Salah satu inovasinya adalah menyiapkan fasilitas terbaru berupa Virtual Reality (VR) Corner, yang rencananya akan ditempatkan di Perpustakaan Balai Pemuda Surabaya.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dispusip Kota Surabaya, Mia Santi Dewi saat melakukan paparan inovasi pejabat struktural, di hadapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, di Ruang Sidang Wali Kota, Senin (10/3).
“Tantangan perpustakaan saat ini tidak hanya menjadi tempat membaca atau meminjam buku saja, tetapi juga sebagai pusat informasi, rekreasi, penelitian, dan tempat yang bisa mendokumentasikan warisan naskah sejarah, maupun sebagai tempat berkumpulnya komunitas,” kata Mia.
Oleh karena itu, Dispusip Surabaya telah menyiapkan 5 inovasi terbaru untuk menjawab tantangan tersebut.
Pertama, Dispusip Surabaya akan menyediakan Virtual 3 Dimensi Susur Sungai Kalimas.
Inovasi ini menjadi sarana pengenalan ikon sejarah dan budaya Kota Surabaya, yaitu Sungai Kalimas yang dikemas secara kekinian melalui aplikasi Dispusip Virtual.
“Jadi yang belum bisa berkunjung ke wisata Susur Sungai Kalimas, bisa merasakannya secara virtual. Nanti akan kita upload di Dispusip virtual,” ujar dia.
Kedua, setiap tahunnya, Dispusip akan menyusun Ensiklopedia Tematik Surabaya.
Ensiklopedia ini berdasarkan penelusuran khasanah kearsipan dan sejarah Kota Surabaya, seperti perkembangan transportasi di Kota Pahlawan.
Ensiklopedia ini bermanfaat sebagai layanan arsip kesejahteraan untuk masyarakat, pelestarian khasanah kearsipan dan sejarah Kota Surabaya, sebagai bahan pustaka, serta menjadi pendukung riset akademik.
“Kami memang berkeinginan setiap tahun bisa menghasilkan suatu buku atau kumpulan yang bisa dijadikan bahan pustaka terkait dengan sejarah ataupun yang berkaitan dengan seluruh Kota Surabaya,” terangnya.
Ketiga, Dispusip Surabaya akan menyediakan Virtual Reality (VR) Corner.
VR Corner ini merupakan area yang didesain dan dilengkapi dengan peralatan teknologi yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan lingkungan virtual yang disimulasikan oleh komputer.
Manfaat VR Corner ini antara lain, dapat menarik minat pemustaka dari generasi muda agar dapat menikmati video edukatif melalui cara yang berbeda (VR).
Menghadirkan pembelajaran imersif yang melibatkan pengunjung secara aktif dalam simulasi yang disajikan.
Serta, menghadirkan konten edukatif terutama tentang sejarah Kota Surabaya yang dikemas dalam bentuk kekinian atau konten lainnya.
“VR ini rencananya akan dibuat di Perpustakaan Balai Pemuda. Kami ingin menyajikan sejarah dan kebudayaan versi anak muda. Pengunjung akan menikmatinya melalui VR,” imbuhnya.
Keempat, melakukan pengembangan aplikasi BANPUSBOYO untuk standarisasi perpustakaan dan pembinaan akreditasi perpustakaan.
Dengan adanya aplikasi ini, kegiatan pendataan dan pembinaan perpustakaan akan lebih efektif dan efisien.
Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur pengajuan akreditasi perpustakaan.
“Sehingga lebih efektif untuk mendeteksi perpustakaan yang dinilai sudah siap untuk mengikuti akreditasi perpustakaan,” ujar dia.
Dan kelima adalah membranding Perpustakaan Umum Kota Surabaya, yakni Perpustakaan Rungkut.
Rebranding di Perpustakaan Rungkut dilakukan dengan mengubah tampilan fisik dan juga penambahan fasilitas yang disediakan untuk pemustaka.
Untuk mewujudkan pelaksanaannya, maka dilakukan pengajuan DAK (Dana Alokasi Khusus) pada tahun 2025, dengan harapan pada tahun 2026 dapat dilakukan renovasi pada fisik perpustakaan umum tersebut.
“Kami telah mengajukan permohonan ke Perpusnas (Perpustakaan Nasional) untuk DAK pembangunan Perpustakaan Rungkut, tinggal menunggu tahapan selanjutnya. Kami sudah mendesain, di dalamnya akan tersedia fasilitas bagi lansia dan disabilitas. Bahkan, kami juga menyediakan mini theatre, dan ruang saintek,” pungkasnya.