Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Rabu, 06 Agustus 2014

Syukuran HUT Ke-48 Korem 084/Bhaskara Jaya


KABARPROGRESIF.COM : Bertempat di Aula Makorem 084/Bhaskara Jaya, Komandan Korem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Arh Nisan Setiadi, SE. Pimpin Acara Syukuran memperingati Hari Ulang Tahun Korem 084/Bhaskara Jaya Ke - 48 yang tepatnya pada 2 Agustus 2014. Dengan penuh Khitmad dan kekeluargaan Syukuran di hadiri oleh Para Dandim, Kabalak, Kasi, seluruh Anggota Jajaran Korem 084/Bhaskara Jaya dan Danyon 516/CY Serta Ketua Persit KCK Koorcab Korem 084/BJ. Syukuran dilaksanakan secara sederhana dengan di tandai pemotongan tumpeng oleh Danrem 084/Bhaskara Jaya di damping Ibu Nisan Setiadi di Serahkan Kepada PNS Kusnadi Anggota berdinas terlama di Makorem 084/Bhaskara Jaya (37 Th) .

Dalam sambutanya Danrem 084/Bhaskara Jaya menyampaikan ucapan selamat Ulang Tahun Ke – 48 dengan harapan salahsatunya adalah mengajak seluruh Prajurit Korem 084/Bhaskara Jaya beserta Jajaranya untuk lebih meningkatkan dan Profesional dalam melaksanakan tugas pokok kedepan yang semakin besar tantanganya.

Tema pada Peringatan HUT Korem 084/Bhaskara Jaya Ke-48 adalah : “DENGAN SEMANGAT SAPTA MARGA, SUMPAH PRAJURIT DAN 8 WAJIB TNI KOREM 084/BHASKARA JAYA BERTEKAD MENINGKATKAN PROFESIONALISME PRAJURIT DAN KEMANUNGGALAN TNI – RAKYAT GUNA MEWUJUTKAN KEBERHASILAN PELAKSANAAN TUGAS”. (pen084/arf)                  


Selasa, 05 Agustus 2014

Ziarah Bersama dalam Rangka HUT Korem 084/Bhaskara Jaya


KABARPROGRESIF.COM : Bertempat di Makam Taman Pahlawan Sepuluh Nopember Surabaya, Selasa  (5/08) Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Arh Nisan Setiadi, SE. memimpin acara ziarah bersama. Tampak Hadir pada ziarah rombongan tersebut para Dandim, Kabalak , Kasi, Danyon 516/CY dan seluruh anggota jajaran Korem 084/Bhaskara Jaya serta Ketua Persit KCK Koorcab Korem 084/BJ berserta pengurus. Sebelum pelaksanan ziarah terlebih dahulu diadakan Kegiatan Karya Bakti dari pukul 06.00 s/d 08.00 WIB oleh personil Korem 084/Bhaskara Jaya. Dilaksanakan di TMP Sepuluh Nopember Surabaya yang merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HUT Korem 084/Bhaskara Jaya Ke-48 Tahun 2014. Kegiatan ziarah bersama ini diawali dengan penghormatan umum kepada para pahlawan kusuma bangsa dilanjutkan dengan peletakan karangan bunga oleh pimpinan ziarah rombongan dan tabur bunga di Makam Pahlawan.  

Kegiatan ziarah ini memiliki arti yang sangat penting, disamping sebagai penghormatan kepada para pahlawan yang telah mendarmabaktikan jiwa raganya juga sebagai bukti kebesaran bangsa Indonesia, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai para pahlawannya. Bentuk penghormatan ini tidak pernah akan lepas dari dada dan sanubari putra dan putri penerus bangsa untuk senantiasa  menghormati dan menghargai serta mengenang jasa-jasa para Pahlawan Kesuma Bangsa yang telah mendahului kita.

 Kegiatan ziarah di akhiri dengan penandatanganan buku kunjungan oleh Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Arh Nisan Setiadi, SE. (pen084/ arf)        


Senin, 04 Agustus 2014

PEMBUKAAN LATIHAN TEKNIS TERITORIAL KODIM 0804/MAGETAN


KABARPROGRESIF.COM : Binter merupakan tatanan yang bercorak kewilayahan dan didayagunakan untuk mengolah Potensi Wilayah yang meliputi Geografi, Demografi maupun Kondisi Sosial menjadi kekuatan yang siap diperlukan untuk kepentingan pertahanan negara. Aparat Komando kewilayahan khususnya Kodim 0804/Magetan dituntut mempunyai kualitas dan kemampuan teknis yang dapat diandalkan diantaranya dapat dan memahami lima kemampuan teritorial, dapat dan memahami sikap teritorial, dapat dan memahami metode binter yang menjadi pedoman bagi para Babinsa.

Aparat Teritorial Kodim 0804/Magetan diharapkan mampu memenuhi kemampuan perorangan yang meliputi kemampuan mendapatkan informasi dan melaporkan dengan cepat, kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat di sekitarnnya, kemampuan meningkatkan kesadaran bela Negara kepada masyarakat dan kemampuan penguasaan medan. Untuk itu kepada seluruh anggota kewilayahan inilah saatnya untuk belajar dan berlatih yang baik dan benar-benar diperhatikan dan di mengerti untuk bekal di wilayah kalian. Itulah penggalan amanat yang disampaikan oleh Dandim Kodim 0804/Magetan  Letkol Inf Soelistyo  Bawono  pada acara pembukaan Latihan Teknis Teritorial Kodim 0804/Magetan  Senin (04/8) bertempat di Lapangan Apel Kodim 0804/Magetan, Jl Panglima Sudirman No 42 Magetan. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 04 sampai dengan 12 Agustus 2014 yang melibatkan Perwira, Bintara dan Tamtama jajaran Kodim Kodim 0804/Magetan.

