Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Rabu, 19 Maret 2014

Pemkot Siapkan UKM dan IKM Tembus Pasar Modern



KABARPROGRRESIF.COM : Pemerintah Kota Surabaya sangat serius mempersiapkan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM). Buktinya, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Rabu (19/3), di Gedung Graha Widya Bhakti STIESIA menggelar temu usaha UKM dan IKM dengan para pengelola took modern yang ada di Surabaya.

Langkah ini merupakan awal dari janji Wali Kota Surabaya untuk mengangkat kesejahteraan UKM dan IKM Surabaya. Dengan mempersiapkan produk UKM dan IKM mampu bersaing masuk di toko modern. Kegiatan ini merupakan gelombang pertama dengan melibatkan 40 UKM dan IKM yang sudah siap bersaing di pasar modern.

Menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Widodo Suryantoro mengatakan UKM dan IKM yang sudah menjadi binaan Pemkot dan Pahlawan Ekonomi dan sudah mengantong ijin usaha. Seperti SIUP, PIRT, Sertifikasi halal dan lainnya siap bersaing memasuki pasar modern. “Kita sudah menggandeng tiga pengelola took modern yang mau menjadi tempat pemasaran produk UKM dan IKM Surabaya. Yakni Carrefour, Alfamart, dan Sakinah,” ujarnya.

Dalam kegiatan ini, UKM dan IKM akanm diberi materi mengenai subtansi bisnis dari ketiga pengelola took modern. Supaya mereka dapat pencerahan bagaimana bisa melakukan produksi dalam jumlah besar dalam kurun waktu yang ditentukan. Serta selalu mempertahankan kualitas produk mereka dan bagaimana membuat kemasa produk yang menarik pembeli. Nantinya, mereka bisa mengetahui apa yang harus disiapkan sebelum produk mereka masuk toko modern.

“Walaupun, kita juga sudah pernah memberikan pelatihan dan sosialisasi tentang mulai dari peningkatan kualitas produk hingga kemasan. Namun, mereka kan selama ini belum mendengat langsung dari pengelola took moder sendiri. Maka itu, melalui kegiatan ini kita beri kesempatan kepada mereka untuk mendengar informasi langsung dari pengelola toko modern,” terangnya.

Widodo menambahkan memang selama ini masih belum ada produk UKM dan IKM yang masuk di toko modern. Sebab, mereka punya standar kualitas sendiri. Nah, melalui kegiatan inilah nantinya bisa mampu menjadi referensi UKM dan IKM supaya produk mereka bisa masuk. Serta mampu memenuhi kebutuhan yang ditargetkan pengelola toko modern.

Widodo juga menyinggung mengenai proses Ijin Usaha Toko Modern (IUTM). Untuk mendapatkan IUTM, pengelola toko modern harus peduli terhadap toko-toko kecil di sekitar gerai mereka dan harus mampu memasarkan produk UKM dan IKM di gerainya. Hal ini menjadi syarat mutlak yang harus dilakukan pengelola toko modern di Surabaya. Supaya toko modern tidak mematikan toko-toko kecil disekitar gerai mereka.

“Jadi, kita belum memberikan IUTM kepada pengelola toko modern. Kita ingin tahu dulu sejauh mana kepedulian mereka terhadap program ekonomoi kerakyatan yang dilakukan Pemkot Surabaya. Apabila, mereka sudah melakukan hal tersebut, maka ijin tersebut pasti akan kita berikan. Kita mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 70 tahun 2013 yang mengatur tentang 70 persen produk yang dijual toko modern harus produk lokal,” jelasnya.

IUTM menjadi sesuatu yang berharga bagi pengelola toko modern, lanjut Widodo, apabila mereka tidak segera memnuhi apa yang telah kita tentukan tentunya akan merugikan mereka sendiri. Selama ini mereka hanya memiliki ijin SIUP dan TDP.

“Saya tidak gegabah mengeliuarkan ijn IUTM. Kurang lebih toko modern 400 an yang ada di Surabaya. Untuk mendapatkan IUTM mereka juga harus melakukan kajian sosial ekonomi dan ijin prinsip. Kita mencoba untuk tidak jor-joran memberikan ijin, kita coba kendalikan dengan kepedulian mereka terhadap usaha kecil,” tukasnya. (*/arf)

Pengusaha Italia Tertarik Kerjasama dengan Surabaya




KABARPROGRESIF.COM : Reputasi Kota Surabaya tampaknya mampu menarik perhatian negara-negara besar. Setelah Duta Besar (dubes) Prancis dan atase kedubes Belanda mengunjungi Surabaya pada 12 Maret lalu, kini giliran Dubes Italia untuk Indonesia Federico Failla yang datang menemui Walikota Tri Rismaharini. Dalam lawatannya pada Selasa (18/3) di balai kota, dia membawa serta delapan perwakilan pengusaha asal Negeri Pizza.

Momen tersebut dimanfaatkan kedua pihak untuk penjajagan kemungkinan dilakukannya kerjasama. Failla mengatakan, hal yang mendasari kedatangannya kali ini adalah lantaran pihaknya menilai Surabaya sebagai pasar yang penting bagi Italia. Kota Pahlawan dipandang sebagai kota dengan pertumbuhan paling signifikan di Indonesia. “Karena itulah kami datang ke sini. Kami tertarik kerjasama di sektor otomotif/transportasi, makanan, sepatu, hingga pengelolaan sampah,” katanya.

Samuele Porsia, Direktur Italian Trade Agency, menuturkan, industri manufaktur Italia merupakan yang terbesar kedua di eropa setelah Jerman, sedangkan di dunia menduduki posisi kelima. Negara yang beribu kota di Roma tersebut juga diklaim penghasil sepatu kualitas terbaik sejagad.

Lino Paravano, pengusaha Italia yang sudah menanamkan modalnya di Jawa Timur, menambahkan bahwa dalam kurun 15 tahun terakhir, bidang manufaktur Italia tumbuh paling signifikan di antara negara-negara Eropa lainnya. “Dalam kesempatan ini, saya berharap tercipta momen kerjasama yang melibatkan perusahaan-perusahaan Italia. Tidak perlu diragukan lagi, karena perusahaan Italia mempunyai reputasi yang bagus dan terpercaya,” ujar pria yang fasih berbahasa Indonesia ini.

