Kamis, 19 Desember 2013

KABARPROGRESIF.COM : Prajurit Kodam V/Brawijaya sebanyak 422 orang yang merupakan prajurit-prajurit terpilih dari Kodam V/Brawijaya pada hari Kamis (19/12) kembali ke Home Base dengan selamat disambut Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo, S.IP. dalam upacara yang dilaksanakan di Kodam V/Brawijaya. Dalam upacara tersebut yang bertindak sebagai Komandan upacara adalah Danyonif 500/R Letkol Inf Lucky Avianto.

 Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Ediwan Prabowo, S.IP. dalam sambutannya menyampaikan bahwa Anggota Satgas yang merupakan duta bangsa Indonesia telah mampu menyelesaikan tugas secara profesional sebagai ”peacekeeper” dunia. Dimana telah memperhatikan faktor-faktor keselamatan dan keamanan, baik personel maupun materiil serta senantiasa menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia. Beliau berharap dengan kedatangan para duta bangsa ini bisa memberikan semangat terhadap kemajuan bangsa Indonesia kedepan.

Orang nomor satu di Kodam V/Brawijaya ini berpesan meskipun tugas misi perdamaian telah usai namun kebersamaan dan ikatan kekeluargaan yang telah terjalin dengan baik selama ini, hendaknya dipelihara sekembalinya ke kesatuan masing-masing. Selalu jaga silaturahmi keluarga besar Satgas Batalyon Mekanis TNI Konga  XXIII-G/UNIFIL. Disamping itu, terkait bidang pengamanan personil yaitu untuk tetap waspada di “ending mision” ini, jangan sampai lengah serta melakukan “uforia” secara berlebihan. Terkait dengan pergantian tahun 2013, berkumpullah bersama keluarga, jaga keselamatan, dan hindari pelanggaran, tambahnya. (*/arf)

KABARPROGRESIF.COM : Kodam V/Brawijaya akan menyelenggarakan pertunjukan kesenian yang dikemas dalam pangggung prajurit yang bertajuk “Srawung Seni Rakyat, SANG BRAWIJAYA” pada hari Sabtu (21/12) di Lapangan Kodam V/Brawijaya.

Dalam konteks “Srawung Seni Rakyat, SANG BRAWIJAYA” bermakna membaurnya TNI dan rakyat. Itu sebabnya pertunjukan tersebut menggunakan semboyan “Bersama Rakyat TNI Kuat”. Segenap keluarga besar Kodam V/Brawijaya hendak memberikan apresiasi terhadap kesenian tradisional Jawa Timur. Disamping itu, bertepatan dalam acara ini akan dilaksanakan penyematan penghargaan terhadap seniman yang telah mengabdikan dirinya dalam menjaga kelestarian seni tradisional di Jawa Timur.

Pelaksanaan panggung prajurit “Srawung Seni Rakyat, SANG BRAWIJAYA”  terdiri dari 2 sesi. Sesi pertama berlangsung pukul 15.30 s.d 17.30 WIB dengan penampilan Parade Kesenian Rakyat Jawa Timur antara lain : Reog Ponorog, musik Kereta Daul Madura, Liang Liong Barongsay, Reog Kendang Surabaya, Jaranan Campursari Tulungagung dan Konser Musik Rakyat (kelompok penyanyi jalanan). Untuk sesi kedua berlangsung pukul 19.00 s.d 22.00 WIB yang akan menampilkan Srawung Rakyat Sang Brawijaya, dimana dalam kesempatan ini Pangdam V/Brawijaya akan membaca puisi. Acara ini juga akan dimeriahkan oleh Agnes Mo, Piyu, Rere, Renny Djayusman dan Ratna Listy.

Parade seni rakyat dalam peringatan HUT ke-65 Kodam V/Brawijaya yang bertepatan denga Hari Juang Kartika TNI AD ini mencerminkan hubungan yang kokoh antara TNI dan Rakyat. TNI adalah pelindung rakyat, bagian dari rakyat dan saling bahu-membahu dalam membangun bangsa yang kuat dan bermartabat. (*/arf)



KABARPROGRESIF.COM : Pengecekan personil atau biasa disebut dengan “apel” adalah hal yang wajib bagi prajurit TNI AD, begitu pula bagi anggota Pendam V/Brawijaya, terutama apel yang dilaksanakan setiap hari Rabu. Apel yang dilaksanakan setiap hari Rabu adalah waktu dimana pimpinan memberikan perintah, pengarahan dan informasi kepada anggota. Dan bertepatan dengan apel tersebut, diumumkan pula tentang prestasi yang diraih oleh anggota Pendam V/Brawijaya dalam lomba penulisan essay yang dilaksanakan Dispenad (Dinas Penerangan Angkatan Darat) kepada seluruh prajurit dan PNS TNI AD.

