Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Senin, 27 Juli 2015

Masyarakat Dihimbau Ikuti SOP Pelayanan Kesehatan


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr M Soewandhie Surabaya mengklarifikasi pemberitaan yang menyebut rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya ini telah menahan pasien atas nama Ella Priyanti karena kurang membayar biaya rumah sakit dan mengaku sudah membayar Rp 5 juta. Kejadian tersebut terjadi pada 20 Juli 2015 lalu.

Plt. Direktur RSUD dr M Soewandhie Surabaya, Febria Rachmanita menyampaikan bahwa pemberitaan tersebut tidak benar. Febria menegaskan bahwa RSUD dr M Soewandhie tidak pernah menahan pasien atas nama Ella Puriyanti serta pihak RS tidak pernah menerima pembayaran uang sebesar Rp 5 juta.

“Berita tentang RSUD dr M Soewandhie telah menahan pasien adalah tidak benar. Melainkan pasien yang meminta tambah rawat inap. Dan pada saat pemberitaan ditulis pada Sabtu 25/7), pasien sudah pulang, tepatnya pada 24 Juli 2015 pukul 13.30 WIB,” tegas Febria dalam jumpa pers yang digelar di kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Senin (27/7/2015).

Febria lantas memaparkan kronologis kasus pasien atas nama Ella Puriyanti tersebut. Da menjelaskan, pasien tersebut masuk ke RSUD dr Soewandhie pada 20 Juli dengan keluhan pendarahan. Pasien kemudian mendaftar dan memilih status sebagai pasien umum sejak masuk RSUD dr Soewandhie. Pasien bersedia masuk RS dengan menandatangani lembar persetujuan sebagai pasien umum dan ditanggung biaya oleh seseorang yang mengaku sebagai suaminya. Surat persetujuan tindakan medis juga ditandatangani oleh seseorang yang mengaku sebagai suami pasien tersebut.

Karena keadaan kritis, operasi dilakukan pada hari itu juga (20 Juli 2015), untuk menyelamatkan nyawa pasien. Pasien membayar biaya sebesar Rp 1.608.000 untuk mengganti kantung darah dari PMI, obat-obatan dan tindakan di kamar bersalin. Dia juga menyebut, pasien kemudian menyerahkan SKM ke rumah sakit pada 24 Juli 2015 dan pemberlakuan SKM sesuai tanggal yang tertera dalam SKM yaitu 22 Juli 2015. “Hal ini tidak sesuai dengan tanggal masuk pasien yaitu pada 20 Juli 2015 dan sesuai peraturan maka tanggal 20 Juli 2015 status pasien adalah sebagai pasien umum,” jelas Febria.

Febria juga menyampaikan bahwa selama ini banyak pasien yang tertipu dengan oknum yang mengatasnamakan relawan, sehingga pasien yang beralih dari umum ke SKM harus mengeluarkan uang kepada oknum tersebut.  Dalam hal ini, ada oknum yang mengaku suami dari pasien yang bersangkutan  dan menyatakan menjamin seluruh pembiayaan pasien, namun setelah dicek lebih lanjut ternyata oknum tersebut bukan merupakan suami pasien dan yang bersangkutan tidak melakukan pembayaran sebagaimana disampaikan sebelumnya.

“Oleh karena itu, patut dipertanyakan motivasi pembayaran dari dan kepada siapa uang tersebut dibayarkan,” sambung dia.

Dijelaskan Febria, Pemkot Surabaya dalam hal ini khususnya RSUD dr M Soewandhie justru sangat fleksibel dalam menangani Gakin. Bila pasien memang Gakin, diperbolehkan memilih status kepesertaan sebagai pasien rencana Gakin, bukan memilih pasien umum tapi pada akhirnya pindah status kepesertaan, karena sebenarnya dalam formulir pendaftaran pasien sudah sangat jelas bahwa pasien tidak boleh beralih status kepesertaannya.

“Semua warga negara punya hak yang sama termasuk petugas RS. Pasien maupun masyarakat, harus mematuhi aturan dan SOP yang ada di RS,” sambung dia.

Lebih lanjut, oleh karena terdapat pihak yang dianggap telah melakukan fitnah dan pencemaran nama baik RSUD dr M Soewandhie melalui pernyataan di media. Karenanya, pihak RS menggunakan hak hukum untuk melaporkan yang bersangkutan ke Polrestabes Surabaya. Pelaporan ke Polrestabes sudah dilakukan pada Minggu (26/7) sore dengan terlapor Sumiyati, warga Jalan Tambak Segaran Wetan, Surabaya.

“Kami selama ini cukup bersabar, namun saat ini kami ingin mengedukasi pasien untuk saling menghargai serta mengimbau masyarakat agar bersama-sama menjaga dan menegakkan peraturan yang ada. Sebab, sudah banyak pengaduan dari RS swasta maupun pemerintah yang diftnah seperti ini,” ujarnya.   

Pihak RS mengimbau semua pihak agar saling menghormati dan menghargai pelayanan kesehatan sesuai peraturan yang ada. Ini karena pihak RS juga harus mempertanggungjawabkan semua sarana dan obat yang dikeluarkan. Masyarakat diimbau untuk mengikuti prosedur pelayanan kesehatan dan tidak menggunakan jasa dari oknum-oknum yang menjanjikan dapat membantu proses pelayanan kesehatan dengan imbalan tertentu. “Masyarakat tidak perlu takut berobat ke rumah sakit karena sudah dijelaskan SOP nya. Kami melaporkan karena ada pencemaran nama baik dan menjelek-jelekkan rumah sakit tanpa sesuai fakta. Padahal kita sudah melakukan yang terbaikd an se-profesional mungkin,” imbuh dia.