Menanggapi hal itu, Walikota Tri Rismaharini menyatakan pihaknya menyambut baik inisiatif Dubes Italia yang sudah memfasilitasi para pengusaha tersebut. Namun demikian, tentu tidak semua tawaran kerjasama tersebut bisa terlaksana. Realisasi kerjasama akan disesuaikan dengan kebutuhan kota.

Dikatakan Risma, saat ini Surabaya tengah fokus rencana pembangunan angkutan massal cepat (AMC). Sebagai kota jasa dan perdagangan, aktivitas ekonomi di Surabaya sudah kian padat. Sehingga tak jarang kota metropolis menjadi jujugan untuk menggelar pertemuan bisnis. “Tapi sayangnya, kami masih belum punya sarana rekreasi keluarga berupa taman hiburan. Itu juga merupakan salah satu kebutuhan kami saat ini,” kata mantan Kepala Bappeko ini.

Sedangkan di bidang lingkungan, Surabaya sudah menjalin kerjasama dengan Kitakyushu, Jepang. Sehingga yang paling memungkinkan saat ini adalah kerjasama di bidang lain seperti pelatihan manufaktur maupun bidang transportasi

Sementara Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya, Ifron Hady Susanto menyatakan, rentetan kunjungan dari dubes-dubes negara besar ini tak lepas dari prestasi Surabaya yang mulai dikenal di kancah dunia. Kerjasama Green Sistercity dengan Kitakyushu yang terbilang sukses juga turut mengundang rasa penasaran negara sahabat untuk datang menawarkan kerjasama serupa.

Soal kerjasama sister city dengan salah satu kota di Italia, Ifron menjelaskan hingga kini masih belum ada inisiatif ke arah sana. “Sejauh ini hanya sebatas penjajagan kerjasama. Seperti dalam waktu dekat, ada kemungkinan pengusaha Italia ikut ambil bagian dalam Surabaya Great Expo (SGE), event rutin yang digelar tahunan. Serta, ada pula tawaran dari pak Dubes Italia yang mengusulkan pengembangan kapasitas pegawai pemkot berupa pelatihan di Italia,” pungkasnya. (*/arf)

Pemkab Buleleng Belajar Pengelolaan Lingkungan ke Surabaya

KABARPROGRESIF.COM : Kota Surabaya kini menjadi jujugan belajar bagi banyak kepala daerah di Indonesia, terutama dalam hal penataan kota dan pengelolaan lingkungan. Ini tidak lepas dari keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam mempercantik kota dan mengelola sampah yang berbuah banyak penghargaan. Bahkan, ketika deklarasi Indonesia Bebas Sampah pada 2020 di Surabaya pada 25 Februari lalu, Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Balthasar Kambuaya memuji Surabaya sebagai role model bagi kota-kota di Indonesia dalam hal pengelolaan sampah.

Pada Selasa (18/3) kemarin, giliran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Provinsi Bali, berkunjung ke Balai Kota Surabaya. Rombongan yang dipimpin Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana bersama Dinas Kebersihan Buleleng dan para camat, diterima langsung oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini bersama Asisten II Sekkota, M.Taswin, Kepala Dinas kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya, Chalid Buchari, Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya, Sigit Sugiharso, juga Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit tersebut, Bupati Buleleng dan juga pejabat Pemkab Buleleng, banyak bertanya seputar kiat sukses Pemkot Surabaya dalam mengelola sampah, membuat taman kota, mendapatkan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, serta menggerakkan warga agar ikut berpartisipasi dalam lingkungan.

“Setahu kami, Pemkot Surabaya bisa mendapatkan beberapa CSR dari perusahaan. Apa yang harus dilakukan agar perusahaan mau memberikan CSR nya,” anya Putu Agus.

Walikota Risma lantas menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya tidak pernah meminta CSR ke perusahaan-perusahaan. Yang terjadi, banyak perusahaan yang malah menawarkan CSR nya kepada Pemkot Surabaya. Walikota mencontohkan, yang terbaru adalah kepedulian dari Bank BNI yang memberikan CSR untuk pembangunan Taman Keputih. “Kalau mereka nawari yah kami ambil. Tetapi kami tidak mau CSR dalam bentuk uang. Kami maunya dalam bentuk barang,” jelas walikota.

 Perihal banyaknya taman-taman kota yang dibangun Pemkot Surabaya, Putu Agus mengatakan bahwa dibangunnya taman di berbagai kawasan itu memungkinkan karena Surabaya memiliki lahan yang luas, tetapi bagaimana dengan Buleleng yang tidak memiliki lahan seluas Surabaya. 

Walikota Risma lantas menjelaskan bahwa pembangunan taman-taman kota bukan hanya terkait luas lahan, tetapi bagaimana menyulap lahan menjadi taman. Mantan Kepa;a Bappeko Surabaya ini mengatakan, beberapa taman kota di Surabaya dibangun di atas lahan yang dulunya merupakan pom bensin, sawah atau juga lapangan sempit.

“Ada juga bekas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang kini jadi Taman Keputih, juga tambak yang kini menjadi Taman Bulak. Kami juga mempercantik kawasan bantaran sungai yang dulunya kumuh dan ditempai PKL, kini menjadi tamna-taman seperti di Keputran,” jelas walikota Risma.

Bupati Buleleng juga menanyakan tentang bagaimana caranya agar warga juga ikut serta dalam pengelolaan lingkungan. Mendapat pertanyaan ini, walikota mengatakan, yang terpenting dalam mengajak warga adalah keteladanan dari pemimpinnya. Walikota mencontohkan, setiap Jumat pagi, dirinya ikut bekerja bakti bersama warga dari kampung ke kampung atau juga membersihkan sungai. “Keunggulan Surabaya itu ada pada partisipasi warga nya yang luar biasa. Saya juga turun langsung untuk ikut bersih-bersih,” sambung walikota terbaik di dunia versi City Mayor Foundation ini.

Setelah pertemuan di Balai Kota, Bupati Buleleng beserta rombongan lantas melakukan kunjungan lapangan dengan meninjau keberadaan bank sampah, Instalansi Pengolahan Air Minum (IPAL) dan juga urban farming.(*/arf)

Disumpah Jabatan, 560 PNS Surabaya Diimbau Disiplin dan Profesional

KABARPROGRESIF.COM : Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya diingatkan untuk menjalankan tugas secara profesional sesuai dengan sumpah jabatan ketika mereka dilantik menjadi PNS. Implementasi dari profesionalitas PNS tersebut diantaranya dengan bekerja disiplin dan taat aturan.

