Ketika Suparji sedang mengecat gudang milik Haji Ali disamping Balai Desa Trasak, Rodi yang bekerja sebagai tukang tambal ban menyalakan petasan/mercon di depan rumahnya, sehingga mengagetkan Suparji yang sedang bekerja dan mengakibatkan terjadinya cekcok/pertengkaran diantara mereka. Melihat pertengkaran itu, sopir pengangkut batu yang saat itu berada di lokasi langsung melerai.
Menurut Muhammad (25 tahun) warga desa setempat mengatakan bahwa Suparji type orang pemarah. "Suparji itu orangnya pemarah, mudah tersinggung" terang Muhammad.
Mengetahui terjadi pertengkaran antara Suparji dan Rodi, Rusmina (67 tahun) yang rumahnya dekat TKP segera menghubungi Sertu Mudhar Babinsa Koramil 0826/05 Larangan. Mudhar yang saat itu sedang berada di Pamekasan segera meluncur ke TKP di Trasak mengajak kakaknya Serma M. Munif, lalu menelepon piket Koramil Serda Basri dan Sertu Akrah.
Sesampainya di TKP kedua orang yang bertengkar dibawa ke balai desa, untuk selanjutnya aparat desa bersama Babinsa dan Babinkamtibmas menyelesaikan permasalahan secara damai/kekeluargaan.
"Yang bertengkar sudah berdamai, masing-masing sudah menandatangani surat perjanjian bermaterai" jelas Sertu Mudhar.
Akhirnya kedua belah pihak sudah menerima dan saling memaafkan, sementara itu Rodi berjanji tidak akan mengulangi menyalakan petasan, "ya saya berjanji tidak akan menyalakan petasan lagi" kata Rodi janjinya.(arf).