KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kota Surabaya kini mendapat fasilitas untuk mempromosikan produk-produknya kepada tamu-tamu dari luar kota atau bahkan mancanegara yang datang ke Kota Pahlawan. Selasa (16/12) kemarin, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, meresmikan gedung sentra UKM di Middle East Ring Road (MERR) dan juga sentra jahit di Jalan Bukit Barisan.
Sentra UKM di MERR yang terlihat seperti showroom, memajang produk-produk handycraft, fashion dan juga makanan dari 63 UKM di Surabaya yang telah terseleksi. Sementara sentra UKM jahit di Jalan Bukit Barisan diisi oleh 35 penjahit Surabaya yang sebelumnya menjalankan usahanya di Jalan Patua.
Walikota Tri Rismaharini mengatakan, ini merupakan upaya Pemkot Surabaya untuk mencoba membantu UKM agar bisa sejajar dengan usaha yang telah ada di Surabaya. Melalui sentra UKM ini, walikota berharap pelaku UKM di Surabaya bisa semakin mandiri dan berdaya saing sehingga siap menghadapi persaingan MEA 2015 mendatang.
“Dulu ketika krisis moneter, UKM Surabaya telah membuktikan bisa survive. Karena itu, kita harus yakin, UKM juga akan mampu bersaing ketika MEA nanti. Saya hanya minta, tolong tingkatkan terus kreativitasnya,” tegas walikota
Walikota meminta semua Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) Pemkot Surabaya ikut berperan aktif dalam mempromosikan dan meramaikan sentra UKM di MERR dan Bukit Barisan. “Bila ada tamu dari luar kota, ajak ke sini. Kita semua harus bisa jadi marketer. Mari bersama-sama meramaikan sentra ini,” jelas walikota.
Dalam kesempatan tersebut, walikota juga melakukan teleconference dengan penjahit di sentra UKM jahit Jalan Bukit Barisan. Selama teleconference, para penjahit yang mayoritas bapak-bapak, berdialog dan menyampaikan permohonan ke walikota.“Saya berterima kasih kepada bu wali untuk tempat yang sudah bagus dan ada kipas anginnya ini.Tapi saya ada permohonan buwali. Kalau bisa juga ada TV nya ya bu supaya pelanggan bias lebih kerasan,” ujar salah seorang penjahit.
Selain meminta disediakan televisi, para penjahit di sentra UKM jahit di Bukit Barisan juga memohon dibantu sosialisasi perihal kepindahan mereka agar pelanggan yang sebelumnya terbiasa datang di Jalan Patua, bias beralih dating ke Jalan Bukit Barisan. “Nanti kita akan kasih televisi. Tapi jangan malah nonton televise terus, nanti ndak kerja. Kita juga akan buatkan spanduk pengumuman di Jalan Patua, termasuk juga melalui media massa,” jawab walikota.
Sejak akhir pekan lalu, ada 35 penjahit Surabaya yang sudah menempati lokasi baru tersebut. Walikota berharap, para penjahit bisa mengajak keluarganya seperti istri atau anaknya untuk belajar menjahit melalui pelatihan yang diberikan Pemkot Surabaya. “Nanti akan kita bantu mesin jahit. Tapi jangan hanya jahit potong ya, juga harus buat baju, celana atau jas. Istri dan anaknya juga belajar jahit,” ujar walikota.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, Widodo Suryantoro mengatakan, di sentra UKM MERR, para pelaku UKM tidak berjualan langsung, tetapi menempatkan produk-produknya. Jadi pembeli yang berminat, setelah mengambil produk, tinggal melakukan pembayaran di kasir di lantai I. Dijelaskan Widodo, untuk produk UKM yang dipajang di sentra UKM MERR, akan dibuat bergiliran dari 31 kecamatan di Surabaya. Untuk saat ini, dari 63 UKM yang terseleksi, baru berasal dari 21 kecamatan.
“Untuk kecamatan yang belum, nanti kita akomodir. Ini rencananya tiga bulan bergantian. Di sini juga ada ruang pelatihan dan juga ruang konsultasi. Kami siap membantu pelaku UKM yang membutuhkan informasi,” ujarnya.
Terkait sentra UKM jahit di Bukit Barisan, Widodo mengatakan kurang lebih ada 54 penjahit yang sebelumnya beraktivitas di Jalan Patua. Dari jumlah itu, yang ber-KTP Surabaya ada 35 penjahit. Mereka-lah yang didahulukan masuk ke sentra UKM Bukit Barisan. Menurutnya, relokasi penjahit dari Jalan Patua ke sentra UKM jahit di Bukit Barisan bukan hanya bertujuan untuk membersihkan Jalan Patua.
“Ini untuk lebih memberdayakan penjahit Surabaya. Supaya industri penjahitan lebih punya tempat representatif dan tidak melanggar aturan. Nanti kita akan coba bikin etalase showroom di sana supaya hasil jahit dari para penjahit bisa dilihat,” sambung dia.(arf)