Febria yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya ini mengimbau masyarakat untuk segera mendaftarkan diri sebagai peserta JKN mandiri bagi yang mampu dan JKN PBI Kota Surabaya (penerima bantuan iuran) bagi penduduk Kota Surabaya yang kurang mampu, di mana peserta PBI premi iurannya ditanggung oleh Pemkot Surabaya. (arf)

Dandim 0815 Ingatkan Masyarakat : Peristiwa Tolikara Sebagai upaya Oknum untuk Melegitimasi Campur Tangan Asing

KABARPROGRESIF.COM : (Mojokerto) Pada Minggu  26 Juli 2015 pukul 13.30 WIB bertempat di Gedung SBK  Pemkab Mojokerto Jl. A.Yani No 16 Kota Mojokerto telah dilaksanakan pertemuan antara Tokoh- tokoh Agama, Tokoh masyarakat Kab. Mojokerto dengan Forpimda Kab. Mojokerto dalam rangka penyampaian Pernyataan Sikap Pemerintah Kab. Mojokerto bersama Elemen Masyarakat  Kab. Mojokerto,  dalam menyingkapi kerusuhan di Kab. Tolikara Propinsi Papua, yang di pandegani oleh Asisten-1 Sekretaris Daerah bidang Pemerintahan dan Kesra Kab. Mojokerto DR.H.A. Jazuli, dengan  diikuti oleh kurang lebih 50 orang.

Dandim 0815/Mojokerto Letkol Inf Djohan Darmawan menghimbau untuk tidak mudah terprovokasi oleh ajakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, terutama untuk berjihad ke Tolikara, karena peristiwa Tolikara bukanlah konflik antar agama tetapi ada tujuan politis oleh oknum tertentu yang terindikasikan  atas pesanan asing terkait perebutan Sumber Daya Alam yang ada di Papua, dengan membenturkan dua kelompok Agama sehingga diharapkan ada pelanggran HAM di Papua, yang akan melegitimasi masuknya campur tangan asing dengan bendera HAM dan lain – lain.            

Demi tetap tegaknya NKRI, seluruh Elemen Masyarakat khususnya di wilayah Kab. Mojokerto harus turut menjaga kerukunan umat beragama dengan memberikan informasi yang bernuansa damai, yang tertuju pada terjaganya situasi wilayah Kab. Mojokerto yang selalu kondusif, dan  bukan ikut Emosional sehingga cenderung turut memanaskan emosi masyarakat.

Masih dalam acara tersebut, Kapolres Mojokerto  AKBP Budhi Herdi Susanto mengajak  semua elemen masyarakat Kab. Mojokerto untuk dapat  menjaga perdamaian dan ketertiban di wilayah Kab. Mojokerto , seraya berharap agar  semua tokoh  Agama, Tokoh Masyarakat beserta seluruh  Elemen Masyarakat, untuk  tidak mudah terprovokasi oleh ajakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,  yang cenderung Emosional dalam menyikapiu peristiwa tersebut.  

Disampaikan juga oleh Kapolres bahwa peristiwa Tolikara sudah sepenuhnya ditangani oleh Polri dan sudah ditangkap beberapa tersangka terkait  kejadian tersebut untuk diproses sesuai hukum yang berlaku di Negara kita. “ Untuk itu, mari selalu menjaga persatuan dan kesatuan Bangsa di wilayah Kab. Mojokerto, agar bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia selalu dalam keadaan aman dan damai “, harapnya.   

Sementara Bhiksu Nyanna Virya menguraikan bahwa terciptanya perdamaian di Kab. Mojokerto karena dilandasi semangat persaudaraan yang tinggi dari semua golongan, maka kewajiban seluruh umat golongan tersebut untuk selalu menjaga keamanan, ketertiban dan kedamaian, dan peristiwa Tolikara hendaknya kita percayakan untuk tetap dip roses sesuai hokum yang berlaku di Negara Indonesia.
Bupati Mojokerto dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten-1 Sekretaris Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesra Mojokerto Kab. Mojokerto berharap agar semua elemen Masyarakat Kab. Mojokerto dapat mempertahankan situasi dalam menjaga ketentraman dan kedamaian di wilayah Kab. Mojokerto, juga menghimbau kepada segenap insan Pers untuk tidak memuat berita yang bersifat provokatif terkait peristiwa Tolikara yang dapat memicu merenggangnya komunikasi antar umat beragama, dan dapat memicu konflik antara umat beragama, tetapi hendaknya dapat saling bahu membahu dalam mempererat tali silahturahmi antara umat beragama dengan berlandaskan semangat persaudaraan.
     
Pada pukul 14.40 WIB dilaksanakan pembacaan sikap pernyataan Pemerintah Kab. Mojokerto bersama segenap Elemen Masyarakat Kab. Mojokerto bahwa Pemerintah Kab. Mojokerto bersama segenap Elemen Masyarakat Kab. Mojokerto, mengutuk keras kejadian di Kab. Tolikara, dan peristiwa  Tolikara harus di proses secara tuntas sesuai prosedur hukum dengan mengedepankan Persatuan dan Kesatuan, serta pernyataan bahwa segenap Elemen Masyarakat Kab. Mojokerto tidak akan terprovokasi oleh isu - isu yang berkembang terkait masalah Tolikara dan berjanji untuk saling menjaga kerukunan antar umat beragama di wilayah Kab. Mojokerto.

Turut hadir dalam acara tersebut Pimpinan Muhamadiyah Kab/Kota Mojokerto Moh. Qoyum, Pimpinan tempat ibadah Klenteng Mojosari,Mojokerto  Bapak Soeroso Santoso,  Ketua LDII Kab.Mojokerto Sdr.Johan Abdulah, PC NU Kab. Mojokerto Sdr.Ahmad Nurkholis, Ketua FKUB Mojokerto Drs.H.Sihabul Irfan Arif dan  Ketua PHDI Kab. Mojokerto Sdr Katiran

Pada pukul 14.50 WIB Penandatanganan sikap Pernyataaan Bersama Pemerintah Kab. Mojokerto beserta Segenap Elemen Masyarakat dan sekaligus mengakhiri acara tersebut dengan damai, aman,tertib dan lancar. (arf)

Dandim 0812/Lamongan menyiapkan tim sepak bola dalam turnamen “ Danrem Cup “

KABARPROGRESIF.COM : (Lamongan) Komandan Kodim 0812 secara langsung yang didampingi Kasdim dan Pa Staf memberikan pengarahan dan motivasi serta semangat kepada tim sepak bola binaan Kodim 0812 Lamongan di stadion surajaya Lamongan dalam rangka mengikuti turnament “Danrem Cup “ untuk kompetisi  cabang olah raga sepak bola tahun 2015 katagori U-21 se wilayah Korem 082 Mojokerto.