Selain itu Dandim 0804/Magetan juga mengingatkan kepada penyelenggara untuk melaksanakan pengawasan yang ketat selama latihan demi meningkatkan kualitas latihan dan  memperhatikan keamanan Personel dan Materil. Kodim 0804/Magetan menggelar Latihan Teknis Teritorial (Latnister) dengan materi Penanganan dan Pencegahan secara Dini Kondisi Sosial yang terjadi di Wilayah Teritorial masing-masing. Sehingga diharapkan setiap prajurit TNI AD dituntut mampu melakukan pembinaan secara Geografi, Demografi dan Kondisi Sosial yang terus berkembang.

Latihan diikuti sejumlah personil di jajaran Makodim 0804/Magetan sebanyak lebih kurang 235 personil. Pada kesempatan ini pula Dandim menyampaikan Latnister adalah salah satu sarana untuk meningkatkan penguasaan dan ketrampilan Aparat Teritorial secara perorangan agar memiliki kecakapan dalam melaksanakan tugas, baik secara perorangan maupun  kelompok.

Dengan pembekalan  tahun ini, maka diharapkan pelaksanaan tugas selama setahun kedepan dapat dilaksanakan secara optimal dan mencapai sasaran yang diinginkan. Memang tugas para prajurit sebagai Aparat Teritorial semakin hari akan semakin berat, khususnya dalam sisi Pembinaan Teritorial yang meliputi pembinaan Geografis, Demografi dan Kondisi Sosial yang terus berkembang serta perubahan yang sangat cepat.

Lebih lanjut Dandim mengatakan, setiap prajurit harus selalu memelihara dan meningkatkan kemampuannya sebagai modal keberhasilan, bangun kepercayaan diri sehingga tidak ada keraguan dan kesalahan dalam melaksanakan tugas dilapangan. Prajurit Teritorial harus memiliki kemampuan pembarf)(inaan yang baik, dan penguasaan pengetahuan serta keterampilan yang merupakan tuntutan dasar, yang harus dikuasai khususnya Babinsa dalam mendukung tugas pokok di Satuan Kewilayahan masing-masing. (arf)

Korem 081/DSJ, gelar acara Halal Bi Halal


KABARPROGRESIF.COM : Membuka pintu ma’af pada orang lain merupakan amal yang sangat tinggi kadar pahalanya disisi Tuhan Yang Maha Esa dan begitu pula sebaliknya orang yang meminta maaf berarti menyadari kekurangan dan kekhilafannya, setelah pelaksanaan Upacara Bendera yang dilaksanakan secara rutin setiap hari senin, Korem 081/DSJ menggelar acara Halal Bi Halal di Halaman  Makorem 081/DSJ. (04/08).

Pada kesempatan itu acara yang dipimpin langsung oleh Danrem 081/DSJ Kolonel Czi M. Reza Utama. dikuti Oleh Kasrem 081/DSJ Letnan Kolonel Arh Eko Wibowo Kusrianto, S.E, Para Kasi dan Pasi Korem serta seluruh anggota militer dan PNS Korem 081/DSJ. dengan bersalaman dan mengucapkan saling memaafkan diantara seluruh anggota, Pada kesempatan itu Komandan Korem 081/DSJ. menekankan kepada seluruh anggota, Setelah kita melaksanakan ibadah Puasa sebulan lamannya dan sudah merayakannya di hari Raya Idul Fitri, diharapkan kita semua kembali kepada Fitrahnya sebagai umat manusia ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yaitu dengan selalu melaksankan apa yang diperintah dan apa yang dilarang oleh Tuhan Yang Maha Esa

Atas nama Pribadi dan keluarga Komandan Korem 081/DSJ, mengucapkan Minal Aidzin Walfaidzin serta ucapan terima kasih kepada seluruh anggota Jajaran Korem 081/DSJ, karena selama melaksanakan Cuti dan kembali dari cuti Lebaran dapat berjalan dengan tertib, lancar dan aman serta tidak ada kejadian serta permasalahan yang menimpa anggota. Setelah kita di berikan cuti lebaran Danrem  081/DSJ berharap kepada seluruh anggota untuk kembali memfokuskan tenaga dan pikirannya untuk kembali menghadapi tugas-tugas yang akan datang, karena tantangan tugas kedepan yang semakin banyak dan beragam.

Lebih lanjut Komandan Korem 081/DSJ, mengatakan sesuai dengan ajaran agama Islam, manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tidak dibebani dosa apapun. Namun dalam perjalanan hidupnya, manusia senantiasa tidak bisa luput dari salah dan dosa. Dosa yang paling sering dilakukan manusia adalah kesalahan terhadap sesamanya. Oleh karenanya, lanjut Danrem perlu upaya mengembalikan kembali pada kondisi sebagaimana asalnya, Itulah makna Idul Fitri, Idul Fitri merupakan momen penting untuk saling memaafkan, baik secara individu maupun kelompok.

Budaya saling memaafkan ini lebih populer disebut halal bihalal. Halal Bihalal merupakan silaturahmi yang bersifat horizontal dengan sesama manusia dan alam sekitarnya. Sedangkan Ibadah puasa pada hakekatnya merupakan hubungan fisik dan spiritual yang bersifat vertikal dengan Allah Subhanahu Wata’ala, Dari ibadah puasa, terpancar watak dan perilaku sosial yang terpuji, diakhir acara Halal Bihalal seluruh anggota baik Militer maupun PNS berkumpul di Joglo Makorem untuk melaksanakan makan bersama yang telah di siapkan.Tegasnya.(arf)

Rabu, 23 Juli 2014

KOMANDAN KOREM 081/DSJ LAKUKAN PENGECEKAN KENDARAAN




KABARPROGRESIF.COM : Menjelang libur hari raya Idul Fitri 1435 H Komandan Korem 081/DSJ Kolonel Czi M. Reza Utama bersama Kasrem 081/DSJ, Para Kasi Korem 081/DSJ dan Denpom V/ Madiun, melaksanakan pemeriksaan kendaraan para anggota TNI dan PNS Korem 081/DSJ serta anggota Satdisjan wilayah Madiun baik roda dua maupun roda empat pada hari Rabu 23 Juli 2014 pukul 08.15 s.d 09.00 WIB.

Setelah pelaksanaan apel pagi, Komandan Korem 081/DSJ Kolonel Czi M. Reza Utama didampingi Kasrem dan para Kasi Rem 081/DSJ serta dibantu anggota provost dan anggota Denpom V/ Madiun melakukan pengecekan secara langsung kendaraan roda dua maupun roda empat bagi anggota Korem 081/DSJ yang digelar dihalaman depan Makorem 081/DSJ.

Komandan Korem 081/DSJ menjelaskan, pemeriksaan kendaraan itu dimaksutkan untuk mengecek kondisi nyata kendaraan para anggota dalam menghadapi libur Hari Raya Idul Fitri 1435 H, saya ingin memastikan, pada pelaksanaan libur dan mudik lebaran nanti, semua anggota yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat semuanya sudah siap dengan kondisi kendaraan yang siap pakai.

Selain itu Danrem 081/DSJ juga mengingatkan, bagi anggota yang membawa kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat, untuk mengecek secara keseluruhan kondisi kendaraan sebelum berangkat mudik lebaran, patuhi tata tertib berlalu lintas dengan mentaati aturan yang ada dan lebih berhati-hati didalam mengendarai kendaraannya, perhatikan faktor keselamatan sehingga nanti dapat kembali bekerja menjalankan tugas di satuan masing-masing dengan selamat, aman dan lancar. Amin.

Sementara itu, Pasi Intel Rem 081/DSJ Mayor Inf Sunarto menjelaska, dalam pelaksanaan pengecekan kendaraan ini, kami menemukan beberapa penemuan diantaranya, dua kendaraan roda dua yang kondisi ban kurang layak pakai, beberapa lampu sen (lampu pengaman) mati, dan masih ada anggota menggunakan helm tidak standart (SNI), untuk itu kami tekankan kepada seluruh anggota agar segera mengecek dan memperbaiki kendaraannya, sebelum mudik lebaran agar menjaga keselamatan dan mempersiapkan dengan baik rencana perjalanan yang akan dilakukan. Cek kembali rumahnya dan barang-barang yang akan ditinggalkan maupun yang akan dibawa, jangan lupa bagi seluruh Prajurit dan PNS yang akan meninggalkan rumahnya dalam waktu lama agar memperhatikan keamanan rumah sehingga terhindar dari pencurian, kebakaran yang disebabkan oleh arus pendek listrik, dan kompor baik gas dan minyak tanah waspada dijalan saat menuju kampung halaman masing-masing serta jaga kesehatan saat liburan, periksa Dokumen kendaraan, cek kendaraan yang akan digunakan apakah masih layak pakai.(arf)

Senin, 21 Juli 2014

Dorong Warga Tertarik Pada Laut, Surabaya Segera Punya SMK Kelautan


KABARPROGRESIF.COM : Sebagai bangsa bahari, warga Kota Surabaya diharapkan agar lebih tertarik kepada laut. Tidak hanya dengan menjadi taruna dan taruni di Akademi Angkatan Laut (AAL) Surabaya, tetapi juga memaksimalkan potensi laut yang selama ini belum tergarap.  Pesan tersebut disampaikan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini ketika menerima taruna dan taruni AAL sebagai warga baru Kota Surabaya di Balai Kota Surabaya, Minggu (20/7).

Ada 100 orang taruna angkatan 62 yang akan menjalani pendidikan di AAL di Kota Surabaya yang kemarin diterima walikota. Kebanyakan mereka berasal dari Surabaya, Malang, Jakarta dan juga dari luar pulau Jawa seperti Papua dan Maluku. Dari jumlah tersebut, 90 orang merupakan taruna dan 10 orang adalah taruni. Mereka didampingi Wakil Gubernur AAL, Laksamana Pertama TNI Dedy Yulianto.

“Semoga kehadiran para taruna dan taruni ini mendorong anak-anak Surabaya lebih tertarik kepada laut. Bukan hanya diangkat menjadi AAL, tapi juga jadi pelaut. Sebab, banyak potensi dan kekayaan laut yang bisa dimaksimalkan,” jelas Walikota Tri Rismaharini.

Untuk lebih mendorong kecintaan anak-anak Surabaya pada laut, walikota menyebut di Surabaya akan segera memiliki SMK Kelautan. Selama ini, Pemkot Surabaya sudah memberikan beasiswa kepada para siswa-siswi d Surabaya untuk masuk ke SMK Pelayaran untuk menjadi nahkoda, pengarah kapal termasuk juga teknik perkapalan.

“Saya pengennya didirikan juga SMK Kelautan. Rencananya tahun ini mulai dibangun. Lokasinya di Balas Klumprik. Itu lebih fokus pada tekologi kelautan meliputi pascapanen laut, olahan hasil laut karena lautan kita sangat kaya. Sayang sekali kalau diambil bangsa lain karena kita tidak bisa mengolahnya,” ujar walikota.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Tri Rismaharini mengatakan, Kota Surabaya relatif terbuka bagi semua etnis. Faktanya, ada banyak etnis yang bisa hidup rukun berdampingan dengan warga asli Surabaya. Bahkan, itu harmoni itu sudah terjalin sejak era Bung Tomo memimpin arek-arek Suroboyo dan juga orang-orang dari luar Surabaya untuk bertempur melawan sekutu pada November 1945 silam. “Jadi tidak usah canggung, di Surabaya ada banyak warga yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia,” kata walikota.

Walikota yang telah membawa Surabaya meraih banyak prestasi tingkat nasional dan internasional ini juga mempersilahkan para taruna dan taruni untuk bisa senyaman mungkin di Kota Pahlawan. Menurut walikota, ada banyak fasilitas di Surabaya yang bisa dimaksimalkan taruna dan taruni. Diantaranya taman-taman kota yang dilengkapi fasilitas free wi-fi. Juga ada Rumah Bahasa di kompleks Balai Pemuda di mana para taruna-taruni bisa belajar berbagai bahasa asing mulai bahasa Inggris, Prancis, Mandarin, Jepang dan Jerman. Juga ada fasilitas climbing dan wisata mangrove. “Kalau mau latihan dayung juga sudah ada lawan tandingnya. Di Surabaya, siswa-siswi SMA/SMK punya tim dayung dan rutin berlatih,” jelas walikota.

Kepada para taruna dan taruni AAL tersebut, walikota juga berpesan agar mereka bisa menyelesaikan pendidikan hingga lulus. “Memang berat, mental nya harus kuat. Apalagi nanti jarang melihat daratan. Karena itu saya pesan harus bisa sampai lulus,” pesan walikota.

Sementara Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut, Laksamana Pertama Dedy Yulianto mengatakan, AAL memiliki komitmen tinggi dalam mencetak generasi masa depan yang handal. Harapannya, setelah melalui proses penggemblegan dan lulus, taruna dan taruni tampil menjadi generasi yang memiliki leadership, komitmen dan interkonesivitas. “Harapan kami, AAL mampu memberikan kontribusi, tidak hanya dalam skala nasional tetapi juga skala global sehingga kita mampu sejajar dengan bangsa-bangsa maju,” ujar Dedy Yulianto.

Dikatakan Dedy Yulianto yang didampingi Komandan Resimen AAL, Kolonel Marinir Bambang Sutrisno dan Sekretaris Lembaga AAL, Kolonel MArinir RM Trusoro, selama ini, AAL telah melakuka berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas AAL sehingga menjadi berkelas dunia. Diantaranya melengkapi sarana dan prasarana di AAL seperti simulasi anjungan kapal, membuat smart class. “Termasuk juga melengkapi sarana akomodasi taruna dan taruni,” sambung Dedy.

Selain itu, AAL juga mengembangkan kerja sama di bidang pendidikan melalui sinergi dengan beberapa perguruan tinggi seperti ITS, Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya Malang. Salah satunya dengan membuka diskusi-diskusi bahasa inggris. “Kami juga mengikuti konferensi taruna internasional di Jepang,” jelas Dedy.

Setelah saling beramah tamah, Walikota Surabaya dan Wakil Gubernur AAL kemudian saling bertukar cinderamata dilanjutkan foto bersama dengan 100 taruna dan taruni AAL.(*/arf)

Sabtu, 19 Juli 2014

Kota Surabaya Raih Predikat Kepatuhan Pelayanan Publik dari Ombudsman RI


KABARPROGRESIF.COM : Lembaga negara pengawas pelayanan publik, Ombudsman RI, memberikan predikat kepatuhan terhadap UU Pelayanan Publik kepada 78 instansi negara. Para penerima penghargaan tersebut terdiri atas 17 kementerian, 12 lembaga negara, 21 pemerintah provinsi dan 26 pemerintah kota. Nah, Surabaya merupakan salah satu di antaranya.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini menerima penghargaan tersebut secara langsung dari Menkopolhukam Djoko Suyanto yang didampingi Ketua Ombudsman RI Danang Girindrawardana pada Jumat lalu (18/7) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.

Berdasar surat Ombudsman RI nomor 710/ORI-Srt/VII/2014 disebutkan, ada 14 SKPD di Kota Surabaya yang masuk dalam zona hijau. Yakni, dinas cipta karya dan tata ruang (DCKTR), dinas PU bina marga, unit pelayanan terpadu satu atap (UPTSA), administrasi kependudukan pada dispendukcapil, pelayanan rumah sakit RSUD dr. Soewandhie, perizinan dinas kesehatan, dan dinas pendapatan dan pengelolaan keuangan (DPPK).

Di samping itu, badan lingkungan hidup (BLH), dinas pengelolaan bangunan dan tanah (DPBT), PDAM Surya Sembada, badan kepegawaian dan diklat (BKD), dinas sosial, bakesbanglinmas, dan dinas pendidikan.

Artinya, SKPD-SKPD tersebut dinilai memiliki standar kepatuhan tinggi terhadap UU 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Sebagaimana tertuang dalam pasal 15 dan bab V UU tersebut, bahwa sebuah unit layanan harus menyampaikan informasi, di antaranya mengenai kejelasan waktu, prosedur, persyaratan dan biaya layanan.

Adapun proses penilaian yang dilakukan Ombudsman menggunakan metode obsrevasi tanpa pemberitahuan dan mengikuti standar kode etik Ombudsman.

Danang Girindrawardana mengatakan, penyampaian predikat kepatuhan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi atas usaha peningkatan kualitas pelayanan publik di tingkat unit layanan. Penganugerahan ini sekaligus juga memperingati lima tahun kelahiran UU 25/2009 Tentang Pelayanan Publik.

“Sudah saatnya birokrasi kita menjadi birokrasi yang turun tangan untuk menggiatkan peningkatan kualitas pelayanan publik," terang Danang.

Pada kesempatan itu, Tri Rismaharini menyampaikan, Pemkot Surabaya terus berupaya membuat pelayanan publik semakin praktis dan efisien. Salah satu wujud konkretnya yakni melalui sistem perizinan online Surabaya Single Window (SSW). Melalui SSW, pemohon dapat mengakses perizinan kapan pun dan dimana pun. Di samping itu, pemrosesan berkas perizinan kini lebih praktis karena segala sesuatunya serba elektronik. “Sebelumnya, dengan sistem manual, prosesnya jauh lebih panjang dan ribet. Tapi, kini tidak lagi. Masyarakat juga dapat memantau berkas perizinannya sudah sejauh mana,” katanya.

Risma mengungkapkan, kunci sukses Surabaya terletak pada pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan publik. Hal itu diakui sangat membantu ditengah keterbatasan jumlah pegawai negeri di Pemkot Surabaya. “Rata-rata pegawai yang pensiun tiap tahunnya 800 orang. Sedangkan, tahun lalu pegawai baru yang masuk hanya sekitar 300-an orang. Kalau tidak memanfaatkan teknologi informasi kami sadar akan kerepotan. Makanya, sekarang semua serba elektronik,” ujar mantan kepala Bappeko Surabaya ini.

Dia berharap, dengan diraihnya predikat kepatuhan ini, ke depan akan terus lahir inovasi-inovasi demi memudahkan masyarakat. Risma juga menginginkan para abdi masyarakat tidak cepat puas. Sebaliknya, mereka harus terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.(*/arf)

Jumat, 18 Juli 2014

Wilayah Eks-Lokalisasi Terbukti Tertinggi Penderita HIV/AIDS



KABARPROGRESIF.COM : Beberapa kawasan di Kota Surabaya yang sebelumnya berdiri tempat-tempat lokalisasi, menjadi kantong-kantong (sumber) kemunculan penyakit HIV/AIDS. Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya menunjukkan, angka kasus HIV/AIDS di beberapa kawasan di Surabaya seperti Benowo, Krembangan, Pabean Cantikan, Sawahan, dan Wonokromo cukup tinggi. Sebelumnya, di kawasan tersebut berdiri lokalisasi atau karena berdekatan dengan lokalisasi. Lokalisasi tersebut kemudian dialihfungsikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

“Kasus HIV/AIDS banyak ditemukan di kawasan tersebut dikarenakan dampak dari keberadaan lokalisasi. Selain itu, di kawasan itu juga terdapat hot spot seperti tempat hiburan. Di kawasan lain seperti Gubeng, Sukolilo dan Rungkut juga ada, tetapi tidak sebesar di daerah tersebut,” jelas dr. Mira Novia M.Kes, Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Surabaya dalam jumpa pers di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Kamis (17/7).

Dijelaskan Mira, keberadaan kantong-kantong berupa lokalisasi dan hot spot itulah yang membuat angka penderita  HIV/AIDS di Surabaya lumayan tinggi. Berdasarkan data Dinkes, selama periode Januari hingga Mei 2014, ditemukan 281 kasus dengan rincian 171 HIV dan 110 AIDS.  Ironisnya, jumlah penderitanya didominasi oleh mereka yang berusia produktif. Untuk tahun 2013 lalu, di Surabaya ada 754 kasus dengan rincian 501 HIV dan 253 AIDS. Sementara di tahun 2012, ditemukan 752 kasus dengan rincian 418 kasus HIV dan 300 AIDS. Keberadaan Puskesmas di Surabaya yang dilengkapi Voluntary Counseling Test (VCT) membuat keberadaan penderita HIV/AIDS bisa cepat terdeteksi.

“Dengan lokalisasi di Surabaya sudah ditutup, harapan kami angka ini bisa terus menurun. Sebenarnya warga Surabaya nya ndak banyak. Yang banyak itu warga dari luar Surabaya. Tapi, untuk penanganannya kan, kita tidak melihat darimana mereka berasal,” sambung Mira.

Pemkot Surabaya sudah melakukan upaya pro aktif untuk menangani masalah ini. Ketika di Surabaya masih berdiri lokalisasi, Dinkes sudah melakukan upaya penyuluhan kepada para pekerja seks komersial (PSK) maupun warga terdampak. Berawal dari penyuluhan, ada beberapa dari mereka yang kemudian bersedia memeriksakan diri. “

Pascapenutupan lokalisasi, Mira mengatakan bahwa Dinkes Kota Surabaya memeriksa 486 orang PSK. Dari jumlah tersebut, sebanyak 45 orang diketahui positif. Tetapi tidak semuanya penderita baru. Sebagian adalah penderita lama. Mereka kebanyakan berasal dari luar kota seperti Bandung, Indramayu, Malang dan Jember.  “Ada wisma yang tidak berkenan (diperiksa) karena beralasan memiliki dokter sendiri,” ujarnya.

Untuk penanganan, selain berkoordinasi dengan Dinkes Provinsi Jatim, Dinkes Kota Surabaya juga menyurati Dinkes tempat tinggal para PSK tersebut berdasarkan Kartu Tempat Tinggal (KTP). Dinkes Kota Surabaya juga bekerja sama dengan lintas sektor untuk memperkuat upaya pencegahan penularan HIV/AIDS. “Kami bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kota Surabaya untuk melakukan pemeriksaan di tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat transaksi seks. Termasuk juga bekerja sama dengan LSM untuk masuk ke komunitas yang berisiko,” sambung Mira.

Sementara dr. Ita Puspita Dewi, SpKK dari RSUD Soewandhi menambahkan, orang yang mengidap HIV, secara kasat mata tidak terlihat sakit. Sebab, mereka bisa beraktivitas normal. Mereka baru terlihat sakit ketika dilakukan pemeriksaan. Dijelaskan Ita, sejak tahun 2005, pihaknya sudah mobile ke titik-titik yang berisiko seperti misalnya panti pijat.

“Seluruh ibu hamil di Surabaya juga harus dilakukan pemeriksaan HIV. Ini untuk pemutusan dini supaya bayinya tidak ikut terkena. Termasuk di 62 Puskemas di Surabaya, ibu hamil pertama kali dites HIV. Sebab, penularan HIV ke anak bisa melalui asupan makanan. Makanya, bila ditemukan, kami kemudian melakukan terapi untuk memperkuat imun ke ibunya sehingga virusnya bisa tertekan,” jelas Ita.

Selain masalah HIV/AIDS, kawasan bekas lokalisasi ternyata juga menjadi prioritas untuk dilakukan  rehabilitasi. Ini karena angka penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit karena lingkungan, cukup tinggi. Mira Novia, Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kota Surabaya mencontohkan angka penyakit di Kelurahan Putat Jaya yang merupakan kawasan lokalisasi Dolly. Dari data yang ada dari Januari-Juli 2014, penyakit berbasis lingkungan seperti demam berdarah, diare, ispa cukup tinggi. Untuk DBD ada 21 kasus, diare ada 476 kasus. Sementara untuk penyakit menular seperti TBC ada 25 kasus.

“Dengan ditutupnya lokalisasi, yang kita harapkan menurun adalah penyakit menular langsung. Untuk penyakit berbasis lingkungan kan bisa turun kalau ada kesadaran warganya terkait perilaku. Makanya, Dinkes akan melakukan intervensi dengan terus melakukan edukasi,” imbuh Mira.(*/arf)

Belajar Tingkatkan Kualitas Pendidikan dari Korea Selatan


KABARPROGRESIF.COM : Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 tinggal menghitung bulan. Guna menghadapi era perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara tersebut, Pemkot Surabaya memutuskan untuk fokus pada pembenahan sumber daya manusia (SDM) agar mampu bersaing. Banyak cara telah dilakukan, salah satunya dengan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah.

Nah, upgrade mutu pendidikan tersebut diimplementasikan dalam bentuk pengiriman guru dan siswa ke luar negeri. Tujuannya, agar wawasan mereka tentang dunia pendidikan lebih baik. Korea Selatan (Korsel), dalam hal ini dipandang sebagai suatu negara yang maju pendidikannya. Oleh karenanya, kerjasama sistercity antara Surabaya dengan Busan telah mengerucut ke sektor kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Bahkan, kerjasama yang terjalin tidak hanya antara pemerintah dengan pemerintah, namun juga antar sekolah dan perguruan tinggi.

“Korsel merupakan negara yang paling pas dijadikan kiblat untuk belajar tentang kemajuan sektor pendidikan. Itu karena meskipun telah maju di segala bidang, Korsel tetap melestarikan budaya lokal. Sehingga manusianya tidak menjadi seperti robot yang didikte oleh kemajuan teknologi,” ujar Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat menerima kunjungan petinggi Dong-Eui University Lee Gyeong Gyu di balai kota, Kamis (17/7).

Risma mengatakan, adapun pengiriman guru dan siswa Surabaya ke Busan tiap tahunnya adalah untuk mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan. Harus diakui, bahwa Busan memang lebih maju ketimbang Kota Pahlawan. Dalam kegiatan belajar-mengajarnya, para siswa sudah dikenalkan dengan pemanfaatan teknologi informasi sejak usia dini. Tak heran jika Korsel kini menjelma menjadi raksasa produsen alat-alat elektronik terkemuka di dunia.

Di samping itu, konsep pembelajaran di sekolah-sekolah di Negeri Ginseng sudah mengarah pada dunia usaha. Jadi, para pelajar di Korsel sudah akrab dengan iklim wirausaha sejak masih mengenyam pelajaran di bangku sekolah. Dengan demikian, ketika lulus mereka semua sudah siap. “Hal itulah yang ingin kami terapkan secara optimal di Surabaya. Dengan kualitas SDM yang mumpuni, kami yakin bisa bersaing dengan negara-negara lain. Hanya itu cara bagi bangsa ini bisa maju dan lebih baik,” kata walikota.

Sebagai informasi, pekan depan sebanyak 20 guru akan diberangkatkan ke Busan untuk menimba ilmu di Dong-Eui University. Tahun ini Pemkot Surabaya mengagendakan pelatihan di Busan untuk 70 tenaga pendidik, meliputi guru SMP, SMA/SMK serta beberapa kepala sekolah. “Pemberangkatannya kemungkinan akan dibagi dalam tiga gelombang,” kata Ifron Hady Susanto, Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya.

Ifron menyatakan, selama di Busan para guru tersebut tidak hanya melulu belajar masalah pendidikan. Mereka juga akan diajak berkunjung ke pasar-pasar, pusat kesenian dan olahraga. Hal itu bertujuan agar delegasi pendidikan Surabaya mendapat informasi yang menyeluruh tentang kemajuan suatu bangsa dari sudut pandang SDM.

Bahkan, Ifron menyebut, sesuai instruksi walikota bahwa selama berada di Busan, para guru diwajibkan menggunakan sarana transportasi publik seperti kererta, bus dan subway. Harapannya, mereka bisa menyampaikan pentingnya pemanfaatan transportasi publik kepada para siswanya. Serta, yang lebih penting memahami konsep fasilitas umum. “Jadi, pembelajaran selama di Busan akan dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif,” sambung dia.

Berdasar evaluasi program pengiriman tenaga pendidik tahun lalu, dapat diketahui bahwa beberapa sekolah sudah mulai menerapkan sejumlah disiplin yang didapat dari Busan. Misalnya, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan belajar-mengajar serta optimalisasi program sekolah dengan wawasan dunia usaha.

Sementara, Lee Gyeong Gyu yang hadir didampingi Vice Director Dong-Eui University Youngmi Jung dan pengusaha asal Korsel Lee Kyeong Youn memprediksi, dalam 10 tahun mendatang Surabaya berpotensi menjelma menjadi kota maju di bidang teknologi. Hal itu bisa terjadi karena saat ini pemerintahnya fokus pada pembenahan SDM.

Gyeong Gyu mengatakan, kalau sekarang Korsel bisa menjadi negara maju itu dikarenakan faktor edukasi. Jadi, pendidikan-lah yang menjadi rahasia sukses Korsel saat ini.

Soal para guru Surabaya yang diutus ke Busan, menurut Gyeong Gyu sejauh ini program tersebut berjalan lancar. Sama sekali tidak ada masalah berarti. “Malah, mereka antusias bertanya dan menggali pelajaran dari materi yang diberikan. Itu membuat kami senang dan semangat,” kata Gyong Gyu dalam Bahasa Korea yang lantas diterjemahkan oleh Lee Kyeong Youn.

Youngmi Jung menambahkan, sedikit kendala yang mungkin dihadapi oleh delegasi Surabaya saat berada di Busan yakni perbedaan kultur dan iklim. Sebagaimana diketahui, saat musim dingin suhu udara di Busan bisa sangat ekstrem yakni mencapai minus 7 derajat celcius. Sedangkan faktor bahasa tidak jadi soal karena ada penterjemah khusus yang mendampingi para guru asal Surabaya. Disamping, guru-guru yang dikirim sudah banyak yang mahir berbahasa Inggris.(*/arf)

Rabu, 16 Juli 2014

Surabaya dan Tangsel Tanda Tangani Kerjasama Jaringan Lintas Perkotaan



KABARPROGRESIF.COM : Sistem hubungan antar kota terus dikembangkan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Terbaru, Kota Pahlawan menjalin kerjasama dengan Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Nota kesepakatan bersama tentang kerjasama jaringan lintas perkotaan ditandatangani Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany di balai kota Surabaya, Selasa (15/7).

Pada beberapa kesempatan, Tri Rismaharini kerap menyatakan bahwa indikator kota masa depan bukan hanya dilihat dari kemajuan teknologi informasi saja. Melainkan bagaimana kota tersebut membentuk jaringan/network dengan kota-kota lain. Nah, Surabaya telah menerapkan konsep jaringan kota tersebut dengan banyak kota, baik di dalam maupun luar negeri.

Kabag Kerjasama Ifron Hady Susanto mengatakan, Surabaya telah merajut kerjasama sister city dengan delapan kota luar negeri dan puluhan kota dalam negeri. Tujuannya memang untuk membentuk jaringan kota yang saling mendatangkan keuntungan. “Termasuk kerjasama dengan Tangsel yang baru diteken ini,” ujarnya.

Dalam kunjungan kali ini, Walikota Airin tampaknya ingin serius belajar tentang e-Government dari Surabaya. Dia membawa serta rombongan pejabat meliputi para kepala dinas, tim anggaran serta tujuh camat yang kesemuannya berjumlah lebih kurang empat puluh orang.

Pertemuan di balai kota diawali perkenalan masing-masing personel oleh Walikota Airin. Dia lantas menyebutkan bahwa maksud kedatangannya kali ini yakni untuk belajar tentang manajemen pemerintahan. Sebagaimana diketahui, bahwa selama ini Surabaya memang dikenal sebagai kota yang mampu menjalankan pengelolaan dengan sangat baik. “Pengalaman Kota Surabaya sudah tidak diragukan lagi. Oleh karenanya, transfer ilmu sangat berguna bagi kota kami yang baru menginjak usia lima tahun,” katanya.

Pada kesempatan itu, Tri Rismaharini memaparkan tentang sistem manajemen sumber daya pemerintahan atau yang lebih dikenal dengan GRMS (Government Resources Management System). Penjelasan mengenai proses pembangunan disampaikan secara rinci mulai usulan hingga realisasi. “Setelah usulan masyarakat melalui e-musrenbang disetujui, kemudian diproses masuk ke e-budgeting dan perencanaan. Semua dilakukan serba online dengan pemanfaatan teknologi informasi,” papar Risma.

Tak hanya itu, mantan kepala bappeko itu juga menerangkan berbagai program Kota Surabaya di segala bidang. Antara lain, pendidikan, kesehatan, pertamanan, pembangunan infrastruktur hingga penanganan banjir.

Kesempatan bertemu langsung dengan Walikota Surabaya tak disia-siakan para pejabat Tangsel yang hadir. Sejumlah pertanyaan diajukan kepada Risma guna menggali lebih dalam bagaimana cara Pemkot Surabaya menerapkan program-programnya. Risma pun meladeni setiap pertanyaan seputar manajemen kota dengan penuh semangat. Apalagi ketika ditanya tentang GRMS, walikota perempuan pertama di Surabaya ini terlihat lancar memberi penjelasan secara gamblang. Hal tersebut lantaran Risma lah yang kala itu mencetuskan GRMS di Surabaya. Saat itu, dia masih menjabat sebagai Kepala Bina Pembangunan (sekarang Bina Program).

Mendapat penjelasan dari Walikota Surabaya, Airin mengaku puas. Dia berharap apa yang didapat dari kunjungan ini dapat diterapkan di Tangsel sehingga pembangunan di sana berjalan efektif dan efisien. “Semoga reformasi birokrasi di Tangsel bisa berjalan sebaik di Surabaya,” katanya.

Usai pertemuan, Airin beserta segenap rombongan dari Tangsel diajak Walikota Risma berjalan kaki menuju unit layanan pengadaan (ULP) yang letaknya persis di sebelah balai kota. Di situ, rombongan Tangsel bisa melihat langsung cara kerja dan sistem yang dipakai di ULP. Kemudian, kunjungan berlanjut ke Diskominfo dan Bagian Bina Program guna melihat server dan skema GRMS. Selama kunjungan, para tamu dari Tangsel tersebut mendapat penjelasan langsung dari Walikota Risma.(*/arf)

Safari Ramadhan Pangdam V/Brw di Korem 084/Bhaskara Jaya



KABARPROGRESIF.COM : Selasa (15/07). Bulan puasa merupakan bulan yang penuh rahmat bagi umat muslim, sehingga dalam kondisi lapar dan haus, mampu mengendalikan diri dari perbuatan tercela serta memperbanyak Ibadah dan amal. Selain itu dituntut menciptakan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama umat. Hal itu disampaikan Panglima Kodam V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Eko Wiratmoko dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadhan 1435 H di Korem 084/Bhaskara Jaya. Pangdam V/Brawijaya mengajak seluruh unsur  Pimpinan Kodam V/Brawijaya, Prajurit dan PNS beserta keluarga besar Korem 084/Bhaskara Jaya untuk dapat memanfaatkan momen puasa sebagai sarana meningkatkan Silaturahmi dan kepedulian antar sesama.

Buka puasa bersama sekitar 250 orang bertempat di Makorem 084/Bhaskara Jaya, dihadiri oleh Pangdam V/Brawijaya, Para Pejabat Kodam V/Brawijaya se-Surabaya dan seluruh Prajurit, PNS, Persit dan keluarga serta anak yatim piatu. Dalam Momen kebersamaan ini Danrem 084/Bhaskara Jaya Kolonel Arh Nisan Setiadi, SE. Juga mengharapkan agar segenap keluarga besar Korem 084/Bhaskara Jaya  selalu memperkuat Iman dan Taqwa pada bulan suci Ramadhan yang didalamnya berisi perintah untuk menjalankan ibadah puasa sebagai salah satu rukun Islam yang sangat dinantikan dan disambut dengan suka cita oleh seluruh umat Islam.