Adapun prestasi yang diraih anggota Pendam dalam lomba essay tersebut yaitu Juara II Tingkat Bintara : Sertu A. Murofik, Juara Harapan III Tingkat Bintara : Serma Budi Santoso dan Juara Harapan I Tingkat PNS : PNS III/D Mintadiarno. Pemenang mendapatkan Piagam, Plakat dan Uang Pembinaan dari Komando Pusat yang pada kesempatan ini diserahkan oleh Kapendam V/Brawijaya Kolonel Arm Totok Sugiharto kepada para pemenang.

Setelah acara selesai, seluruh anggota Pendam V/Brawijaya memberikan ucapan selamat kepada para pemenang yang telah membawa nama baik Pendam V/Brawijaya di tingkat nasional TNI Angkatan Darat. (*/arf)

KABARPROGRESIF.COM : Komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam pembangunan kesetaraan gender dan melaksanakan  program-program pemberdayaan perempuan serta perlindungan anak di Kota Surabaya, berbuah penghargaan tingkat nasional. Pemkot Surabaya mendapatkan penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) 2013 kategori utama.

Penghargaan yang diberikan bertepatan dengan puncak peringatan Hari Ibu ke-85 tahun 2013 ini diserahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diterima Walikota Surabaya Ir Tri Rismaharini di Sasana Krida Kompleks Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, Rabu (18/12).

Selain Presiden SBY yang didampingi ibu Ani Bambang Yudhoyono, hadir juga Wakil Presiden Boediono beserta istrinya, ibu Herawati Boediono. Sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II juga hadir didampingi istri.

Walikota Risma dinilai sebagai kepala daerah yang memiliki komitmen tinggi terhadap pemberdayaan perempuan dan anak. Selama ini Pemkot Surabaya telah melaksanakan program-program pemberdayaan perempuan seperti pelatihan-pelatihan keterampilan untuk perempuan, pelatihan  UKM untukk perempuan melalui program pahlawan ekonomi, pembentukan koperasi perempuan, menyiapkan sarana dan prasana untuk perempuan.

Yang istimewa, saat pembawa acara menyebut nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini untuk menerima penghargaan, ratusan undangan yang hadir memberikan tepuk tangan meriah.

"Penghargaan ini merupakan penyemangat dan motivasi Pemerintah Kota Surabaya untuk semakin meningkatkan pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak anak, khususnya di Surabaya," ujar Walikota Tri Rismaharini usai menerima penghargaan.

APE merupakan penghargaan atas evaluasi pelaksanaan pembangunan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak, baik di pusat maupun di daerah yang diselenggarakan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun untuk melihat dinamika dan perkembangan pelaksanaan program-program tersebut.

Sebenarnya, ini kali keenam secara beruntun, Kota Surabaya mendapatkan penghargaan APE. Dan yang paling membanggakan, Surabaya selama tiga tahun berturut-turut meraih kategori Utama dari tahun 2011, 2012, dan 2013. Pada tahun 2008 Kota Surabaya meraih kategori Madya, lalu tahun 2009 kategori Utama, tahun 2010 kategori Madya.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB), Nanis Chairani yang ikut mendampingi Walikota Surabaya, menegaskan bahwa pada evaluasi tahun 2013 ini, terdapat beberapa kluster yang dinilai. Yakni pelaksanaan pengarusutamaan gender, pelaksanaan perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan (sesuai standar pelayanan minimum), serta pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan hak anak.

Menurut Nanis, pemberian penghargaan APE kategori Utama ini tidak berlebihan bila melihat komitmen, kebijakan dan inovasi strategis Pemerintah Kota Surabaya yang responsive gender, perempuan dan anak. Beberapa kebijakan dan inovasi pro perempuan dan anak diantaranya yakni bus kota perempuan, penyediaan smooking area, ruang menyusui di tempat publik dan taman kota, serta Griya Werdha Kota Surabaya.

“Juga ada permakanan untuk Lansia, Posyandu remaja, tim rusa negosiator perempuan, Surabaya Gender Award, kecamatan Ramah Anak Award, dan kelompok perempuan berbasis kerajinan,” jelas Nanis.    

