KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Setelah KPU Pusat membolehkan Rasiyo mendaftar kembali di Pilkada Surabaya asal pasangannya bukan Dhimam Abror yang sudah dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS) oleh KPU Surabaya, kini Demokrat segera memutuskan akan menggandeng tokoh Muslimat NU atau tokoh Aisyiah sebagai pasangan Rasiyo, dan nama yang menguat adalah Hj. Esty Martiana Rahmi .
Menurut kabar dari internal koalisi PD-PAN, ketua DPD PD Jatim, Soekarwo juga sudah komunikasi intensif dengan ketua umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa untuk mendukungan tokoh Muslimat Kota Surabaya maju sebagai bacawawali berpasangan dengan Rasiyo.
Sedangkan nama lain yang digadang-gadang menggantikan Dhimam Abror sebagai Bacawawali adalah Hj. Esty Martiana Rahmi, mantan kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya sekaligus Ketua PW Aisiyah Jatim yang diusulkan oleh PAN.
“Sekarang masih dalam finalisasi untuk mengkongkritkan mengusung kembali Rasiyo dengan Lilik Fadilah (Muslimat Surabaya) atau dengan Esty Martiana Rahmi (Aisyiah Jatim). Tapi nama yang menguat adalah Bu Lilik,” ujar sumber yang namanya enggan di korankan, Kamis (3/9) kemarin.
Bahkan lanjut sumber terpercaya, rapat finalisasi tersebut dipimpin langsung Ketua DPD PD Jatim, Soekarwo, Wakil Ketua DPP PAN, Suyoto dan Agung Nugroho yang ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan Rasiyo.
"Rapat finalisasi pasangan Rasiyo-Lilik itu juga melibatkan KH Hasyim Muzadi (mantan Ketua PBNU). Pada intinya, pasangan wakil wali kota harus dari perempuan dan punya basis massa Nahdliyin,” tambah pria yang juga seorang dosen ini.
Sementara itu, Pakde Karwo panggilan akrab Soekarwo membenarkan kalau pihaknya sudah menjalin komunikasi intensif dengan berbagai parpol dan ormas untuk mencari figur yang cocok mendampingi Rasiyo untuk maju di Pilkada Surabaya. “Semoga saja, malam ini ada keputusan final, sehingga langsung bisa langsung dimintakan rekom ke DPP," ujar Pakde Karwo dengan penuh optimis.
Sementara itu, Reno Zulkarnaen anggota tim pemenangan Rasiyo saat dikonfirmasi tentang kabar tersebut mengaku tidak tahu lantaran sedang mendapat tugas di luar. “Saya tidak tahu, tapi memang sekarang ada rapat membahas siapa wakil walikota yang layak untuk mendampingi Pak Rasiyo,” beber mantan ketua GMNI Jatim ini.
Terpisah, pengamat politik dari Universitas Surabaya (Ubaya), Martono menilai jika benar Rasiyo menggandeng tokoh Muslimat NU, maka Pilkada Surabaya ini sangat menarik dicermati dan dinamika politiknya sangat tinggi. Ini karena pasangan calon incumbent Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana sangat kuat ditambah dukungan dari PDIP.
Untuk itu, penantang Tri Rismaharini haruslah figure yang kredible dan lebih bagus dari incumbent. Kombinasi Rasiyo dengan latar belakang birokrat tulen dan wakilnya dari latar perempuan dan aktivis ormas keagamaan, tentu sangat memadai.
“Figur Pak Rasiyo sudah bagus, tinggal pasangannya nanti harus mampu memperkuat dan bisa diterima di bawah, saya kira yang layak mendampingi Rasiyo adalah dari figur perempuan,” ungkap mantan ketua DPD Partai Golkar Jatim ini.
Disinggung kenapa harus dari kalangan kaum perempuan? Dengan lugas Martono menyatakan bahwa pemilih terbesar di Pilkada Surabaya adalah kaum perempuan. Selain itu, figur perempuan juga lebih bisa diterima di kampung-kampung. Apalagi jika punya basis massa ibu-ibu pengajian. “Saya kira itu bisa dari tokoh Muslimat (NU) atau Aisyiah (Muhammadiyah),” tambahnya.
Senada, mantan ketua Bappilu DPD PDIP Jatim, Suhandoyo mengaku bahwa tidak menutup kemungkinan pasangan incumbent Surabaya bisa dikalahkan oleh Rasiyo yang berpasangan dengan tokoh ormas NU atau Muhammadiyah. Alasannya, Rasiyo merupakan sosok birokrat tulen dan memiliki komunikasi yang baik dengan parpol.
"Tidak menutup kemungkinan parpol-parpol yang tadinya tidak mendukung Rasiyo akan berbalik mendukung. Apalagi jika pasangan Rasiyo diambilkan dari tokoh NU atau Muhammadiyah," ujar ketua FPDIP DPRD Jatim ini.
Sebelumnya, Ketua DPW PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar juga tengah mempertimbangkan untuk mendukung Rasiyo di Pilkada Surabaya. Namun hingga saat ini PKB Surabaya masih menginginkan Syamsul Arifin (Ketua DPC) untuk dicalonkan maju di Pilkada Surabaya.
"Kalau Rasiyo menginginkan dukungan PKB ya otomatis harus menggandeng Syamsul Arifin. Sedangkan kalau menggandeng tokoh Muslimat NU bisa juga dipertimbangkan PKB," pungkas pria yang juga ketua DPRD Jatim ini.(arf)