Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Minggu, 03 Mei 2015

Ribuan Warga “Jadi Saksi” Semarak Parade Budaya dan Pawai Bunga

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Keinginan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk membuat parade budaya dan pawai bunga yang lebih semarak dibanding tahun lalu dan juga tidak kalah indah dengan pawai bunga di Pasadena, Amerika Serikat, sepertinya bukan harapan yang muluk-muluk.

Nyatanya, agenda parade budaya dan pawai bunga yang digelar Minggu (3/5/2015) pagi, mampu menyedot perhatian ribuan pasang mata. Agenda yang memang disebut-sebut mirip “Rose Parade Pasadena” ini untuk kali pertama diselenggarakan pagi hari, tidak sore hari seperti sebelumnya.

Warga Surabaya dan luar kota, termasuk turis mancanagera, terlihat antusias menyaksikan iring-iringan mobil berhias desain aneka rupa yang menjadi rangkaian acara  menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) Surabaya ke-722 pada 31 Mei mendatang. Rintik gerimis dan cuaca mendung, tidak menyurutkan semangat warga untuk ikut menjadi saksi event tahunan tersebut. Mereka menyemut di sepanjang jalan yang dilalui peserta pawai. Dari mulai kawasan Tugu Pahlawan hingga Taman Surya. Kemudian untuk pawai bunga berlanjut hingga ke Jalan Darmo.

Aneka mobil berhias rangkaian bunga dari SKPD Pemkot Surabaya, BUMD Pemkot Surabaya, perguruan tinggi, instansi/perusahaan juga duta dari kota tetangga  dan juga kota-kota dari luar provinsi dan luar pulau, menjadi pemandangan yang  menyejukkan mata. Diantaranya dari Dinas Pertanian Kota Surabaya yang ‘memajang’ hasil buah dan sayur. Ada hiasan bunga bermotif “kran air raksasa” dari PDAM Surya Sembada, juga topeng badut raksasa dari Surabaya carnival. Untuk peserta dari luar kota diantaranya dari Sleman yang mengusung tampilan miniatur candi Borobudur. Selain mobil hias, juga ada ratusan model busana aneka aksesoris, juga tampilan budaya lokal khas Surabaya seperti Manten Pegon.

“Tahun ini lebih ramai dibanding tahun lalu. Mobil hiasnya juga lebih kreatif. Harapan saya sebagai warga Surabaya, dari tahun ke tahun parada budaya dan pawai bunga ini semakin bagus dan tidak kalah dengan yang ada di kota lain atau bahkan dari negara lain,” tutur Anton (28), warga Bulak Banteng yang datang ke Taman Surya bersama istrinya.

“Saya rasa lebih enak pagi. Hawanya lebih segar jadi kalau ngajak anak tidak repot,” ujar Rahma (33), ibu rumah tangga asal Tambaksari yang mengajak anak semata wayangnya.

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini menegaskan, parade budaya dan pawai bunga tahun 2015 ini memang lebih semarak dibandingkan tahun sebelumnya. Itu sesuai dengan tema yang diusung, “Semarak Surabaya Dalam Keberagaman Budaya”. Parameternya adalah jumlah peserta yang meningkat drastis dibanding penyelenggaraan sebelumnya. Tidak hanya dari dalam kota, tetapi juga dari luar Kota Surabaya.

“Jumlah peserta yang ikut berpartisipasi mencapai 87 peserta. Itu naik 100 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar walikota.

Dijelaskan walikota, agenda seperti ini sangat penting dalam rangka untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Surabaya, yang muaranya adalah untuk semakin menghidupkan denyut perekonomian di Kota Pahlawan. Apalagi, Surabaya tidak memiliki potensi wisata alam yang ‘menjual’ panorama keindahan seperti daerah lainnya.

“Sebetulnya ini (parade budaya dan pawai bunga) bagian dari upaya kita untuk menghidupkan perekonomian di Surabaya. Kita memerlukan momen untuk adanya bangkitan pendatang melalui kegiatan seperti ini,” sambung walikota.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati meyakini, parade budaya dan pawai bunga ini mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal dan juga turis asing untuk datang ke Surabaya. Apalagi, Disbudpar Kota Surabaya sudah melakukan promosi ke banyak pihak. Selama ini, di hari biasa saja, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Surabaya, jumlahnya sudah cukup banyak.

“Ada banyak event yang kita siapkan, salah satunya parade budaya dan pawai bunga ini kita gelar untuk memperkuat Surabaya sebagai kota tujuan wisatawan. Kita berharap kedatangan turis ke Surabaya akan semakin meningkat. Jadi selain melakukan bisnis di Surabaya, para wisatawan juga bisa hang out,” ujarnya.

