Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Soft Launching Kota Lama, Gelar Sejumlah Paket Wisata

Sejumlah paket wisata digelar Pemkot Surabaya usai soft launching Kota Lama zona Eropa yang berada di kawasan Jalan Rajawali, Krembangan, Surabaya.

Cegah Narkoba di Kalangan ASN dan Pelajar, Pemkot Surabaya Gandeng BNN dan Polisi

Upaya Pemkot Surabaya memberantas Narkoba tak hanya di kalangan pelajar dan masyarakat, tetapi juga Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot.

Peluang Investasi untuk Pengembangan Eks THR-TRS

Pemkot Surabaya menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mempromosikan proyek peluang investasi di Kota Pahlawan. Diantaranya di kompleks eks Taman Hiburan Rakyat (THR) dan Taman Remaja Surabaya (TRS).

Tekan Laju Inflasi, Pemkot Rutin Gelar Pangan Murah

Untuk menekan laju inflasi agar masyarakat bisa mendapatkan komoditas bahan pangan dengan lebih murah, Pemkot Surabaya rutin menggulirkan program Gerakan Pangan Murah setiap bulan.

Pemkot Surabaya Komitmen Amankan Aset yang Dikuasai Pihak Ketiga

Berbagai upaya strategis terus dilakukan Pemkot Surabaya untuk memastikan aset daerah dapat dimanfaatkan secara optimal demi kepentingan warga dan pemerintah.

Senin, 24 Agustus 2015

Semarak Stand Kodim 0829/Bangkalan di Pameran Pembangunan PRB 2015

KABARPROGRESIF.COM : (Bangkalan) Stand pameran milik Kodim 0829/Bangkalan dalam Pameran Pembangunan PRB (Pekan Raya Bangkalan) 2015 dan Suramadu Festival Akik Nusantara di kawasan kaki jembatan Suramadu sisi Madura, ramai dikunjungi masyarakat. para pengunjung Stand didominasi oleh pelajar Siswa - Siswa SD - SMA dan generasi muda di Kabupaten Bangkalan, Senin (24/08/2015)

            Para pengunjung pada umumnya mencari informasi tentang penerimaan prajurit dan Informasi tentang alat peralatan, serta persenjataan yang dipajang dalam Stand pameran tersebut. adapun benda-benda yang dipamerkan dalam Stand Pameran tersebut diantaranya; Seragam Pakain Dinas Harian (PDH), Pakaian Dinas Lapangan (PDL), Baret Hijau, Helm, Kopel Rim, Dragrim, Senapan SS1, Senapan M16 A1, Senapan SPR, Minimi, Mortir 60 Komando, Pistol FN 46, Teropong, Kompas, perlengkapan kompor lapangan, serta foto-foto kegiatan Kodim 0829/Bangkalan dan brosur-brosur penerimaan calon prajurit TNI AD selain itu para pengunjung diputarkan  film-film tentang TNI AD dan wawasan kebangsaan.

            Saat ditanya para pengunjung ‘merasa senang’ dengan dibukanya Stand Pameran Kodim 0829/Bangkalan tersebut karena mereka dapat mengetahui  informasi tentang penerimaan calon Prajurit TNI AD dan tentang seluk beluk peralatan militer serta persenjataannya.

            Ditemui di sela kegiatan, Dandim 0829/Bangkalan Letkol Sunardi Istanto didampingi Pasi Intel Kodim Lettu Chb Muhammad Tohari mengatakan, kegiatan tujuan digelarnya pameran alutsista TNI AD oleh Kodim yang dipimpinnya ini sebagai wujud agar TNI bisa lebih dekat dengan masyarakat. Selain itu Dandim ingin acara terse­but bisa menjadi bagian dari upaya TNI AD untuk mempertanggungjawabkan dan menunjukkan Alut­sista yang dimilikinya.

            "Karena Alutsista TNI AD ini kan dibeli dari uang rakyat, jadi masyarakat juga harus tahu persenjataan yang dibeli dari uang rakyat itu.  Selama pawai dan pameran, masyarakat juga bisa ikut menaiki dan sekaligus untuk foto-foto di Alutsista tersebut," pungkas Dandim.

            Selain itu Dandim, menjelaskan bahwa tujuan lain digelarnya pameran Alutsista ini untuk membangun semangat warga Bangkalan, yang mayoritas bermata pen­carian sebagai petani dan nelayan serta khusus­nya anak-anak mereka, agar memiliki ke­cintaan kepada TNI AD dan ke depannya juga bisa menjadi TNI AD’, pungkasnya. (arf)

Minggu, 23 Agustus 2015

Pemkot Apresiasi Siswa Pendidikan Khusus

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki perhatian besar terhadap anak-anak dengan pendidikan khusus yang ada di Kota Pahlawan. Adanya perhatin besar itu terbaca dari rencana Pemkot Surabaya untuk menaikkan anggaran pendidikan khusus/pendidikan inklusi bagi anak-anak khusus tersebut. Rencana tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, ketika menghadiri acara apresiasi siswa pendidikan khusus di Balai Pemuda pada Minggu (23/8/2015).

Dihadapan para orang tua yang memiliki anak-anak berpendidikan khusus juga para guru yang sehari-hari bekerja penuh dedikasi di sekolah inklusi, Wali Kota Tri Rismaharini menyebut akan mengajukan usulan di Perubahan Anggaran Khusus (PAK) untuk pendidikan anak-anak tersebut.

Acara tersebut juga dihadiri Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya Hendro Gunawan, Asisten IV Sekkota Surabaya, Eko Haryanto, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan, Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Agustin Poliana, juga Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Martadi.

“Saya ajukan usulan di PAK untuk pendidikan anak-anak inklusi ini, juga untuk menambah pendapatan guru inklusi. Karena tugasnya mereka (guru-guru sekolah inklusi) lebih berat,” tegas wali kota yang lantas disambut tepuk tangan orang tua dan guru yang hadir.

Wali kota juga berpesan agar para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar tidak berkecil hati. Menurut wali kota, anak-anak tersebut sempurna. Kalaupun ada yang melihat mereka berbeda, anak-anak itupun juga menganggap orang lain berbeda. “Anak-anak ini luar biasa. Karena itu, ibu-ibu jangan berkecil hati. Kita mendidik mereka seolah mereka biasa saja. Kita harus merasa tidak ada yang beda. Mari bersama merawat anak-anak kita,” sambung salah satu walikota terbaik dunia versi World Mayor Prize (WMP) ini.