Sementara untuk kebijakan yang terkait dengan anak, mantan Kabag Humas Pemkot Surabaya ini menjelaskan bahwa Pemkot Surabaya bersama DPRD Surabaya, telah mengeluarkan produk berupa Peraturan Daerah (Perda) Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak, Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

“Juga ada Perda Nomor 23 Tahun 2012 tentang kepariwisataan dan Nomor 4 Tahun 2013 tentang penanggulangan HIV dan AIDS sehingga tidak mengherankan apabila Kota Surabaya juga meraih predikat sebagai Kota Layak Anak kategori Nindya yang telah diserahkan pada pertengahan tahun 2013 kemarin,” sambung Nanis.(*/arf)

KABARPROGRESIF.COM : Setelah melakasanakan Tes Kompetensi Dasar (TKD) Calon Pegawai Negeri Sipl (CPNS). Pemkot Surabaya akan melaksanakan Tes Kompetensi Bidang (TKB) bagi CPNS yang lulus mengikuti TKD. Dari 9078 CPNS yang mendaftar, 1680 CPNS berhak mengikuti TKB.

Nantinya, para CPNS yang mengikuti TKB akan disaring menjadi 375 sesuai dengan formasi yang telah ditetapkan. Mulanya, Pemkot Surabaya memang tidak melaksanakan TKB, seiring berjalannya waktu, TKB dirasa sangat penting guna menyaring CPNS yang berkualitas.

TKB ini dibagi menjadi dua, khusus untuk formasi Prantara Hubungan Luar Negeri akan dilaksanakan 18 Desember 2013. Sedangkan formasi lainnya akan dilaksanakan 19 Desember 2013. Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat, Mia Santi Dewi pada jumpa pers, Selasa (17/12) di Kantor Bagian Humas mengatakan bahwa tujuan diadakannya TKB untuk mencari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang benar-benar ahli dibidangnya.

 Pelaksanaan TKB sudah sesuai dengan Peraturan Menteri  Aparatur Negara nomor 24 tahun 2013 tentang diperbolehkannya melaksanakan TKB. “Pelaksanaan TKB ini sudah kita konsultasikan dengan Kementerian Aparatur Negara (Kemenpan). Asalkan, pengumuman harus bersamaan serentak seluruh Indoensia 24 Desember 2013,” jelasnya.

Mia menambahkan untuk bisa melihat hasil TKD, para CPNS bisa mengakses di website www.surabaya.go.id yang merupakan situs resmi Pemkot Surabaya. Pada pengumumuan tersebut tertera tempat dan waktu ujian TKB. “Saya berharap para CPNS yang lolos TKD bisa mengikuti TKB, karena penetuan untuk lulus menjadi PNS harus melalui TKB terlebih dahulu. Komposisi nilai 60 persen untuk TKD dan 40 persen untuk TKB,” terangnya.

Senada,  Asisten Administrasi Umum, Sekretaris Kota Surabaya, Hadi Siswanto Anwar menuturkan alasan utama dilaksanakannya TKB yakni untuk menyaring dan mendapatkan PNS yang berkualitas serta ahli dibidangnya. “Misalnya, untuk formasi Hubungan Luar Negeri tidak hanya dilakukan tes tulis saja. Melainkan kita juga akan memberikan tes bahasa inggris meliputi converstation, listening, sehingga dapat diketahui sejauh mana penguasaan bahasa inggrisnya,” tuturnya. (*/arf)

KABARPROGRESIF.COM : Rencana Ekseksi lahan tanah dijalan Tanjung Sari 71-73 Surabaya yang digunakan oleh PT Cinderlla Villa Indonesia  (CVI) yang dilaksanakan Rabu (18/12/2013) dipastikan bakal mengalami penundaan lagi.

Penundaan itu diminta langsung oleh puluhan buruh PT CVI saat melakukan demo di luar halaman gedung PN Surabaya, Selasa (17/12/2013).

Dalam pertemuan antara pihak perwakilan buruh dengan perwakilan PN Surabaya yang diwakili Humas, Unggul Ahmadi dan Pansek, Darno, perwakilan buruh menyatakan tidak menolak  eksekusi yang dilakukan PN Surabaya,  tetapi mereka meminta untuk menunda waktu eksekusi,
lantaran belum mendapatkan kepastian jumlah karyawan buruh di PT CVI seperti yang diminta oleh Pihak PN Surabaya." Sampai saat ini, kami belum mendapatkan data data jumlah karyawan, sehingga kami minta agar eksekusi ini ditunda, kami bukan menolak pelaksanaan eksekusi ini, tapi kami butuh waktu untuk mendapatkan data data tersebut,"kata Wahyu, Kordinator Demo pada pertemuan yang digelar diruang pertemuan Ketua PN Surabaya, Selasa (17/12/2013).