Imbauan tersebut disampaikan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ketika pengambilan sumpah/janji PNS 2014 di lingkungan Pemkot Surabaya yang digelar di Graha Sawunggaling, lantai 6 kantor Pemkot Surabaya, Selasa (18/3) pagi.

Total ada 560 PNS di lingkungan Pemkot Surabaya yang diambil sumpahnya. Perinciannya, berdasarkan golongan, untuk golongan IV sebanyak 58 orang, golongan III sebanyak 154 orang, golongan II sebanyak 304 orang dan golongan I sebanyak 44 orang. Sementara berdasarkan jabatan, untuk jabatan fungsional terdirid ari guru sebanyak 231 orang dan tenaga medis sebanyak 13 orang. Sedangkan untuk non fungsional sebanyak 316 orang.

Menurut walikota, selama ini muncul kesan bahwa tidak sedikit PNS di negeri ini yang kurang profesional. Namun, stigma tersebut tidak berlaku di Pemkot Surabaya. Walikota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini mengatakan, pihak Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sudah mengakui hal itu.

“Makanya itu, buktikan bahwa kalian memang PNS yang profesional. Tidak bisa jadi PNS terus kerja enak-enakan. Kalau ingat datang pagi kalau ndak yah agak siang, tidak bisa begitu. Jadilah PNS yang baik dan melayani warga. Ingat, sumpah yang kalian ini tidak hanya disaksikan semua yang hadir di sini. Tetapi juga disaksikan Tuhan,” tegas Walikota Risma.

Walikota berharap, di tahun 2014 ini, tidak ada PNS di lingkungan Pemkot Surabaya yang diberhentikan karena bermasalah. Selama 2013, masih ada PNS yang diberhentikan. Penyebabnya, selain karena faktor disiplin juga karena faktor lainnya. “Kalau faktor disiplin tidak banyak, yang banyak itu kayak penyalahgunaan kewenangan keuangan. Atau juga nikah (dua kali) tanpa ijin,” sambung Walikota Risma.

Padahal, sambung walikota, ada banyak warga yang menginginkan menjadi PNS. Faktanya, ketika pelaksanaan tes CPNS beberapa bulan lalu, ada sekitar 10 ribu yang mendaftar. Tetapi yang diterima sekitar 400 orang saja. Karena itu, walikota berharap, PNS di Pemkot Surabaya terus berupaya untuk melayani masyarakat dengan maksimal. PNS di Pemkot Surabaya diharap tidak cepat puas meskipun, Kota Surabaya sudah mendapatkan 52 penghargaan tingkat nasional dan internasional dalam kurun tiga tahun terakhir. Walikota mencontohkan, PNS yang belum bisa menguasai bahasa asing, bisa meluangkan waktu untuk belajar di Rumah Bahasa yang berada di bangunan Balai Budaya.

“Kalau sudah terima penghargaan, jangan berhenti. Jangan cepat puas, teruslah belajar dan mengembangkan potensi supaya kita menjadi bangsa pemenang, bukan bangsa kalah. Ingat, di atas langit masih ada langit,” sambung walikota.

Sementara Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi menambahkan, untuk bisa menjadi PNS yang profesional, PNS harus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Santi juga menyebut Pemkot Surabaya tidak akan mentolelir PNS yang bermasalah. “Untuk PNS yang bermasalah, penindakannya ada prosesnya. Kalau ada kesalahan bisa ditindak atasan atau dilimpahkan,” ujar Mia Santi.(*/arf)

Selasa, 18 Maret 2014

Kelurahan Jambangan Nominasi Lomba PHBS Tingkat Nasional



KABAR PROGRESIF.COM : Kota Surabaya kembali berpeluang meraih penghargaan tingkat nasional. Kali ini dalam aspek perilaku hidup bersih dan sehat yang ditunjukkan oleh warga Surabaya, dalam hal ini diwakili warga Kelurahan Jambangan di Kecamatan Jambangan. Ya, Kelurahan Jambangan mewakili Propinsi Jawa Timur dalam lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tingkat nasional tahun 2014. Pada Senin (17/3) kemarin, tim juri lomba PHBS tingkat nasional datang langsung ke Kelurahan Jambangan untuk melakukan penilaian.

Rombongan tim juri yang berasal dari Kementrian Kesehatan, PKK pusat, BKKBN pusat, diterima oleh Asisten IV Sekkota (bidang Kesra), Eko Hariyanto bersama Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) Kota Surabaya, Nanis Chairani, serta tim pembina PHBS Tingkat Propinsi Jawa Timur.

Asisten IV Sekkota, Eko Hariyanto yang mewakili Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam sambutannya menyampaikan tentang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih terbilang tinggi, juga penyakit infeksi menular maupun tidak menular. Menurutnya, kondisi tersebut dapat diminimalkan apabila masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat, khususnya di tingkat rumah tangga. Ini karena rumah tangga dan keluarga merupakan aset pembangunan masa depan yang perlu dijaga dan ditingkatkan kesehatannya.

“Hidup sehat menjadi kebutuhan setiap manusia. Sehat juga jadi syarat meraih kebahagiaan. Tapi pada kenyataannya, membudayakan PHBS tidak mudah. Melalui terpilihnya Kelurahan Jambangan dalam lomba PHBS Tingkat Nasional Tahun 2014, diharapkan memberi semangat warga Surabaya, khususnya warga Jambangan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan, sekaligus menjadikan PHBS sebagai perilaku sehari-hari,” tegas Eko Hariyanto.

Mantan Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya ini menyampaikan, untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat, sejak tahun 2010 Pemerintah Kota Surabaya telah rutin melakukan pengkajian PHBS rumah tangga yang melibatkan kader kelurahan siaga kelompok kerja (Pokja) PHBS. Dan dalam upaya percepatan capaian rumah tangga sehat, diperlukan adanya kerjasama dengan tim penggerak PKK serta kadernya melalui pembinaan.

“Saya ucapkan selamat bertugas kepada tim juri semoga seluruh program yang telah diagendakan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar,” ujar Eko.

Sementara Kepala Bapemas KB Kota Surabaya, Nanis Chairani mengatakan, Kelurahan Jambangan terpilih setelah menjadi yang terbaik dalam penilaian tingkat kota, dan berlanjut di tingkat provinsi. “Penilaiannya dilakukan dari bawah dan kelurahan Jambangan dianggap bagus,” ujar Nanis.

