Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Selasa, 21 April 2015

Pasukan Penunggang Kuda Besi amankan KAA

KABARPROGRESIF.COM : (Jak Pusat) Jika sekarang dijalanan Jakarta pada pelaksaaan Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika ke-60 dan Peringatan ke-10 New Asian-African Strategic Partnership Tahun 2015, kita sering melihat prajurit bermotor dengan pakain seba hitam yang suka patroli dijalan. Tetapi tidak tahu siapa dan darimana asal prajurit tersebut? Sesungguhnya prajurit tersebut adalah prajurit Kodam Jaya/Jayakarta dibawah satuan Brigade infanteri 1/Pam Ibukota Jaya Sakti, Prajurit ini dibawah komando “Tontaikam” (Peleton Pengintai Keamanan).

Keberadaaan peleton pengintai keamanan sangatlah membantu tugas-tugas Satgaspamwil-1, khususnya dalam menangani masalah ganguan keamanan di area tertentu yang medannya sulit dijangkau oleh kendaraan besar dan harus dijangkau oleh sepeda motor serta perlu penanganan secara cepat, tepat dan akurat. Sama seperti pasukan khusus lain, tontaikam ini diharapkan mampu memberikan efek psikologis kepada para pengacau keamanan yang beraksi diwilayah ibukota.

Tontaikam dibentuk pada tahun 1992, dengan nama SS 44 A/T (Satuan Khusus Anti Teror), personelnya berjumlah 44 orang dengan 25 unit sepeda motor (jenis trail) special enggine 125 cc.  Para personelnya menggunakan senjata organik satuan berupa FNC Carbine 5,56 mm, sub Machine Gun Scorpion 3,62 mm, P1 9 mm pistol, P2 9 mm pistol, CZ 83 9 mm pistol.

Beberapa pengalaman tugas yang telah dilaksanakan oleh peleton ini antara lain KTT Non Blok 1992, APEC 1994, KTT OKI 1997, termasuk menjaga Ibukota pada saat-saat kritis keamanan ketika berlangsung Pemilu dan Sidang Umum MPR 1998 serta Sidang Istemewa 1999. Pengamanan kedatangan Presiden AS George W. Bush di istana Bogor. Tugas pengaman VVIP/VIP tidak terbatas pada wilayah ibukota Jakarta saja. Tontaikam pernah diikut sertakan dalam kegiatan  mengamankan kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan rombongan ketika melakukan kunjungan kerja ke NAD, pasca tsunami.

Pembentukan personel Peleton Pengintai Keamanan ini direkrut dari tiga Batalyon Infanteri yang berada dibawah garis komando Brigif 1 PIK/JS yaitu Yonif Mekanis 201/JY, Yonif Mekanis 202/TM dan Yonif Mekanis 203/AK, melalui penyeleksian yang sangat ketat. Para personel diwajibkan mengikuti test psikologi, kesehatan, kesamaptaan dan harus memiliki kemampuan beladiri. Bagi personel yang lulus seleksi, kemudian di didik kembali selama dua bulan sehingga memiliki kemampuan dan keterampilan perorangan seperti mahir menembak, snipper, beladiri dan menjinakkan bahan peledak (jihandak).

Pada KAA ke-60 dan dan Peringatan ke-10 New Asian-African Strategic Partnership Tahun 2015 ini Pasukan penunggang kuda besi ini akan patroli sepanjang rute yang dilewati oleh para tamu negara  baik dari bandara menuju ke penginapan, maupun penginapan menuju tempat acara. Mencegah sekecil apapun niat dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk mengacaukan suasana.  (arf)

Kodim 0507/Bekasi Giat Komsos Dengan Buruh

KABARPROGRESIF.COM : (Bekasi) Dandim 0507/Bekasi Letkol Inf  Yudha Melaksanakan giat  Komunikasi Sosial  (Komsos) denganpimpinan serikat buruh sekota Bekasi di Kantor Kodim 0507/Bekasi. Hadir pada kesempatan itu 7pimpinan serikat buruh wilayah bekasi yang terdiri dari :FSPMI, FSBDSI, GSBI, PPMI, SPN, FPBIdan GSPB.Dandim menyampaikan  bahwasanya pertemuan tersebut merupakan sarana yang efektif

untukmemelihara  dan  meningkatkan  kebersamaan  guna  membangun  komunikasi  dan  silaturahmiantara Kodim 0507/Bekasi dengan keluarga besar TNI di  bekasi. Sehingga akan terwujud salingpengertian kesepahaman, kekeluargaan, dan kebersamaan Sesuai dengan Amanat UU RI No. 34Tahun 2004 tentang TNI,  salah satunya mempertahankan keutuhan wilayah Negara KesatuanRepublik  Indonesia  yang  berdasarkan  Pancasila  dan  UUD  1945,  serta  melindungi  segenapBangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari  ancaman dan gangguan terhadap keutuhanBangsa dan Negara.