Sementara Ketua Dewan Pendidikan Kota Surabaya, Martadi, mengapresiasi positif rencana Pemkot Surabaya untuk memberikan perhatian kepada pendidikan anak-anak inklusi di kota yang telah berusia 722 tahun ini. Menurut Martadi, kebutuhan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus memang berbeda dengan anak-anak lainnya.

“Kalau untuk anak biasa, 30 anak bisa ditangani satu guru. Tapi kalau untuk anak inklusi, satu guru bisanya menangani lima anak. Dari sisi itu, jelas kebutuhan anggaran pendidikan anak-anak ini lebih esar. Itu belum kebutuhan alat peraga dan media peraga pengembangan minat khusus seperti kesenian atau elektro. Memang mahal, tapi harus mulai dialokasikan,” jelas Martadi.

Yang masih menjadi pekerjaan rumah, sambung Martadi, di Surabaya belum ada banyak guru yang memiliki latar belakang menangani anak-anak inklusi. Sementara, untuk menjadi guru di sekolah inklusi, dibutuhkan tingkat ketelatenan yang berbeda dibanding sekolah pada umumnya. “Karena itu, gurunya kadang merasa kewalahan. Solusinya adalah dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru di sekolah biasa. Karena mengajar di sekolah inklusi itu sangat berbeda. Selain butuh ketelatenan, juga diperlukan strategi belajar yang berbeda. Guru-gurunya harus lebih kreatif,” ujarnya.

Martadi menambahkan, untuk pencapaian pendidikan inklusi di Surabaya, ada kecenderungan setiap tahunnya naik. Hal itu bisa mengacu pada bertambahnya jumlah anak-anak inklusi yang disekolahkan. Maknanya, sambung Martadi, orang tua yang sebelumnya bila memiliki anak berkebutuhan khusus cenderung disembunyikan, kini lebih terbuka.

“Ke depan, kita perlu lebih mendorong supaya orang tua memiliki kesadaran agar anak-anak berkebutuhan  khusus ini disekolahkan. Ini penting. Bila orang tua kini sudah memiliki kesadaran, Pemkot tinggal menyiapkan fasilitas dan sarana untuk mengakomodir kepentingan anak-anak ini,” sambung pakar pendidikan dari Univesitas Negeri Surabaya ini.

Seusai menyanyikan beberapa lagu bersama puluhan anak-anak di atas panggung dengan iringan “suara emas” dan juga permainan keyboard menawan dari Kiki—salah satu anak inklusi beprestasi, wali kota lantas mendatangi beberapa stan yang menampilkan kreasi siswa berpendidikan khusus. (arf)

TANGIS BAHAGIA PEMENANG WARNAI PENGANUGERAHAN PAHLAWAN EKONOMI 2015 KOTA SURABAYA

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Ibu Aminah tak bisa menahan air matanya di atas panggung, ketika tahu namanya dipanggil oleh pembawa acara pada penganugerahan Pahlawan Ekonomi 2015 Kota Surabaya. Wanita asal kecamatan sambikerep ini kesulitan berkata-kata akibat menahan tangis bahagia ketika ditanyai pembawa acara mengenai harapan kedepan setelah menjadi juara pertama pahlawan ekonomi 2015. Produk makanan semanggi khas Kota Surabaya berhasil mengantarnya meraih juara pertama pahlawan ekonomi 2015 dengan kategori culinary business.

Minggu sore (23/8), bertempat di halaman Taman Surya berjajar puluhan mobil keluaran tahun terbaru. Mobil tersebut bukanlah milik pegawai Pemerintahan Kota Surabaya, melainkan milik para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM). Sebanyak 234 UKM dari 31 kecamatan di Kota Surabaya hadir untuk memeriahkan penganugerahan pahlawan ekonomi 2015.

Pahlawan Ekonomi adalah acara tahunan yang rutin digelar Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sejak tahun 2010 dan terus berkelanjutan dalam upaya memberdayakan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di 31 Kecamatan Kota Surabaya. Selain itu, Pahlawan Ekonomi juga merupakan salah satu usaha dalam menggerakan para ibu rumah tangga sebagai penggerak ekonomi dalam suatu keluarga.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dalam sambutannya mengatakan, dalam menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) melalui kegiatan seperti pahlawan ekonomi, Pemkot Surabaya menyiapkan para UKM agar bisa bersaing dengan para pengusaha kecil menengah dari negara lain.

“Pahlawan ekonomi didirikan untuk mencuri start MEA, karena yang nantinya masuk ke Indonesia bukan industri-industri besar, melainkan para pelaku usaha menengah kecil. Di Negara Vietnam dan Thailand, warganya sudah dilatih untuk berbahasa Indonesia. Oleh karena itu, dengan menganut slogan Go Global – Go Digital – Go Final, pahlawan ekonomi 2015 yang produknya bisa dipesan melalui situs belanja online ini, diharapkan bisa membuat UKM Kota Surabaya mampu bersaing dengan pengusaha menengah kecil dari negara lain,” tegas Wali Kota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintahan Kota Surabaya ini.

Masuk ke acara puncak yaitu pengumuman pemenang pahlawan ekonomi 2015 dengan hadiah berupa kontrak kerja senilai 30 juta bagi juara pertama, 20 juta bagi juara kedua dan 10 juta bagi juara ketiga. Kategori culinary business (CB), diraih oleh UKM Bina Makmur sebagai juara pertama dengan produk semanggi dari Kecamatan Sambikerep, juara kedua diraih UKM Yana Taste dengan produk olahan nasi dari Kecamatan Sawahan, dan juara ketiga diraih oleh UKM Jasmine Catering dengan prouduk jajanan dari Kecamatan Tambaksari.

Untuk kategori home Industry (HI), juara pertama diraih oleh UKM Tree G dengan hasil produk kacang goreng dari Kecamatan Kenjeran, Juara ke-dua oleh UKM Jovis Collection dengan produk sepatu dari Kecamatan Sukolilo dan juara ke-tiga oleh UKM Rahayu Coklat dengan produk olahan coklat dari Kecamatan Karangpilang.

Sedangkan, untuk kategori Creative Industry (CI), juara pertama diraih oleh UKM Kartini Bordir dengan usaha bordir dari Kecamatan Karangpilang, jaura kedua oleh UKM Nena Namo dengan produk berupa tudung saji dari Kecamatan Tegalsari, dan juara ketiga diraih oleh UKM Ondomohen Box dari Kecamatan Genteng.