Parade budaya dan pawai bunga menjadi satu dari sekian banyak acara yang diselenggarakan Pemkot Surabaya dalam menyambut hari jadi ke-722. Pekan depan, Minggu (10/5), akan digelar Festival Rujak Uleg. Ada juga Festival Kalimas yang digelar pada 16-17 Mei. Acara yang digelar pada malam hari ini merupakan yang pertama kali digelar.(arf)

Peresmian Museum Surabaya Warga Surabaya Kini tahu Walikotanya Sejak Tahun 1916

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Warga Surabaya kini punya destinasi wisata edukasi baru berupa Museum Surabaya. Tagline tersebut tidak berlebihan. Nyatanya, setelah diresmikan oleh Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, Minggu (3/5/2015) pagi, museum berisikan koleksi benda-benda bersejarah dalam kaitan perjalanan Kota Surabaya yang berada di lantai I gedung SIOLA ini langsung diserbu warga Kota Pahlawan.

Dari mulai pelajar hingga orang tua yang mengajak putra-putrinya, terlihat antusias menyaksikan satu demi satu koleksi Museum Surabaya. Dari mulai arsip kependudukan sejak tahun 1837, baju Dinas Pemadam Kebakaran sejak zaman Belanda, juga dua becak yang berwarna biru dan putih.

Salah satu ‘corner’ di Museum Surabaya yang menjadi favorit pengunjung adalah deretan foto walikota Surabaya dari mulai walikota pertama, Mr A Meyroos, yang menjabat pada 1916 hingga 1920, sampai era Walikota Tri Rismaharini sekarang. Beberapa warga Surabaya terlihat bergantian menjadikan deretan foto pemimpin mereka itu sebagai latar untuk berfoto selfie.

“Menurut saya bagus sekali. Dengan adanya Museum Surabaya ini, saya bisa mengajarkan kepada anak-anak tentang sejarah Surabaya. Saya pun yang awalnya hanya tau walikota Surabaya mulai era pak Soenarto Soemaprawiro, ternyata sejak tahun 1916 sudah ada walikota,” tegas Farid (38), warga Mulyorejo yang mengajak istri dan kedua anaknya untuk menikmati koleksi Museum Surabaya.

Antusiasme dan respon positif warga terhadap Museum Surabaya, sekaligus menjadi jawaban dari harapan Walikota Tri Rismaharini terkait keberadaan museum tersebut. Dalam sambutannya ketika meresmikan Museum Surabaya, walikota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini berharap warga Surabaya terutama pemuda dan anak-anak, bisa lebih mengetahui sejarah kotanya melalui “rumah benda-benada bersejarah” tersebut.

“Ide ini sebenarnya sudah ada sejak saya menjabat walikota. Dengan adanya Museum Surabaya ini, anak-anak bisa belajar. Generasi muda bisa tahu tentang sejarah Kota Surabaya,” tegas walikota.

Setelah menyampaikan sambutan kemudian memotong pita untaian bunga, tanda diresmikannya Museum Surabaya, walikota lantas mengajak undangan yang hadir untuk berkeliling ke tiap sudut museum. Dijelaskan walikota, koleksi yang ada di Museum Surabaya dibuat per tema. Semisal tentang sejarah daftar Walikota Surabaya, catatan kependudukan, penanganan kebakaran semisal mobil PMK tahun 60 –an yang dulunya dipakai untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di SIOLA, juga pengelolaan kota, serta transportasi. Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini mencontohkan becak yang berwarna biru, itu dulunya merupakan becak untuk mengangkut penumpang pada pagi hari. Sementara becak yang berwarna putih digunakan pada malam hari.

“Mungkin ini (koleksinya) belum lengkap. Tetapi kami mencoba untuk menghargai peninggalan sejarah. Dan kita yakin koleksinya masih akan terus bertambah. Kami juga ingin (data/foto) seniman Surabaya juga ada di sini. Dan masyarakat boleh ikut berperan untuk menyumbangkan koleksinya,” sambung walikota.

Dalam peresmian tersebut, hadir Forum Pimpinan Daerah, Wakil DPRD Surabaya, Aden Darmawan, SKPD Pemkot Surabaya. Juga budayawan dan pemerhati sejarah Surabaya. Salah satunya Dukut Imam Widodo. Pria yang juga sastrawan ini mengaku sangat mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya karena telah memulai langkah untuk mewujudkan Museum Surabaya. Menurutnya, dulu, jauh sebelum perang kemerdekaan, Surabaya sebenarnya pernah punya museum yang digagas Gh Von Faber.

“Untuk koleksinya mungkin memang belum sepenuhnya mewakili sejarah Surabaya, tetapi harus dimulai. Memang belum sempurna, tetapi harus segara dilakukan. Dan itu langkah bagus. Jadi jangan cuma bilang “kok cuma begini”. Saya berharap warga mau untuk ikut menyumbangkan koleksinya. Karena ini semangatnya sudah bagus,” jelas Dukut.

Penulis buku Hikajat Soerabaia Tempo Doeloe ini menambahkan, dirinya kini tengah menyiapkan semacam diorama  berupa koleksi foto sejarah Surabaya yang dimilikinya, untuk disumbangkan ke Museum Surabaya. “Ada diorama mulai berdirinya Surabaya, hingga lambang Kota Surabaya. Ini sedang saya siapkan. Mudah-mudahan satu bulan lagi sudah selesai,” jelasnya.