Dari pelaksanaan komsos tersebut diperoleh beberapa kesepakatan, antara lain : bahwa buruhakan mendukung pelaksanaan kegiatan KAA ke-60,  giat  peringatan hari  buruh  may day  akandilaksanakan dengan tertib, buruh akan membantu jaga situasi keamanan kota bekasi, buruh akanbersinergi dengan kodim dalam pelaksanaan kegiatan.Lebih lanjut Dandim menjelaskan, bahwa tujuan diselenggarakan kegiatan Komsos tersebut selainuntuk memelihara dan meningkatkan Kamtibmas di wilayah, juga bertujuan untuk memelihara talisilahturahmi dan hubungan yang baik, sehingga nantinya ke depan akan mempermudah dalammelakukan koordinasi guna menangani permasalahan yang timbul di wilayah. (arf)

KODIM 0502/JU PANEN TANAMAN HIDROPONIK

KABARPROGRESIF.COM : (Jak Utara) Kodim 0502/JU menggelar panen raya tanaman hidroponik. Praktik menanam tanaman hidroponik ini sebagai upaya Kodim 0502/JU dalam memberikan skil budidaya mandiri bagi anggota Kodim. Itu disampaikan oleh Letkol Arm Stefie Janjte Nuhujanan S.I.P sebagai komandan Kodim 0502/JU.

Lebih lanjut Dandim 0502/JU menyampaikan, budiaya tanaman hidropoik dengan sitem wick (sumbu) ini, sebagai implementasi pertanian praktis  Dengan membudidayakan tanaman hidroponik disekitar lingkungan Makodim sebagai upaya  dalam memberikan skil budidaya mandiri bagi para anggota. Harapannya, anggota mampu mengembangkan sendiri di kehidupan bermasyarakat.

Dandim 0502/JU menguraikan, tanaman hidroponik dengan sistem wick (sumbu) ini, mempunyai keunggulan daripada sitem tanam biasanya. Pertama, masa tanam lebih cepat dibandingkan dengan sistem biasa. Untuk, tanaman dengan media tanah, paling tidak membutuhkan waktu tiga bulan panen, namun dengan sistem hidroponik sistem wick ini, mereka dapat panen dua bulan sekali.

Selain itu, tanaman yang dihasilkan mempunyai ukuran dua kali lipat lebih besar dari biasanya. Kedua, sistem hidropnik dengan sistem wick ini, tidak mengenal musim, artinya bisa ditanam kapan dan dimana saja.
"Yang pasti hasilnya lebih bagus daripada tanaman biasa," tandas Dandim.

selanjutnya hasil panen sayuran hidroponik tersebut dinikmati bersama-sama anggota. (arf)

KODIM 0501/JAKARTA PUSAT BS KERAHKAN 2 SANGGA PRAMUKA PENEGAK IKUTI DIKLAT SAKA WIRA KARTIKA

KABARPROGRESIF.COM : (Jak Timur) Guna mendukung program TNI-AD dalam melakukan pembinaan terhadap generasi muda melalui wadah Kepramukaan Saka Wira Kartika, Kodim 0501/Jakarta Pusat BS mengerahkan 2 Sangga Pramuka Penegak Putra dan Putri untuk mengikuti kegiatan Diklat (pendidikan dan latihan) Saka Wira Kartika, bertempat di Rindam Jaya, Jl. Condet Raya No. 55, Pasar Rebo, Jakarta Timur

Diklat Saka Wira Kartika yang dilaksanakan oleh Kodam Jaya tersebut bertujuan guna membekali dan mengenalkan lebih jauh kepada peserta Diklat tentang Krida-Krida yang ada dalam wadah Kepramukaan Saka Wira Kartika yang meliputi Krida Navigasi Darat, Krida Pioner, Krida Mountenering, Krida Penanggulangan Bencana dan Krida Survival, ungkap pastier Dim 0501/Jakarta Pusat kapten Kav Sugiyanto.

Lebih lanjut Sugiyanto menjelaskan, selain membekali kemampuan peserta Diklat, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk membina sikap, mental dan kepribadian para peserta Diklat Kepramukaan Saka Wira Kartika.

