KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Hari Pahlawan Republik Indonesia yang jatuh pada 10 November 2015 nanti, disambut dengan berbagai kegiatan, selain upacara, ternyata ada juga acara menarik dalam memperingati Hari Pahlawan . Salah satunya adalah Parade Surabaya Juang yang dilaksanakan di depan Monumen Tugu Pahlawan.
Ribuan warga kota Surabaya tampak memadati di sekitar jalanan dari Tugu Pahlawan sampai di depan kantor Balai Kota. Mereka antusias menyaksikan acara Parade Surabaya Juang sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Pahlwan. Parade ini menempuh rute sepanjang 3,3 kilometer mulai dari Tugu Pahlawan hingga Taman Surya, parade Surabaya Juang kali ini melibatkan ribuan orang dari 24 kelompok yang terdiri dari unsur pemerintah, veteran, TNI-Polri, mahasiswa, pelajar, serta komunitas. Selain itu, sepuluh kendaraan tempur jenis panser juga ikut meramaikan parade. Mereka mengenakan berbagai macam kostum dengan berbagai perlengkapannya. Pada umumnya kostum mereka berkaitan dengan sejarah dan perjuangan.
Acara diawali dengan teatrikal kolosal pertempuran 10 Nopember 1945 yang diperagakan oleh Komunitas Pecinta Sejarah se-Indonesia dan Roode Brug Soerabaia selama 15 menit. Rentetan dan dentuman suara senjata menggema di Jalan Pahlawan saat teatrikal berlangsung. Begitu pula dengan kepulan asap yang membubung di berbagai tempat.Suasana akan peristiwa perjuangan arek-arek Suroboyo melawan tentara Inggris kala itu seakan hadir kembali.
Usai teatrikal yang menarik itu, Parade Surabaya Juang juga menghadirkan kendaraan berat yang dimiliki oleh TNI seperti Panser Anoa, Rantis Komodo diikuti oleh para peserta Parade dan diberangkatkan oleh Plt Wali Kota Surabaya Drs. Nurwiyatno, konvoi peserta berjalan menempuh rute melewati Jl. Kramat Gantung, Jl. Gemblongan, Jl. Tunjungan, Jl. Gubernur Suryo, Jl. Yos Sudarso, Jl. Jaksa Agung Suprapto dan selesai di Taman Surya. Dalam perjalan, para peserta peserta parade berhenti sejenak di depan Hotel Majapahit yang dulu bernama Hotel Yamato. Di tempat inilah peristiwa perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo terjadi.
Selain peringatan perobekan bendera di Hotel Majapahit ada pemandangan menarik yaitu pemberian Senjata asli peninggalan pejuang 45 diberikan Ketua LVRI Surabaya Bpk Hartoyik Kepada unsur Forpimda Kota Surabaya, tampak pada kesempatan tersebut Kasgartap III/Surabaya serta Danrem 084/BJ Kolonel Inf Nur Rahmad menerima senjata bekas pejuang 45 untuk dibawa ke Taman Surya. Hartoyik pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa penyerahan senjata ini bentuk memberikan gambaran untuk generasi sekarang bahwa betapa beratnya perjuangan merebut kemerdekan dulu.
"Muspida akan dipersenjatai, supaya mereka tahu berapa kilo beratnya senjata ini. Kalau dari Hotel Yamato sampai Taman Surya berjalan memegang senjata ini, bagaimana rasanya. Mereka biar ikut merasakan," pungkasnya
Parade yang merupakan acara yang menjadi agenda rutin tahunan ini mengikutsertakan ribuan orang menjadi peserta parade. Mulai dari komunitas pejuang Roode Burg, Drum Band Taruna AAL, serta para pelajar dan organisasi kemasyarakatan di Surabaya.(asmo)
Ribuan warga kota Surabaya tampak memadati di sekitar jalanan dari Tugu Pahlawan sampai di depan kantor Balai Kota. Mereka antusias menyaksikan acara Parade Surabaya Juang sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Pahlwan. Parade ini menempuh rute sepanjang 3,3 kilometer mulai dari Tugu Pahlawan hingga Taman Surya, parade Surabaya Juang kali ini melibatkan ribuan orang dari 24 kelompok yang terdiri dari unsur pemerintah, veteran, TNI-Polri, mahasiswa, pelajar, serta komunitas. Selain itu, sepuluh kendaraan tempur jenis panser juga ikut meramaikan parade. Mereka mengenakan berbagai macam kostum dengan berbagai perlengkapannya. Pada umumnya kostum mereka berkaitan dengan sejarah dan perjuangan.
Acara diawali dengan teatrikal kolosal pertempuran 10 Nopember 1945 yang diperagakan oleh Komunitas Pecinta Sejarah se-Indonesia dan Roode Brug Soerabaia selama 15 menit. Rentetan dan dentuman suara senjata menggema di Jalan Pahlawan saat teatrikal berlangsung. Begitu pula dengan kepulan asap yang membubung di berbagai tempat.Suasana akan peristiwa perjuangan arek-arek Suroboyo melawan tentara Inggris kala itu seakan hadir kembali.
Usai teatrikal yang menarik itu, Parade Surabaya Juang juga menghadirkan kendaraan berat yang dimiliki oleh TNI seperti Panser Anoa, Rantis Komodo diikuti oleh para peserta Parade dan diberangkatkan oleh Plt Wali Kota Surabaya Drs. Nurwiyatno, konvoi peserta berjalan menempuh rute melewati Jl. Kramat Gantung, Jl. Gemblongan, Jl. Tunjungan, Jl. Gubernur Suryo, Jl. Yos Sudarso, Jl. Jaksa Agung Suprapto dan selesai di Taman Surya. Dalam perjalan, para peserta peserta parade berhenti sejenak di depan Hotel Majapahit yang dulu bernama Hotel Yamato. Di tempat inilah peristiwa perobekan bendera Belanda oleh arek-arek Suroboyo terjadi.
Selain peringatan perobekan bendera di Hotel Majapahit ada pemandangan menarik yaitu pemberian Senjata asli peninggalan pejuang 45 diberikan Ketua LVRI Surabaya Bpk Hartoyik Kepada unsur Forpimda Kota Surabaya, tampak pada kesempatan tersebut Kasgartap III/Surabaya serta Danrem 084/BJ Kolonel Inf Nur Rahmad menerima senjata bekas pejuang 45 untuk dibawa ke Taman Surya. Hartoyik pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa penyerahan senjata ini bentuk memberikan gambaran untuk generasi sekarang bahwa betapa beratnya perjuangan merebut kemerdekan dulu.
"Muspida akan dipersenjatai, supaya mereka tahu berapa kilo beratnya senjata ini. Kalau dari Hotel Yamato sampai Taman Surya berjalan memegang senjata ini, bagaimana rasanya. Mereka biar ikut merasakan," pungkasnya
Parade yang merupakan acara yang menjadi agenda rutin tahunan ini mengikutsertakan ribuan orang menjadi peserta parade. Mulai dari komunitas pejuang Roode Burg, Drum Band Taruna AAL, serta para pelajar dan organisasi kemasyarakatan di Surabaya.(asmo)