Karawang - KABARPROGRESIF.COM Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menggelar rapat koordinasi bersama sejumlah menteri dan pejabat terkait untuk membahas kesiapan Operasi Lilin Lodaya 2024 dalam rangka pengamanan arus mudik Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Rapat tersebut berlangsung di Pos Terpadu Operasi Lilin Lodaya 2024 yang terletak di Rest Area KM 57, Karawang, Jawa Barat, pada Jumat (27/12/2024).
Hadir dalam kesempatan tersebut Menteri Perhubungan Budi Purwagandh, Menteri Koordinator PMK Pratikno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, serta pejabat tinggi lainnya seperti Kakorlantas Polri Irjen Pol Aan Suhanan dan Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolri Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa arus mudik Natal 2024 hingga saat ini berjalan lancar tanpa ada kemacetan signifikan di seluruh ruas jalan.
Meskipun terjadi lonjakan volume kendaraan pada puncak arus mudik pada 21 Desember 2024 di KM 47 Tol Jawa Barat, setelah itu, arus lalu lintas kembali normal dan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
“Arus mudik berjalan normal, tidak ada kemacetan berarti. Puncak arus mudik terjadi pada 21 Desember lalu, namun setelah itu, situasi lalu lintas relatif lebih baik dan lebih lancar dibandingkan tahun lalu,” ujar Kapolri.
Selain itu, Kapolri juga mengungkapkan bahwa tingkat kecelakaan lalu lintas selama periode mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini mengalami penurunan signifikan dibandingkan tahun lalu.
“Kami melihat ada penurunan yang cukup signifikan terkait angka kecelakaan. Tren ini harus dipertahankan, termasuk saat arus balik nanti,” tambahnya.
Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri, Brigjen Pol Raden Slamet Santoso, merinci bahwa hingga kini tercatat ada 1.066 kejadian kecelakaan lalu lintas selama arus mudik Nataru, mengalami penurunan 11 persen dibandingkan tahun 2023.
“Data kecelakaan selama Operasi Lilin dari tanggal 21 Desember 2024 tercatat 1.066 kejadian, atau terjadi penurunan 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, korban meninggal dunia ada 149 orang, yang menurun 2 persen dibanding tahun lalu, dengan total luka berat dan ringan sebanyak 1.420 orang,” jelasnya.
Kepolisian mencatat bahwa jenis kendaraan yang paling sering terlibat dalam kecelakaan adalah sepeda motor, angkutan berat, dan angkutan penumpang.
Pihak kepolisian telah mengantisipasi sejumlah lokasi yang diperkirakan akan mengalami peningkatan volume kendaraan, baik di jalan tol maupun jalan arteri, yang berpotensi menyebabkan kepadatan.
“Kepolisian telah mengantisipasi beberapa prediksi lokasi peningkatan volume kendaraan, seperti di jalur arteri Puncak dan Nagreg, serta di lokasi wisata seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bromo, dan Malang Raya, yang berpotensi mengalami kepadatan volume kendaraan,” tutupnya.
0 komentar:
Posting Komentar