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surabaya, Suharto Wardoyo yang ikut hadir dalam peresmian Museum Surabaya tersebut mengatakan, dengan adanya museum tersebut, warga bisa mengetahui bahwa sejarah pencatatan penduduk di Kota Surabaya sudah ada sejak tahun 1837. “Daripada dokumen bersejarah ini hanya disimpan di gudang, akan lebih baik bila kita tunjukkan kepada warga sehingga warga bisa mendapatkan informasi baru,” terangnya.

Selain Museum Surabaya, di gedung bersejarah tersebut, Pemkot Surabaya juga akan membuka pelayanan masyarakat mulai pukul 09.00 hingga 21.00. Diantaranya layanan kependudukan. Juga ada area makanan khas Surabaya, live performance dari para seniman, pameran lukisan serta sentra usaha kecil menengah (UKM).(arf)

Sabtu, 02 Mei 2015

Persiapan Masuki Tahap Akhir, Museum Surabaya Siap Diresmikan

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Museum Surabaya akan menjadi destinasi wisata baru di Kota Pahlawan. Saat ini, persiapan museum yang bertempat di lantai dasar eks-Gedung Siola tersebut sudah memasuki tahap akhir. Rencananya, Museum Surabaya akan di-launching pada Minggu pagi (3/5) oleh Walikota Tri Rismaharini.

Sudah sejak beberapa pekan terakhir, aktivitas di eks-Gedung Siola mengalami peningkatan. Dinas pengelolaan bangunan dan tanah (DPBT) dan dinas kebudayaan dan pariwisata (disbudpar) tampak boyongan memindahkan arsip mereka dari kantor lama. Sementara, lantai dasar yang dimanfaatkan sebagai museum terus diisi barang-barang penuh nilai historis. Di samping itu, pengerjaan taman pada bagian depan bangunan terus dikebut.

H-1 jelang peresmian, Walikota Tri Rismaharini terjun langsung di lokasi. Dia ikut mengarahkan penataan barang-barang koleksi museum yang terus berdatangan. “Iki klambi PMK zaman Belanda, mestine topine sing iki (Ini pakaian PMK zaman Belanda, mestinya topinya yang ini),” ujar Risma sambil memakaikan topi PMK jadul pada manekin.

Sekilas, jika diperhatikan koleksi Museum Surabaya kental nuansa satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Beberapa dinas memang ‘menyumbangkan’ beberapa benda yang dipandang memiliki nilai historis. Misalnya, dinas pemadam kebakaran (PMK). Sudut PMK memamerkan pakaian petugas PMK mulai dari zaman Belanda, Jepang, awal kemerdekaan hingga sekarang. Baju-baju tersebut terpajang pada manekin-manekin lengkap mulai dari topi hingga sepatu. Perlengkapan lainnya seperti alat penyemprot dan lonceng tanda kebakaran juga dipamerkan.

Sedangkan dinas perhubungan (dishub) mengusung komputer server yang pernah digunakan untuk operasional area traffic control system (ATCS). “Perangkat ini dulu mulai digunakan sejak 1994 hingga 2009. Dikarenakan sudah ada alat yang lebih canggih, maka perangkat ini tidak lagi dipakai,” terang Plt. Kadishub Surabaya Irvan Wahyudrajat.

Berjarak sekitar lima meter dari panggung etalase dishub, terdapat dua mesin proporsi manual dari dinas pendapatan dan pengelolaan keuangan (DPPK). Dalam keterangannya tertulis bahwa alat ini dahulu digunakan untuk pengesahan karcis maupun retribusi oleh Pemkot Surabaya.

Risma -sapaan Tri Rismaharini- menyatakan, banyak nilai-nilai yang mungkin warga belum mengetahui namun benda tersebut merupakan bagian dari perjalanan pembangunan Kota Surabaya. Jadi, museum ini sengaja menampilkan perpaduan antara masa lalu dan masa kini.

Dia menambahkan, pemkot sudah menyiapkan konsep matang demi menunjang keberadaan museum ini. Selain panggung etalase benda-benda bersejarah, dalam gedung tersebut juga dilengkapi area makanan khas Surabaya, live performance dari para seniman, pameran lukisan serta sentra usaha kecil menengah (UKM).

Tak hanya itu, pemkot juga akan membuka pelayanan masyarakat mulai pukul 09.00 hingga 21.00. “Tempat ini akan menjadi sarana yang komplet bagi masyarakat. Mulai museum, kuliner, UKM dan pelayanan semua ada di sini,” kata Risma saat dijumpai di Museum Surabaya, Sabtu (2/5).

Walikota tidak menampik bahwa museum ini belum sempurna dan masih perlu pengembangan. Oleh karenanya, pihaknya akan terus menambah koleksi benda-benda bersejarah. “Ini (pengembangan museum) tidak berhenti sampai di sini. Ke depan pasti akan terus ditambah koleksinya,” imbuh dia.