Untuk kategori Best of the best dari kategori culinary business diraih oleh UKM Anggrek dengan produk rujak cingur dari Kelurahan Semampir, dari kategori Creative Industry diraih oleh UKM Andini Collection dengan produk tas batik dari Kecamatan Gunung Anyar, dan dari kategori home industry diraih oleh UKM MJ Bakery dengan produk roti dari Kecamatan Tandes.

Ibu Aminah dari UKM Bina Makmur selaku juara utama di kategori culinary business ini berharap, melalui acara seperti pahlawan ekonomi, mampu membuat olahan tanaman semangginya bisa dikenal banyak orang. Untuk menanggulangi kelangkaan tumbuhan semanggi di wilayah perkotaan, Bu Aminah mempunyai cara sendiri yaitu dengan melakukan penanaman tumbuhan semanggi sendiri.

“Saya dan keluarga menanam sendiri tanaman semanggi, ini salah satu cara untuk menjaga ketersediaan semanggi selalu aman. Selain itu, saya juga bisa mengawasi perawatan tanaman semanggi ini. Berkat semanggi ini, saya juga mampu menyekolahkan anak hingga kejenjang yang tinggi, dan alhamdulillah bisa membeli satu unit mobil,” imbuh ibu Aminah.

Selain penganugerahan pahlawan ekonomi 2015, di acara tersebut juga dilakukan penyerahan cinderamata berupa blangkon dan kaos berutliskan “suwun yo,cak” (terima kasih, mas) oleh Wali Kota Surabaya kepada para kreator motion comic Suryaraka  yang menggagas gerakan Kinetik. Gerakan kinetik adalah gerakan merancang ulang maskot-maskot milik daerah-daerah di Indonesia, dan Kota Surabaya adalah kota yang pertama kali melakukan gerakan ini.

Mengenai tujuan gerakan kinetik, Wali Kota menjelaskan bahwa nantinya maskot yang telah dirancang ulang ini, bisa dijadikan cinderamata hasil kreasi para pelaku UKM Kota Surabaya, dan nantinya cinderamata ini akan dijadikan souvenir para tamu rapat persiapan konferensi habitat (Preparatory Committee 3 for Habitat III) dari 167 negara, yang akan digelar di Kota Surabaya pada bulan Juli 2016 nanti. (arf)

Apresiasi Petugas Lapangan dengan Gelar Pesta Cak Koen

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Ribuan pasukan kuning, satgas pemeliharaan jalan dan saluran air (pasukan merah), serta petugas dari dishub, dinsos, satpol PP dan linmas atau yang biasa disebut Cak Koen memadati halaman Taman Surya pada Minggu (23/8). Kehadiran mereka adalah dalam rangka Pesta Cak Koen sebagai bentuk apresiasi pemkot terhadap jerih payah satgas gabungan dalam upaya pemeliharaan kota.

Walikota Tri Rismaharini mengatakan, acara Pesta Cak Koen rutin diadakan pemkot setiap tahunnya. Biasanya, acara tersebut diselenggarakan setelah pengumuman pemenang penghargaan Adipura Kencana. “Biasanya kami adakan bulan Juli, tapi kemarin kan puasa jadi diundur sekarang. Sedangkan pemenang Adipura Kencana tahun ini juga belum diumumkan di Jakarta,” kata Risma -sapaan Tri Rismaharini- di sela-sela acara.

Dalam Pesta Cak Koen, para petugas lapangan itu benar-benar dimanjakan dengan panggung hiburan dan doorprize. Tak hanya itu, keluarga dan anak-anak Cak Koen juga mendapat bantuan sembako (untuk istri Cak Koen) dan beasiswa (bagi anak-anak Cak Koen). Sedikitnya 65 anak Cak Koen mendapat bantuan beasiswa dari pemkot yang bekerja sama dengan sejumlah sponsor. Adapun rincian penerima beasiswa yakni 15 anak jenjang SD, 21 anak jenjang SMP, 28 anak jenjang SMA dan 1 anak sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Pada kesempatan itu, Walikota Risma memotivasi anak-anak Cak Koen. Mantan kepala bappeko itu mengatakan bahwa setiap anak punya hak yang sama untuk berhasil, tidak peduli dari latar belakang apa anak itu berasal. Oleh karenanya, dia berpesan kepada para penerima beasiswa agar serius menempuh pendidikan agar dapat mengangkat harkat dan martabat keluarga.

“Tidak peduli anda anak pasukan kuning, tapi buktikan kepada dunia bahwa kalian juga bisa berhasil. Sebab, itulah jalan mengubah nasib anda dan orang tua anda,” ujar Risma. Untuk itu, Risma mewanti-wanti penerima beasiswa agar tidak menyalahgunakan bantuan yang diperoleh. “Ingat, bantuan ini hanya untuk pendidikan. Begitu saya tahu digunakan untuk yang lain, langsung saya stop,” tegasnya.

Tia Aminah, salah seorang anak pasukan kuning penerima beasiswa, menuturkan, dirinya berterima kasih kepada pemkot dan segenap sponsor yang telah membantunya hingga kini menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Saat ini, Tia sedang proses menyelesaiakan studinya di Fakultas Perikanan dan Kelautan Unair.

“Saya tidak pernah malu punya bapak seorang pasukan kuning. Justru, ini motivasi bagi kami untuk membuktikan bahwa kami juga bisa berhasil dan membuat bangga orang tua,” kata Tia dengan penuh percaya diri. (arf)

Pahlawan Ekonomi Surabaya Go Online

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Ibu-ibu pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) yang selama ini tergabung dalam Pahlawan Ekonomi Kota Surabaya, diimbau untuk terus belajar mengembangkan produk yang mereka produksi, serta berani melakukan ekspansi pemasaran.  Termasuk melalui pemasaran produk via pasar online yang tidak mengenal batas teritorial (borderless). Terkait “go online” ini, warga Kota Pahlawan didorong untuk belajar soal branding dan cara mengemas produk yang menarik.

 Imbauan tersebut disampaikan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di acara kopi darat komunitas Bukalapak Surabaya bersama para Pahlaan Ekonomi Surabaya di Balai Kota, Minggu (23/8/2015). Acara tersebut dihadiri ratusan Pahlawan Ekonomi dan juga seller yang berjulaan online di Bukalapak.com.

 “Tentunya harus mau belajar. Seperti misalnya cara men-foto produk yang dijual agar tampilannya menarik. Di awal mungkin sulit. Tetapi tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Kalau sejak awal sudah bilang nggak bisa, ya nggak akan bisa selamanya,” tegas Tri Rismaharini.