            Komandan Kodim dalam meberikan pengarahannya bahwa pertandingan akan digelar pada 27 Juli sampai dengan 6 Agustus 2015, dalam dua Group di dua tempat, yaitu Stadion Brawijaya Kediri untuk wilayah Selatan dan Stadion Surajaya Lamongan untuk wilayah Utara kita sebagai tuan rumah diharapkan memperoleh hasil yang maksimal dan dapat berlanjut dan dapat mewakili tim dari Korem 082 sampai tingkat Kodam V/Brw jadi dalam fikiran kita harus terbenak mental juara jangan hanya sebagai pelangkap atau hanya ikut serta dalam ajang bergengsi ini.

Adapun juara tingkat Korem 082/CPYJ disediakan Trophy Bergilir, Trophy Tetap dan dana pembinaan untuk juara satu tingkat Korem sebesar 10 juta, juara dua sebesar 7,5 juta dan juara tiga sebesar 5 juta rupiah, disamping panitia juga memberikan dukungan transport bagi masing – masing Tim selama Tim tersebut bertanding dalam kompetisi Danrem Cup yang sedang  berlangsung.

Hadir dalam pemberian motivasi kepada tim sepak bola binaan Kodim 0812 Lamogan antara lain Letkol Inf Jemz Andre.R.E,S.Sos ( Dandim 0812 Lamongan ), Mayor Inf Wiyono (Kasdim 0812 Lamongan), Kapten Arh Suherman ( Pasi Intel Dim 0812 ), Kapten Cpl Kusmin ( Pasi Log Dim 0812 ) dan Kapten sudjono Graha ( Pa Siaga Dim 0812 ) dan Pelatih tim sepak bola dan pemain sekitar 27 Orang. Komandan Kodim 0812 juga melihat langsung tim sepak bola melaksanakan Game ( Main ) untuk melihat kwualitas atau kemampuan dalam bermain.(arf)

Dandim 0815 Tekankan Prajuritnya untuk Tidak Mudah Terprovokasi Peristiwa Tolikara

KABARPROGRESIF.COM : (Mojokerto) Dandim 0815 Mojokerto Letkol Inf Djohan Darmawan menutup secara resmi Latihan Teknis dan Taktis ( Latnis/Tis ) Intelijen bagi personel  Unit Inteldim 0815 TA. 2015, dengan penyelenggaraan upacara resmi penutupan latihan di Makodim 0815 Jl. Majapahit No. 1 Kota Mojokerto, pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015 pukul 08.30 Wib.
    
Dalam sambutannya, Letkol Inf Djohan Darmawan  selaku Irup menekankan  bahwa hendaknya materi/ilmu yang diperoleh selama Latnis/Tis Intel yang meliputi materi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan serta penyelenggaraan administrasi Intelijen, dapat diterapkan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari, sehingga dapat mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan deteksi dini dan cegah dini terhadap setiap hakekat ancaman yang mungkin timbul di wilayah Kodim 0815 /Mojokerto, juga diharapkan agar  personel Unit Inteldim 0815 selalu membekali diri dengan kemampuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta mampu beradaptasi dalam segala situasi dan kondisi, serta diatmbahkan olehnya agar kemampuan SDM Apintel, khususnya dalam penguasaan teknologi informasi akan membuat Apintel lebih percaya diri dalam melaksanakan tugas di lapangan dalam rangka mendukung tugas pokok satuan.
           
Dalam kesempatan tersebut juga ditekankan tentang penekanan dalam menyikapi permasalahan di Tolikara – Papua, agar para Danramil bersama Kapolsek dan Camat menggandeng Tokoh Lintas Agama, Tomas, Toga dan Pihak Terkait yang ada di wilayahnya guna menetralisir situasi, jangan mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas kebenarannya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.  Para Danramil dan Muspika bertanggung jawab atas terciptanya kondusifitas di wilayah tanggung jawabnya.  (arf)

Sabtu, 25 Juli 2015

Masyarakat Perlu Waspada Hadapi Fenomena Mudik Lebaran

Oleh :
Ronny  Tri P. Nugroho, SIK, Pasis Spesimen Polri Dokter ke-55 /2015

Datangnya bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri merupakan momen yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam, tidak hanya sebagai bagian dari kewajiban beribadah puasa namun ada saat dimana seluruh masyarakat yang tengah berada dalam perantauan baik di dalam maupun di luar negeri untuk berupaya datang dan kembali berkumpul dengan keluarga di kampung halaman.

Beberapa alasan kenapa hingga kini masyarakat Indonesia masih melestarikan budaya mudik. Diantaranya adalah, mudik merupakan salah satu jalan mencari keberkahan dengan memerpanjang silaturahim kepada orang tua, kerabat, dan tetangga hingga teman-teman masa sekolah. Mudik dijadikan sebagai pengingat asal usul daerah bagi mereka yang merantau. Sebagai sarana berbagi pengalaman dan pengetahuan bagi keluarga untuk dapat mengetahui bagaimana situasi dan perkembangan daerah perantauan. Mudik adalah terapi psikologis memanfaatkan libur lebaran untuk berwisata setelah setahun sibuk dalam rutinitas pekerjaan, sehingga saat kembali bertugas dan bekerja diharapkan dapat memiliki semangat  dan motivasi yang tinggi.

Akan tetapi dalam kenyataannya mudik tidak hanya mengisahkan sisi melankolis kebahagiaan semata, disisi lain banyak kisah haru dan menyakitkan bagi sebagian masyarakat yang tadinya membayangkan mendapatkan momen bahagia, namun sebaliknya bahkan mendapatkan hal yang tidak menyenangkan. Berbagai peristiwa yang menyertai aktifitas mudik seringkali terjadi dan berulang disetiap tahunnya. Nilai kebahagiaan yang diharapkan, sirna dalam sekejap oleh berbagai hal yang tidak terduga. Fenomena kembalinya masyarakat dari perantauan dalam kegiatan mudik seringkali dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk melancarkan berbagai kejahatan.