Adapun untuk waktu pelaksanaan Diklat Kepramukaan Saka Wira Kartika tersebut, dilaksanakan pada hari minggu libur sekolah, mulai akhir Bulan Maret sampai dengan pertengahan Bulan Mei, dengan puncak Diklatnya akan dilaksanakan aplikasi di Gunung Bunder selama 3 hari, tutup Sugiyanto. (arf)

Dua Terdakwa Kasus Penipuan Bintara Polri Saling Menyudutkan.

KABARPROGRESIF. COM : (Surabaya). Sidang kasus penipuan penerimaan Bintara Polri dengan terdakwa AKBP Ernani kembali kembali dilanjutkan. Dalam persidangan yang digelar diruang sidang sari Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Senin (20/4/2015), Adi Wicaksono (terdakwa lain dalam berkas persidangan terpisah,red) memberikan keterangan tentang peranan AKBP Ernani dalam kasus ini.

Dikatakan Adi Wicaksono, dia bersama terdakwa Ernani, telah merekrut 20 orang calon bintara yang tidak lolos dalam pendaftaran, namun mereka menjanjijan bisa masuk dengan cara jalur khusus dengan biaya perorangnya sebesar Rp 250 juta.

Adi menyebut, dirinya berani menerima para korban, lantaran ada garansi dari terdakwa Ernani yang menjamin bisa meloloskan para korban menjadi anggota Polri.

"Pertama cuma ada 5 orang, kemudian bertambah menjadi 20 orang, itupun berani saya lakukan karena Bu Ernani sanggup menjaminnya bisa lolos tes," terang Adi dalam persidangan.

Dari 20 orang korbannya,  Adi mengaku menerima uang Rp 3,5 miliar. Dan dari jumlah itu, Rp 2,1 milliarnya diserahkan ke terdakwa Ernani secara bertahap dan disertai dengan bukti kuitansi, sedangkan Rp 1,4 milliar digunakan Adi untuk membeli delapan unit mobil yang dibelinya melalui proses lelang.

Tarif Rp 250 juta per orang nya tersebut tidak ditentukan sendiri, melainkan kesepakatan bersama terdakwa Ernani. Ironisnya, biaya untuk meloloskan para calon bintara yang disetorkan ke Jakarta  tersebut tak sebesar yang diminta Adi dan Ernani, yakni hanya Rp 100 juta per orangnya.

"Selain menyerahkan uang, saya juga diminta untuk menyerahkan berkas anak-anak yang tidak lolos dan saya serahkan dirumah Ernani di Palm Spring di Ketintang,"jelas Adi.

Keterangan Adi Wicaksono ini dibantah keras oleh terdakwa Ernani. Dia menyebut, keterangan pengusaha jual beli mobil ini banyak yang salah dan mengarang cerita.

Mantan anggota Biddokes Polda Jatim ini mengaku menerima uang rekrutmen tersebut, namun angkanya tidak sebesar yang disebut Adi Wicaksono. Dia mengaku  hanya menerima Rp 700 juta. "Tidak sampai milliaran, cuma Rp 700 juta saja, dan itupun sudah saya serahkan ke Sri Harnani,"sangkalnya saat dikonflotir dengan keterangan Adi.

Keterangan Ernani ini sangat bertolak belakang dengan penyangkalannnya, saat istri dari Adi bersaksi pada persidangan sebelumnya.  Saat itu Ernani mengaku hanya menerima Rp 1,5 milliar.

Dia menyebut, pengakuan menerima Rp 1,5 milliar itu dilontarkan hanya semata-mata untuk menyesuaikan dengan keterangannya dalam BAP, dengan dalih adanya penekanan dari penyidik untuk disuruh mengakui menerima uang Rp 1,5 milliar. "Karena hanya untuk menyamakan dengan keterangan saya di BAP, saat itu saya ditekan dan disuruh menadatangani keterangan itu,"jelasnya.

Selain itu, Terdakwa Ernani juga memberikan keterangan yang plin plan terkait keterlibatan Sri Hernanik yang disebut- sebut sebagai anggota Porlri yang bertugas di Mabes Polri.

Dalam persidangan ini, Ernani baru membeberkan sosok Sri Hernanik yang ternyata bukan sebagai anggota Polri melainkan seorang pengusaha yang sering menangani sejumlah proyek di Mabes Polri.

"Bukan Polisi, tapi  dia pengusaha asal Blitar,  Hanya saja,dia sering menangani proyek di Mabes Polri. Dan saya percaya kepada dia lantaran sebelumnya pernah meminta tolong, dan berhasil,” jawab Ernani.

