KABARPROGRESIF.COM : Kota Surabaya yang sebelumnya sempat tertidur di bidang kesehatan sekolah, kini mulai menggeliat seiring
keberhasilan TK Petra 9 Surabaya menjadi juara di tingkat nasional dalam lomba lingkungan sekolah sehat (LLSS) 2013. Prestasi itu diharapkan bisa berlanjut di tahun 2014 mendatang. Artinya, sekolah di Kota Surabaya diharapkan kembali jadi juara di tingkat nasional.
Nah, proses menuju ke sana dimulai sekarang. Beberapa sekolah pilihan di Kota Surabaya, mendapat penilaian dari tim penilai LLSS tingkat provinsi Jawa Timur. Penilaian akan dilakukan selama dua hari, 15-16 November 2013.
Asisten IV Sekkota (membidangi Kesra), Eko Hariyanto yang menyambut tim penilai LLSS di kediaman walikota, Jumat (15/11)mengatakan, untuk tahun ini, jumlah sekolah yang diusulkan untuk mengikuti penilaian LLSS lebih banyak dibanding sebelumnya. Beberapa sekolah di Surabaya yang akan dinilai oleh tim penilai LLSS yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI) AT Taufiq, SMP Negeri 4, TK Agrlpina, SDN Tenggilis Mejoyo I serta SMK Negeri 10.
Dijelaskan Eko, dalan mewujudkan lingkungan sekolah yang sehat, ada beberapa poin yang harus diperhatikan. Diantaranya mengubah perilaku sehat di lingkungan sekolah, kebersamaan sekolah dengan lingkungan di sekitarnya, juga kerja sama dengan masyarakat sekitar. Dan untuk mewujudkan itu, tidak bisa hanya dilakukan oleh satu instansi dinas saja. Tetapi terintegrasi antar dinas seperti Dinas Pendidikan (Dispendik), Dinas Pertanian (Distan)dan juga Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya. Apalagi, untuk penilaian tingkat pusat, juga melibatkan beberapa kementrian seperti Kementrian Pendidikan, Kementrian Kesehatan, Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Agama.“Kalau Dispendik menfasilitasi UKS (Unit Kesehatan Sekolah) di sekolah, Badan Arsip dan Perpustakaan menfasilitasi perpustakaan di sekolah dan Distan mengembangkan tanaman toga yang dibagikan ke sekolah-sekolah,” jelas Eko.
Ketua tim penilai LLSS tingkat provinsi Jawa Timur, Susanto mengatakan, ada delapan orang anggota tim juri yang akan berkeliling ke sekolah di Surabaya untuk melakukan penilaian. Menurutnya, Surabaya sudah mulai menggarap UKS. Sebagai bukti adalah keberhasilan TK Petra 9 tampil sebagai juara dalam lomba LLSS tingkat nasional. Dia juga mengaku senang ada Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang ikut maju setelah sebelumnya hanya SD negeri atau swasta. “Sebelumnya Surabaya seperti tertidur, tetapi setelah TK Petra 9 bisa jadi juara di tingkat nasional ini tanda Surabaya sudah pikirkan UKS. Harapan kami, UKS digarap jangan hanya karena ada lomba, tetapi merupakan kebutuhan,” tegas Susanto.
Susanto mengatakan, sebagai warga Surabaya, dirinya berharap Surabaya bisa mewakili Jawa Timur di tingkat nasional. Dia berharap Surabaya bisa menjadi contoh atau ikon lingkungan sekolah sehat, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga di level internasional. Dia juga meminta agar Pemerintah Kota Surabaya memperhatikan keberadaan UKS di pondok pesantren karena untuk tingkat nasional juga menjadi poin penilaian. “Tetapi yang jelas, meski berasal dari Surabaya, kami tidak ada KKN,” sambung Susanto.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan mengatakan, tujuan akhir dari penilaian lomba lingkungansekolah sehat ini bukan hanya menjadi pemenang. Tetapi bagaimana menjadikan sekolah sebagai tempat yang nyamanbagi siswa/siswi.“Kalau juara itu kan efeknya saja, tetapi yang jelas kita sangat berharap sekolah kita sebagaisekolahnya manusia. Artinya, anak-anak kita nyaman di sekolah dan berkembang di sekolah. Bagaimana sekolah jadipusat anak-anak berkreatifitas,” tegas Ikhsan.
Dijelaskan Ikhsan, untuk menyiapkan siswa/siswi menjadi generasi harapan masa depan, yang diperlukan bukan hanya pencapaian akademis semata. Tetapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana mengembangkan kompetensi mereka. “Jadi bukan hanya ngomong matematika dapat nilai berapa. Tetapi juga agar siswa/siswi berkembang. Misalnya yang bisa nyanyi yah nyanyi, olahraga atau science. Itu konsep sekolah yang kita kembangkan di Surabaya,” sambung Ikhsan.
Selain Kepala Dispendik, ikut hadir Kepala Distan Kota Surabaya, Sigit Sugiharsono, Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih, serta Kepala Bagian Perlengkapan, Noer Oemarijati.(*/arf)