Soal tiket masuk, walikota menegaskan bahwa museum ini dibuka gratis. Siapa saja boleh masuk dan menikmati suasana di dalamnya. Tapi, jangan coba-coba mengambil atau merusak koleksi museum sebab pemkot sudah menyiapkan CCTV di setiap sudut ruangan.  (arf)

Walikota Ajak Warga Sekolah Siap Hadapi Tantangan Global

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Peringatan Hari Pendidikan Nasional (hardiknas) ditandai dengan pelaksanaan upacara di Taman Surya, Sabtu (2/5). Walikota Surabaya Tri Rismaharini bertindak sebagai inspektur upacara, sedangkan tugas pemimpin upacara diemban oleh Kepala Sekolah SMAN 9 Moch. Sadeli.

Mengutip sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Tri Rismaharini mengatakan, aset terbesar bangsa Indonesia terletak pada aspek manusianya. Sehingga, tanggung jawab utama yang harus diemban adalah bagaimana mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Lebih lanjut, dikatakan bahwa pendidikan mampu membuka peluang untuk menggapai hidup yang lebih baik. “Mulai hari ini, kita harus mengubah perspektif pendidikan bukan sekadar urusan kedinasan,” kata walikota.

Usai membacakan sambutan menteri, walikota yang mendapat gelar doktor honoris causa dari ITS ini mengajak generasi muda agar siap mengadapi persaingan multi-negara. Pasalnya, pemberlakuan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) per Januari 2015 membuat tantangan menjadi lebih berat dari sebelumnya.

“Persaingan siswa kini sudah tidak lagi antar sekolah, antar kota, atau antar provinsi. Melainkan sudah antar negara, khususnya negara-negara ASEAN. Bahkan, pada 2020 nanti sudah memasuki era perdagangan bebas tingkat dunia. Untuk itu kita harus siap,” tegas Risma dihadapan para kepala sekolah, guru dan siswa.

Kunci sukses memenangi persaingan global, kata Risma, terletak pada tiga hal. Yakni, cerdas secara intelektual, kuat secara emosional dan sehat secara fisik. Jika ketiga unsur tersebut diterapkan dengan benar, walikota yang masuk jajaran 50 pemimpin terbaik versi Fortune ini optimis, anak-anak Surabaya mampu ‘berbicara banyak’ di level global.

Di samping itu, Risma mengingatkan pentingnya menanamkan nilai kerja keras jika anak didik ingin berhasil.

Sementara, Ketua Dewan Pendidikan Surabaya Martadi, mengatakan, Hardiknas merupakan momen yang bagus untuk menata kembali sistem pendidikan. Dia mengapresiasi niatan pemerintah yang akan mengembalikan pendidikan kepada hal dasar, yakni pembentukan karakter dan akhlak mulia yang dilandasi dengan nilai-nilai Pancasila.

Pada kesempatan tersebut, dia mengungkapkan bahwa pendidikan hendaknya harus mulai ditata secara sistemik, bukan parsial. Artinya, tanggung jawab sektor pendidikan bukan hanya ditangai oleh dinas saja, melainkan seluruh lapisan masyarakat harus terlibat di dalamnya.

Dikatakan Martadi, riset menunjukkan sebanyak 57 persen pendidikan dipengaruhi faktor keluarga dan masyarakat. “Untuk itu, perlu ada yang memberi perhatian ketika anak-anak berada di luar sekolah. Peran ini khususnya bisa dijalankan oleh keluarga maupun masyarakat untuk ikut aktif mengawasi dan mengarahkan generasi muda,” ujarnya saat ditemui usai upacara Hardiknas.

Setelah upacara, dilaksanakan penyerahan penghargaan bagi para pelajar berprestasi. Selain itu, dilanjutkan dengan launching program Kampung Pendidikan. (arf)

Resimen Arhanud 1/F Selenggarakan Ujian Kenaikan Sabuk Yongmodo

KABARPROGRESIF.COM : ( Jak Timur) Personel Militer Resimen Arhanud 1/F Kodam Jaya/Jayakarta melaksanakan ujian kenaikan sabuk Yongmoodo. Ujian yang dilaksanakan di Markas Komando Resimen Arhanud 1/F ini merupakan ujian kenaikan sabuk menuju sabuk hitam Dan 1 Yongmodo.

Beladiri Yongmoodo harus dapat dikuasai oleh setiap prajurit resimen Arhanud 1/F. Beladiri Yongmoodo memerlukan latihan yang kontinyu dan kekal, harus dilatihkan sebaik mungkin untuk memperkecil resiko latihan yang bersifat fatal. Apalagi harus memerlukan persiapan yang cukup lama dan pengenalan tentang tehnik-tehnik dasar, untuk meminimalisir kemungkinan cidera yang dialami oleh prajurit. Maka dari pada itu perlu adanya pengawasan dan latihan secara bertahap, bertingkat dan berlanjut agar resiko dan keselamatan latihan tidak berakibatkan fatal.

Materi yang diujikan adalah gerakan dalam tingkat sabuk Hitam, Beberapa gerakan pukulan, tendangan, bantingan dan kuncian menjadi gerakan utama yang harus dikuasai oleh para peserta ujian. Ujian ini dilaksanakan secara berpasangan agar bisa langsung mempraktekkan cara bantingan dan kuncian yang benar. Diharapkan dengan kemampuan beladiri yang dimiliki oleh setiap personel, yang bersangkutan minimal mampu untuk melindungi dirinya sendiri beserta keluarga. Selain itu, pada akhir tahun 2015 juga diharapkan seluruh personel Resimen 1/F berada di tingkat Dan 1 Yongmoodo.