Menurut Nanis, ada 10 indikator yang membuat Kelurahan Jambangan layak menjadi nominasi dalam PHBS tingkat nasional. Kesepuluh indikator tersebut diantaranya adanya gerakan ASI ekslusif warga, tidak merokok di rumah/lingkungan, jamban sehat, bebas jentik nyamuk, keberadaan Posyandu, dan juga mengkonsumsi sayur-sayuran. Dikatakan Nanis, pihaknya juah-jauh hari sudah berupaya membiasakan warga di sana untuk hidup bersih dans ehat melalui serangkaian sosialisasi di sekolah maupun di kelurahan.

“Para juri yang berasal dari Kemenkes, PKK pusat dan BKKBN pusat ini datang ke sini untuk mengecek langsung 10 indikator tersebut di kelurahan Jambangan. Beliau-beliau tadi mengecek ke sekolah, Posyandu, termasuk Instalansi Pengolahan Air Minum (IPAL),” sambung Nanis.

Mantan Kabag Humas Pemkot Surabaya ini menambahkan, Surabaya akan bersaing dengan enam kabupaten/kota se-Indonesia. Diantaranya Kota Malang, Denpasar dan Palembang. Nanis mengaku gembira karena respon yang ditunjukkan para juri sangat bagus.

“Warga jelsa berharap ingin juara. Mereka punya slogan Jawara (Jambangan dadi Juara). Tetapi yang paling penting adalah bagaimana membiasakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat,” sambung Nanis.(*/arf)

Kelurahan Jambangan Nominasi Lomba PHBS Tingkat Nasional

 
KABARPROGRESIF.COM : Kota Surabaya kembali berpeluang meraih penghargaan tingkat nasional. Kali ini dalam aspek perilaku hidup bersih dan sehat yang ditunjukkan oleh warga Surabaya, dalam hal ini diwakili warga Kelurahan Jambangan di Kecamatan Jambangan. Ya, Kelurahan Jambangan mewakili Propinsi Jawa Timur dalam lomba Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tingkat nasional tahun 2014. Pada Senin (17/3) kemarin, tim juri lomba PHBS tingkat nasional datang langsung ke Kelurahan Jambangan untuk melakukan penilaian.


Rombongan tim juri yang berasal dari Kementrian Kesehatan, PKK pusat, BKKBN pusat, diterima oleh Asisten IV Sekkota (bidang Kesra), Eko Hariyanto bersama Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) Kota Surabaya, Nanis Chairani, serta tim pembina PHBS Tingkat Propinsi Jawa Timur.

Asisten IV Sekkota, Eko Hariyanto yang mewakili Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, dalam sambutannya menyampaikan tentang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih terbilang tinggi, juga penyakit infeksi menular maupun tidak menular. Menurutnya, kondisi tersebut dapat diminimalkan apabila masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat, khususnya di tingkat rumah tangga. Ini karena rumah tangga dan keluarga merupakan aset pembangunan masa depan yang perlu dijaga dan ditingkatkan kesehatannya.

“Hidup sehat menjadi kebutuhan setiap manusia. Sehat juga jadi syarat meraih kebahagiaan. Tapi pada kenyataannya, membudayakan PHBS tidak mudah. Melalui terpilihnya Kelurahan Jambangan dalam lomba PHBS Tingkat Nasional Tahun 2014, diharapkan memberi semangat warga Surabaya, khususnya warga Jambangan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan kesehatan, sekaligus menjadikan PHBS sebagai perilaku sehari-hari,” tegas Eko Hariyanto.

Mantan Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya ini menyampaikan, untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat, sejak tahun 2010 Pemerintah Kota Surabaya telah rutin melakukan pengkajian PHBS rumah tangga yang melibatkan kader kelurahan siaga kelompok kerja (Pokja) PHBS. Dan dalam upaya percepatan capaian rumah tangga sehat, diperlukan adanya kerjasama dengan tim penggerak PKK serta kadernya melalui pembinaan.

“Saya ucapkan selamat bertugas kepada tim juri semoga seluruh program yang telah diagendakan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar,” ujar Eko.

Sementara Kepala Bapemas KB Kota Surabaya, Nanis Chairani mengatakan, Kelurahan Jambangan terpilih setelah menjadi yang terbaik dalam penilaian tingkat kota, dan berlanjut di tingkat provinsi. “Penilaiannya dilakukan dari bawah dan kelurahan Jambangan dianggap bagus,” ujar Nanis.

Menurut Nanis, ada 10 indikator yang membuat Kelurahan Jambangan layak menjadi nominasi dalam PHBS tingkat nasional. Kesepuluh indikator tersebut diantaranya adanya gerakan ASI ekslusif warga, tidak merokok di rumah/lingkungan, jamban sehat, bebas jentik nyamuk, keberadaan Posyandu, dan juga mengkonsumsi sayur-sayuran. Dikatakan Nanis, pihaknya juah-jauh hari sudah berupaya membiasakan warga di sana untuk hidup bersih dans ehat melalui serangkaian sosialisasi di sekolah maupun di kelurahan.

“Para juri yang berasal dari Kemenkes, PKK pusat dan BKKBN pusat ini datang ke sini untuk mengecek langsung 10 indikator tersebut di kelurahan Jambangan. Beliau-beliau tadi mengecek ke sekolah, Posyandu, termasuk Instalansi Pengolahan Air Minum (IPAL),” sambung Nanis.

Mantan Kabag Humas Pemkot Surabaya ini menambahkan, Surabaya akan bersaing dengan enam kabupaten/kota se-Indonesia. Diantaranya Kota Malang, Denpasar dan Palembang. Nanis mengaku gembira karena respon yang ditunjukkan para juri sangat bagus.

“Warga jelsa berharap ingin juara. Mereka punya slogan Jawara (Jambangan dadi Juara). Tetapi yang paling penting adalah bagaimana membiasakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat,” sambung Nanis.(*/arf)


Senin, 17 Maret 2014

KASDAM V/BRAWIJAYA PIMPIN UPACARA 17 MARET 2014




KABARPROGRESIF.COM : Kepala Staf Kodam V/Brawijaya Brigjen TNI Asma’i memimpin pelaksanaan upacara 17-an pada hari Senin (17/3) di Lapangan Kodam V/Brawijaya.