Namun, Ernani mengaku kecewa dengan penegakan hukum yang tidak menyeret Sri Heranik sebagai pesakitan dalam kasus ini, padahal dia telah menerangkan ke penyidik kasus ini, jika Sri Hernanik merupakan aktor intelektual atas peristiwa hukum yang dialaminya.

“Saya sudah sebutkan pada penyidik soal keterkaitan Sri Hernanik. Bahkan saya memiliki bukti transfer dan kwitansi atas aliran uang yang ke dia. Saya juga sudah jelaskan pada penyidik siapa yang bersangkutan, tapi tetap saja sampai hari ini tidak ada tindakan,” pungkasnya.

Diakui Ernani, Sri Hernanik lah  yang menghubungkan para calon polisi ini, dengan seorang jendral polisi di Jakarta. “Alamat yang bersangkutan (Sri Hernanik) bahkan sudah saya sebutkan, tapi tetap saja demikian (tidak ditindak),” tambahnya.

Seperti diketahui, jaksa penuntut umum (JPU) Tining dan Sabetania, mendakwanya melanggar pasal 378 KUHP dan 372 KUHP Jo Pasal 55 KUHP dengan ancaman hukuman 4 tahun penjara. Selain Ernani, Kasus ini juga menyeret pengusaha jual beli mobil yakni Adi Wicaksono, yang perkaranya disidang secara terpisah.

Kasus ini sempat membuat  Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anas Yusuf menjadi 'berang'. Mantan Wakbareskrim Mabes Polri ini, tindakan AKBP Ernani Rahayu ini sangat memalukan Korps Kepolisian, Karena itu ancaman pecat juga akan diberikan ke Ernarni.

Percaloan tersebut terungkap setelah 11 calon bintara yang sudah membayar itu tidak lolos seleksi. Mereka lalu menagih janji Adi Wicaksono dan AKBP Ernani Rahayu Tapi, dua orang itu malah tidak bisa dihubungi. Akhirnya para korban melaporkan kasus tersebut ke Polda Jatim. Laporan itu diproses secara pidana.

Dari praktek percaloan itu Adi Wicaksono menawarkan ke para korban bisa memasukan anak saksi  maupun koleganya menjadi Bintara Polri dengan membayar Rp 250 hingga Rp 300 juta.  Lantas, Adi Wicaksono yang mengaku kepada para korban nya  sebagai orang nomor tiga di PT Pertamina itu bekerjasama dengan terdakwa Ernani untuk mengawal para korban lolos dari berbagai rangkaian tes saat pendaftaran calon Bintara Polri 2014 lalu.

Selain itu, untuk meyakinkan  para korbannya itu,Adi juga mengaku memiliki hubungan kekerabatan  dengan mantan Kapolri Sutarman. (Komang)

Tiga Terdakwa Kasus Perdagangan Orang diadili di PN Surabaya.

Korban Ngaku Dijual dan Dipaksa Melayani Tamu Hingga ML

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Benar-benar tragis nasib yang dialami Desi Risma, Yuni Marianti dan Fadilah. Ketiga wanita warga Surabaya ini menjadi korban perdagangan manusia yang dilakukan Liem Gien Lan Nio alias Lena,  Wong Chen Ai  alias Wati dan Alexander Halim.  Saat ini kasus nya telah disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

Ketiga terdakwa ini disidangkan secara terpisah, untuk Wong Chem Ai  alias Wati dan Alexander Halim , pasangan suami istri yang tinggal di Villa Kepiting Lor ini lebih dulu disidangkan dengan agenda pembacaan eksepsi atau tanggapan keberatan atas surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Swaskito Wibowo dari Kejari Surabaya.

Sedangkan perkara terdakwa Liem Gian Lan Nio alias Lena Warga Jalan Grudo Surabaya ini disidangkan dengan agenda keterangan saksi korban.

Dalam persidangan, ketiga korban ini mengaku telah direkrut oleh terdakwa Lena. Saat itu terdakwa menjanjikan korban bekerja ditempat Karaoke di Batam dengan gaji Rp 10 juta untuk setiap bulannya. Bahkan mereka juga dijanjikan sebulan sekali  bisa pulang ke kampung halaman.

Tergiur oleh tawaran terdakwa, para korban ini langsung menyanggupinya dan diberangkatkan ke Batam. Setibanya di Batam, Ketiga korban ini dijemput oleh Merry , pemilik Karaoke Maestro di Batam (DPO).