Dalam ujian ini tampak seluruh prajurit melakukan dengan sungguh-sungguh agar dapat lulus dalam melaksanakan ujian. Kegiatan yang diselenggarakan secara berkesinambungan diharapkan akan membentuk sosok prajurit yang militan dalam bertugas. (arf)

KORAMIL 04/GAMBIR BANTU TERTIBKAN TEMPAT KOST

KABARPROGRESIF.COM :  (Jak Pusat) Guna mencegah terjadinya tindak kejahatan dan hal-hal negatif yang marak terjadi di tempat kos, seperti tindakan asusila atau prostitusi dan narkoba, Koramil 04/Gambir beserta dengan Petugas Kelurahan Duri Pulo dan Binmas Polsek Metro Gambir melaksanakan pendataan dan penertiban tempat-tempat kos yang berada di wilayah Kel. Duri Pulo, Gambir, Jakarta Pusat.

Kegiatan ini sengaja diselenggarakan untuk  memelihara dan meningkatkan Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di wilayah Gambir, serta memberikan rasa nyaman terhadap masyarakat, ungkap Wadanramil 04/Gambir Kapten Inf Suratno.

Di samping hal tersebut, pendataan dan penertiban tempat kos ini juga bertujuan guna mencegah penyebaran faham-faham radikal yang bisa menyesatkan masyarakat, dan mencegah terjadinya kejahaan-kejahatan lainnya yang di lakukan oleh para remaja putra maupun putri yang sedang beranjak dewasa imbuh Suratno.

Dari hasil pendataan yang dilaksanakan, masih banyak terdapatnya penghuni kos yang berasal dari luar Jakarta dan belum mempunyai KTP Jakarta dan mereka masih memiliki KTP daerah asalnya masing-masing, maka dari itu setelah dilakukan pendataan terhadap warga baik pendatang maupun yang sudah lama tinggal di Jakarta, tetap dilaksanakan pendataan. Bagi warga yang belum memiliki KTP, disarankan segera membuat di kantor kelurahan maupun kecamatan dengan membawa surat pengantar dari RT/RW setempat agar pada saat pendataan berikutnya mereka sudah memiliki KTP Jakarta. (arf)

Kunjungan Kerja Presiden RI berserta Ibu HJ. Iriana Joko Widodo di Ngawi

KABARPROGRESIF.COM : (Ngawi) Korem 081/DSJ Madiun, Presiden RI, Joko Widodo beserta Ibu Hj. Iriana Joko Widodo mengadakan kunjungan kerja ke Kabupaten Ngawi  Jawa Timur, dalam rangka Percepatan Pembangunan Jalan Tol Solo-Ngawi dan Groundbreaking Jalan Tol Ngawi-Kertosono di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, bertempat di Desa Klitik Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur. Kamis (30/4).

Presiden RI Joko Widodo yang didampingi oleh ibu Iriana Joko Widodo beserta rombongan tiba di Pangkalan TNI AU Iswahjudi Magetan, disambut langsung oleh Gubernur Jatim, Pangdam V/Brw, Kapolda Jatim dan Danlanud Iswahyudi beserta Isteri, kedatangan presiden yang naik pesawat kepresidenan tersebut, tiba pada pukul 16.30 WIB. dan dilanjutkan dengan istirahat sejenak di Ruang Tunggu Utama.

Presiden RI Joko Widodo yang didampingi oleh ibu Iriana Joko Widodo beserta rombongan melanjutkan kunjungannya menuju Desa Klitik Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur, dengan menggunakan kendaraan darat mobil, yang disambut oleh Bupati Ngawi beserta Isteri.

Dalam Kunjungannya, Presiden RI, Joko Widodo yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Gubernur Jawa Timur dan Gubernur Jawa Tengah melakukan penekanan tombol sirene, sebagai tanda Percepatan Pembangunan Jalan Tol Solo-Ngawi dan Groundbreaking Jalan Tol Ngawi-Kertosono di Provinsi Jawa Tengah dan Jaw Timur.

Berdasarkan Informasi yang didapat, bahwa target pembangunan ruas Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono sepanjang 177 kilometer (km) selesai tahun 2017. Sedangkan proses pembebasan lahan untuk ruas Jalan Tol Solo-Ngawi-Kertosono saat ini sudah berada pada presentase 80%, dan akhir tahun kemungkinan 100 persen. (arf).

KODIM 0503/JB GELAR APEL SIAGA PENGAMANAN MAY DAY

KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta Barat) Bertempat di Halaman Kantor Makodim 0503/JB Komandan Kodim 0503/JB Letkol Inf Maychel Asmi yang diwakili oleh Danramil 05/KJ Kapten Inf Manijo memimpin Apel pengamanan Hari Buruh se Dunia (May Day).  Peserta apel sebanyak 87 orang terdiri dari Babinsa Koramil 01/TS s.d 07/KB dan anggota Unit Inteldim 0503/JB.