Dalam amanat Pangdam V/Brawijaya yang dibacakan Kasdam menyampaikan tentang tugas Komando Kewilayahan, beberapa waktu yang lalu Kodam V/Brawijaya secara swadaya telah menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada korban erupsi Gunung Kelud. Selain itu Kodam V/ Brawijaya dalam usahanya merehabilitasi dan merekontruksi akibat bencana Gunung Kelud juga mengadakan Karya Bakti. Dalam Karya Bakti, banyak hal yang telah dilaksanakan, dimulai dari pembukaan akses jalan, pembersihan material vulkanik, perbaikan  rumah  warga  yang rusak, hingga membantu secara terbatas membenahi fasilitas air bersih, listrik, dan fasilitas umum yang rusak. 

Beberapa hari yang lalu, unsur Pimpinan Kodam V/ Brawijaya telah melaksanakan Rapim Kodam V/Brawijaya. Besar harapan Pimpinan Kodam V/Brawijaya kepada unsur pimpinan satuan di bawahnya untuk segera menjabarkan program dan anggaran menjadi program kerja satuan masing-masing.

Selanjutnya, terkait dengan Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, satuan jajaran Kodam V/Brawijaya diharapkan mampu secara optimal untuk melaksanakan operasi pengamanan yang dibutuhkan. Potensi kerawanan pada Pemilu 2014 yang harus menjadi perhatian kita bersama antara lain Konflik Komunal, Teror, Sabotase, Pengancaman  dan  Penculikan. 

Dalam kaitan itulah, kepada para Unsur Pimpinan, Komandan Satuan serta segenap Prajurit Jajaran Kodam V/Brawijaya untuk senantiasa memonitor setiap perkembangan situasi dan mengumpulkan keterangan terhadap potensi kerawanan pada setiap tahapan Pemilu 2014. Tingkatkan koordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dalam rangka pengambilan langkah-langkah terpadu dan menyikapi setiap permasalahan.

Selanjutnya, siapkan Anggota di Satuan masing-masing untuk mengantisipasi apabila ada permintaan bantuan pasukan.  Laksanakan deteksi dini, pencegahan dini dan lapor cepat dalam menjalankan peran sebagai Bapulket dengan tetap menjaga sinergitas dalam pelaksanaan Pengamanan Pemilu 2014.
Kepada Segenap Prajurit dan PNS Kodam V/Brawijaya, agar benar-benar siap menghadapi Pemilu 2014 dengan tetap menjaga Netralitas, tidak berpolitik praktis dan berkomitmen menjaga semua pihak. Tidak mudah terhasut oleh fitnah, Black Campaign dan Money Politics, serta hindari usaha-usaha dari pihak lain untuk menyeret kita kepada politik praktis.

Bersama Rakyat, jadilah Pengawal Penyelenggaraan Pemilu 2014 yang adil, jujur, bersih dan bermartabat sesuai Peraturan atau Undang-Undang. (*/arf)

Minggu, 16 Maret 2014

Surabaya Sabet Dua Kategori MDGs Awards 2013




KABARPROGRESIF.COM : Surabaya berhasil meraih Millenium Development Goals (MDGs) Awards 2013. Tak tanggung-tanggung, Kota Pahlawan sukses menyabet dua kategori sekaligus, yakni kategori pendidikan dengan bidang pengembangan layanan perpustakaan umum Kota Surabaya dan kategori kesehatan ibu dan anak melalui pembentukan kelompok KB pria vasektomi. Penghargaan tersebut diterima Walikota Tri Rismaharini di Ballroom Jakarta Theatre, Jl. MH. Thamrin No. 9, Jakarta Pusat pada Sabtu (15/3) malam.

Dalam sambutannya, Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs, Prof. DR. Nila F. Moeloek mengatakan, melalui tema “Beraksi untuk Negeri”, Indonesia MDGs Awards 2013 mencoba menjawab berbagai tantangan yang masih harus dihadapi. MDGs merupakan jawaban terhadap kondisi pembangunan manusia yang berkembangdi seputar pergantian milenium. Keprihatinan terhadap angka kemiskinan, kematian ibu dan anak, akses pendidikan dan fasilitas kesehatan, serta lingkungan yang buruk menggarisbawahi kenyataan bahwa masih banyak yang harus dikerjakan demi merealisasikan tujuan-tujuan pembangunan.

Moeloek menambahkan, penyelenggaraan Indonesia MDGs Awards dilandasi oleh pandangan bahwa upaya percepatan pencapaian target-target MDGs bisa berjalan lebih efektif dan terarah bila prestasi pembangunan diberikan apresiasi yang selayaknya. “Pemberian penghargaan sebagai apresiasi terhadap praktik-praktik cerdas yang dihasilkan oleh para pemangku kepentingan,” ujarnya.

Sementara, Walikota Tri Rismaharini menyatakan, dua penghargaan yang baru saja diperoleh didedikasikan kepada seluruh warga Surabaya yang telah mendukung program-program pemerintah kota (pemkot). Untuk bidang pendidikan dengan substansi pengembangan layanan perpustakaan umum, Risma menjelaskan bahwa mewujudkan masyarakat yang gemar membaca sudah menjadi prioritas pemkot beberapa tahun terakhir. Buktinya, saat ini taman baca dan perpustakaan sudah dapat dijumpai di 980 titik lokasi di Surabaya. Lokasi-lokasi tersebut meliputi sekolah, balai RW, puskesmas, rumah sakit, dan taman-taman dengan koleksi mencapai 1 juta buku.

Menurut Risma, kekuatan perpustakaan Surabaya terletak pada respon masyarakat yang sangat aktif. Salah satu indikatornya yakni terjadinya peningkatan minat baca masyarakat. Dalam setahun terakhir jumlah kunjungan ke perpusatakaan dan taman baca tercatat sebanyak 14.206.000 kunjungan.

Dan ternyata, tidak sedikit pula masyarakat yang memperoleh manfaat secara ekonomi dari membaca buku di perpustakaan maupun tamam baca. “Banyak sekali warga yang mulai membuka usaha kecil atau menengah setelah mendapat ilmu dari buku yang dibaca. Dengan demikian, dapat dikatakan keberadaan perpustakaan memberi manfaat yang efektif,” ujar orang nomor satu di Pemkot Surabaya ini.

