KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kota Surabaya sebagai kota terbesar ke dua di Indonesia, dinilai satu tahap lebih maju dengan kota lainnya dalam hal penanganan bencana. Selain itu, Surabaya dinilai telah siap dengan tim yang mampu menanggulangi bencana mulai kebakaran hingga pohon tumbang. Hal tersebut diutarakan oleh staf ahli menteri bidang komunikasi dan media massa, Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Henry Subiakto ketika menghadiri peresmian sistem informasi manajemen cepat dan tanggap (SIAGA) di di Lobby lantai 2 Balai Kota Surabaya, pagi tadi (25/9).
Dihadapan para undangan yang terdiri dari perwakilan provider
telekomunikasi dan Forpimda Kota Surabaya, Henry Subiakto menyebutkan bahwa
Kota Surabaya adalah kota yang sistemnya telah siap dalam menanggulangi
bencana. Selain itu, Surabaya adalah kota ke-10 yang akan menjalin kerja sama
dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia.
Untuk memudahkan masyarakat dalam mengingat nomor darurat bencana,
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dengan Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia, pagi
tadi melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of
understanding (MoU) tentang penggunaan nomor 112 sebagai nomor darurat siaga
bencana. Nantinya, nomor ini akan digunakan di seluruh Indonesia dan secara
otomatis akan tersambungkan dengan crisis center sesuai dengan daerah orang
yang melakukan panggilan.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dalam sambutannya menceritakan,
banyaknya masyarakat yang kebingungan harus menghubungi siapa saat terjadi
bencana, membuatnya terinspirasi untuk mengumpulkan SKPD terkait, kemudian
menggagas sistem ini. Sistem SIAGA ini, menjadikan Kota Surabaya sebagai
satu-satunya kota di dunia yang memanfaatkan teknologi terpusat dalam melakukan
penanggulangan bencana.
“Teknologi ini akan kita patenkan. Nantinya, di dashboard mobil pemadam
kebakaran akan menunjukan lokasi-lokasi
titik air dan rute terdekat,
Selain itu, jika terjadi musibah, dengan meniru menu pada operator selular,
pelapor dapat melaporkan secara spesifik bencana yang terjadi pohon tumbang,
banjir, atau kecelakaan. Sehingga Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana
(Satlak PB) bisa mengirimkan sinyal kepada dinas yang terkait, dan dapat dilakukan penanganan secara cepat,”
tegas Wali Kota.
Melalui teknologi berbasis map digital ini, diharapakan akan menjadi
Standar Operasional Prosedur (SOP) bagi setiap Satlak-PB untuk setiap kejadian
darurat. Untuk mencegah pihak yang tak
bertanggung jawab mengakses nomor ini, Pemkot telah mengantisipasi dengan
menggunakan Geografik Information Sistem. Nantinya, sistem ini akan mendeteksi
lokasi pelapor, yang kemudian akan dibandingkan dengan lokasi terjadinya
bencana.
Akses ke nomor 112 ini nantinya tidak akan dikenai biaya alias bebas
pulsa, dan bebas blankspot karena langsung terkoneksi di satelit. Selain itu,
pagi tadi juga diresmikan pengurusan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) secara
Online. Wali Kota dengan didampingi staf ahli melakukan seremonial peresmian
dengan cara mengakses website PBB online di hadapan para tamu undangan. Wali
Kota juga secara langsung melakukan simulasi panggilan 112, dan berinteraksi
dengan operator yang berada di Satlak PB dan UPTD Dinas Kebakaran Wiyung.
Wali Kota berpesan kepada operator, agar tidak terlalu banyak melakukan
diskusi, agar bencana dapat segera diatasi. Risma (sapaan akrab wali kota),
juga berpesan kepada Kepala SKPD terkait agar langsung mengirimkan armada jika
mendapat laporan. “Tidak apa-apa tertipu, daripada jika terjadi bencana
sungguhan, namun terlambat dalam penanganan,” imbuh Wali Kota. Nantinya, setiap
posko Satlak PB akan diisi tiga operator, dengan tiga shift dan setiap shift
nya para operator akan bertugas selama delapan jam. (arf)