Beberapa anggota Korem, diantaranya ada yang bernama Pelda Sugianto sempat merasa terkejut dan panik dengan pelaksanaan fogging yang terkesan mendadak. Padahal satu hari sebelumnya sudah diinformasikan akan adanya kegiatan fogging. Sehingga banyak anggota Makorem yang masih berada di dalam ruangan kantor, akhirnya memilih berhamburan keluar karena merasa terganggu oleh suara mesin fogging dan mengalami kesulitan bernafas karena menghirup asap fogging.
Menurut Serma Daniel salah satu petugas lapangan dari Denkesyah 05-04-04 Surabaya, menjelaskan bahwa Foging pengasapan atau pengkabutan menjadi salah satu metode yang sering digunakan dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Pada metode fogging ini, suatu lokasi disemprot dengan insektisida menggunakan mesin. Fogging dalam dosis tertentu ini bertujuan memberantas nyamuk dewasa, atau yang sudah bisa terbang berpindah. Menghadapi musim penghujan, sebaiknya fogging dapat dilaksanakan secara rutin setiap 3 (tiga) bulan.
Karenakan kasus demam berdarah dari tahun-ketahun cenderung meningkat, maka fogging sebagai salah satu metode pemberantasan masih tetap menjadi alternatif pilihan. Walaupun ahli masih berpendapat bahwa fogging masih dipertanyakan efektifitasnya.
Menurut peneliti dari Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Dr. Budi Haryanto, memberikan beberapa, tips agar upaya fogging menjadi efektif diantaranya yaitu :
Minimal beradius 100 meter, Pelaksanaan fogging sebaiknya tidak dilakukan per kasus, seperti yang kerap dilakukan saat ini. Fogging juga sebaiknya dilakukan dalam jarak 100 meter di sekeliling tempat tinggal penderita DBD. Hal ini dikarenakan, 100 meter adalah jarak optimal bagi nyamuk DBD untuk berpindah tempat. Rumah dalam radius 100 meter berpeluang besar terkena virus DBD. Radius 100 meter adalah ketentuan bila hanya terdapat satu korban. Jika korban lebih dari 3 makan radius bertambah lebih dari 100 meter.
Perhatikan dosis, Sering insektisida dan solar tidak berimbang. Untuk itu penyemprotan harus memperhatikan dosis yang tercatat dalam standar operasional. Bila insektisida terlalu sedikit, maka penyemprotan tidak memberikan hasil maksimal dan hanya meninggalkan bau minyak tanah yang mengganggu kenyamanan. Dosis yang tepat juga dikhawatirkan membuat nyamuk resisten insektisida.
Awasi arah angin, arah angin harus menjadi perhatian. Karena angin yang akan menyebarkan semprotan insktisida ke seluruh wilayah, dalam radius tertentu. Angin juga yang membawa nyamuk terbang berpindah menghindari pestisida. Dari beberapa penelitian dinyatakan, penyemprotan yang membaca arah angin terbukti lebih efektif.
Fogging menyebabkan droplet insektisida dan mematikan bagi nyamuk dewasa yang kontak langsung. Saat dikeluarkan dari mesin penyemprot, kabut insektisida akan langsung menyebar sesuai arah angin. Oleh karena itu, sebaiknya penyemprotan dilakukan sesuai arah angin. Penyemprotan yang melawan arah angin akan mengenai tubuh penyemprot bukan nyamuk yang menjadi sasaran. Akibatnya insektisida akan menjadi toksik bagi penyemprot.
Hadir dalam kegiatan fogging, para perwira, bintara, tamtama dan PNS Korem 084/BJ, kegiatan fogging berlangsung aman, tertib dan lancar. (arf).