Ironisnya, selain menjadi  Escort Lady atau purel karaoke Maestro, ternyata ketiga korban ini juga dijual ke para hidung belang dengan tarip Rp 1 juta sekali pakai. Sedangkan untuk jasa menemani tamu, ketiga korban ini mendapatkan upah Rp 300 ribu, tapi dibagi dua oleh Merry. Keterangan itulah yang disampaikan ketiga korban saat bersaksi dalam perara terdakwa Lena.

Diakui Desi, dirinya tidak pernah melayani tamu untuk di ajak ML (tidur), wanita berusia 24 tahun ini mengaku mempunyai cara jitu untuk menghindari tawaran tamu yang mengajakannya OT (order tidur). "saya selalu memakai pembalut dan betadine untuk menghindari ajakan tidur," jelas Desi dalam persidangan.

Lantaran tak mau melayani order tidur itulah, Desi dan kedua rekannya mendapatkan ancaman dari Merry. Dia diancam akan dijual ke lokalisasi di kawasan Balai Karimun. "Gak gak mau, kami akan dijuak ke lokalisasi, kalau disini semacam dolly,"kata Desi.

Ironisnya, gaji 10 juta dan upah yang diperoleh dari menemani para tamu tidak pernah diterima para korban. Mereka hanya mendapatkan kasbon Rp 5 juta dari terdakwa Lena  sebelum diberangkatkan ke Batam. "Uang itu saya gunakan untuk kebutuhan anak saya dan membeli koper, saya diberangkatkan dengan biaya potong gaji, tapi selama dua bulan bekerja, gaji yang dijanjikan tidak pernah dikasihkan, apalagi uang selama saya menemani tamu,"ucapnya.

Diungkapkan Desi, dia bersama saksi Fadilah berhasil keluar dari penampungannya yang berada diruko The Centro jalan  Sukajati Batam. Dengan alasan membeli obat, Desi dan Fadilah berhasil Kabur. "Saat itu saya ditolong oleh Polisi dan dibelikan tiket pesawat ke Surabaya, sedangkan adik saya, Yuni Marianti masih berada di sana,"ungkapnya.

Setiba di Surabaya, Desi tak langsung pulang, dia pergi ke rumah saudaranya dan menceritakan peristiwa pahit yang dialaminya. Lantas oleh saudaranya, Desi dan Fadilah diajak ke Bakesbang Linmas Pemkot Surabaya. "Lalu, saya diajak ke Polrestabes untuk melaporkan kasus ini," terangnya.

Sementara,  Fadilah dan Yuni Marianti  saat didengarkan kesaksiannya memberikan keterangan yang sama dengan saksi Desi.

Seperti diketahui, kasus ini sempat mejadi perhatian Walikota Surabaya, Tri Risma Harini, Bahkan Risma telah membentuk satgas khusus yang dibentuk secara diam-diam

Bersama Polrestabes Surabaya, satgas melakukan operasi penyelamatan di Batam. Tiga gadis berhasil dibebaskan dari rumah karantina milik bos prostitusi. Mereka yakni  Desi, Yuni Marianti,  Padilah  dan Cindy. Lalu Operasi berlanjut di Surabaya dan berhasil menangkap ketiga terdakwa tersebut.

Dijelaskan dalam surat dakwaan, perekrutan para korban ini bermula ketika terdakwa Wong Chen Ai  alias Wati mengenal Merry (DPO). Saat datang ke Surabaya pada awal November 2014 lalu, Merry menjanjijan bisa meminjami uang ke terdakwa Wong Chen sebesar Rp 50 juta dengan syarat membatu merry mencarikan perempuan untuk bekerja dirempat karaoke di Batam.

Kemudian terdakwa wong chen mengajak Merry bertemu terdakwa Liem Gien Lan Nio alias Lena , anak dari Liem Sui Lian (penuntutan dalam berkas terpisah)  yang merupakan kakak ipar terdakwa Wong chen Ai alias Wati Alias Ching Ai. Dengan diantar oleh terdakwa Alexander untuk membantu mencarikan perempuan guna bekerja ditempat karaoke di batam dengan komisi perorang satu juta rupiah.

Pertemuan itupun membuahkan hasil, mereka berhasil merekrut ketiga korban."korban Yuni diselamatkan belakangan,"terang Jaksa Suryo selaku pengganti jaksa Swaskito Wibowo usai persidangan.

Oleh Jaksa, ketiga terdakwa ini dijerat melanggar Pasal 2 Undang Undang Republik Indonesia  No 21 tahun 2007  tentang tafiking dan  juncto  pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP tentang turut serta. (Komang)

Kerugian Rp 2,7 Milliar, Tersangka Korupsi Kemenag Serahkan Kerugian Negara Rp 900 Juta.