Pesatnya aktifitas transaksi dengan menggunakan uang tunai pada masa bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri membuat sebagian orang memanfaatkan peluang dengan melakukan tindak pidana pemalsuan uang. Pencetakan dan peredaran uang menjelang hari raya semakin meningkat karena frekuensi perputaran uang yang begitu besar adakalanya tidak diikuti dengan kepekaan terhadap uang yang digunakan. Hal ini karena pada umumnya masyarakat belum begitu paham dalam membedakan dan mengidentifkasi mana uang asli dan mana uang palsu, sehingga banyak masyarakat akhirnya mendapatkan kerugian yang tidak sedikit akibat peredaran uang palsu tersebut.

Peningkatan tindakan kriminalitas saat ramadhan dan Hari Raya pun kian tajam, dengan dalih ingin menambah uang untuk berlebaran / berhari raya, para pelaku kriminal melakukan tindakan kejahatan, seperti penodongan, perampasan, hingga perampokan. Bandara, pelabuhan, terminal dan stasiun serta rest area menjadi tempat yang seringkali didapati tindakan kriminal.

Keberangkatan dan kepulangan  pemudik menjadi sasaran tindak kejahatan, TKI/TKW dan para pemudik yang umumnya kaum wanita yang baru datang dari luar negeri untuk berkumpul dengan keluarga menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan dengan melakukan berbagai cara untuk mengelabui, dari mulai melakukan hipnotis, pembiusan di kendaraan, hingga ancaman dan tindakan kekerasan. Bayangan untuk berkumpul dengan keluarga para pemudik menjadi sirna dengan raibnya harta benda yang telah dikumpulkan untuk dinikmati seluruh keluarga, tidak jarang bahkan pemudik harus berakhir di rumah sakit ataupun meninggal dunia akibat tindak kejahatan tersebut.

Kosongnya rumah yang ditinggalkan pun menjadi salah satu potensi yang selalu dimanfaatkan para pelaku tindak kriminal. Perampokan rumah kosong menjadi kegiatan yang meningkat di setiap momen mudik hari raya. Kelalaian dalam melakukan pengamanan sebelum keberangkatan menjadi pemicu terjadinya perampokan, walaupun masih banyak rumah-rumah yang diberikan pengamanan tetap saja ditimpa perampokan.

Koordinasi yang masih belum optimal antara pemudik dan aparat keamanan setempat serta RT/RW dalam pengelolaan pengamanan rumah-rumah yang ditinggal mudik menjadi bagian yang harus diperhatikan. Perlunya izin dan memberi tahu ketika rumah ditinggalkan merupakan salah satu cara untuk menghindarkan dari perampokan rumah kosong.

Dan potensi lainnya adalah terjadinya kebakaran terhadap rumah-rumah yang ditinggalkan. Perhatian terhadap benda-benda yang dapat memicu kebakaran selayaknya menjadi catatan penting, seperti pemeriksaan kompor, kelistrikan dan kelalaian meninggalkan setrika yang masih terkontak merupakan kebiasaan yang seringkali masyarakat lupakan karena kesibukan dan kegembiraan akan melakukan mudik ke kampung halaman.

Fenomena mudik tidak terlepas dari proses perjalanan menuju daerah tujuan. Volume kendaraan yang meningkat dan pergerakan manusia yang juga mengalami peningkatan menjadi potensi kerawanan terhadap kecelakaan lalu lintas. Pemakaian kendaraan pribadi yang tidak laik jalan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Penggunaan kendaraan yang tidak sesuai peruntukannya serta over capacity pun semakin membuka lebar potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Penggunaan kendaran bermotor dengan mengangkut barang dan orang secara berlebihan, penggunaan mobil-mobil bak terbuka yang dimodifikasi ditambah dengan pemahaman dan pengalaman pengemudi dalam melakukan perjalanan jauh, serta pengetahuan akan medan yang dilalui semakin memperburuk kondisi keselamatan berlalu lintas. Walaupun tidak dipungkiri bahwa kurangnya fasilitas rambu lalu lintas dan kelayakan infrastruktur jalan dan kondisi alam pun menjadi salah satu diantara potensi kecelakaan lalu lintas.

Kegembiraan setelah berkumpul dengan keluarga selalu dinikmati dengan bertamasya ke daerah-daerah yang menjadi objek wisata dan selalu penuh dengan orang-orang yang berpandangan sama untuk menikmati liburan dengan keluarga untuk bergembira dengan mengunjungi pantai, wahana permainan, air terjun dan tempat-tempat wisata lainnya. Peningkatan kunjungan wisatawan lokal di momen liburan hari raya tidak disertai dengan peningkatan sistem pengamanan secara signifikan. Masih banyaknya peristiwa tenggelamnya pengunjung disaat bermain di pantai, kecelakaan dan hilangnya anak-anak di wahana permainan maupun di mall-mall, serta yang terakhir adalah terjadinya longsor di air terjun. Merupakan fenomena yang selalu diwaspadai dikala kita menikmati liburan dan berkunjung dengan sanak famili ke tempat-tempat hiburan tersebut.

Yang terakhir adalah peningkatan kewaspadaan pada saat arus balik, dimana para pemudik harus tetap memperhatikan keselamatan seperti layaknya ketika keberangkatan. Kondisi kendaraan, kesehatan dan tingkat kebugaran yang prima dalam melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraaan pribadi harus menjadi perhatian lebih. Dan yang menggunakan kendaraan dan faslilitas umum tingkat kewaspadaan terhadap keselamatan diri dan harta benda menjadi bagian penting yang harus menjadi perhatian selama perjalanan.