 Wali kota mengingatkan, era Masyaraka Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 akan segera datang dalam hitungan bulan. Karenanya, para pelaku UKM harus terus melakukan inovasi untuk mengembangkan produk sehingga kelak bisa menjadi tuan dan nyonya di kota sendiri. Dan salah satu alternatif dalam meningkatkan kelas UKM adalah dengan melakukan pemasaran secara digital sehingga dapat memberikan dampak yang lebih luas lagi dalam meningkatkan daya saing UKM di daerah.

Wali kota juga menekankan pentingnya komunitas seperti yang ada di Bukalapak. Bahwa pilihannya ada dua: mau sukses sendiri atau sukses bersama-sama. “Kenapa kita perlu bentuk komunitas? Karena lewat komunitas, orang lain bisa kasih saran. Dan itu ibarat suara konsumen yang sebenarnya. Jangan bayangkan MEA nanti, yang datang itu perusahaan besar. Tapi justru yang datang modal kecil seperti UKM. Dan kita harus bisa survive,” terang wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB), Kota Surabaya, Nanis Chairani mengatakan, sekarang ini sudah banyak pelaku UKM Pahlawan Ekonomi Surabaya yang sudah lama ataupun baru mulai belajar berjualan via online. Apalagi, Bapemas KB memang menyelenggarakan pelatihan khusus bagi ibu-ibu UKM Pahlawan Ekonomi. “Kalau untuk pemasaran online sudah banyak yang ikut. Kita setiap minggu juga ada pelatihan di Kapas Krampung Plaza seperti pelatihan membuat jenis produk baru, kemasan dan pemasaran online,” ujar Nanis.

Sementara CEO dan Co-Founder Bukapalak.com, Achmad Zaky menyampaikan bahwa Bukalapak menyelenggarajab Kopdar komunitas Bukalapak Surabaya bersama Pahlawan Ekonomi dengan harapan ibu-ibu Pahlawan Ekonomi Surabaya bisa saling bertukar informasi dan menambah wawasan seputar bisnis dan usaha dengan para top seller yang sudah sukses berjualan online di Bukalapak.

“Kami berharap ibu-ibu UKM Pahlawan Ekonomi Surabaya bisa semakin sukses berjualan di Bukalapak setelah mendapatkan kiat-kiat berjualan online dari para top seller Bukalapak di Surabaya,” tegas Zaky.

Zaky menambahkan, Bukalapak telah membantu ibu-ibu UKM yang tergabung dalam Pahlawan ekonomi Surabaya dengan memberikan serangkaian pelatihan bagaimana caranya berjualan secara online di Bukalapak.com. Pelatihan tersebut mendapatkan sambutan luar biasa. Ibu-ibu UKM di Surabaya sangat antusias belajar berjualan secara online di Bukalapak. Pria kelahiran Sragen ini menyebut, mulai Senin (24/8/2015), Bukalapak akan hadir lebih dekat dengan masyarakat Surabaya dengan pembukaan kantor di Spazio, Surabaya per Senin (24/8) 2015. “Kantor ini kami buka dengan harapan agar lebih mudah dalam membantu memajukan UKM di Surabaya, khususnya ibu-ibu UKM Pahlawan Ekonomi di Surabaya,” sambung Zaky.(arf)

Jumat, 21 Agustus 2015

92 Lembaga Pelatihan Tawarkan Skill di Pameran Pendidikan Non Formal

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sebanyak 92 lembaga pelatihan, kursus keterampilan serta pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) “menawarkan” berbagai skill dan keahlian kepada warga Kota Surabaya di acara Pameran Pendidikan Non Formal Widya Wahana di Balai Pemuda, mulai Jumat (21/8). Pameran yang digelar selama dua hari ini dibuka Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Hadir dalam acara yang baru kali pertama digelar tersebut, Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Ikhsan, Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih, beberapa anggota DPRD Surabaya, Dewan Pendidikan Kota Surabaya, serta para guru dan pengajar PKBM.

Dalam sambutannya, Wali Kota Tri Rismaharini menyampaikan bahwa keberadaan lembaga pelatihan dan PKBM tersebut memiliki pengaruh besar dalam kaitan dengan pendidikan non formal. Lembaga pelatihan dan PKBM tersebut sangat membantu untuk menyelesaikan apa-apa yang tidak bisa diselesiakan di jalur pendidikan formal.

“Pendidikan tidak bisa didesain hanya formal, karena sukses tidak hanya karena kemampuan formal tetapi juga skill. Lembaga-lembaga inilah yang mampu mengembangkan kelebihan anak-anak yang terkadang tidak disadari di pendidikan formal,” tegas Tri Rismaharini.

Disampaikan wali kota, karena peranannya dalam menggali potensi dan mematangkan skill anak-anak muda di Kota Pahlawan,  keberadaan lembaga pelatihan, kursus ketrampilan serta pusat kegiatan belajar masyarakat tersebut sangat penting dalam mengenalkan tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 kepada masyarakat.

Pemkot Surabaya juga telah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan warganya menghadapi era perdagangan bebas tersebut. Diantaranya dengan membangun Rumah Bahasa yang mengajarkan kursus bahasa asing gratis, juga memberikan sertifikasi keahlian. “Sejak dua tahun lalu, saya mendorong untuk melakukan upaya ini. Meski menurut saya agak terlambat, tetapi kita masih punya waktu untuk mempersiapkan diri jelang datangnya MEA pada akhir tahun nanti,” sambung mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Wali kota berharap, untuk stan-stan lembaga pelatihan, kursus maupun PKBM yang mengikuti pameran tersebut, agar anak-anak yang tampil sebagai “public relations” nya. Anak-anak muda diharapkan bisa memberikan penjelasan tentang kiprah stan mereka. Dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tampil, akan mengajarkan kepada mereka tentang cara berkomunikasi dan mendorong mereka untuk tidak takut ataupun malu.

“Saya berharap anak-anak yang menjelaskan. Guru nya di belakang saja. Nggak apa-apa kalau misalkan penjelasannya ada yang salah, namanya juga anak-anak. Ini penting supaya mereka bisa belajar berkomunikasi. Supaya kelak bila mereka jadi pemimpin  atau mencari kerja, mereka tahu cara berkomunikasi yang baik,” sambung wali kota.

Pameran pendidikan non formal widya wahana bertajuk “life skill dan kesetaraan kunci utama hadapi MEA 2015” tersebut digelar selama dua hari sampai Sabtu (22/8). Sebanyak 92 lembaga pelatihan, kursus ketrampilan dan PKBM yang berpartisipasi dalam pameran tersebut diantaranya lembaga pendidikan akupuntur, kursus kecantikan, kursus tata rias pengantin Pegon Surabaya, pelatihan membuat hantaran pernikahan, pelatihan  menata rambut pengantin, tata busana hingga kursus menjahit.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Ikhsan menambahkan, pihaknya selama ini telah melakukan berbagai upaya untuk memperbanyak pelatihan life skill bagi anak-anak di Surabaya dengan menggandeng lembaga pelatihan, kursus ketrampilan dan juga pusat kegiatan belajar masyarakat.

“Kita bersama-sama berupaya meningkatkan ketrampilan warga Surabaya sehingga memiliki ketrampilan yang lebih baik,” jelas Ikhsan.(arf)

Meriahnya Lomba Agustusan di Pemkot, Kepala Dinas PMK Geli Pegang Belut

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kendati tanggal 17 Agustus sudah berlalu, namun nuansa khas kemerdekaan masih kental terasa di lingkup Pemkot Surabaya. Jumat (21/8) pagi pukul 06.00, ratusan pegawai pemkot memadati halaman Taman Surya guna berpartisipasi dalam beragam kegiatan lomba.

Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser menuturkan, acara perlombaan memang sudah menjadi tradisi saat momen Agustusan tiba. Oleh karenanya, dalam rangka melestarikan budaya tersebut, pemkot menyelenggarakan aneka lomba antar satuan kerja perangkat daerah (SKPD).

Sedikitnya sembilan macam lomba dihelat secara bersamaan. Di antaranya lomba senam, balap kelereng, membawa tempeh di atas kepala, rias wajah dengan mata tertutup, dan memasukkan belut ke dalam botol. Selain itu, ada pula lomba menggiring bola dengan terong, memasukkan paku ke dalam botol, tarik tambang dan memecahkan balon secara berpasangan.

Fikser mengatakan, di samping sebagai ajang kompetisi antar SKPD, momen lomba tersebut juga dimanfaatkan untuk bersilaturahmi antar pegawai. Dengan demikian, kegiatan perlombaan yang dikemas menarik itu dibalut dengan suasana kekeluargaan yang cukup kental.
 
Salah satu pemandangan menarik terjadi saat Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (damkar) Surabaya Chandra Oratmangun mengikuti lomba memasukkan belut ke dalam botol. Pejabat perempuan yang selama ini dikenal garang menghadapi kejadian kebakaran itu ternyata agak canggung saat memegang belut. Beberapa kali belut yang sudah digenggamnya terjatuh ke tanah dan dia enggan mengambilnya lagi.

“Kalau urusan api saya tidak takut. Tapi, kalau pegang belut ini tadi geli banget,” ujarnya sambil terkekeh.

Meskipun acara lomba berjalan meriah, pemkot tetap memastikan pelayanan masyarakat tidak terganggu. Pasalnya, peserta lomba hanya perwakilan dari masing-masing SKPD dan mereka sudah kembali ke kantornya saat jam kerja dimulai. (arf)

Kamis, 20 Agustus 2015

Jaksa Minta Kasus Pajak Yuji Ossel Lanjut Ke Pembuktian

Eksepsi Dianggap Masuk Materi Pokok Perkara 


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kasus penyelewengan pajak dengan terdakwa Yuji Ossel makin seru. Setelah tim pembelanya melakukan perlawanan atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Jolfis yang menganggap perbuatan kliennya bukan masuk ranah pidana melainkan hanyalah masalah administrasi.


Kini giliran Jaksa Penuntut Umum (JPU) Jolfis melakukan perlawanan atas eksekpsi yang diajukan tim penasehat.

Tanggapan tersebut dibacakan dalam persidangan yang digelar diruang sidang kartika 2 Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (20/8/2015).

Pada intinya, Jaksa menolak seluruh eksepsi yang diajukan tim pembela terdakwa dari Kantor Hukum Yudistira and Co. "Ekespsi telah masuk ke materi pokok perkara,sehingga perlu dibuktikan didalam persidangan,"ucap Jaksa Jolvis saat membacakan keberatan atas eksepsi terdakwa.

Selain itu,Jaksa juga membantah atas tudingan surat dakwaannya kabur dan prematur. Jaksa mengacu pada rumusan pasal 43 Undang-Undang NO 20 Tahun 2007 yaitu diatur tiga bentuk penyertaan yakni sebagai yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan turut serta melakukan.

"Dalam dakwaan perta dan kedua, kami sudah jelas menguraikan mengenai peran dari terdakwa dengan  Saksi Wong Jhony Wibianto dan Febeanty Veronica yang sudah kami dikonstruksikan secara cermat,jelas dan lengkap dalam dakwaan,"Terang Jaksa Jolfis.

Terkait sifat kooperatif terdakwa yang telah melakukan pembayaran  senilai 24.595.396.000 dianggap tidak dapat dihitungkan sebagai pengurangan pada kerugian negara. "Namun bisa di pindah bukukan dalam rangka pemenuhan kewajiban perpajakan apabila kasus tersebut telah mendapatkan kekuatan hukum tetap,"jelas Jolfis.

Sementara hingga persidangan ketiga ini, pengajuan penangguhan yang diajukan terdakwa belum juga terlihat direalisasi oleh majelis hakim yang diketuai Musa Arief Aini.

Persidangan ini akan kembali digelar pada selasa mendatang dengan agenda putusan sela.

Seperti diketahui, perkara ini pertama kali diungkap dan disidik Dirjen Pajak dan dilimpahkan ke Kejati Jatim atas rekomendasi dari Kejagung RI.

Dijelaskan dalam  surat dakwaan, terdakwa Yuji sengaja menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) atas nama PT TD yang isinya tidak benar dengan cara tidak melaporkan seluruh hasil penjualan dalam SPT tahunan PPh Badan dan SPT masa PPN. Perbuatan tersangka ini dilakukan dalam kurun waktu sejak Januari 2005 sampai Januari 2007.

Terdakwa mengelabuhi petugas pajak dengan cara membuka dua rekening untuk menampung hasil penjualan yaitu rekening yang penjualannya dilaporkan dalam SPT dan rekening yang penjualannya tidak dilaporkan dalam SPT atau melaporkan sebagian penjualan dalam SPT. Selain itu, tersangka juga memungut PPN atas   penjualan terhadap konsumen namun tidak disetorkan ke kas negara. Perbuatan terdakwa dianggap merugikan uang negara sebesar Rp 40,6 miliar.

Selain terdakwa Yuji,  kasus serupa juga menjerat terdakwa Nensi dan Agus Sumarwoto (berkas terpisah). Agus merupakan konsultan pajak, yang dianggap membantu atau ikut serta melakukan penggelapan pajak. (Komang)

SAMBUT PREPCOM 3 FOR UN HABITAT III DI KOTA SURABAYA, PEMKOT SIAPKAN AGENDA KEBUDAYAAN

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kota Pahlawan kembali menjadi rujukan bagi dunia untuk menjadi tuan rumah acara berskala Internasional. Tahun depan, Kota Surabaya dipilih menjadi tuan rumah dalam acara Preparatory Committee (PrepCom) 3 for Habitat III, rapat persiapan konferensi habitat ke tiga ini, diprakarsai oleh UN Habibat yang merupakan sayap organisasi PBB dan bergerak di bidang permukiman dan pembangunan kota berkelanjutan.

Konferensi UN Habitat ini, diprakarsai oleh PBB dan dilakukan rutin setiap 20 tahunan untuk membahas isu - isu lingkungan perumahan, permukiman dan perkotaan, untuk menghasilkan suatu kesepakatan yang bersifat global. Konferensi UN Habitat telah diselenggarakan sebanyak dua kali yaitu, pada tahun 1976 dan tahun 1996, dan nanti pada tahun 2016 akan diselenggarakan di Equador.

Dalam menyambut agenda rapat persiapan konferensi habitat ke-III ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya siang tadi (20/8), telah melakukan rapat koordinasi bersama perwakilan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, dan pihak kepolisian bersama TNI Kota Surabaya.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini selaku pimpinan rapat, memberi arahan kepada perwakilan SKPD, kepolisian dan TNI yang hadir, agar nantinya bisa saling bersinergi dalam menyambut para peserta yang merupakan pimpinan dari perwakilan negara, pejabat dari PBB, organisasi lingkungan dunia, dan dari kalangan professional ataupun akademisi. Nantinya perwakilan dari SKPD, kepolisian dan TNI ini, rencananya akan dibentuk menjadi satu tim.

“Meskipun acara masih berlangsung tahun depan, kita tidak boleh gegabah, karena agenda ini mengundang perwakilan dari hampir seluruh Negara di dunia. Saya ingin, semua yang ada di sini bisa saling bekerja sama. Nantinya, saya minta masing-masing satu perwakilan dari instansi, agar dibentuk menjadi satu tim, agar mempermudah koordinasi,” tegas Wali Kota.

Acara PrepCom 3 For Habitat III tersebut, rencananya akan digelar pada bulan Juli 2016, dengan peserta yang berasal dari 167 negara dengan jumlah peserta sekitar 5000 orang. Selain konferensi sebagai agenda utama, juga terdapat agenda tambahan berupa workshop dan pameran, serta kunjungan lapangan di beberapa lokasi sebagai best practice upaya-upaya keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya sebagai kota dengan pembangunan yang berkelanjutan.

Sebagai kegiatan tambahan, Pemkot Surabaya berencana menjadikan kegiatan promosi kebudayaan sebagai ajang dalam menyambut tamu yang hadir. Salah satunya dengan menyajikan festival tahunan Kota Surabaya, salah satunya festival Kali Mas, dan festival Kuliner Tunjungan. (arf)

Rabu, 19 Agustus 2015

Sabu Senilai Rp 6 M dimusnahkan Kejari Tanjung Perak

Juga Musnahkan Ganja dan Obat Obatan Tanpa Ijin Serta BB Perkara Pidana Lainnya 


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kejaksaan Negeri Tanjung Perak, Rabu  (19/8/2015) melakukan pemusnahan   barang bukti perkara pidana periode bulan November 2014 hingga Agustus 2015.


Pemusnahan dengan cara dibakar tersebut dilakukan diarea Kantor Kejari Tanjung Perak yang berada di Jalan Indrapura Surabaya.

Berbagai barang bukti yang dimusnahkan tersebut terdiri dari Sabu seberat 4,2 Kg atau senilai Rp 6 miliar dari 128 perkara,  Ganja seberat 720,05 gram dari 10 perkara, Pil Ekstasy sebanyak 4.374 butir, 18 tablet Happy Five dari 3 perkara dan alat hisap sabu dari 154 perkara.

Selain itu, juga dimusnahkan barang bukti  pelanggaran undang-undang kesehatan, berupa Pil double L sebanyak 4.349 dari  4 perkara dan obat keras sebanyak 6 dos dari 2 perkara. Insang Ikan Pari juga ikut dimusnahkan, dimana kasus tersebut  perkara pelanggaran undang-undang perikanan.

Dalam pembakaran tersebut juga dimusnahkan Uang palsu senilai Rp 25 Juta pecahan Rp 100 ribu dari 1 perkara, alat judi resmi sebanyak 1 kardus dari 189 perkara, 1 senjata api rakitan dan 1 senjata api jenis air soft gun dari 1 perkara perampokan dan dua barang bukti perkara cabul, berupa baju dan celana.

Kajari Tanjung Perak, Bambang Permadi mengatakan pemusnahan barang bukti tersebut dilakukan atas beberapa perkara yang ditangani institusinya. "Barang bukti yang kami musnahkan ini status hukumnya telah   memiliki kekuatan hukum tetap atau incracht,"Jelas Bambang dalam sambutannya.

Tampak hadir dalam pemusnahan barang bukti ini, perwakilan dari Kejati Jatim, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, BNN Kota Surabaya, Pengadilan Negeri (PN) Surabaya dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

Usai acara pemusnahan, Kasipidum Kejari Tanjung Perak, Ahmad Patoni menjelaskan, pemusnahan barang bukti ini merupakan agenda rutin tahunan.

Perkara narkoba, saat ini mendominasi di Kejari Tanjung Perak. "Ini agenda rutin dan saat ini kami sedang menangani kasus narkoba dengan bb yang cukup besar, beratnya  2 Kg dan 8 Kg, kasusnya masih persidangan dan kemungkinan bulan desember mendatang bb nya akan kami musnahkan,"Terang Fatoni kepada sejumlah awak media.

Ditambahkan Fatoni, perlunya pemusnahan perkara narkoba semestinya tidak harus menunggu status perkaranya incracht atau memiliki kekuatan hukum tetap. Hal tersebut sebetulnya sudah sesuai dengan pasal 92 UU RI No 35 tahun 2009 tentang narkotika yang berbunyi : Pemusnahan barang bukti narkotika dalam waktu 2X24 jam sejak ditemukan.

"Oleh sebab itu, kami mengusulkan dalam proses penyidikan bb harus dimusnahkan karena bisa membuat petugas atau penegak hukum menjadi tergoda, sehingga ada keinginan untuk menjual sabu tersebut. Contohnya tidak perlu kami sebutkan satu persatu, tapi mari kita renungkan apakah kita sudah bisa memberikan yang terbaik buat pengabdian negara ini,"sambungnya.

Pemusnahan barang bukti ini merupakan sisa dari pemusnahan dalam proses penyidikan yang digunakan untuk pembuktian di persidangan. "Pemusnahan ini bukti perkara sepanjang Bulan Nopember  2014 hingga Agustus 2015 yang telah memiliki kekuatan hukum tetap,"terangnya. (Komang)

Selasa, 18 Agustus 2015

Pengempalang Pajak Terancam Bebas

Tim Pengacara Terdakwa Alihkan Kasus Pidana Ini Ke Administrasi Pajak


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Berbagai cara dan upaya pastinya akan  dilakukan seorang advokat untuk membebaskan kliennya dari jeratan hukum. Kali ini terjadi pada kasus pengemplangan pajak dengan terdakwa Yuji Ossel, Mantan Direktur PT Tiga Daratan.

Dalam persidangan yang digelar diruang sidang Kartika 2 Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Selasa (18/8/2015),  Tiga orang Pembela terdakwa yang terdiri dari Yudistira, Tomy Haryo Putro dan Geoffrey Nanulaitta menyampaikan nota keberatan atas surat dakwaan atau istilah hukum disebut Eksepsi.

Nah, pada nota eksepsi inilah tim pembela terdakwa menyatakan surat dakwaan Jaksa kabur atau obscuur libel.

Tim pembela dari Kantor Hukum Yudistira and Co ini mempermasalahkan rangkaian peristiwa pidana yang disangkakan pada dakwaan ke dua, yakni menyampaikan surat pemberitahuan atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap yang menimbulkan kerugian negara untuk tahun pajak 2007 (PPh Badan) dan masa pajak Desember 2007 (PPN).

"Ada kesalahan dalam ketentuan penerapan hukum yang seharusnya menggunakan UU Nomor 16 tahun 2000 mengingat terjadinya tindak pidana yang didakwakan tahun 2005-2007 tapi dalam dakwaan Kedua menggunakan UU No. 28 Tahun 2007,"Terang Yudistira saat membacakan eksepsinya.

Selain itu tim pembela terdakwa juga menyatakan dakwaan bersifat prematur dikarenakan belum adanya surat ketetapan pajak kurang bayar untuk PT Tiga Daratan (Pusat) yang diterbitkan oleh Dirjen Pajak. "Pentingnya surat ketetapan ini untuk mengetahui jumlah kewajiban yang harus dibayar terdakwa,"jelas Yudistira.

Dalam eksepsinya, tim pengacara menganggap  perkara yang menjerat kliennya ini tidak termasuk pidana melainkan hanyalah masalah  administrasi. Hal ini didasari karena adanya rangkaian pembayaran. Yang dilakukan kliennya jauh sebelum kasus ini disidik oleh Dirjen Pajak dan dilimpahkan ke Kejagung RI.

"Sudah ada  pembayaran kekurangan pokok pajak pada tanggal 22 November 2013 sebesar Rp.19.292.632.000,- dan sanksi administrasi berupa denda atas kenaikan pengungkapan ketidakbenaran pengisian SPT PPh Badan pada tanggal 26 November 2013 sebesar Rp. 302.764.000 dan  pada tanggal 25 November 2013 telah secara resmi mengajukan Surat Kesanggupan Membayar kekurangan pembayaran terhadap sanksi administratif berupa denda PPN jauh sebelum Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) diterbitkan dan dikirimkan ke Kejaksaan Agung RI yaitu pada tanggal 3 April 2014,"jelas Yudistira.

Tak hanya itu, tim pembela terdakwa juga mengaku jika, kliennya juga kembali menyetorkan pembayaran ke kas negara sebesar Rp 5 miliar pada 29 Juli 2015 dimana saat itu bersamaan kasus ini dilimpahkan penyidik PPNS Pajak ke Kejaksaan.

"Rangkaian pembayaran tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat 3 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sehingga seharusnya perkara ini bukan lagi Perkara Pidana tetapi murni Perkara Administrasi Perpajakan," Sambungnya.

Atas eksepsi tersebut, Jaksa Jolvis dari Kejari Surabaya mengaku akan menanggapi eksepsi tim pembela terdakwa Yuji secara tertulis. "Kamis akan kami ajukan secara tertulis,"ucap Jolvis pada majelis hakim yang diketuai Musa Arief Aini.

Sementara dalam persidangan ini, tim pengacara terdakwa tidak menanyakan permohonan penangguhan kliennya yang diajukannya pada persidangan sebelumnya. Serupa juga dilihatkan Hakim Musa selaku Ketua Majelis Hakim yang tidak menyinggung sama sekali permohonan penangguhan penahanan  tersebut, apakah diterima atau tidak.

Usai persidangan, tim pembela terdakwa Yuji Ossel mengaku keberatan atas pemberitaan tentang kliennya. Kliennya bukanlah pelaku Kriminal Pajak yang membuat atau menggunakan Faktur Pajak Fiktif dan bukanlah pengemplang pajak yang tidak bertanggung jawab.

"Hal ini terbukti terdakwa  telah melakukan pembayaran dengan jumlah total Rp. 24.595.396.000 dan  koperatif selama proses penyidikan,"jelasnya Yudistira usia persidangan.

Selain itu, Pengacara asal Jakarta ini juga  menyayangkan  proses penyidikan, penyidik tidak mengungkapkan secara jelas itikad baik Kliennya yang telah melakukan pembayaran dan telah menyatakan sanggup membayar sehingga perkara ini maju ke proses penuntutan. 

"Pajak mempunyai fungsi Budgeter yaitu untuk memaksimalkan pendapatan negara dan bukan utuk sebanyak-banyaknya memenjarakan Wajib Pajak yang sudah berusaha membayar pajak. Bila hal ini diterapkan bisa dibayangkan betapa sesaknya penjara kita nanti diisi dengan Wajib Pajak bila sanksi pidana yang dikedepankan. Pajak sudah memiliki instrumen sanksi denda yang tetap berjalan dan Pihak terdakwa telah siap menanggung denda pajak berjalan,"terangnya.

Selain itu Penasehat Hukum juga menyayangkan Kliennya  dimasukkan dalam Daftar Pencarian Orang tanpa pernah menerima panggilan resmi.

"Menurut keterangan  Yoji Ossel ,  baru disodorkan Surat Panggilan pada saat pemeriksaan setelah dilakukannya penangkapan dimana hal ini jelas bertentangan dengan aturan hukum pasal 112 KUHAP. Hal ini membentuk opini seolah-olah Yoji Ossel adalah pelaku Kriminal dan sangat merugikan kepentingan hukum kliennya,"terangnya.

Terkait permohonan penangguhan penahanan yang diajukannya, Yudistira mengaku tak akan mempermasalahkan diterima atau tidaknya permohonan tersebut. "Itu kewenangan majelis hakim diterima atau tidaknya, kami sudah ajukan sesuai dengan prosedur,"pungkasnya.

Dijelaskan dalam dakwaan, terdakwa Yuji sengaja menyampaikan surat pemberitahuan (SPT) atas nama PT TD yang isinya tidak benar dengan cara tidak melaporkan seluruh hasil penjualan dalam SPT tahunan PPh Badan dan SPT masa PPN. Perbuatan tersangka ini dilakukan dalam kurun waktu sejak Januari 2005 sampai Januari 2007.

Terdakwa mengelabuhi petugas pajak dengan cara membuka dua rekening untuk menampung hasil penjualan yaitu rekening yang penjualannya dilaporkan dalam SPT dan rekening yang penjualannya tidak dilaporkan dalam SPT atau melaporkan sebagian penjualan dalam SPT. Selain itu, tersangka juga memungut PPN atas   penjualan terhadap konsumen namun tidak disetorkan ke kas negara. Perbuatan terdakwa dianggap merugikan uang negara sebesar Rp 40,6 miliar.

Selain terdakwa Yudi  kasus ini juga menjerat terdakwa Nensi dan Agus Sumarwoto (berkas terpisah). Agus merupakan konsultan pajak, yang dianggap membantu atau ikut serta melakukan penggelapan pajak. (Komang)

Senin, 17 Agustus 2015

Momen HUT ke-70 RI, Wali Kota Ingatkan Warga Surabaya “Tidak Dijajah Lagi” di Era MEA

KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Dalam hitungan bulan, warga Kota Surabaya akan menyongsong misi bersejarah bernama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada Desember 2015 mendatang. Warga/perusahaan dari negara ASEAN akan leluasa masuk ke Surabaya sehingga persaingan ekonomi akan terbuka lebar. Risikonya hanya ada dua: menjadi pemenang atau penonton. Karenanya, peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-70 Republik Indonesia, hendaknya menjadi momentum bagi warga Surabaya untuk mempersiapkan diri agar menjadi pemenang di kota sendiri. Caranya melalui kerja keras dengan keihklasan seperti yang ditunjukkan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan dulu.

Pesan itu disampaikan Wali Kota Surabaya Tri Rismarini ketika menjadi inspektur upacara di upacara HUT Kemerdekaan ke-70 RI di halaman Taman Surya, Senin (17/8/15). Peringatan HUT RI tahun 2015 bertema “Ayo Kerja” tersebut dihadiri duta besar negara sahabat, jajaran DPRD Surabaya, veteran pejuang, dan juga tokoh masyarakat.

Disampaikan wali kota, MEA perlu disikapi serius. Sebab, bila kalah bersaing dalam MEA, risikonya sama dengan seperti kembali terjajah. Bedanya, penjajahan era sekarang terfokus pada bidang ekonomi. “Risikonya sama saja dengan kita dijajah kembali. Karena itu, kita tidak boleh jadi penonton di kota sendiri,” tegas wali kota.

Menurut wali kota, Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan warga Kota Pahlawan siap menghadapi persaingan dengan warga negara lain yang akan masuk ke Indonesia, termasuk ke Surabaya dalam koridor persaingan ekonomi. Diantaranya menjamin anak-anak Surabaya mendapatkan pendidikan. Bahkan, selama tiga tahun terakhir, jumlah anak-anak berprestasi di Surabaya semakin meningkat.

Pemkot Surabaya juga telah memiliki Rumah Bahasa di Balai Pemuda yang menjadi tempat warga dari segala profesi untuk belajar bahasa asing secara gratis. Termasuk juga menggelar sertifikasi pekerja. Serta, membangun beberapa infrastruktur berupa jalan-jalan baru demi meningkatkan investasi masuk ke Surabaya yang berarti menyediakan lapangan kerja baru.

“Saya mengajak warga Surabaya menyatukan tekad untuk terus membangun Surabaya. Saya juga berpesan khusus kepada anak-anak Surabaya untuk tidak mudah menyerah karena tidak ada yang tidak mungkin. Semoga penghargaan yang telah kita raih, bisa menginspirasi anak-anak dan semua warga Surabaya,”  sambung wali kota.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Tri Rismaharini menyerahkan piala penghargaan Indonesia Kota Cerdas yang diterima Pemkot Surabaya pada Kamis (13/8) lalu kepada Ketua DPRD Surabaya, Armudji. Penghargaan yang menunjukkan ‘kecerdasan’ Kota Surabaya meliputi aspek ekonomi, sosial dan keaktifan warganya tersebut diserahkan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta.

Sebelumnya, wali kota menyematkan tanda jasa Satya Lencana Karya Satya kepada tiga orang pegawai negeri sipil Pemkot Surabaya yang telah mendarmabaktikan hidupnya di lingkungan Pemkot Surabaya. Mereka yakni Djoko Suwito, staf Inspektorat yang menerima Satya Lencana Karya Satya 30 tahun, dr Ita Puspita Dewi yang bertugas di RSUD dr Soewandhie, menerima Satya Lencana Karya Satya 20 tahun. Dan, Bagus Supriyadi, Kepala Seksi Program Satpol PP Kota Surabaya yang menerima Satya Lencana Karya Satya 10 tahun.

Di akhir sesi upacaram Wali Kota Tri Rismaharini juga memberikan penghargaan kepada warga Surabaya yang berprestasi.  Diantaranya untuk Universitas Negeri Surabaya yang diterima Pembantu Rektor II Tri Rahatmolo atas prestasi sebagai juara I Lomba Eco Campus Kota Surabaya 2015. Lalu, Pondok Pesantren Darus Salam atas prestasi sebagai juara I Lomba Eco Pesantren Kota Surabaya 2015. Juga relawan di Rumah Bahasa yakni Muhammad Idris (relawan bahasa Inggris), Cicilia Tantri Suryawati (relawan bahasa Jepang), Huadyanto (relawan bahasa Mandarin). (arf)