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pengembalian uang kerugian negara melalui penyidik seakan-akan menjadi modus baru bagi para tersangka korupsi untuk bisa mengambil 'hati' penegak hukum guna meringankan jeratan hukum yang dialaminya.

Setelah dua tersangka korupsi dana hibah kadin, Diar Kusuma Putra dan Nelson Sembiring, kini giliran tersangka kasus dugaan korupsi ptoyek gedung mess santri Kanwil Kemenag Jatim menyerahkan uang kerugian negara.

Uang senilai Rp 900 juta dengan pecahan 100 ribuan itu diserahkan Indra Rianpoli selaku pengacara dari tersangka Bagus ke penyidik Pidsus Kejati Jatim, Senin(20/4/2015).

Oleh penyidik, uang hasil korupsi tersebut langsung dihitung dan direncananya akan disimpan ke dalam rekening Bank atas nama Kejati Jatim.

Dijelaskan Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Jatim Romy Arizyanto, tersangka Bagus merupakan pelaksana proyek untuk gedung A mess santri. "Untuk proyek gedung A nilai kerugiannya Rp 1,2 miliar. Berarti masih kurang Rp 300 juta yang harus dikembalikan terasangka,"terangnya.

Adapun untuk proyek gedung B, lanjut Romy, dilaksanakan oleh kontraktor M Nur Herlambang, yang juga tersangka kasus ini. Berdasarkan audit dari ahli Universitas Brawijaya, kerugian negara proyek gedung B sebesar Rp 1,5 miliar. "Jadi total kerugian negaranya Rp 2,7 miliar. Sampai saat ini baru tersangka BS yang mengembalikan uang ke Kejaksaan," jelasnya.

Ditegaskan Romy,  penyerahan uang tersebut akan disimpan di rekening penitipan atasnama Kejati di BRI. Namun  pengembalian uang oleh tersangka tidak akan menghambat proses penyidikan. "Kasus tetap berlanjut. Penyerahan uang hanya akan jadi peringan di penuntutan dan pengadilan," ujar Romy.

Sementara itu, Indra Rianpoli, pengacara tersangka Bagus, mengatakan, penyerahan uang kerugian negara tersebut sebagai bentuk sikap kooperatif kliennya, bukan pengakuan atas dugaan penyimpangan yang terjadi. "Untuk masalah kasusnya kami serahkan ke penyidik. Yang jelas klien kami sudah laksanakan proyek sesuai ketentuan," katanya.

Seperti diberitakan, proyek gedung mess santri di Kemenag Jatim diduga menyimpang. Proyek dua gedung tersebut dilaksanakan tahun 2013, dan selesai awal 2014 lalu. Kendati rampung, hingga kini gedung yang berada di belakang kantor utama Kemenag Jatim itu belum juga difungsikan.

Sebab, ditemukan kerusakan di sana-sini. Temuan penyidik, kerusakan terjadi karena spesifikasi gedung tidak sesuai kontrak. Lima tersangka ditetapkan Kejati dalam kasus ini. Mereka adalah Kasi Kurikulum Kemenag Jatim Abdul Hakim (PPK), Bagus Sutarto (rekanan), M Nur Herlambang (rekanan), dan Abdul Aziz serta Yongki Suyono (keduanya konsultan pengawas). Dari lima tersangka, hanya Aziz dan Yongki yang belum ditahan. (Komang)

Senin, 20 April 2015

KODIM 0501/JAKARTA PUSAT BS BERPARTISIPASI DALAM KEGIATAN DONOR DARAH

KABARPROGRESIF.COM : (Jak Pusat) Dalam rangka berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan, Kodim 0501/Jakarta Pusat BS mengerahkan personel untuk mengikuti kegitan donor darah yang diselenggarakan oleh Yayasan Sai Baba, bertempat di Sai Center Jl. Pasar Baru Selatan No. 36, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Minggu (19/4/15).

Sebagai Prajurit TNI sudah semestinya kita dapat berbuat dan berguna bagi masyarakat dan Bangsa Indonesia, salah satunya melalui kegiatan donor darah semacam ini untuk menyumbangkan sebagian darah kita kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan, ungkap Pasiter Dim 0501/Jakarta Pusat Kapten Kav Sugiyanto.

Di samping itu banyak sekali manfaat dari donor darah tersebut, yang antara lain dapat menurunkan berat badan, melindungi jantung, meningkatkan sel darah merah, mencegah stroke, meningkatkan kesehatan psikologis, memperbarui sel darah baru, mencegah resiko terkena penyakit langka, menurunkan resiko kanker, meningkatkan produksi darah, pikiran menjadi lebih stabil dan menurunkan kolesterol, jelas Sugiyanto.

