KABARPROGRESIF ; Kepedulian sekolah-sekolah di Kota Surabaya dalam pengelolaan lingkungan melalui program Eco School 2013, mendapatkan apresiasi dari Pemerintah (Pemkot) Kota Surabaya. Pemkot Surabaya bersama para aktivis lingkungan yang tergabung dalam Tunas Hijau, memberikan penghargaan kepada sekolah-sekolah yang dinilai paling berprestasi dalam program Eco School. Pemberian penghargaan bertajuk “awarding Surabaya eco school 2013” tersebut digelar di Graha Sawunggaling kantor Pemkot Surabaya, Sabtu (14/12).
Sekitar 500 siswa-siswi serta puluhan kepala sekolah dan guru dari sekolah di Surabaya mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) hadir di acara ini. Beberapa sekolah menunjukkan kreasi yel-yel dan jingle lingkungan. Diantaranya SMKN 12 Surabaya, dan SDN 4 Bubutan.
Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT ketika menyampaikan sambutan, mengucapkan terima kasih kepada para kepala sekolah, guru dan siswa-siswi. Menurut Walikota Risma, kegiatan eco school ini bukan hanya soal meraih penghargaan, tetapi yang penting mereka telah memberi sumbangsih luar biasa terhadap perawatan lingkungan, tidak hanya di Surabaya tetapi juga untuk bumi.“Saya ucapkan terima kasih karena dampaknya luar biasa. Surabaya bisa meraih penghargaan taman terbaik se-Asia Pasifik juga penghargaan Adipura Kencana merupakan dampak dari kegiatan seperti ini,” tegas Walikota Risma.
Walikota perempuan pertama di Kota Surabaya ini menegaskan, program eco school telah memberikan manfaat nyata bagi Kota Surabaya. Upaya Pemkot dan Tunas Hijau mengajak kepala sekolah. Guru dan siswa-siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, utamanya dari sampah plastic, telah terlihat hasilnya.
“Sejak itu, sampah yang masuk ke TPA Benowo, utamanya sampah plastik terus berkurang. Saya bangga kepada kepala sekolah, guru dan anak-anakku semua yang telah peduli pada lingkungan dengan melakukan upaya-upaya yang dilakukan,” sambung walikota.
Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya ini mengatakan, hal yang paling sulit dilakukan dalam menjaga lingkungan Kota Surabaya adalah masiha danya perilaku warga yang cuek dan tidak mau tahu. Perilaku seperti itu bisa jelas terlihat di lingkungan yang warganya gemar membuang sampah sembarangan. “Yang paling sulit itu mengubah perilaku. Itu hanya bisa diubah sejak kecil, sejak di lingkungan sekolah seperti kalian semua. Melalui kalian, bisa menularkan ke teman, ke keluarga. Bayangkan, jika ada 500 kepala keluarga di Surabaya yang memahami pengelolaan lingkungan, Surabaya akan bersih. Mari kita mulai dari Surabaya untuk dunia,” jelas walikota.
Beberapa sekolah yang mendapatkan penghargaan Eco School 2013 yakni untuk kategori SD diraih SDN Bubutan IV, untuk kategori SMP diraih SMPN 11 Surabaya dan untuk SMA atau sederajat diraih SMAK St.Louis I Surabaya.
Pemkot dan Tunas Hijau juga memberikan penghargaan untuk kategori taman sekolah terbaik (the best school park) yang diraih SDN Bubutan IV (SD), SMPN 23 Surabaya (SMP) dan SMAN 12 Surabaya (SMA), kategori toilet sekolah terbaik (the best toilet) diraih SDK Don Bosco, SMPN 4 Surabaya dan SMK Farmasi serta untuk kategori kantin terbaik diraih SDN Kaliasin I, dan SMPN 11 Surabaya.“Penilaian mulai dilakukan sejak pembinaan pertama, mulai workshop, serta progress yang diharapkan,” ujar Satuman dari Tunas Hijau.
Dijelaskan Satuman, sebelum terlibat dalam kegiatan eco school ini, pihak sekolah terlebih dulu mengikuti workshop seperti mencari kader lingkungan sekolah, membuat satu tim lingkungan dan memberikan pengarahan pengelolaan sampah. Untuk workshop pertama diikuti 1205 sekolah dengan melibatkan total 1864 siswa dan guru yang menjadi peserta. Mereka serempak melakukan penanaman pohon, membuat beberapa lubang resapan biopori di area sekolah serta tidak membuang sampah organic dan sampah plastic di sekolah..
Selama kegiatan yang juga didukung PJB, PGN dan PT Telkom ini berlangsung, sebanyak 3599 kilogram sampah kertas bisa didaur ulang, juga 1522 kilogram sampah plastic, serta 17.336 kilogram sampah organic bisa didaur ulang. “Di tahun ketiga pelaksanaan eco scholl ini, ssemakin banyak sekolah yang terlibat dan telah melakukan aksi nyata. Semakin banyak sekolah yang siswanya membawa makanan dan minuman dari rumah sehingga tidak membuang sampah plastic di sekolah,” jelas Satuman.
Mendampingi walikota, hadir pula Kepala DKP Kota Surabaya, Chalid Buchari, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi serta Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser.(*/arf)