadi pada akhir Desember 2024.
“Di akhir bulan nanti ada lagi. Itu juga masih akan disertai hujan, dan puncak hujan itu akan terjadi pada Januari-Februari,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar