KABARPROGRESIF.COM : Kondisi kemacetan di Surabaya, selain disebabkan oleh tingginya volume kendaraan pribadi juga dipicu oleh angkutan barang. Untuk itu, Pemkot Surabaya mengusulkan kepada Kementerian Perhubungan agar arus transportasi barang tidak lagi melalui jalan-jalan kota, melainkan menggunakan jalur rel. Dengan demikian, truk maupun kontainer tidak membebani lalu lintas kota.
Hal itu diungkapkan Walikota Tri Rismaharini saat mendampingi Wakil Menteri Perhubungan (wamenhub) Bambang Susantono meninjau proyek double track di Kota Pahlawan, Jumat (3/10). Rombongan wamenhub dan walikota menyusuri double track dari Stasiun Tandes melewati Stasiun Pasar Turi kemudian finish di Stasiun Peti Kemas Kalimas.
Bambang mengatakan, status double track di Surabaya sudah terhubung. Sejauh ini tidak ada masalah berarti sehingga penggunaan lajurnya relatif lancar. Selanjutnya, ada rencana membangun akses rel langsung ke dalam Pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong. Tujuannya, lebih kepada mengakomodir angkutan logistik dari dan menuju pelabuhan. Dengan begitu, jalanan di Surabaya akan lebih lengang dari kendaraan-kendaraan angkutan barang.
Pria yang juga merangkap jabatan Plt. Menhub ini menambahkan, selain meninjau double track, maksud kedatangannya kali ini juga untuk mendukung program-program Kota Surabaya dalam rangka membenahi transportasi perkotaan, utamanya yang berbasis rel. Bambang menilai, Surabaya mempunyai rencana moda transportasi terlengkap. “Mulai dari trem, monorel, kereta api bandara, kereta api logistik hingga kontainer untuk kereta api yang digagas Pelindo III. Itu semua masuk dalam agenda pengembangan moda transportasi di Surabaya. Tentu itu sangat bagus bagi masa depan dunia transportasi Indonesia,” katanya.
Untuk merealisasikan itu, kata Bambang, pelaksanaan hendaknya tidak usah terlalu lama. Pasalnya, studi terkait proyek-proyek tersebut sudah terlalu banyak. “Ini saatnya realisasi karena perencanaan saya lihat sudah sangat matang,” imbuh dia.
Sementara itu, Tri Rismaharini menjelaskan, proyek angkutan massal cepat (AMC) di Surabaya sudah masuk perencanaan Badan Perencanaan Nasional (Bapenas). Proyek yang semula direncanakan dengan sistem kerjasama pemerintah-swasta ini akhirnya bakal menggunakan dana APBN. Asumsinya, penggunaan dana APBN prosesnya dipandang lebih cepat ketimbang melalui mekanisme lelang dengan investor.
Diungkapkan Risma, pendekatan yang dipakai untuk membangun AMC adalah desain and build. Artinya, rancang bangun bisa dilakukan oleh satu kontraktor. “Kelanjutannya akan dibahas dengan kabinet baru setelah Oktober,” pungkas walikota perempuan pertama di Surabaya ini. (arf)