Sebelum melaksanakan Sholat Maghrib berjamaah Pangdam V/Brawijaya didampingi Danrem 084/Bhaskara Jaya memberi tali asih kepada 50 Anak Yatim Piatu putra putri TNI Asuhan  Korem 084/Bhaskara Jaya.

Tema pada Safari Ramadhan Pangdam V/Brawijaya di Makorem 084 Bhaskara Jaya adalah : “DENGAN SEMANGAT RAMADHAN MARILAH KITA TINGKATKAN SILATURRAHMI DAN KEPEDULIAN ANTAR SESAMA”. (*/arf)        

Warga Terdampak Lokalisasi Kian Mandiri



KABARPROGRESIF.COM : Beragam pelatihan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terhadap warga terdampak penutupan lokalisasi, mulai terlihat hasilnya. Beberapa warga terdampak yang sebelumnya bekerja mengikuti geliat bisnis lokalisasi di daerahnya, kini mulai beranjak mandiri dengan berbekal pelatihan yang diberikan Pemkot Surabaya.

Selasa (15/7) kemarin, beberapa warga yang telah ‘lulus’ mengikuti pelatihan, memamerkan hasil produk buatan mereka di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya. Diantaranya kue kering, telor asin, deterjen dan  sabun cair serba guna. Mereka juga bercerita perihal upaya mereka beralih profesi dari yang awalnya bekerja ‘mengikuti arus lokalisasi’ hingga bisa mandiri.

Salah satunya Sutik. Warga Putat Jaya II A yang dulunya menggantungkan penghasilan dari jualan kopi di warung kopi miliknya, kini beralih profesi menjadi pembuat telur asin. Hasilnya lumayan. Dalam waktu tidak terlalu lama, bisnis telur asin milik Sutik telah berkembang. Sutik sudah berhasil memasarkan telur asinnya ke sejumlah warung di dekat rumahnya. Ibu empat anak ini juga menerima order (pesanan) telur asin di rumahnya.

“Alhamdulillah sekarang sudah ada 30 toko yang jadi pelanggan telur asin bikinan saya. Kalau bikin 1000 telur, untungnya bisa Rp 700 ribu. Kalau dulu jualan kopi nggak tentu, kadang hasilnya lumayan kadang kecil. Dan yang jelas, kalau jualan kopi kan hampir 24 jam. Sementara kalau jualan telur asin ada waktu istirahatnya,” jelas Sutik.

Sementara Tutik yang dulunya berprofesi sebagai penjual gorengan dan operator café di kawasan lokalisasi Jarak, kini mulai mantap beralih profesi sebagai pembuat kue kering. Setelah mengikuti pelatihan yang digelar Taman Bacaan (Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya), Tutik kini sudah bisa membuat beberapa kue seperti putri salju, nastar dan kastengel. Dia mengaku sudah berhasil menjajakan 50 toples kue buatannya. Dulu, sewaktu menjadi operatot café, dia harus bekerja dari mulai pukul 22.00 hingga pukul 01.00 WIB tetapi hasilnya tidak menentu.

“Ini saya masih pakai modal sendiri. Besaranya nggak banyak. Semoga nanti ada bantuan modal dari Pemkot Surabaya sehingga usaha pembuatan kue saya ini bisa lebih besar. Saya juga berharap dibantu pemasaran,” ujar Ibu tiga anak ini.

Sedangkan Suryono (45), warga RW 12 Putat Jaya C yang sebelumnya membantu kakaknya berjualan nasi, awalnya mengaku penutupan lokalisasi Dolly membuat pendapatan dari usaha warung nasinya tidak seperti sebelumnya. Karenanya, dia kemudian tertarik untuk mengikuti pelatihan pembuatan produk rumah tangga seperti sabun cair, karbol dan softener yang digelar oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB).  Kini, bapak dua anak ini sudah bisa memproduksi sendiri. Bahkan, sejak dua minggu lalu, produk buatannya seperti sabun cair serba guna, karbol dan shampo cuci motor yang diberi merk “Delta 5”, diminati banyak warga di sana.

“Produk buatan saya ini ramah lingkungan. Jadi ndak bahaya. Kapan hari pas ada bazaar di Dolly saya pasarkan dan Alhamdulillah banyak yang berminat. Tetangga saya juga mulai tertarik untuk belajar membuat produk seperti ini,” jelas Suryono.

Anto Handiono dari Bapemas KB Kota Surabaya mengatakan, sejak mulai 2010 hingga 2013, pihaknya sudah melakukan pelatihan di 31 kecamatan dan sudah ada 49.470 orang yang sudah dilatih. Untuk 2014, khusus di Kecamatan Sawahan, Bapemas KB sudah melatih 1067 orang. Sedangkan khusus untuk Kelurahan Putat Jaya, sejak Februari lalu sudah ada 395 orang diberi pelatihan yang terdiri dari 19 kelas. “Pelatihannya itu berbasis permintaan masyarakat. Dan yang diminati masyarakat di Putat Jaya adalah pelatihan makanan olahan, kue basah, kue kering, dan produk rumah tangga. Kelompok swadaya yang telah dibentuk dalam pelatihan, kini mulai merintis usaha,” ujarnya.

Anto Handiono menambahkan, selain melakukan pelatihan kepada warga terdampak, Bapemas KB juga memberikan bantuan untuk alat produksi dan juga menfasilitasi pemasaran. “Kita juga fasilitasi untuk menggunakan gerai milik Pemkot di mal, termasuk di gerai milik Bapemas di rumah kreatif masyarakat Surabaya,” sambung dia.

Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya, Muhamad Fikser mengatakan, banyaknya warga terdampak yang telah merintis usaha sendiri, menjadi bukti nyata bahwa Pemkot Surabaya tidak sekadar menutup lokalisasi. Tetapi juga serius melakukan upaya penanganan berupa intervensi dari beberapa dinas.

“Terkait testimoni warga ini, nanti akan saya sampaikan ke dinas terkait. Jadi Pemkot tidak hanya menutup. Tetapi juga melakukan berbagai kebijakan agar warga di sana bisa beralih profesi dan menjadi mandiri,” jelas Fikser. (*/arf)