            Dalam amanatnya Kapten Inf Manijo menyampaikan bahwa atas perintah Dandim kepada seluruh anggota ditekankan agar bersungguh–sungguh pada saat pengamanan dan monitor kegiatan unras buruh ini serta benar-benar ada di lapangan dan melihat langsung massa buruh yang bergerak dan melintasi di sepanjang jalan wilayah Jakarta Barat dari mulai pemberangkatan sampai dengan kembalinya massa buruh tersebut..

            Sementara itu Pasi Inteldim 0503/JB Kapten Inf Jefriansen Sipayung juga menambahkan bahwa untuk Babinsa dan anggota Unit Intel agar monitor pergerakan massa buruh dari masing-masing wilayahnya dan dilaporkan ke Komando Atas. (arf)

DANRAMIL 04 CENGKARENG MENGHADIRI BHAKTI SOSIAL DI KELURAHAN KEDAUNG KALIANGKE

KABARPROGRESIF.COM : (Tangerang Selatan) Bertempat di Sekretariat RW. 05/06 Kel. Kedaung Kaliangke telah dilaksanakan kegiatan bhakti sosial pengobatan umum dan donor darah yang bekerjasama dengan pengurus RW. 05 Kec. Kedaung Kaliangke dengan Koramil 04 / Ckr. Bentuk kegiatan ini yaitu :  donor darah sebanyak 150 orang dan pengobatan umum sebanyak 300 orang.          

Pada kesempatan ini Danramil 04/Ckr menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membantu masyarakat dan membantu program pemerintah serta sebagai bhakti bukti cinta untuk masyarakat, “Kita membangun Kebersamaan, yang merupakan wujud kepedulian dan kepekaan kita terhadap sesama saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan, terutama dalam bidang kesehatan.  Dan bhaksos ini merupakan jawabnya melalui kegiatan ini masyarakat juga sudah bisa tersenyum, bisa melaksanakan aktivitas kegiatan yang normal. Kegiatan seterusnya memang kita dituntut masyarakat untuk bekerja keras untuk kesejahteraan mereka. Paling tidak dengan adanya kegiatan sosial ini, memberikan masukan dan contoh kepada masyarakat sekitar”.          

Selanjutnya Danramil 04/Ckr menambahkan. Ini semua terwujud karena adanya kerjasama dari berbagai instasi, dalam hal ini Koramil 04/Ckr, Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Yayasan Tranformasi Bangsa, termasuk tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh pemuda, dan tokoh-tokoh yang ada di wilayah. Tanpa adanya keterpaduan dan kebersamaan kita tidak bisa melaksanakan kegiatan ini. Artinya dengan kegiatan ini juga kita membuktikan disinilah kita mendirikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Diharapkan juga, tentunya institusi-institusi yang lain bisa bersama-sama membangun sinergitas dengan Koramil 04/Ckr ataupun TNI yang lain, dengan yayasan-yayasan yang lain bisa juga membangun kerjasama seperti ini lebih banyak lagi. Kegiatan ini dihadiri : Danramil 04/ckr Kapten Inf. Ober Purba, Lurah Kedaung Kaliangke, Binmas dan Babinsa serta warga masyarakat . (arf)

Pangdam Jaya/Jayakarta Panen Raya Padi di Cibitung

KABARPROGRESIF.COM : (Bekasi) Sinergitas Kodim 0509/Kab.Bekasi, Pemerintah Kab Bekasi dan Kelompok Tani dalam menyukseskan swasembada pangan mulai membuahkan hasil. Di lahan percontohan pertanian ketahanan pangan Kodam Jaya/Jayakarta kampung Rawa Lele Desa Wanajaya Kecamatan Cibitung Kabupaten Bekasi telah dilaksanakan Panen Raya oleh Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Agus Sutomo, SE. Sabtu (02/05)

Dilahan percontohan pertanian ketahanan pangan Kodam Jaya/Jayakarta ini aparat Kodim 0509/Kab. Bekasi melalui para Danramil dan Babinsa bekerjasama dengan kelompok tani mengembangkan metode tanam sistem IPAD-BO. Sistem tanam IPAD-BO adalah sistem tanam dengan merevitalisasi kualitas dan kesehatan tanah (soil health and quality) serta meningkatkan produktivitas tanaman padi dapat dilakukan dengan memanfaatkan kekuatan biologis tanah. Dari hasil penelitian sistem ini ternyata mampu menghasilkan padi 8 – 12 ton/ha (peningkatan hasil rata-rata berkisar 50 – 150% dibandingkan dengan system biasa)

“Saya mengucapkan terimakasih kepada Danramil dan para Babinsa  serta petani pengelola atas kerjasamanya mengelola lahan pertanian ini sehingga menghasilkan panen yang bagus, semoga hasil yang bagus pada panen raya ini bisa menjadi contoh bagi para petani yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi” ucap Pangdam Jaya.

TNI AD dalah hal ini Kodam Jaya/Jayakarta melalui komando kewilayahannya selalu mengawal program upaya khusus swasembada pangan, karena program tersebut merupakan program pemerintah pusat dibidang pertanian untuk swasembada pangan secara nasional, sehingga dua tahun kedepan negara Indonesia tidak lagi mengimpor beras.

