KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Sumardi memimpin Upacara Hari Juang Kartika dengan Tema “Melalui Hari Juang Kartika, Kita Mantapkan Jati Diri TNI AD dan Kemanunggalan TNI - Rakyat guna mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian", yang diikuti oleh seluruh prajurit dan PNS TNI AD se-Garnisun Tetap III Surabaya. Hari Juang Kartika yang merupakan hari jadi TNI Angkatan Darat diperingati pada setiap tanggal 15 Desember setiap tahunnya, bertempat di Lapangan Kodam V/Brawijaya, Selasa 15/12/2015.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Pangdam V/Brawijaya menyampaikan, ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh Prajurit dan PNS TNI AD atas pengabdian yang telah diberikan selama ini. Khususnya kepada prajurit TNI AD yang telah membantu pengamanan pelaksanaan Pilkada Serentak pada tanggal 9 Desember yang lalu, seraya tetap mengedepankan prinsip netralitas TNI. Pilkada Serentak yang berlangsung di hampir sebagian besar wilayah di tanah air kita, telah selesai dengan aman, tertib dan demokratis.
Pada kesempatan peringatan Hari Juang Kartika tahun ini, saya ingin mengingatkan kembali apa yang disampaikan oleh Presiden RI dan Panglima TNI dalam peringatan Hari TNI ke-70 tanggal 5 Oktober yang lalu, yakni TNI adalah Rakyat dan Rakyat adalah TNI, serta Rakyat Indonesia adalah ibu kandung TNI.” Tegas Kasad. Bagi TNI AD, penekanan tersebut akan selalu relevan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas. TNI AD tidak hanya tentara yang lahir dan terbentuk dari rakyat pejuang, tetapi selalu dan akan terus berjuang bersama rakyat. Sejarah telah membuktikan bahwa selama 70 tahun masa pengabdiannya, TNI AD tidak dapat dilepaskan dari rakyat.
Hari Juang Kartika yang kita peringati hari ini, juga terkait erat dengan salah satu peristiwa bersejarah tentang kebersamaan nyata TNI AD dengan rakyat. Pada tanggal 15 Desember 1945, di kota Ambarawa, Jawa Tengah, para pejuang pendahulu TNI AD bahu membahu bersama rakyat mempertahankan setiap jengkal tanah dari ancaman musuh yang ingin menjajah kembali bumi pertiwi. Episode perjuangan yang dikenal dengan
Palagan Ambarawa inilah, yang kemudian ditetapkan sebagai tonggak Hari Juang Kartika.
Kita perlu mengingat kembali pesan Panglima Besar Jenderal Soedirman bahwa “Negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara saja, maka perlu sekali mengadakan kerja sama yang seerat-eratnya dengan golongan serta badan-badan di luar tentara”. Pesan tersebut hendaknya selalu tergelorakan dalam hati dan pikiran setiap prajurit TNI AD, serta menjadi landasan moral dalam berpikir, bersikap dan bertindak.
Pada kesempatan lain Pangdam V/Brawijaya menyampaikan. “Bahwa TNI tanpa ada dukungan rakyat tidak ada apa-apanya, pembentukan TNI dimulai dari Laskar-Laskar perjuangan, TNI akan kuat apabila didukung Rakyat”. tegas Pangdam V/Brawijaya usai menjadi Irup Hari Juang Kartika ke 70, sedangkan yang menjadi Komandan Upacara Danyon 500/Raider Letkol Inf Sutrisno.
Selain dimeriahkan dengan Upacara Parade, Hari Juang Kartika Tahun ini juga dimeriahkan dengan defile pasukan dan kendaran taktis, dari Satuan Tempur jajaran Kodam V/Brawijaya dan Devisi 2 Kostrad.
Hadir dalam upacara tersebut unsur Forkopimda Propinsi Jatim, Tokoh Ulama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Para Rektor PTN/PTS se Jatim dan organisasi kepemudaan. (arf)
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Mulyono dalam amanat tertulisnya yang dibacakan oleh Pangdam V/Brawijaya menyampaikan, ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh Prajurit dan PNS TNI AD atas pengabdian yang telah diberikan selama ini. Khususnya kepada prajurit TNI AD yang telah membantu pengamanan pelaksanaan Pilkada Serentak pada tanggal 9 Desember yang lalu, seraya tetap mengedepankan prinsip netralitas TNI. Pilkada Serentak yang berlangsung di hampir sebagian besar wilayah di tanah air kita, telah selesai dengan aman, tertib dan demokratis.
Pada kesempatan peringatan Hari Juang Kartika tahun ini, saya ingin mengingatkan kembali apa yang disampaikan oleh Presiden RI dan Panglima TNI dalam peringatan Hari TNI ke-70 tanggal 5 Oktober yang lalu, yakni TNI adalah Rakyat dan Rakyat adalah TNI, serta Rakyat Indonesia adalah ibu kandung TNI.” Tegas Kasad. Bagi TNI AD, penekanan tersebut akan selalu relevan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan tugas. TNI AD tidak hanya tentara yang lahir dan terbentuk dari rakyat pejuang, tetapi selalu dan akan terus berjuang bersama rakyat. Sejarah telah membuktikan bahwa selama 70 tahun masa pengabdiannya, TNI AD tidak dapat dilepaskan dari rakyat.
Hari Juang Kartika yang kita peringati hari ini, juga terkait erat dengan salah satu peristiwa bersejarah tentang kebersamaan nyata TNI AD dengan rakyat. Pada tanggal 15 Desember 1945, di kota Ambarawa, Jawa Tengah, para pejuang pendahulu TNI AD bahu membahu bersama rakyat mempertahankan setiap jengkal tanah dari ancaman musuh yang ingin menjajah kembali bumi pertiwi. Episode perjuangan yang dikenal dengan
Palagan Ambarawa inilah, yang kemudian ditetapkan sebagai tonggak Hari Juang Kartika.
Kita perlu mengingat kembali pesan Panglima Besar Jenderal Soedirman bahwa “Negara Indonesia tidak cukup dipertahankan oleh tentara saja, maka perlu sekali mengadakan kerja sama yang seerat-eratnya dengan golongan serta badan-badan di luar tentara”. Pesan tersebut hendaknya selalu tergelorakan dalam hati dan pikiran setiap prajurit TNI AD, serta menjadi landasan moral dalam berpikir, bersikap dan bertindak.
Pada kesempatan lain Pangdam V/Brawijaya menyampaikan. “Bahwa TNI tanpa ada dukungan rakyat tidak ada apa-apanya, pembentukan TNI dimulai dari Laskar-Laskar perjuangan, TNI akan kuat apabila didukung Rakyat”. tegas Pangdam V/Brawijaya usai menjadi Irup Hari Juang Kartika ke 70, sedangkan yang menjadi Komandan Upacara Danyon 500/Raider Letkol Inf Sutrisno.
Selain dimeriahkan dengan Upacara Parade, Hari Juang Kartika Tahun ini juga dimeriahkan dengan defile pasukan dan kendaran taktis, dari Satuan Tempur jajaran Kodam V/Brawijaya dan Devisi 2 Kostrad.
Hadir dalam upacara tersebut unsur Forkopimda Propinsi Jatim, Tokoh Ulama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Para Rektor PTN/PTS se Jatim dan organisasi kepemudaan. (arf)