Akibat perusahaan tidak memberikan data data Karyawannya, Kordinator demo ini akan mencari sendiri data data buruh di PT CVI, Namun, Untuk mendapatkan data data itu,  Ia mengaku  perlu waktu 30 hari terhitung sejak pertemuan dengan perwakilan PN Surabaya."Kami butuh waktu 1 bulan untuk mencari sendiri data data Karyawan, baik KTP maupun surat kontraknya,"kata Wahyu.

Sementara, Humas PN Surabaya, Unggul Ahmadi masih akan memfasilitasi usulan perwakilan buruh."Kami coba akan bicarakan dulu dengan pimpinan,"ujar Unggul ke perwakilan buruh.

Sedangkan Pansek PN Surabaya, Darno menyatakan permintaan data data jumlah Karyawan PT CVI bukanlah permintaan PN Surabaya, melainkan permintaan pihak pemohon eksekusi, dimana pihak pemohon berjanji akan memberikan talih asih kepada para buruh sebelum eksekusi ini dilaksanakan."data data itu untuk mengetahui pasti berapa jumlah buruhnya, karena masing masing buruh akan mendapatkan tali asih sebesar 1 juta rupiah dari pihak pemohon eksekusi,mengenai pesangon buruh itu tanggung jawab perusahaan."ucap Darno pada perwakilan buruh.

Dalam pertemuan itu, Unggul megatakan, proses eksekusi lahan PT Cinderlla ini sendiri semestinya sudah dilakukan sejak perkaranya incraht tahun 2009 lalu. Namun mengingat pihak Pengadilan masih memperhatikan nasib buruh di PT CVI, eksekusi ini tertunda sampai sekarang.

Hingga waktu 4 tahun ini, Unggul menganggap buruh hanya di jadikan tameng oleh pengusaha PT CVI."kenapa perusahaan tidak mau memberikan data data karyawannya, ini patut dipertanyakan, jangan sampai rekan rekan buruh ini dijadikan tameng dan sebagai alat adu domba saja oleh perusahaan,"kata Unggul seraya menjawab pertanyaan perwakilan buruh yang sebelumnya dijanjikan ada penyelesaian masalah karyawan tapi hingga demo ini belum ada penyelesaian.

Seperti diketahui, perkara ini bermula dari sengketa lahan antara PT Pandawa dengan PT CVI. Suparman selaku direktur PT Pandawa menggugat kepemilikan lahan di jalan Tanjung Sari No 71-73 yang diduduki PT CVI.

Mahkamah Agung mengabulkan kasasi Suparman, dan menyatakan letak lokasi lahan PT CVI bukan berada di tanah tersebut, melainkan berada di jalan Dupak Surabaya. (Komang)

KABARPROGRESIF.COM : Tim Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Senin (16/12/2013) melakukan penggeledahan di kantor Dirjen Bea dan Cukai Tanjung Perak Surabaya.

Penggeledahan dilakukan Kejati terkait dugaan korupsi proyek pembangunan gedung Kanwil Bea Cukai Jatim di tahun 2011 dan 2012. Fokus penggeledahan di ruangan Agus Kuncoro, pejabat pembuat komitmen (PPK) proyek.

Tim Kejati tiba di kantor Dirjen Bea Cukai Perak sekitar pukul 11.00 siang. Di sana, setelah berkoordinasi dengan pimpinan kantor bea cukai, tim langsung menuju ruang Agus Kuncoro di lantai dasar.

Kasidik Pidsus Kejati, Mohammad Rohmadi, mengatakan, penggeledahan dilakukan untuk memperkuat bukti-bukti yang sudah ada. “Kami lakukan penggeledahan dan penyitaan sebanyak 50 dokumen,” terangnya usai penggeledahan.

Kepala Kejati Jatim, Arminsyah membenarkan penggeledahan tersebut. fokus penggeledahan dilakukan di ruangan kerja Agus Kuncoro, pejabat bea cukai yang menjadi tersangka kasus ini.

Dijelaskan Arminsyah, pembangunan gedung Kanwil Bea dan Cukai Jatim diusut karena diduga menyimpang. “Pembangunannya belum selesai tapi dananya sudah cair 100 persen,” jelas Arminsyah saat dikonfirmasi  di gedung  Kejati, Senin (16/12/2013).