Lebih lanjut Sugiyanto menjelaskan bahwa kerja sama antara Kodim 0501/Jakarta Pusat BS dan Yayasan Sai Baba sudah lama terjalin dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan, seperti penanggulangan bencana banjir, bencana kebakaran dan kegiatan-kegiatan Bakti Sosial lainnya.

Dalam kegiatan donor darah tersebut, Kodim 0501/Jakarta Pusat BS mengerahkan 40 orang personel yang terdiri dari Apkowil, Wanra dan Mitra Kodim 0501/Jakarta Pusat BS, tutup Sugiyanto. (arf)

Sabtu, 18 April 2015

Ribuan Bonek Turun Jalan, Risma Sempat Prioritaskan Hadiri Pengukuhan CT


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Aksi ribuan suporter fanatik klub Persebaya Surabaya 1927 pada Sabtu (18/4), Bonek-27 juga mengkritisi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini. Klaim sebagai 'Ibu' Arek-arek Suroboyo nampaknya dipertanyakan oleh para Bonek-27 di hari Sabtu siang lalu.

Selain berorasi meminta pembekuan PSSI, masa Bonek juga meminta Pemkot Surabaya maksimal memperjuangkan nasib persepak bolaan Kota Pahlawan.

"Walikota belum peduli dengan nasib Persebaya. Pedulinya sama Kembang," begitu teriakan lantang yang terdengar disampaikan dari atas mobil komando oleh salah seorang peserta aksi.

Sejatinya, untuk mengawal aksi yang berlangsung selama lima jam di kawasan Jalan Embong Malang Surabaya, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini sudah mendelegasikan para pimpinan SKPD.

Diantaranya, Yayuk Eko Agustin (Asisten I), Chandra Oratmangun (Kepala PMK), dan Irvan Widianto (Kasatpol PP). Ketiganya nampak di tengah-tengah aksi. Bahkan, penampilan Irvan Widianto sempat jadi rasan-rasan para Bonek.

Mantan Camat Rungkut ini, saat itu berada di jajaran Perwira Polrestabes Surabaya dan Garnisun III dan kerumunan awak media dengan mengenakan kaos abu-abu dengan perpadu celana pendek mirip kostum sepak bola.

"Bu Wali masih ada undangan pengukuhan Pak CT (Chaerul Tanjung) di Unair," terang salah seorang petugas Satpol PP Surabaya. Agar tidak merasa bersalah. Risma pun seusai agenda pengukuhan mendatangi kelompok Bonek. Itu setelah agenda aksi di Embong Malang selesai.

"Sing tertib, jangan kisruh lho ya," katanya singkat. Puluhan suporter bonek yang sebagian besar berasal dari luar kota ini nampak begitu senang dengan kedatangan Risma.

Bahkan, foto-foto tersebut diunggah melalui sosial media Twitter oleh akun milik Kabag Humas Pemkot Surabaya, M.Fikser. Empat foto ini berjudul : Bu Risma hadir diantara ribuan bonek. Untuk menenangkan dan memberi arahan.
Sementara, ratusan Bonek-27 warga Surabaya sendiri masih berkoordinasi dilokasi sekitar Jalan Tunjungan untuk evaluasi dari perjuangan yang telah dilakukan. Itu didampingi Andi Peci dan Bonita (Bonek Wanita) Siti Nasihah. (arf)

KODIM 0502/JU PANEN TANAMAN HIDROPONIK

KABARPROGRESIF.COM : (Jak Timur) Kodim 0502/JU menggelar panen raya tanaman hidroponik. Praktik menanam tanaman hidroponik ini sebagai upaya Kodim 0502/JU dalam memberikan skil budidaya mandiri bagi anggota Kodim. Itu disampaikan oleh Letkol Arm Stefie Janjte Nuhujanan S.I.P sebagai komandan Kodim 0502/JU.

Lebih lanjut Dandim 0502/JU menyampaikan, budiaya tanaman hidropoik dengan sitem wick (sumbu) ini, sebagai implementasi pertanian praktis  Dengan membudidayakan tanaman hidroponik disekitar lingkungan Makodim sebagai upaya  dalam memberikan skil budidaya mandiri bagi para anggota. Harapannya, anggota mampu mengembangkan sendiri di kehidupan bermasyarakat.