Fenomena dan gejala-gejala yang terjadi yang telah penulis gambarkan di atas, merupakan fenomena kasat mata dan peristiwa yang selalu terjadi di momen Ramadhan dan idul fitri terutama disaat musim mudik yang dilakukan masyarakat. Kejadian-kejadian tersebut, seperti berulang dan selalu berakhir dengan adanya korban, baik harta maupun korban jiwa. Namun masyarakat sepertinya kurang memiliki kepekaan dan kewaspadaan terhadap fenomena di atas, sehingga diperlukan adanya media edukasi dan sosialisasi terhadap seluruh potensi kerawanan yang terjadi di tengah perjalanan mudik tersebut. Koordinasi instansi terkait dan kepolisian serta masyarakat sangat penting untuk terus ditingkatkan untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan selama melakukan perjalanan hingga ke tempat tujuan.

Dan bagi para pemudik, diperlukannya kecerdasan dalam menangkap fenomena yang terjadi setiap tahunnya agar dapat mewaspadai dan mengantisipasi seluruh potensi kerawanan dan mampu melakukan persiapan yang matang dalam melaksanakan perjalanan mudik tersebut, sehingga dapat berjalan lancar selamat sampai tujuan dan kembali ke perantauan dengan aman. (*)

TOKOH UMAT BERAGAMA KOTA SURABAYA SERUKAN KERUKUNAN DAN KEHARMONISAN

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pemuka agama dari agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu, membacakan Pernyataan Sikap Bersama Dalam Rangka Menjaga Kerukunan dan Keharmonisan Antar Umat Beragama di Surabaya, disaksikan Walikota  Surabaya Tri Rismaharini, Danrem 084/BJ Kolonel Inf Nur Rahmad, Kapolrestabes Surabaya Kombespol Yan Fitri H. dan Kapolres T. Perak AKBP Arnapi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Surabaya. Bertempat di Lapangan Monumen Tugu Pahlawan.

Dalam kesempatan tersebut Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengingatkan agar perbedaan tidak menjadi pemecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, karena kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan pada masa lalu, berhasil diraih tanpa melihat perbedaan satu sama lain. “Kita bersama-sama harus sepakat bahwa dulu kita merdeka itu satu bangsa, satu negara dan satu tanah air, satu bahasa, bahwa memang ada perbedaan agama itu ada dari dulu, tapi kita kan gak pernah (mempermasalahkan). Kita tidak perlu memperlebar yang namanya perbedaan. Justru kita kemarin merdeka itu karena kita sepakat memperbesar persamaan itu, sekarang sudah waktunya kita melangkah lebih maju lagi, kok kita malah mundur lagi, gak ada gunanya,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama Kolonel Inf M. Nur Rahmad menghimbau kepada seluruh masyarakat Surabaya agar menyikapi kejadian tersebut secara arif dan bijaksana, selain itu agar tetap mewaspadai terhadap perilaku masyarakat yang dianggap mencurigakan atau mengancam keamanan serta ketentraman hidup masyarakat, sebagai bentuk upaya menjaga keutuhan serta keamanan Kota Surabaya. “Tentunya dengan pernyataan sikap ini kita jadikan sebuah momen untuk lebih lagi meningkatkan peran kita di tengah-tengah masyarakat khususnya pengawasan-pengawasan kita terhadap isu-isu yang berkembang dari luar, sehingga tidak merebak menjadi konflik yang merugikan masyarakat Kota Surabaya” tegasnya.

Sementara itu menurut romo Aloysius Widya Yanuar Nugraha dari Keuskupan Surabaya, upaya menjaga kedamaian serta kerukunan antar umat beragama merupakan tugas bersama semua umat beragama, yang dilandasi ajaran cinta kasih dan saling menghormati antar umat manusia.

“Kami mengharapkan banyak dari umat Katolik untuk semakin menampilkan keutamaan kristiani, soal bagaimana kita menghargai orang lain karena semua perjumpaan, bentuk relasi itu kita awali dengan perjumpaan, perjumpaan antar manusia, bukan perjumpaan dengan teknologi, apalagi dengan alat-alat praktis yang kadang memisahkan kita. Karena itu tidak bisa kita ini menempatkan person itu diganti dengan teknologi macam apa pun, sehingga akan mereduksi. Rupanya ini yang menjadi soal, tantangan kita bersama,” kata Romo Aloysius.

Pernyataan Sikap Bersama ini sebagai bentuk antisipasi Pemerintah Kota, untuk mencegah konflik berlatar belakang agama seperti yang terjadi di Tolikara, Papua dan ditandatangani oleh 6 enam pemuka agama, Walikota Surabaya serta para Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Surabaya.(asmo).

Kodim 0832/Surabaya Selatan Gelar Hallal bi hallal

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Apel pengecekan personil di lapangan Kodim 0832/ Surabaya selatan, Jl.Tegalsari 89 Surabaya, setelah  menikmati indahnya Cuti lebaran, Hari raya Iedul Fitri 1Syawal 1436 H (22/07) selepas itu seluruh personil Kodim 0832 membentuk barisan untuk melaksanakan prosesi salam-salaman, mohon maaf lahir dan bathin, minal aidin wal faidzin.

Sementara itu Kodim 0832/Surabaya selatan, Letkol Inf Rudi Andriono, dalam sambutannya, mengucapkan, tidak ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan, semua harus punya jiwa yang "Legowo" Ikhlas, memaafkan satu sama yang lainya, tanpa melihat derajat/pangkat dan kedudukan, dengan demikian kedamaian dan ketenangan jiwa akan selalu ada didalam hati sanubari kita masing-masing.

Rudi Andriono, menambahkan, saya secara pribadi juga mengucapkan selamat hari raya Iedul Fitri 1 Syawal 1436 H, kepada seluruh personil Kodim 0832/Surabaya selatan, mohon maaf lahir dan bathin, Sugeng riyadin.

Turut hadir dalam undangan Hallal bi Hallal, Kodim 0832/Surabaya selatan, Seluruh personil TNI Kodim 0832/Surabaya selatan dan PNS. (asmo)

Tanggapi Edaran Kementrian Pendidikan, Surabaya Telah Lakukan Pendidikan Karakter Terlebih Dahulu.