Sementara Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Febry Ardiansyah menambahkan, pembangunan gedung di Jalan Raya Juanda, Sidoarjo, itu dibangun dua tahap. Tahap pertama dibangun tahun 2011 dengan anggaran Rp 30 miliar dan selesai. Setahun berikutnya, 2012, pembangunan tahap kedua dilanjutkan dengan anggaran Rp 6,5 miliar.

“Nah pembangunan tahap kedua ini tidak selesai sampai waktu ditentukan, tapi dana tetap cair 100 persen langsung ke rekening kontraktor,” kata Febry diamini Kajati. Apakah ada tersangka lain selain Agus Kuncoro dan rekanan proyak, Direktur PT BintangTimur Nangdi Nanang N, Febry mengaku hingga saat ini tersangka masih dua orang.

Sementara itu, Kasubag Humas Kanwil Bea Cukai Jatim Teguh Yanuwiarso mengaku proses hukum yang dilakukan oleh pihak Kejati, termasuk soal penggeledahan yang terjadi di lembaganya. “Silakan saja mereka (tim pidsus Kejati, red) datang. Kan ada azaz praduga tak bersalah,” ujarnya. 

Sekadar diketahui, pembangunan gedung Kanwil Bea dan Cukai Jatim dengan anggaran dana dari APBN ini dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama pembangunan gedung lantai 1 dan 2 dengan anggaran biaya Rp 30 miliar dan selesai tahun 2011. lantai 2 dan 3 dilaksanakan pada pembangunan tahap kedua, yakni untuk lantai 3 dan 4 dengan biaya Rp 6,5 miliar. Nah, pada tahap kedua inilah pembangunan mangkrak. (Komang)

KABARPROGRESIF.COM : Pindahnya Kasipenkum Kejati Jatim, Mulyono ke Kejati Semarang diduga  bukan lantaran prestasi yang dijalaninya, melainkan diduga  sejumlah informasi buruk yang  telah masuk ke Kejagung RI terkait prilaku Mulyono yang diduga menjadi beking sejumlah kantor Dinas Propinsi Jatim dan sejumlah proyek di Jatim.

Menurut sumber internal Kejati Jatim, Mulyono sangat dikenal oleh petinggi dinas dinas di Propinsi Jatim, bahkan karena begitu dekatnya, Mulyono sering mengambil 'Japren atau Jatah preman' ke sejumlah kantor dinas,"habis semua kantor dinas di datanginya, sampai sampai kami di intel ini tidak bisa bergerak,"kata Jaksa yang bertugas di bagian intel Kejati Jatim.

Selain  'ngamen' ke sejumlah kantor kantor  dinas,   Mulyono juga menjadi beking sejumlah proyek dijatim, salah satunya proyek box culvert Tambak Sari yang ditangani Intel Kejari Surabaya.

Saat itu, Intel Kejari Surabaya memanggil Kepala Bidang (Kabid) Pematusan PU Bina Marga Pemkot Surabaya, Samsul Cahyadi untuk melakukan klarifikasi terkait tidak dilakukannya  rabat beton dan pemasangan terucuk bambu pada proyek box culvert di jalan Pacar Kembang Tambak Sari Surabaya. Namun, bukan Samsul Cahyadi  yang datang memenuhi panggilan intel, melainkan Mulyono yang menghubungi Sri Koentjoro Kasintel Kejari Surabaya.

Mulyono meminta ke Koentjoro, agar penyelidikan kasus box culvert ini dihentikan, sontak permintaan Mulyono mendapat tanggapan keras dari Koentjoro hingga terjadi adu kusir dan adu power.

Selain itu,  Mulyono juga diduga menjadi beking di Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jatim. Tahun 2011, Penyidik intel Kejati sedang mendalami dugaan korupsi di Kantor Metreologi Malang terkait, perijinan timbangan PT Holcim Tongas Probolinggo.  Namun ketika akan di lakukan penyidikan, tiba tiba sprindiknya hilang, sehingga kasus inipun raib begitu saja.

Mulyono diduga telah memasang seseorang di bagian intel untuk melenyapkan sprindik itu."Setau saya sprindik penyidikannya sudah turun, tapi ada yang mengambilnya,"kata sumber yang bertugas dibagian intel, senin (16/12/2013). (Komang)


KABARPROGRESIF.COM : Penyelidikan dugaan korupsi penyimpangan proyek pembangunan box culvert senilai Rp 2 miliar di kawasan Tambak Sari Surabaya yang dilakukan Intel Kejaksaan Negeri Surabaya bakal mengalami kendala. Pasalnya, meski telah  beberapa kali melakukan  pemanggilan secara lisan terhadap Kepala Bidang (Kabid)Pematusan PU Bina Marga  Pemkot Surabaya, Samsul Cahyadi, Namun panggilan intel tak pernah di anggap oleh samsul.