Selain itu, walikota juga menjelaskan keterkaitan antara kesehatan ibu dan anak dengan pembentukan kelompok KB pria vasektomi. Selama ini, sasaran program KB selalu dikaitkan dengan ibu-ibu. Padahal, beban yang harus dipikul seorang ibu sudah cukup berat. Mulai dari menjalani masa-masa kehamilan, menyusui, merawat anak, hingga mengurus pekerjaan rumah tangga. Beban tersebut semakin bertambah jika sang ibu juga menjalani program KB. Padahal, lanjut dia, tidak semua metode KB cocok dengan kondisi tubuh ibu. “Nah, kalau ibu sampai terganggu kesehatannya, maka anak-anak juga akan terpengaruh. Oleh karenanya, sasaran KB kini tidak hanya ibu-ibu melainkan kaum pria juga didorong aktif ber-KB,” terangnya.

Dikatakan Risma, MOP (metoda operasi pria) atau yang biasa dikenal dengan istilah vasektomi jauh lebih mudah, cepat dan tidak menimbulkan efek samping dibanding MOW (metoda operasi wanita). Proses MOP pun cukup singkat, hanya membutuhkan waktu 10-15 menit saja.

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada seluruh warga kota yang telah mendukung suksesnya program-program di Kota Surabaya. Namun demikian, yang terpenting bukanlah penghargaan yang diraih tapi bagaimana masyarakat dapat terlayani dengan baik. Itu intinya,” pungkas Risma yang terpilih menjadi walikota terbaik dunia edisi Februari 2014 versi Citymayor.

Perpustakaan Berdayakan Petugas, KB Libatkan Peserta MOP

Saat menerima penghargaan MDGs di Jakarta, Walikota Tri Rismaharini didampingi beberapa kepala SKPD. Diantaranya, Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan (baperpus) Arini Pakistyaningsih, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan KB (bapemas KBS) Nanis Chairani, Kepala Dinas Sosial Soepomo, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Chalid Buhari, dan Kabag Humas M.Fikser.

Arini yang turut mendampingi walikota mengatakan, baperpus punya beberapa strategi guna mendongkrak minat baca masyarakat di perpustakaan. Yang pertama yaitu mengoptimalkan peran petugas penjaga perpustakaan dan taman baca. Sedikitnya ada 425 petugas yang diberi pelatihan. Tujuannya, untuk mengajak masyarakat aktif membaca. Mereka juga dibekali pola komunikasi khusus terhadap anak supaya anak-anak tertarik dan merasa nyaman berada di perpustakaan. “Petugas biasanya merangsang minat baca anak dengan cara bernyanyi dan menari sehingga anak-anak merasa senang,” tuturnya.

Kiat kedua, yakni dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai. Jika ingin perpustakaan ramai dikunjungi, maka fasilitasnya harus memadai. Fasilitas yang dimaksud meliputi koleksi buku, kenyamanan ruangan seperti AC atau kipas angin, dan kebersihannya. Pengalokasian buku pun tidak sembarangan. Buku-buku yang ditempatkan di suatu taman baca telah melalui pertimbangan tertentu. Dengan demikian, buku-buku tersebut akan cocok dengan lingkungan pembacanya. “Misalnya di daerah yang banyak potensi di bidang tanaman yang kita kasih buku-buku tentang flora. Atau di kawasan Kenjeran, buku-buku di sana lebih banyak tentang perikanan dan produk kelautan. Diharapkan dengan cara begitu akan banyak usaha-usaha baru yang bermunculan dengan memaksimalkan potensi lokal,” papar Arini.

Di sisi lain, Kepala Bapemas KB Nanis Chairani menyatakan bahwa keberhasilan KB MOP di Surabaya merupakan sebuah proses sejak tahun 2011. Kala itu, peserta MOP masih belum terlalu banyak. Hal ini juga tak lepas dari petugas lapangan KB (PLKB) yang didominasi kaum hawa. Dari 62 petugas yang laki-laki hanya 7 orang. Pun demikian halnya dengan kader IMP, mayoritas adalah perempuan.

Nah, berangkat dari situ lantas muncul ide membentuk kelompok KB vasektomi. Kelompok ini dihuni para peserta MOP. Mereka turut aktif memberikan testimoni dan sosialisasi. Dikatakan Nanis, keberadaan kelompok KB vasektomi tersebut ternyata membawa dampak positif. Pada 2012, dari target sekitar 120 peserta realisasi yang dicapai malah 300-an orang. Jumlah tersebut meningkat pada 2013 menjadi 700 orang. “Untuk tahun ini, sampai pertengahan Februari saja sudah 112 pria yang menjalani KB vasektomi,” beber mantan Camat Tambaksari ini.

Ke depan, dengan target yang terus meningkat, Nanis mengatakan pihaknya akan terus memacu capaian dengan melibatkan bapak-bapak yang sudah ikut MOP. Mereka akan bergabung dalam sosialisasi/penyuluhan di terminal, pasar, mall, bahkan di perumahan-perumahan.

“Kaum bapak tidak perlu khawatir ikut KB, karena sudah banyak contoh keberhasilannya. Tentu tujuan KB ini bermuara pada kesejahteraan keluarga,” katanya. (*/arf)

Sabtu, 15 Maret 2014

Jalani Program We'll be in Asia, Mahasiswa Universitas Nagoya Kuliah di Surabaya



KABARPROGRESIF.COM : Warga Surabaya selama ini terkenal ramah dan menyambut dengan tangan terbuka setiap warga negara asing yang datang di Kota Pahlawan. Keramahan warga Surabaya tersebut disebut Walikota Surabaya, Tri Rismaharini akan membuat tamu dari luar negeri akan kerasan berlama-lama di Surabaya. Termasuk beberapa mahasisiwa asal Universitas Nagoya, Jepang, yang selama tiga hari ke depan akan berada di Surabaya.

Ya, sebanyak 14 mahasiswa pasca sarjana Universitas Nagoya bersama delegasi Next Edu Surabaya pada Jumat (14/3) kemarin berkunjung ke Balai Kota Surabaya. Mereka diterima langsung oleh Walikota Surabaya yang didampingi Asisten Sekkota I, Yayuk Eko Agustin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, Kabag Kerja Sama, Ifron Hadi Susanto dan Kabag Humas, Muhammad Fikser.

“Warga Surabaya terkenal ramah dan sangat welcome kepada warga asing. Kota Surabaya ini sebagai rumah yang besar untuk warga Surabaya. Silahkan, selama tiga hari ini dibuat nyaman di Surabaya,” ujar Walikota Risma.