“Para petani dapat melihat dan membandingkan hasil panen padi yang dikerjakan oleh para petani dengan hasil yang diperoleh melalui cara yang dipakai Kodam Jaya saat ini” Tegas Pangdam. Dengan sistem yang digunakan oleh Kodam Jaya ini, hasil yang didapat jauh lebih banyak, sehingga dengan hasil yang lebih banyak sudah pasti akan semakin meningkatkan kesejahteraan para petani.

Hadir pada kesempatan panen raya di Cibitung Kab. Bekasi kali ini antara lain Danrem 051/Wkt, perwakilan dari Kemenristek, Sekda Bekasi, perwakilan Distan Jawa Barat, Kapolresta Kab. Bekasi serta para Dandim Jajaran Korem 051/Wkt.

Jumat, 01 Mei 2015

Pilkada Surabaya PDIP BAKAL Calonkan Risma dan Wisnu

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Timur memastikan bahwa Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana akan didaftarkan sebagai calon kepala daerah oleh DPC PDIP Kota Surabaya.

Hal itu disampaikan Sekretaris DPD PDIP Jatim, Sri Untari, Kamis (30/04/2015).

Ia mengatakan, total calon kepala daerah yang telah diajukan masing-masing DPC PDIP fit and proper test pada Minggu 3 Mei 2015, sebanyak 57 orang. Mereka berasal dari internal kader maupun eksternal kader PDIP.

Ditanya terkait calon dari PDIP yang bakal akan didaftarkan ke pihak DPD untuk maju dalam Pilwali Surabaya, ia menyebut hanya ada dua kepastian nama calon. “Untuk Surabaya yang beredar ya dua nama itu, Bu Risma dan Pak Wisnu. Kami realistis lah dalam melihat calon, mana yang diminati oleh rakyat. Dan dalam menentukan siapa calon yang akan kita usung, nanti ada proses berikutnya akan kita berikan ikatan khusus,” ungkapnya.

Kendati begitu, Sri Untari enggan menjelaskan apakah DPC PDIP Surabaya akan kembali diduetkan Risma dan Wisnu, atau keduanya diajukan menjadi bakal calon walikota agar salahsatunya mendapat rekomendasi.

Sri Untari mengakatakan, pihaknya mengaku akan etap memprioritaskan kadernya yang akan maju dalam Pilkada nanti. Dengan catatan memiliki nilai jual dibanding nama lainnya berdasarkan hasil survei. Tapi kalau nama kadernya sendiri kurang diminati oleh masyarakat, maka PDIP akan realistis mengusung orang dari luar kadernya.

“Kita akan realistis memilih calon berdasar survei, bisa saja kita mengusung dari luar kader dengan syarat punya ideologi yang sama dengan PDIP,” imbunya.

Diberitakan sebelumnya, mantan Sekjen PDIP, Pramono Anung memberi sinyal bahwa PDIP tetap akan mengusung Tri Rismaharini (Risma) dalam Pilwali Surabaya Tahun 2015. Dan yang jadi pasangannya adalah Wisnu Sakti Buana (Wisnu).

Hal itu disampaikan Pramono di sela-sela pelaksanaan Kongres ke IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali pada 10 April lalu. “Surabaya sudah selesai, Risma dan Wisnu akan kami usung kembali,” ucapnya.

Alasannya, partai melihat duet Risma dan Wisnu berhasil memimpin Surabaya. Sehingga, keduanya didorong untuk maju lagi di Pilwali 2015. (arf)

PN Surabaya Respon Positif Putusan MK, Pengacara Toba Siahaan Berpendapat Beda

Terkait Penetapan Tersangka Termasuk Obyek Praperadilan 

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Burhanudin selaku Humas Pengadilan Negeri (PN) Surabaya merespon positif atas putusan Mahkamah Konstitusi terkait penetetapan tersangka masuk dalam obyek praperadilan.

MK mengubah ketentuan Pasal 77 KUHAP tentang obyek praperadilan. Mahkamah menambah penetapan tersangka, penggeledahan, dan penyitaan termasuk sebagai obyek praperadilan.

Menurut Burhanudin, putusan tersebut merupakan pembelajaran bagi penyidik baik Kepolisian Maupun Kejaksaan agar lebih berhati-hati dan tidak terlalu mudah menetapkan seseorang menjadi tersangka.

" Bisa menjadi kontrol penyidik agar tidak seenaknya menetapkan tersangka, jangan karena memilik kewenangan sehingga merasa menjadi super body dan meninggalkan  keprofesionalan dan sumpah jabatannya, "jelasnya saat dikonfirmasi diruang kerjanya, PN Surabaya,Kamis (30/4/2015).

Dijelaskan Burhanudin, sepanjang bulan Januari hingga April ditahun 2015 ini, pihaknya telah menerima 9 permohonan praperadilan. Dari jumlah tersebut, rata-rata menyinggung masalah penahanan dan  penangkapan.  "Kalau masalah penetapan tersangka memang belum ada, kan baru kemarin diputus MK,"ujarnya.