Menurut Sumber Internal dilingkungan Intel Kejari Surabaya, Pemanggilan terhadap Kabid Pematusan PU Bina Marga dilakukan hanya  untuk meminta klarifikasi terkait tidak  dilakukannya rabatan beton dan terucuk bambu pada proyek pembangunan  box culvert yang menelan anggaran Rp 2 miliar."Sudah kita panggil beberapa kali, tapi tidak datang,"ungkap salah seorang Jaksa Intel, Senin (16/12/2013).

Menurut sumber, akibat tidak dilakukan rabatan beton dan pemasangan terucuk bambu pada pembangunan box culvert ini, diasumsikan mengalami kerugian Rp 600 juta."Asumsi kerugiannya 30 persen dari nilai proyek Rp 2 miliar,"ujar sumber.

Yang mengejutkan,kata sumber internal intel,  begitu Kejari Surabaya menyentuh Samsul Cahyadi, tiba tiba, Kasipenkum Kejati Jatim, Mulyono menghubungi Kasintel Kejari Surabaya, Sri Koentjoro dengan maksud meminta intel Kejari Surabaya menghentikan Penyelidikan kasus ini.

Intervensi itupun, sontak membuat Koentjoro 'naik darah' hingga terjadi debat kusir yang mengarah ke adu power. "Jelas Pak Kasintel Marah, inikan masih proses penyelidikan, kok ujug ujug minta dihentikan, Pak Kasintel pun menanyakn kapasitas Pak Mul sebagai apa dalam masalah ini,"ungkap sumber yang mewanti wanti agar namanya tidak dipublikasikan. (Komang


KABARPROGRESIF.COM : Penyelidikan kasus dugaan penyimpangan proyek box culvert Tambaksari yang dilakukan Intel Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya mengakibatkan Korps Adhyaksa 'gegeran'.

Dari informasi  sumber terpercaya dilingkungan Kejati Jatim dan Kejari Surabaya, Kasipenkum Kejati Jatim, Mulyono berusaha untuk menjadi Pahlawan Kesiangan dengan maksud ingin menghentikan penyelidikan yang dilakukan intel Kejari Surabaya. Bahkan dalam kasus ini, Kasipenkum berdebat kusir dan saling adu power dengan Kasintel Kejari Surabaya, Sri Koentjoro. "Pak Mul menghubungi Pak Koen minta agar kasus ini tidak dijalankan,"ungkap sumber internal Adhyaksa.

Dalam perdebatan itu, Sri Koentjoro menegur Mulyono dengan menanyakan kapasitasnya,"waktu itu Pak Koen menanyakan kapasitas Pak Mul sebagai apa kok ujug- ujug minta menghentikan penyelidikan kasus ini,"ujar sumber sembari menirukan bahasa Sri Koentjoro saat berdebar melalui Ponsel dengan Mulyono beberapa waktu lalu.

Perlu diketahui, pemicu gegeran ini berawal dari penyelidikan yang dilakukan intel Kejari Surabaya yang dipimpin Sri Koentjoro terkait dugaan penyimpangan pembangunan Box Culvert dikawasan jalan Pacar Kembang Kecamatan Tambak Sari Surabaya yang menelan uang negara sebesar Rp 2 miliar.

Dari informasi yang dihimpun, kerugian pembangunan Box Culvert ini mencapai 30 persen dari nilai kontrak, yakni tidak adanya rabatan beton dan terucuk bambu, sebelum box culvert itu di pasang. Bahkan Untuk mengelabuhi penyimpangan itu, pengerjaan proyek dilakukan malam hari dengan dalih menghindari kemacetan.

Nah, begitu penyelidikan mengarah ke  Kepala Bidang (Kabid)Pematusan PU Bina Marga  Pemkot Surabaya, Samsul Cahyadi, tiba tiba muncullah Kasipenkum Kejati Jatim, Mulyono yang melakukan intervensi ke Kejari Surabaya agar menghentikan kasus ini. (Komang).






Minggu, 15 Desember 2013

KABARPROGRESIF,COM  : Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) dan anak jalanan (Anjal) di Kota Surabaya tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka ternyata memiliki bakat dan kemampuan seni luar biasa yang mungkin bahkan melebihi anak-anak sebaya yang jauh lebih beruntung kehidupannya.