Walikota lantas memaparkan beberapa poin seperti keberadaan taman-taman kota dengan fasilitasnya, kampung-kampung yang bersih dan asri, serta peran aktif dari masyarakat kota Surabaya dalam memuwujudkan lingkungan yang bersih melalui pengelolaan sampah serta adanya kerja sama dengan kota Kittakyushu, Jepang . Termasuk juga adanya pengakuan dari pihak kepolisian bahwa Surabaya merupakan salah satu kota teraman di dunia.

“Jangan khawatir kalau mau ke taman karena taman kami aman. Setiap akhir pekan juga ada penampilan kesenian daerah di Balai Pemuda. Kalau Anda pada hari Minggu nanti masih di sini, silahkan ikut membaur dengan warga Surabaya di acara Car Free Day,” sambung walikota perempuan pertama di Kota Surabaya ini.

CEO Next Edu Surabaya, Munif Chatib yang mendampingi pimpinan dari Universitas Nagoya seperti Profesor Nishino Setsuo, Profesor Mina Hattori dan Doktor Andy Bangkit Setiawan, menyambut baik respon positif dari walikota Surabaya. Dijelaskan oleh Munif, kunjungan mahasiswa pasca sarjana Universitas Nagoya ke Surabaya untuk melakukan observasi sebelum mengikuti program yang diadakan oleh kampus. Menurutnya, Surabaya menjadi pilihan karena pihak Universitas Nagoya tertarik setelah paparan yang dilakukan Next Edu Surabaya.

“Jadi di Universitas Nagoya itu ada program unik, namanya we’ll be in Asia. Mereka nanti kuliah di sana satu semester saja, dan semester berikutnya di Surabaya. Programnya mulai jalan pada September 2014 mendatang. Selama kunjungan pertama ini mereka melakukan fact finding observasi,” ujar Munif.

Dalam kunjungan ke Balai Kota, beberapa mahasiswa Universitas Nagoya antusias bertanya kepada walikota. Farah, mahasiswa asal Malaysia, dengan bahasa Melayu bertanya perihal berapa banyak sekolah di Surabaya. Termasuk juga kondisi pendidikan di Kota Surabaya.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan mengatakan akan mengambil sisi positif dari program mahasiswa pasca sarjana Universitas Nagoya tersebut.  “Mereka pasti punya sesuatu yang bisa diadopsi di sini. Tapi mereka kan masih September. Karena itu, kami akan diskusikan dan membahasnya dulu,” ujar Ikhsan.

Sementara Kabag Kerja Sama Pemkot Surabaya, Ifron Hady Susanto menambahkan, kegiatan ini pasti akan memberikan efek bagus bagi Kota Surabaya. Sebab, selama di Surabaya, para mahasiswa tersebut tidak hanya akan melakukan perkuliahan, tetapi juga akan ada interaksi dengan mahasiswa dan warga di sini. “Jadi minimal akan ada transfer knowledge,” ujar Ifron.(*/arf)

Kamis, 13 Maret 2014

Bahas Investasi, Dubes Perancis Temui Walikota Tri Rismaharini



KABARPROGRESIF.COM : Surabaya dipandang sebagai kota strategis menurut Pemerintah Perancis. Hal itulah yang mendasari kunjungan Duta Besar (dubes) Perancis untuk Indonesia Corinne Breuze ke balai kota pada Rabu (12/3). Dalam lawatan tersebut, Breuze yang datang bersama sembilan orang delegasi pengusaha asal Perancis diterima Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Dalam pertemuan yang berlangsung lebih kurang satu jam tersebut, topik pembicaraan lebih banyak membahas mengenai investasi, ekonomi, dan lingkungan. Brueze mengatakan, pihaknya ingin memahami lebih dalam kondisi terkini di Kota Pahlawan. Secara umum, dia menilai Surabaya sangat kondusif. “Saya sengaja datang bersama para pengusaha Perancis untuk melihat langsung infrastruktur di sini. Dan kami optimistis respon investasi akan positif,” ujarnya.

Brueze menyatakan siap membantu Surabaya di bidang pembangunan. Untuk itu, ia tak segan menggali informasi tentang pola pembangunan di Surabaya. Hal tersebut bertujuan guna mengetahui kira-kira bidang apa yang bisa disinergikan dengan program Kedubes Perancis.

Sementara itu, Walikota Tri Rismaharini menjelaskan, kewajiban utama pemkot yakni menjamin situasi kota tetap kondusif. Caranya, dengan menyelenggarakan kota yang nyaman untuk ditinggali. Dengan demikian, diharapkan para investor juga merasa aman dan nyaman menanamkan modalnya di Surabaya.

Risma tidak memungkiri posisi Surabaya yang strategis. Pasalnya, ibu kota Propinsi Jawa Timur ini memegang peranan penting, khususnya bagi alur perdagangan di Indonesia bagian timur. Menurutnya, pelabuhan di Surabaya menjalankan fungsinya sebagai penghubung. Melalui pelabuhan tersebut, banyak produk/komoditas yang dipasok ke pulau-pulau di timur Indonesia.

Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya, Ifron Hady Susanto menambahkan, kunjungan Dubes Perancis kali ini karena tertarik akan tiga hal. Pertama, ingin mengetahui sejauh mana perkembangan rencana pembangunan angkutan massal cepat (AMC) berupa trem dan monorel. Kedua, terkait pelabuhan. Sebagaimana diketahui, bahwa Perancis memiliki kota-kota pelabuhan besar. Bahkan, menurut salah seorang pengusaha Perancis yang turut dalam rombongan, bahwa Kota Lille memiliki pelabuhan pemasok produk perikanan terbesar ke dua di eropa. Dan bilamana memungkinkan, pelabuhan-pelabuhan tersebut bisa diintegrasikan dengan pelabuhan di Surabaya. Apalagi, tahun ini Surabaya bakal memiliki pelabuhan baru dengan kapasitas yang jauh lebih besar.

Ketiga, soal pengelolaan lingkungan. Dikatakan Ifron, Perancis memang dikenal sebagai salah satu negara di eropa yang mengedepankan wawasan lingkungan dalam pembangunannya. “Mudah-mudahan nanti ada tindak lanjut berupa pengiriman tenaga ahli untuk saling bertukar informasi,” ujarnya.