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Keingingan Pemerintah kota (Pemkot) Surabaya untuk melakukan pembaruan dan pembangunan di sektor pendidikan, semakin membawa angin segar. Setelah satu tahun kebelakang Pemkot terfokus pada pembangunan infrastruktur, tahun ini Pemkot bersama Dinas Pendidikan berencana menjadikan pendidikan di Kota Surabaya menjadi kota dengan predikat pendidikan berkarakter.

Hal ini juga diimbangi dengan keluarnya surat edaran dari kementrian tentang pendidikan berkarkter. Bertempat di ruang kerja Wali kota, dan dengan didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan, Ikhsan. Wali Kota menjelaskan tentang beberapa poin yang terdapat di surat keputusan, dan ternyata sudah diterapkan terlebih dahulu di sekolah-sekolah di kota Surabaya.

“saya sempat terkejut saat membaca surat edaran, ternyata yang jadi perintah menteri pendidikan, sudah dilakukan terlebih dahulu di kota Surabaya. Tentang pendidikan di Kota Surabaya, semua saya sudah kita rencanakan, bukan hanya berjalan kedepan. Namun, sudah dihitung secara teliti setiap langkahnya,” tegas Wali Kota.

Pemkot telah memberangkatkan sebanyak 50-60 guru ke Korea Selatan, dikarenakan Korea Selatan merupakan negara dengan tingkat industri kreatif yang paling pesat belakang ini. Fenomena boy band yang dikemas secara kreatif, membuat Pemkot terinspirasi ,dan nantinya diharapkan guru-guru yang melakukan studi banding, mampu mengajarkan ilmu kreatifitas didapatkan selama berada di Korea Selatan.

Wali Kota menambahkan, meski tidak semua anak memiliki kemampuan intelejensi dan kemampuan kreatifitas yang setara, namun setiap anak pasti akan unggul di salah-satu bidang. Wali Kota juga tidak terlalu khawatir dengan nilai akhir (UAS) para siswa, ia merasa proses adalah salah satu faktor yang paling penting.

“jika kita mengedepankan hasil, maka semuanya akan dikorbankan. Dalam hal ini bukan hanya waktu untuk belajar, takutnya malah siswa akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan hasil yang bagus. Salah satunya dengan mencontek atau menyewa joki ujian. Jika meninjau dari proses, dan ada nilai yang kurang, maka siswa tersebut akan tahu di mana bagian yang kurang, dan akan mengejar kekurangan tersebut keesokan harinya,” imbuh Wali Kota.

Tak hanya di bidang pengetahuan intelegensi, Wali Kota menginstruksikan bahwa para pelajar juga harus bisa bersosialiasi dengan teman sebayanya, telebih dengan masyarakat sekitar. Salah satunya dengan program konselor sebaya, program yang berhubungan dengan kegiatan sosialisasi teman sebangkunya, dan bertujuan menimbulkan kepekaan di lingkungannya.

Para siswa juga diajarkan untuk peduli terhadap lingkungan, salah satunya dengan program eco school yang baru saja dilaunching bulan ini. Para siswa SMK dengan wira usaha, bahkan Dinas Pariwisata  membuat agenda khusus pelatihan seni tari pada sore hari di balai pemuda. Dan nantinya diharapkan para siswa bisa sukses meskipun belum selesai menuntaskan sekolahnya

Wali kota juga berharap kepada dinas pendidikan, agar nantinya anak-anak pelajar ini mampu menjadi anak-anak multitalenta, anak-anak yang ahli di berbagai bidang. Dalam hal ini, pemkot telah memberikan fasilitias berupa lomba-lomba dari tingkat SD hingga SMA/SMK.

“semua ide para siswa kami tampung, guru-guru juga kita rahkan untuk bisa berkreasi, apapun idenya. Kita ingin daya kreatifitas anak-anak ini bisa tumbuh dimulai dari tingkat sekolah dasar,” tegas wali kota.

Setiap pagi, para siswa juga akan melakukan senam pagi di lapangan sekolah dan membersihkan kelasnya sendiri. Wali kota merasa, jika tubuh terkena paparan sinar matahari pagi, maka akan membuat daya tahan tubuh semakin kebal terhadap penyakit.

“untuk gerak dan musik senamnya, kita bebaskan, sesuai dengan kreatifitas anak-anak, yang penting mereka gerak agar ketika masuk kelas, anak-anak sudah segar. Hal ini sudah saya lakukan terlebih dahulu kepada pejabat di pemkot, terbukti ketika tubuh sering terkena paparan matahari pagi, tubuh terasa lebih segar dan jarang terkena penyakit,” imbuh walikota.

Di sektor kreatifitas, olahraga dan sains. Dinas pendidikan sudah menyiapkan tenaga pendidik yang berkompten untuk mengarahkan para siswa. Wali Kota menginginkan pelatih yang benar-benar berkualitas dalam hal musik, penelitian, penulis dan instruktur olah raga.

Tahun ini Pemkot Surabaya telah membangun 100 lebih lapangan olah raga di sekolah-sekolah, dan di setiap kelurahan. Nantinya pemain bola senior asal kota Surabaya rencananya akan disiapkan menjadi tenaga pendidik (arf)

Warga Mulai Manfaatkan UPTSA Surabaya Pusat


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Unit pelayanan terpadu satu atap (UPTSA) Surabaya Pusat di eks Gedung Siola perlahan tapi pasti mulai dimanfaatkan masyarakat. Pusat pelayanan perizinan yang baru diresmikan Walikota Tri Rismaharini pada 15 Juli lalu itu diharapkan mampu memecah kepadatan yang terjadi di UPTSA Surabaya Timur di Jl. Raya Menur.

“Hari-hari pertama beroperasi sudah ada beberapa warga yang mengurus perizinan di sini. Memang belum sepenuhnya ramai karena sebagian ada yang baru masuk kerja Senin (27/7) depan,” kata Dimas Nuswantoro, Kepala UPTSA Surabaya, Jumat (24/7).