Dandim 0502/JU menguraikan, tanaman hidroponik dengan sistem wick (sumbu) ini, mempunyai keunggulan daripada sitem tanam biasanya. Pertama, masa tanam lebih cepat dibandingkan dengan sistem biasa. Untuk, tanaman dengan media tanah, paling tidak membutuhkan waktu tiga bulan panen, namun dengan sistem hidroponik sistem wick ini, mereka dapat panen dua bulan sekali.

Selain itu, tanaman yang dihasilkan mempunyai ukuran dua kali lipat lebih besar dari biasanya. Kedua, sistem hidropnik dengan sistem wick ini, tidak mengenal musim, artinya bisa ditanam kapan dan dimana saja.
"Yang pasti hasilnya lebih bagus daripada tanaman biasa," tandas Dandim.
selanjutnya hasil panen sayuran hidroponik tersebut dinikmati bersama-sama anggota.

Kodim 0509 Keruk Kali Srengseng, Tingkatkan Swasembada Pangan

KABARPROGRESIF.COM : (Bekasi) Komando Distrik Militer (Kodim) 0509/Kab.Bekasi mendapatkan bantuan berupa eskavator untuk mengeruk irigasi Srengseng Hilir Cikarang yang terdapat di Kampung Cikarang Jati, Desa Sukajaya, Kecamatan Cibitung, Dikarenakan di Kali Cikarang Bekasi Laut (CBL) mengalami pendangkalan .

Hal tersebut dikatakan Dandim 0509, Letkol Inf Nurdianto kepada .“Bantuan eskavator tersebut untuk mengeruk irigasi yang mengalami pendangkalan di Kali CBL dan guna melancarkan irigasi Srengseng Hilir Cikarang,” ujar Dandim.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, pengairan atau irigasi mengalami pendangkalan  di 6 kecamatan dan 18 desa. oleh karena itu, pihaknya selain melakukan sosialisasi juga  langsung turun untuk mengadakan pendalamam Kali.“Saluran Irigasi ini harus dalam, agar saat musim hujan tidak akan ada dampaknya untuk masyarakat sekitar. Jadi perlu ada sosialisasi dan terjun langsung ke lapangan, dan ini informasinya dari masyarakat juga,”ucapnya.

Selain itu, TNI juga bersinergi dengan pihak Kepolisian di masing-masing sector dan Masyarakat yang berada di 6 kecamatan, Sukatani, Sukakarya, Sukawangi, Tambelang, Cabangbungin dan Kecamatan Muaragembong untuk membantu pengerukan tersebut.“Pengerukan di beberapa wilayah ini, kami juga bersinergi dengan pihak kepolisian dan masyarakat,”katanya.

Letkol Inf Nurdianto mengharapkan, dengan dikeruknya Kali CBL, di daerah irigasi sepanjang Srengseng Hilir Cikarang debit air ke sawah yang ada di beberapa Kecamatan dapat bertambah, apalagi kegiatan pengerukan tersebut untuk memperlancar program swasembada pangan.“debit air bisa lancar ke sawah. program swasembada pangan pun lancar dan tanpa hambatan. Apalagi nanti kita memasuki musim kemarau,”pungkasnya.  (arf)

TINGKATKAN SOLIDITAS DAN SINERGITAS TIGA PILAR MELALUI OLEH RAGA BERSAMA

KABARPROGRESIF.COM : (Jak Pusat) Bertempat di Lapangan Puspenerbad, Kel. Gunung Sahari Utara, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Tiga Pilar TNI, Polri dan Pemda melaksanakan olahraga bersama melalui senam aerobic.Kegiatan olah raga bersama tersebut dapat diikuti kurang lebih 250 orang dari perwakilan anggota Koramil 02/Sawah Besar, anggota Puspenerbad, angggota Polsek Metro Sawah Besar dan Appem Kecamatan Sawah Besar.

Kegiatan olahraga bersama yang dilaksanakan guna meningkatkan sinergitas, soliditas dan rasa kekeluargaan antara Tiga Pilar, sehingga nantinya dapat bermanfaat dalam setiap pelaksanaan tugas di wilayah Sawah Besar, Jelas Wadanramil 02/Sawah Besar Kapten Arm R. Kris Santoso.

Lebih lanjut Kris Santoso menjelaskan, tantangan dan intensitas tugas di wilayah Jakarta Pusat, khususnya di wilayah Sawah Besar memerlukan bentuk kerja sama dan kebersamaan dari setiap komponen Tiga Pilar yang ada di wilayah.Kegiatan olahraga bersama semacam ini akan terus diadakan secara berkelanjutan dan untuk tempat pelaksanaannya akan digilir secara bergantian, tutup Wadanramil. (arf)