Surabaya sejatinya sudah memiliki hubungan kerjasama sister city dengan salah satu kota di Perancis, yakni Marseille. Kerjasama, kata Ifron, sudah terjalin sejak 2008 melalui penandatanganan letter of intend kala itu. Hingga saat ini, kedua kota masih dalam tahap penjajagan mendalami kemungkinan kerjasama yang lebih komprehensif.

“Tahun lalu, pemkot mengirim staf untuk belajar masalah kepegawaian di Pemkot Marseille. Kebetulan penerapan konsep kepegawaian di sana sangat bagus, mulai dari rekrutmen hingga pendidikan/pelatihan,” terang alumnus Monash University di Melbourne, Australia ini.

Ke depan, Surabaya berencana akan memfokuskan kerjasama dengan Marseille di bidang pelabuhan penumpang. Hal ini lantaran kota yang terletak di pesisir tenggara Perancis itu punya pelabuhan kapal pesiar yang sangat terkenal.

“Nah, kerjasama inilah yang dibutuhkan Surabaya sekarang. Pasalnya, indikasi tahun ini sampai dengan Maret 2014, sudah ada 9 kapal pesiar besar berkapasitas 2000 orang yang antre singgah di Surabaya,” ungkap Ifron.

Peningkatan intensitas kapal pesiar tersebut menandakan bahwa sektor pariwisata sudah berada pada titik yang bagus. Bahkan, tahun ini para penumpang kapal pesiar dari luar negeri sudah mulai menginap. Sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana para wisatawan kapal pesiar maksimal hanya setengah hari berada di Surabaya. (*/arf)

Raih Camat Teladan Tingkat Provinsi Jatim, Camat Rungkut Gelar Tasyakuran





KABARPROGRESIF.COM : Sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilannya dalam meraih Camat Teladan Tingkat Provinsi Tahun 2013, Drs.Ridwan Mubarun, M.Si, Camat Rungkut menggelar tasyakuran di Pendopo Kecamatan. Hadir dalam acara tersebut diantaranya Wakapolsek Rungkut, Danramil dan Lurah se-Wilayah Kecamatan Rungkut.

Menurut Drs. Ridwan Mubarun, M.Si, kegiatan tasyakuran ini adalah sebagai bentuk rasa syukur terhadap Allah SAW dan pihak terkait yang selama ini telah mendukung terselenggaranya acara tersebut,”  Keberhasilan sebagai Camat Teladan ini adalah merupakan rasa syukur kepada Allah dan juga dukungan kerjasama antar pihak kecamatan, kelurahan dan tentunya juga masyarakat di wilayah Rungkut,” katanya saat ditemui  KABAR PROGRESIF.COM disela-sela acara.

Ridwan  menambahkan, selain Camat Rungkut yang menyandang sebagai Camat Teladan Tingkat Provinsi.Jawa Timur, ada pula daerah  lain yang juga berhasil menyandang predikat yang sama,” Untuk Kategori juara pertama diraih oleh Wilayah Situbondo, juara kedua diraih oleh daerah Lumajang dan untuk Kota Surabaya yang diwakili oleh Kecamatan Rungkut berhasil menyebet juara ke tiga,” ujarnya.

Ridwan berharap dengan menjadikan Kecamatan Rungkut meraih gelar sebagai Camat Teladan Tingkat Provinsi Jawa Timur, kedepan diharapkan semua  lapisan masyarakat dan Birokrasi bisa menjalankan roda Program Pemerintah dengan baik,” Saya mengharapkan dengan keberhasilan tersebut, kedepan semua program yang ada di pemerintah kota maupun pemerintah pusat bisa dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat.” pintanya. (Adji)

Surabaya Segera Miliki Satu-satunya RS Riset di Indonesia


KABARPROGRESIF.COM : Impian Kota Surabaya memiliki rumah sakit (RS) riset dalam waktu dekat segera menjadi kenyataan. Saat ini izin operasional sudah memasuki tahap akhir. Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif  RS Khusus Penyakit Tropik dan Infeksi, Prof. Dr. Boerhan Hidayat, dr., Sp.A(K) saat menemui Walikota Surabaya Tri Rismaharini di balai kota, Kamis (13/3).

“Proses pengajuan izin operasional sudah sampai pada tahap akhir. Sekarang tinggal masalah perubahan nama dan pemenuhan sumber daya manusia,” ujar Boerhan.

Menurut Boerhan, RS yang berlokasi di kampus C Universitas Airlangga (Unair) Mulyorejo ini rencananya akan digunakan sebagai tempat meneliti berbagai macam penyakit, khususnya untuk jenis penyakit tropik dan infeksi. Meski belum mengantongi izin secara resmi namun RS tersebut sudah menjalankan sejumlah aktivitas. Tentunya, aktivitas yang dimaksud yang tidak melanggar ketentuan seperti pendidikan dan pelatihan. “Itu supaya alat-alat yang ada tidak nganggur, jadi kami gunakan untuk sekadar pendidikan dan pelatihan,” ungkapnya.

Masih kata Boerhan, jika nantinya resmi beroperasi maka RS Khusus Penyakit Tropik dan Infeksi akan menjadi satu-satunya RS riset di Indonesia. Dia menjelaskan, fungsi utama RS riset tentu berbeda dengan RS pelayanan pada umumnya. Targetnya yakni membantu bidang penelitian berbagai macam penyakit, mencapai kesetaraan di bidang kedokteran dengan negara-negara lain, dan meminimalisir penyakit.

Sayangnya, lanjut dia, selama ini yang intens meneliti justru para ahli medis dari luar negeri. Mereka mengadakan penelitian di Indonesia serta menghasilkan buku-buku referensi. Buku-buku tersebut lah yang banyak dijadikan acuan dokter-dokter dalam negeri. “Ini kan ironis, penelitian dilakukan di tanah air oleh orang luar negeri. Kita hanya mengkonsumsi bukunya. Kenapa bukan kita sendiri yang meneliti. Ini kan wilayah kita,” kata Boerhan.

Pernyataan Boerhan tersebut diiyakan Walikota Tri Rismaharini. Dia mengakui bahwa para pakar medis di Indonesia masih lemah di bidang penelitian. Bisa jadi hal itu karena kurang adanya penghargaan akan capaian para peneliti. Sehingga, tidak ada motivasi yang melandasi sebuah penelitian. Namun dari segi sumber daya manusianya, Risma yakin ahli medis tanah air masih bisa bersaing. “Saya yakin kita tidak kalah,” ujarnya.(*/arf)