KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Rencana koalisi partai besar yang akan mengusung calon sendiri dalam Pilwali Surabaya 2015 bukan isapan jempol semata. Pertemuan deklarasi itu rencananya digelar di Hotel Majapahit, Senin (29/6/2015) mendatang.
Selain untuk menggagalkan wacana Pilwali Surabaya 2015 secara aklamasi, deklarasi yang dikabarkan akan menamakan diri koalisi Mojopahit ini dengan tegas menantang pasangan incumbent Risma-Wisnu yang dikonsep PDIP.
Ketua Panitia Deklarasi Koalisi Mojopahit, AH Thony, menyatakan Cawali–Cawawali yang akan diusung menandingi Cawali incumbent Tri Rismaharini tentunya akan diseleksi tim koalisi Parpol. Menurutnya, tingginya elektabilitas Tri Rismaharini masih bisa di kalahkan.
“Tingginya elektabilitas Tri Rismaharini masih bisa dikalahkan. Jika koalisi solid dan bertekad memenangkan Pilwali Surabaya 2015, maka hal itu akan terjadi. Tentunya dengan catatan, calon yang juga mempunyai kapasitas sosial yang memadai,” ujar AH Thony.
Ia menjelaskan dalam Pilwali Surabaya 2015 ini, kekuatan calon incumbent tidak setangguh Pilwali tahun 2010 lalu. Menurut dosen Fakultas Administrasi Negara ini, pada tahun 2010 lalu, pasangan Cawali-Cawawali incumbent, Tri Rismaharini dan Bambang DH, sama-sama mempunyai prestasi dalam membangun kota Surabaya.
AH Thony menambahkan, kala itu Bambang DH merupakan kepala daerah terbaik yang sudah menjabat 2 periode dan masih mendapat simpati masyarakat. Sedang Tri Rismaharini sendiri, saat menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, telah berhasil menata taman-taman kota hingga lebih indah.
“Dulu Pak Bambang DH menjadi ikon, sehingga didaulat mendamping Bu Risma (Tri Rismaharini) sebagai Cawawalinya. Lah Pilwali Surabaya 2015 periode ini, sangat berbeda. Prestasi hanya dimiliki Calon Walikotanya saja,” ungkapnya tanpa memperhitungkan Wisnu Sakti Buana, pendamping Risma dalam Pilwali SUrabaya 2015 nanti.
Berdasarkan perolehan suara Pilwali 2010 lalu, kemenangan Pasangan Cawali-Cawawali, Tri Rismaharini-Bambang DH(RIDHO) yang diusung PDIP, hanya selisih 3 persen lebih atas rivalnya Arif Afandi-Adies Kadir (CACAK) Pasangan Cawali-Cawawali dari Partai Golkar dan Demokrat.
AH Thony menyatakan, kemenangan PDIP ini tidaklah murni diperoleh dengan kekuatan kapasitas sosial yang dibangun pasangan Cawali–Cawawali saat menjadi pejabat Negara, melainkan dengan mengerahkan berbagai strategi politik jitu.
“Tidak hanya sekedar pencitraan media dan kapasitas sosial yang dibangun pasangan Cawali tersebut, melainkan dengan mengerahkan berbagai trik dan intrik politik yang dibangun di segala penjuru. Itu-pun selisih kemenangannya hanya 3 persen saja. Kemudian sekarang dengan kondisi latar belakang masing-masing calon yang berbeda antara Tri Risma dengan wakilnya, Wisnu Sakti Buana, maka sangat disayangkan kalau Partai Koalisi menyatakan Pilwali Surabaya 2015 aklamasi, karena elektabilitas pasangan Cawali incumbent masih bisa ditandingi,”pungkas AH Thony. (arf)
Selain untuk menggagalkan wacana Pilwali Surabaya 2015 secara aklamasi, deklarasi yang dikabarkan akan menamakan diri koalisi Mojopahit ini dengan tegas menantang pasangan incumbent Risma-Wisnu yang dikonsep PDIP.
Ketua Panitia Deklarasi Koalisi Mojopahit, AH Thony, menyatakan Cawali–Cawawali yang akan diusung menandingi Cawali incumbent Tri Rismaharini tentunya akan diseleksi tim koalisi Parpol. Menurutnya, tingginya elektabilitas Tri Rismaharini masih bisa di kalahkan.
“Tingginya elektabilitas Tri Rismaharini masih bisa dikalahkan. Jika koalisi solid dan bertekad memenangkan Pilwali Surabaya 2015, maka hal itu akan terjadi. Tentunya dengan catatan, calon yang juga mempunyai kapasitas sosial yang memadai,” ujar AH Thony.
Ia menjelaskan dalam Pilwali Surabaya 2015 ini, kekuatan calon incumbent tidak setangguh Pilwali tahun 2010 lalu. Menurut dosen Fakultas Administrasi Negara ini, pada tahun 2010 lalu, pasangan Cawali-Cawawali incumbent, Tri Rismaharini dan Bambang DH, sama-sama mempunyai prestasi dalam membangun kota Surabaya.
AH Thony menambahkan, kala itu Bambang DH merupakan kepala daerah terbaik yang sudah menjabat 2 periode dan masih mendapat simpati masyarakat. Sedang Tri Rismaharini sendiri, saat menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan, telah berhasil menata taman-taman kota hingga lebih indah.
“Dulu Pak Bambang DH menjadi ikon, sehingga didaulat mendamping Bu Risma (Tri Rismaharini) sebagai Cawawalinya. Lah Pilwali Surabaya 2015 periode ini, sangat berbeda. Prestasi hanya dimiliki Calon Walikotanya saja,” ungkapnya tanpa memperhitungkan Wisnu Sakti Buana, pendamping Risma dalam Pilwali SUrabaya 2015 nanti.
Berdasarkan perolehan suara Pilwali 2010 lalu, kemenangan Pasangan Cawali-Cawawali, Tri Rismaharini-Bambang DH(RIDHO) yang diusung PDIP, hanya selisih 3 persen lebih atas rivalnya Arif Afandi-Adies Kadir (CACAK) Pasangan Cawali-Cawawali dari Partai Golkar dan Demokrat.
AH Thony menyatakan, kemenangan PDIP ini tidaklah murni diperoleh dengan kekuatan kapasitas sosial yang dibangun pasangan Cawali–Cawawali saat menjadi pejabat Negara, melainkan dengan mengerahkan berbagai strategi politik jitu.
“Tidak hanya sekedar pencitraan media dan kapasitas sosial yang dibangun pasangan Cawali tersebut, melainkan dengan mengerahkan berbagai trik dan intrik politik yang dibangun di segala penjuru. Itu-pun selisih kemenangannya hanya 3 persen saja. Kemudian sekarang dengan kondisi latar belakang masing-masing calon yang berbeda antara Tri Risma dengan wakilnya, Wisnu Sakti Buana, maka sangat disayangkan kalau Partai Koalisi menyatakan Pilwali Surabaya 2015 aklamasi, karena elektabilitas pasangan Cawali incumbent masih bisa ditandingi,”pungkas AH Thony. (arf)