Dijelaskan Dimas, pelayanan UPTSA Surabaya Pusat secara garis besar sama dengan UPTSA Surabaya Timur, yakni melayani pengajuan berbagai perizinan di lingkup Pemkot Surabaya. Di samping itu, warga juga dapat membayar pajak bumi dan bangunan (PBB) dan pajak reklame di UPTSA Surabaya Pusat. “Di sini bisa bayar PBB dan reklame karena kami kerja sama dengan dinas pendapatan dan pengelolaan keuangan serta Bank Jatim,” tutur pria yang pernah berdinas di Bagian Bina Program Surabaya ini.

Berdasar pantauan di lokasi, terlihat beberapa orang tengah menunggu berkas perizinannya diproses. Rata-rata pemohon tidak berlama-lama berada di UPTSA Surabaya Pusat, sebab setiap ada yang datang langsung dilayani. Banyaknya loket juga menjadi kunci utama cepatnya pelayanan.

Sebanyak 14 loket berdiri lurus memanjang. Loket satu dan dua digunakan untuk layanan customer service (CS). Loket tiga khusus untuk pengambilan berkas. Sedangkan sisanya “dihuni” oleh masing-masing dinas yang menangani perizinan. Loket-loket tersebut belum termasuk satu meja informasi, satu e-Kios dan dua loket mandiri dimana masyarakat dapat menginput sendiri syarat pemberkasan melalui aplikasi Surabaya Single Window (SSW).

Masyarakat tak perlu bingung saat datang ke UPTSA Surabaya Pusat, sebab begitu masuk, pemohon akan disambut oleh petugas yang langsung mengarahkan sesuai keperluan yang dikehendaki.

Dimas mengatakan, selama dua hari pertama beroperasi, pihaknya tidak menjumpai kendala berarti. Jaringan internet sejauh ini relatif lancar. Hanya, menurut Dimas, sempat terjadi listrik padam karena problem dari pusat. Namun demikian, problem tersebut langsung dapat tertangani.

Demi peningkatan kualitas pelayanan, UPTSA Surabaya Pusat terus melaksanakan evaluasi harian. Dimas menyadari masih barunya tempat pelayanan tersebut memang masih perlu beberapa sentuhan pembenahan. Oleh karenanya, dalam minggu ini akan dilakukan pemasangan sound di beberapa sudut ruangan. “Selain itu, juga akan kami tambah satu layar agar pemohon nanti tidak bosan saat menunggu,” terang pria kelahiran Mataram, NTB ini.

Di sisi lain, keberadaan UPTSA Surabaya Pusat dipandang mempunyai nilai plus tersendiri. Letaknya yang strategis berada di pusat kota menjadikan tempat pelayanan ini mudah dijangkau. Di samping itu, sembari mengurus izin, pemohon juga dapat mengunjungi Museum Surabaya yang masih dalam satu gedung dengan UPTSA Surabaya Pusat.

Keuntungan mengurus izin di UPTSA Surabaya Pusat dirasakan oleh Gunantoro. Warga Wiyung ini datang ke UPTSA Surabaya Pusat untuk mengurus izin tanda daftar perusahaan (TDP). “Saya tahu dari teman, dan ternyata di sini memang lebih dekat. Kalau bisa pelayanannya lebih ditingkatkan lagi sebab kalau ramai tentu juga harus cepat melayani masyarakat,” kata Gunantoro.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Pelayanan dan Penanaman Modal (BKPPM) Surabaya, Eko Agus Supiadi mengatakan, UPTSA Surabaya Pusat memang dioperasikan dengan tujuan mengakomodir tingginya pemohon izin di Kota Pahlawan. Dia mengungkapkan, penerimaan berkas perizinan di UPTSA Surabaya Timur rata-rata mencapai 400 berkas per hari. Untuk itu, Eko menambahkan, memang sudah saatnya penambahan UPTSA guna memecah kepadatan permohonan izin tersebut.

Agar lebih maksimal, Eko menyatakan pihaknya akan lebih gencar sosialisasi kepada masyarakat. Sebab, UPTSA Surabaya Pusat yang masih baru diresmikan tentu belum banyak diketahui masyarakat. “Pasti kita akan sosialisasi lagi kepada warga,” ujarnya.

Eko optimistis dengan dibukanya sarana pengurusan perizinan baru tentu akan lebih berdampak positif bagi iklim investasi Surabaya. Pasalnya, menurut Eko, kemudahan pengurusan perizinan merupakan salah satu instrumen penentu suatu kota dikatakan ramah investasi. (arf)

Sepakat Bersama Jaga Kerukunan Umat Beragama di Surabaya


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Warga Surabaya diimbau untuk tidak mudah terprovokasi dan menolak segala bentuk kekerasan dan tindakan yang mengatasnamakan agama atau suku. Bahwa kedamaian dan kerukunan umat beragama di Surabaya yang sudah terwujud, harus selalu tetap terjaga.

Imbauan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di acara penandatanganan naskah pernyataan sikap bersama dalam rangka menjaga kerukunan dan keharmonisan antar umat beragama di Kota Surabaya yang digelar di area Tugu Pahlawan, Jumat (24/7) siang.

Acara yang digelar untuk memperkuat sinergi dan mengajak umat beragama Kota Pahlawan agar tidak terbawa emosi dalam menyikapi insiden rusuh mengatasnamakan agama yang terjadi di Tolikara, Papua pekan lalu ini dihadiri oleh tokoh agama dan perwakilan umat beragama di Surabaya. Juga hadir dalam acara tersebut, jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Surabaya, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/instansi, Muspika dan lurah di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya.

“Mari bersama menjaga Surabaya agar tetap aman dan kondusif. Kita adalah keluarga besar yang harus bergandeng tangan untuk melawan musuh yang sesungguhnya yakni kebodohan dan kemiskinan. Mari kita tingkatkan tali persaudaraan sehingga kita bisa maju menjadi bangsa yang besar,” ujar wali kota dalam sambutannya.