Bakat dan kemampuan istimewa ABK dan Anjal dalam menghasilkan karya seni tersebut bisa dilihat pada pameran lukisan anak berkebutuhan khusus UPTD Kalijudan dan anak jalanan UPTD Kampung Anak Negeri di Gedung Balai Budaya Surabaya, Jumat (13/12) malam. Orang yang tidak tahu mungkin tidak menyangka bahwa beberapa lukisan yang dipamerkan seperti lukisan walikota Surabaya, Jembatan Suramadu, Taman Pelangi, bunga, topeng, dan juga lukisan Jenderal Soedirman tersebut adalah karya ABK dan Anjal. Maklum, lukisan-lukisan tersebut memang luar biasa bagus dengan tema orisinil, paduan warna unik serta pesan sunyi yang terselip dalam lukisan tersebut.

Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT ketika membuka pameran lukisan tersebut tidak henti memberikan motivasi dan pujian bagi anak-anak hebat itu. Padahal, awalnya, walikota bersama Dinas Sosial selaku leading sector,s empat kebingungan dengan masa depan anak-anak tersebut. Sebab, awalnya mereka adalah anak-anak yang nakal dan semaunya sendiri. Namun, kini, mereka sudah jadi anak-anak yang sopan, manis. Bahkan, setelah dikenalkan dengan seni lukis, mereka sangat senang dan termotivasi. “Mereka juga memiliki komitmen untuk berhasil. Ada yang sudah meraih penghargaan dan ikut lomba ke luar negeri. Dan mereka tetap menjadi anak yang manis dan sopan. Saya sungguh bangga anak-anak menghasilkan karya yang luar biasa,” tegas Walikota Risma.

Bahkan, Walikota Risma menyebut beberapa anak ABK dan Anjal tersebut kini sudah bisa memiliki tabungan sendiri. Saldo tabungan mereka terisi setelah bisa menjual lukisan. Salah satunya Neneng yang baru saja memamerkan karya lukisannya di Kemang, Jakarta. “Karya anak-anak ini luar biasa dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Inilah kekuasaan Tuhan. Setiap orang diberi kelebihan dan kekurangan. Mudah-mudahan, melalui karya-karyanya, anak-anak ini bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak lainnya di Surabaya untuk terus majud an berkarya,” ujar walikota.

Sebelumnya, anak-anak dengan bakat hebat ini sudah bisa menjual 3 lukisan. Malahan, Walikota Risma menyebut dirinya mendapatkan pesanan 100 lukisan anak-anak ini dari salah satu konglomerat di Indonesia. “Konglomerat ini bilang ke saya mau pesan 100 lukisan, tetapi kita tentu tidak bisa memaksa mereka,” sambung walikota.

Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser yang ikut mendampingi walikota mengaku terkesan dengan lukisan yang dipamerkan tersebut. “Lukisannya bagus dan ada pesan yang tersirat. Saya terkesan dan juga terharu,” ungkapnya.

Selama meninjau pameran lukisan, walikota Risma terlihat akrab dan hafal satu per satu nama-nama anak-anak berkebutuhan khusus dan anak jalanan tersebut. Diantaranya Rizki, Babil, Neneng. Wajah mereka tampak ceria dan sesekali memeluk walikota.

Sementara Asri Nugroho yang ikut membimbing anak-anak tersebut dalam melukis, meyakin bahwa kelak, ada dari mereka yang akan tampil sebagai pelukis profesional. “Mudah-mudahan sampai pada tingkatan profesional. Potensi mereka kalau dikembangkan akan luar biasa, mudah-mudahan,” ujar Asri.(/arf*)

KABARPROGRESIF ; Kepedulian sekolah-sekolah di Kota Surabaya dalam pengelolaan lingkungan melalui program Eco School 2013, mendapatkan apresiasi dari Pemerintah (Pemkot) Kota Surabaya. Pemkot Surabaya bersama para aktivis lingkungan yang tergabung dalam Tunas Hijau, memberikan penghargaan kepada sekolah-sekolah yang dinilai paling berprestasi dalam program Eco School. Pemberian penghargaan bertajuk “awarding Surabaya eco school 2013” tersebut digelar di Graha Sawunggaling kantor Pemkot Surabaya, Sabtu (14/12).

