”Ancaman terhadap Negara dan cara menyikapinya” menjadi tema kuliah umum Panglima TNI. Sejarah membuktikan bahwa perjuangan Bangsa Indonesia tidak lepas dari peran pemuda, ungkap Panglima TNI mengawali paparannya. Lebih lanjut dijelaskan, pada tahun 2017 diperkirakan jumlah penduduk sudah 7 milyar, padahal daya tampung bumi hanya 3 sampai dengan 4 milyar. Setiap tahun 15 juta anak meninggal karena kelaparan dan kemiskinan, ini menyatakan bahwa Teori Maltus benar. Demikian juga dengan energi, banyak negara yang konflik karena energi.
Panglima TNI juga menjelaskan bahwa pada tahun 2013 Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan kalau Rusia menyerang Ukraina, maka Nato akan berperang dengan Rusia, itu disebabkan karena Ukraina punya cadangan minyak yang melimpah. Cadangan minyak dunia hanya untuk 28 tahun lagi sampai tahun 2043 dan belum ada temuan baru untuk mengganti energi, sehingga muncul alat yang memanfaatkan energi hayati.
Dengan pemanfaatan energi hayati maka harga-harga pangan akan meningkat 75 %, dan bahan pangan hayati dapat tumbuh subur di Negara Equator dimana salah satunya yaitu Indonesia dan hal tersebut dapat menyebabkan krisis pangan karena pemanfaatannya dibagi dua antara energi dan pangan. Dari krisis tersebut kedepannya akan terjadi perang karena pangan, jelas Panglima TNI.
Kalau demikian apakah 28 tahun lagi generasi kita masih hidup layak dan tentram ? atau malah menangis karena susah makan. Mengapa menjadi ancaman bagi Indonesia? Karena Indonesia Negara kaya dan pasti akan diincar Negara-negara lain di dunia. Semua Negara yang menjadi pusat energi dan pangan akan diganggu dan tidak tentram.
Selanjutnya Panglima TNI menyampaikan pertanyaan, apa yang harus dilakukan 28 tahun lagi ? pertanyaan tersebut ditanggapi oleh beberap mahasiswa, salah satu mahasiswa menjawab bahwa nanti akan bekerjasama dengan Indonesia, ada juga yang menjawab akan terjadi konflik atau perang dengan Negara Equator dan perang tidak terelakan lagi maka perlu dibentuk kerjasama keamanan, mahasiswa terakhir menjawab akan meningkatkan pendidikan guna menyikapi krisis energi. Panglima TNI tidak menyalahkan jawaban dari mahasiswa tersebut namun yang perlu diwaspadai yaitu Invisible Hands atau tangan-tangan yang tidak terlihat, mereka yang merekayasa masalah.
Pada kesempatan berikutnya Panglima TNI menjelaskan secara detail situasi ekonomi dunia dan juga Indonesia, termasuk nilai tukar rupiah yang terus merosot. Panglima TNI juga menguraikan situasi di Timur Tengah yang diwarnai dengan banyak konflik dan itu harus diwaspadai oleh Indonesia.
Cara mengatasi Proxy War, Panglima TNI menjelaskan secara urut bahwa kita punya modal geografis dan demografi, dataran kita luas dan harus dijadikan sebagai Negara agraris. Teknologi pangan harus dikembangkan, kita juga punya laut yang luas, bisa diekploitasi, kita juga punya kearifan lokal yaitu nailai sejarah kejuangan sejak jaman Sriwijaya dan Majapahit termasuk pelajaran-pelajaran konflik internal yang menyebabkan kerajaan-kerajaan tersebut hancur. Kita punya Pancasila yang mengajarkan nilai agama dan cara mensejahterakan rakyat dan cara berdemokrasi yang bermatabat yaitu musyawarah mufakat. Maka kearifan lokal dan Pancasila harus dijadikan modal dasar dalam rangka revolusi mental.
Yang diperlukan Negara saat ini adalah saling mendukung dan menguatkan, bukan saling menjatuhkan. Tantangan kedepan semakin nyata, maka pemuda harus bersatu karena sejarah membuktikan sejak dulu Indonesia ditangan pemuda yang bersatu dan berjuang untuk Indonesia. Sekian ratus tahun kita dijajah tiba-tiba muncul pemuda yang mencetuskan sumpah pemuda, begitu juga saat menjelang Proklamasi Kemerdekaan, para Pemuda bersatu dan berjuang, terang Panglima TNI.
Diakhir kuliahnya Panglima TNI berpesan kepada seluruh mahasiswa agar berhati-hati, karena sekarang generasi muda diserang dengan nilai baru yang merusak seperti pergaulan bebas, narkoba dan lain-lainnya. Mahasiswa adalah kelompok yang dapat diandalkan untuk kemajuan bangsa karena mahasiswa adalah orang terpelajar selalu menggunakan akal pikiran dan hati nurani mengawal tatanan masyarakat.
“Maka tugas kalian adalah meraih cita-cita dan berbuat untuk masyarakat, bangsa dan Negara,” ujar Panglima TNI.Karena peserta / Mahasiswa yang begitu banyak, maka peserta dibagi di 3 (tiga) Gedung dengan menggunakan multimedia, namun untuk tidak mengecewakan mahasiswa, maka Panglima TNI harus pindah ruangan agar bisa bertatap muka secara langsung dengan seluruh mahasiswa. (arf)