Menurut Burhanudin, tak menutup kemungkinan, putusan MK tersebut akan berdampak bertambahnya jumlah pemohon praperadilan di PN Surabaya."Pastinya akan berdampak pada jumlah perkara yang masuk,"katanya.

Terpisah, pendapat berbeda dilontarkan Toba Siahaan, Advokat yang tinggal di Surabaya. Menurutnya, masuknya penetapan tersangka dalam obyek praperadilan sangatlah tidak tepat. Dia beralasan, permohonan praperadilan bukan berbicara masalah materi perkara, melainkan soal prosedur proses penanganannya.

"Bicara tentang tersangka berarti bicara tentang pembuktian dan itu tidak masuk materi perkara," jelasnya di PN Surabaya.

Menurut Toba, untuk menjadikan seseorang tersangka membutuhkan  sejumlah tahapan yang harus dilalui, melalui pemeriksaan dan bukti bukti." jika bukti bukti tersebut dinilai cukup kuat barulah penyidik menetapkan seaeorang tersebut menjadi tersangka,"sambungnya.

Meski putusan MK tersebut dapat menguntungkan posisinya sebagai seorang advokat, namun Toba tak memandang demikian, dia lebih menekankan kepada konsekuensi yang diberikan negara terhadap para terdakwa  yang dihukum bebas oleh Pengadilan.

Selain merehabilitasi nama baik terdakwa, semestinya negara harus membayar besar, hal itu dilakukan supaya penyidik lebih berhati-hati dalam menetapkan tersangka.

"Karena masih banyak penyidik polisi dan jaksa yang dengan mudah menetapkan tersangka dan di P21 oleh jaksa, intinya mereka tidak mendahulukan pembuktian dulu, mereka beranggapan masalah pembuktian dibuktikan di pengadilan, itu yang menyebabkan hukum di negeri ini menjadi konyol,"terangnya.

Untuk memberikan efek jera,penyidik harus diberikan sanksi yang signifikan."bila perlu sanksi pemecatan,"tegasnya.

Seperti diketahui, penetapan tersangka masuk obyek praperadilan ini diputuskan hakim MK pada Rabu (23/4/2015). Putusan itu merupakan uji materi yang diajukan terpidana kasus bio remediasi Chevron. Dia mengajukan  permohonan uji materi terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Alhasil, permohonanya dikabulkan hakim MK melalui putusan dissenting opinion (pendapat berbeda) dan occurring opinion (alasan berbeda). Dari 9 hakim konstitusi, 3 hakim konstitusi yang mengajukan dissenting opinion yakni I Gede Dewa Palguna, Muhammad Alim, dan Aswanto. Sementara 1 hakim kontitusi yang mengajukan concurring opinion yaitu Patrialis Akbar.

MK beralasan KUHAP tidak memberi penjelasan mengenai batasan jumlah (alat bukti) dari frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang cukup”. Berbeda dengan Pasal 44 ayat (2) UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mengatur secara jelas batasan jumlah alat bukti, yakni minimal dua alat bukti.

“Frasa ‘bukti permulaan’, ‘bukti permulaan yang cukup’, dan ‘bukti yang cukup’ dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP harus ditafsirkan sekurang-kurangnya dua alat bukti sesuai Pasal 184 KUHAP disertai pemeriksaan calon tersangkanya, kecuali tindak pidana yang penetapan tersangkanya dimungkinkan dilakukan tanpa kehadirannya (in absentia).

Mahkamah menganggap syarat minimum dua alat bukti dan pemeriksaan calon tersangka untuk transparansi dan perlindungan hak asasi seseorang agar sebelum seseorang ditetapkan sebagai tersangka telah dapat memberi keterangan secara seimbang. Hal ini menghindari adanya tindakan sewenang-wenang oleh penyidik terutama dalam menentukan bukti permulaan yang cukup itu.

Sementara dalam pranata praperadilan, meski dibatasi secara limitatif dalam Pasal 1 angka 10 jo Pasal 77 huruf a KUHAP. Namun, penetapan tersangka adalah bagian dari proses penyidikan yang terbuka kemungkinan terdapat tindakan sewenang-wenang oleh penyidik yang termasuk perampasan hak asasi seseorang. Memang Pasal 1 angka 2 KUHAP kalau diterapkan secara benar tidak diperlukan pranata praperadilan. Namun, bagaimana kalau ada yang salah dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka?

Sehingga  penetapan tersangka menjadi bagian dari proses penyidikan yang dapat dimintakan perlindungan melalui pranata praperadilan. Alasannya bahwa pada saat KUHAP diberlakukan pada tahun 1981, penetapan tersangka belum menjadi isu krusial dan problematik dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Demikian pula, dalam putusan MK bernomor 65 /PUU-IX/2011 yang menghapus keberadaan Pasal 83 ayat (2) KUHAP. Dalam pertimbangan putusan itu, disebutkan sistem praperadilan sebagai salah satu mekanisme kontrol terhadap kemungkinan tindakan sewenang-wenang oleh penyidik/penuntut umum dalam melakukan penangkapan, penggeledahan, penyitaan, penyidikan, penuntutan, penghentian penyidikan dan penghentian penuntutan. (Komang)