Disampaikan wali kota, dipilihnya kawasan Tugu Pahlawan sebagai tempat untuk menggelar acar ini bukannya tanpa sebab. Namun, ada maksud mulia untuk menapakitilasi jejak para pejuang yang pada 70 tahun lalu berjuang bersama demi meraih kemeredekaan tanpa mementingkan perbedaan agama dan suku. Pesan yang ingin disampaikan, bila dulu para pendahulu kitabisa bersama-sama berjuang tanpa menonjolkan perbedaan, maka tidak ada alasan bila generasi sekarang justru terpecah karena perbedaan.

"Para pejuang bahu-membahu tanpa tahu agama atau suku. Dengan ketulusan berjuang itu, kita bisa seperti sekarang. Kita tinggal menjaga dan melanjutkan tanpa perlu khawatir di bom atau ditembaki penjajah. Jadi kalau kita sekarang justru bentrok karena masalah sepele, itu sama saja kita mundur 70 tahun," tegas wali kota.

Menurut wali kota, perbedaan adalah keniscayaan karena memang Tuhan menciptakan manusia berbeda satu sama lain. Namun, yang perlu dikedepankan adalah bagaimana menyatukan perbedaan tanpa perlu ada gesekan.

“Saya berharap, kita bisa menyampaikan kepada masyarakat dan keluarga untuk tetap meningkatkan persaudaraan. Kalau Surabaya terus aman dan kondusif, kita nyari rezeki juga gampang,” sambung wali kota.

Sebelum penandatangan naskah tersebut, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbang Linmas) Kota Surabaya, Soemarno membacakan poin-poin pernyataan sikap bersama. Beberapa poin diantaranya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah keharusan, bahwa ke-bhineka-an di Surabaya merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga, bahwa kedamaian dan kerukunan umat beragama di Surabaya yang sudah terwujud harus selalu tetap terjaga, juga menolak segala bentuk kekerasan dan tindakan anarkis yang mengatasnamakan agama.

“Kita juga mengajak kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi, juga menjaga toleransi kehidupan umat beragama dan saling menghargai kebebasan beribadah,” ucap Soemarno. (arf)

Jumat, 24 Juli 2015

Kejari Surabaya Launching Aplikasi Berbasis Teknologi Informasi

Masyarakat Bisa Ikuti Perkembangan Penanganan Perkara Dengan Satu Jari 


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja dan transparansi informasi guna peningkatan pelayanan publik, Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya terus melakukan terobosan. Salah satunya dengan meluncurkan aplikasi teknologi informasi yang dikemas dalam bentuk website.


Aplikasi berbasis teknologi itu diresmikan, Kamis (23/7/2015). "Tujuan proyek ini untuk memudahkan masyarakat pencari keadilan untuk mengakses informasi terkait perkembangan proses penanganan perkara yang sedang ditangani Kejari Surabaya. Cukup klik www.kejari-surabaya.go.id, maka semua informasi perkembangan perkara mudah dilihat oleh publik,"ujar Kajari Surabaya, Tomo Sitepu.

Dijelaskan Tomo, peluncuran program tersebut dilatar belakangi oleh besarnya jumlah perkara yang ditangani Kejari Surabaya saat ini.

Dengan besarnya jumlah perkara yang ditangani ini, secara otomatis meningkatkan kinerja dan menyita banyak waktu jaksa di Pengadilan.

Hal itu berdampak pada kesulitan masyarakat untuk mendapatkan informasi  perkembangan penanganan perkara yang sudah masuk di Kejari Surabaya melalui keterangan langsung dari jaksa yang bersangkutan.

Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan masyarakat lebih mudah mengikuti perkembangan proses penanganan perkara tanpa harus jauh-jauh datang ke kantor kejaksaan.

"Disamping itu, aplikasi ini juga bertujuan untuk mengajak masyarakat bisa sama-sama melakukan pengawasan penanganan perkara yang sedang ditangani. Selain untuk peningkatan pelayanan publik, aplikasi keterbukaan informasi publik ini diharapkan mampu menciptakan kepercayaan publik (trust public) terhadap kinerja jaksa," tambah Tomo.

Tak hanya bisa mengikuti dan menanyakan perkembangan informasi penanganan perkara, masyarakat pun bisa menuangkan aspirasi, opini, informasi maupun pendapatnya terhadap kinerja jaksa dan segala hal yang berkaitan dengan perkara dalam website tersebut.

"Pertanyaan dari stakehoulder atau masyarakat yang ditujukan di website tersebut, nantinya bakal dijawab langsung oleh jaksa yang bersangkutan," tambah Tomo.

Tomo menambahkan, nantinya masyarakat dapat menuangkan aspirasinya atau menulis komentar atau kritik terhadap kinerja Jaksa Kejari Surabaya melalui website tersebut.

Selain itu, dengan adanya website ini, pimpinan (Kajati Jatim) maupun Asisten Pengawasan (Aswas) dapat memantau setiap penanganan perkara yang ditangani Jaksa Kejari Surabaya dan  bila ditemukan penanganan perkara yang tidak sesuai SOP, maka pimpinan maupun Aswas dapat menindak tegas Jaksa yang menangani perkara itu.

“Selain dapat menjawab aspirasi atau kritikan publik terkait kinerja Kejari Surabaya dalam penanganan perkara. Aplikasi ini juga dapat sebagai pantauan pimpinan dalam mengawasi kinerja Jaksa di Kejari Surabaya,” tambahnya.

Tampak juga hadir dalam acara ini Elvis Johnny Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Jatim didampingi Asisten Pengawasan (Aswas) Arif dan Masnunah Asisten Pembinaan (Asbin) Kejati Jatim.

Menurut Elvis, program yang diluncurkan Kejari Surabaya ini, merupakan hal positif yang bisa dicontoh oleh jajarannya lainnya.

"Bagus sekali program yang diluncurkan ini, hal ini merupakan upaya peningkatan pelayanan dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja jaksa dan dapat dicontoh dan diaplikasikan oleh Kejari-kejari lainnya di jajaran Kejati Jatim," terang Elvis.(Komang)