Sekitar 500 siswa-siswi serta puluhan kepala sekolah dan guru dari sekolah di Surabaya mulai tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) hadir di acara ini. Beberapa sekolah menunjukkan kreasi yel-yel dan jingle lingkungan. Diantaranya SMKN 12 Surabaya, dan SDN 4 Bubutan.

Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT ketika menyampaikan sambutan, mengucapkan terima kasih kepada para kepala sekolah, guru dan siswa-siswi. Menurut Walikota Risma, kegiatan eco school ini bukan hanya soal meraih penghargaan, tetapi yang penting mereka telah memberi sumbangsih luar biasa terhadap perawatan lingkungan, tidak hanya di Surabaya tetapi juga untuk bumi.“Saya ucapkan terima kasih karena dampaknya luar biasa. Surabaya bisa meraih penghargaan taman terbaik se-Asia Pasifik juga penghargaan Adipura Kencana merupakan dampak dari kegiatan seperti ini,” tegas Walikota Risma.

Walikota perempuan pertama di Kota Surabaya ini menegaskan, program eco school telah memberikan manfaat nyata bagi Kota Surabaya. Upaya Pemkot dan Tunas Hijau mengajak kepala sekolah. Guru dan siswa-siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, utamanya dari sampah plastic, telah terlihat hasilnya.

“Sejak itu, sampah yang masuk ke TPA Benowo, utamanya sampah plastik terus berkurang. Saya bangga kepada kepala sekolah, guru dan anak-anakku semua yang telah peduli pada lingkungan dengan melakukan upaya-upaya yang dilakukan,” sambung walikota.

Mantan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya ini mengatakan, hal yang paling sulit dilakukan dalam menjaga lingkungan Kota Surabaya adalah masiha danya perilaku warga yang cuek dan tidak mau tahu. Perilaku seperti itu bisa jelas terlihat di lingkungan yang warganya gemar membuang sampah sembarangan. “Yang paling sulit itu mengubah perilaku. Itu hanya bisa diubah sejak kecil, sejak di lingkungan sekolah seperti kalian semua. Melalui kalian, bisa menularkan ke teman, ke keluarga. Bayangkan, jika ada 500 kepala keluarga di Surabaya yang memahami pengelolaan lingkungan, Surabaya akan bersih. Mari kita mulai dari Surabaya untuk dunia,” jelas walikota.

Beberapa sekolah yang mendapatkan penghargaan Eco School 2013 yakni untuk kategori SD diraih SDN Bubutan IV, untuk kategori SMP diraih SMPN 11 Surabaya dan untuk SMA atau sederajat diraih SMAK St.Louis I Surabaya.

Pemkot dan Tunas Hijau juga memberikan penghargaan untuk kategori taman sekolah terbaik (the best school park) yang diraih SDN Bubutan IV (SD), SMPN 23 Surabaya (SMP) dan SMAN 12 Surabaya (SMA), kategori toilet sekolah terbaik (the best toilet) diraih SDK Don Bosco, SMPN 4 Surabaya dan SMK Farmasi serta untuk kategori kantin terbaik diraih SDN Kaliasin I, dan SMPN 11 Surabaya.“Penilaian mulai dilakukan sejak pembinaan pertama, mulai workshop, serta progress yang diharapkan,” ujar Satuman dari Tunas Hijau.

Dijelaskan Satuman, sebelum terlibat dalam kegiatan eco school ini, pihak sekolah terlebih dulu mengikuti workshop seperti mencari kader lingkungan sekolah, membuat satu tim lingkungan dan memberikan pengarahan pengelolaan sampah. Untuk workshop pertama diikuti 1205 sekolah dengan melibatkan total 1864 siswa dan guru yang menjadi peserta. Mereka serempak melakukan penanaman pohon, membuat beberapa lubang resapan biopori di area sekolah serta tidak membuang sampah organic dan sampah plastic di sekolah..

Selama kegiatan yang juga didukung PJB, PGN dan PT Telkom ini berlangsung, sebanyak 3599 kilogram sampah kertas bisa didaur ulang, juga 1522 kilogram sampah plastic, serta 17.336 kilogram sampah organic bisa didaur ulang. “Di tahun ketiga pelaksanaan eco scholl ini, ssemakin banyak sekolah yang terlibat dan telah melakukan aksi nyata. Semakin banyak sekolah yang siswanya membawa makanan dan minuman dari rumah sehingga tidak membuang sampah plastic di sekolah,” jelas Satuman.

Mendampingi walikota, hadir pula Kepala DKP Kota Surabaya, Chalid Buchari, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi serta Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser.(*/arf)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive