KABARPROGRESIF.COM : (Jombang) Setiap manusia yang hidup di dunia ini akan mengalami yang namanya kegagalan yang akan menjadikannya sukses apabila mempelajari kegagalan yang ada dengan suatu pengalaman hidup untuk menambah pengetahuan dalam mempelajari setiap kesulitan yang dialami. Perkataan pepatah seperti itu cocok disematkan pada Bapak Subero, petani asal Dsn Kepuhsari Ds Kepuhkajang Kec. Perak Kab Jombang.
Bapak Subero menuturkan, awalnya dari salah satu distributor penjual pupuk, setiap kelompok tani yangg membutuhkan pupuk dengan kapasitas banyak diberi 1 alat TABELA, setelah saya uji coba hasilnya kurang maksimal, Subero tak ingin patah semangat, Kerja keras harus dilakoninya sembari terus putar otak agar alat Tabela bisa diperbaiki dan berfungsi dengan baik. Dengan kreatifitas serta mempelajari alat Tabela bagaimana cara kerjanya dan memperbaiki serta terus dikembangkan dicari kelemahanya dan kekuranganya akhirnya Pak Subero dapat ketemu solusi dan di perbaiki serta di coba lagi, pada awalnya para petani tidak ada yg mau mencoba takut gagal lagi, pada akhirnya Pak Subero sendiri yg mencoba.
Kapten Kav Yateman selaku Danramil 0814/05 mengatakan, “ Hasilnya bagus dan sedikit mengirit biaya dengan alat Tabela ini, Pak Subero awalnya mencoba dengan luas lahan -+ 0,5 ha, begitu tau hasilnya bagus sekarang seluruh sawah miliknya ditanami padi dengan sistim tabela dan sudah ada beberapa petani yang mencoba mengikuti jejak pk Subero. Keuntungan menggunakan alat ini yaitu mengurangi biaya tanam padi yang biasanya menggunakan orang banyak sekarang cukup 2 orang saja untuk menarik alat, mengurangi biaya penyiapan lahan menebar benih padi ( nampek ) dan biaya mencabut bibit padi ( daut ), mengurangi penggunaan bibit padi, dalam 1 ha cukup 21 kg bibit padi, mengirit waktu untuk menanam ”, menuturkan pada saat Danramil ikut mempraktekkan cara kerta Tabela, Senin (1/8).
Begitu benih padi mulai tumbuh akar padi terus menyatu dengan tanah beranak dan berkembang tanpa hambatan sampai panen, lain dengan yang menanam menggunakan mesin tanam dan manual bibit padi harus dicabut dulu setelah bibit padi dicabut baru ditanam lagi, waktu ditanam akarnya butuh waktu untuk penyesuaian dengan lahan yang sudah disiapkan sampai bibit padi tumbuh normal hal ini yang menghambat pertumbuhan padi untuk beranak dan berkembang sehingga hasil padi kurang bagus, “ jadi pengalaman Pak Subero waktu tanam padi dengan menggunakan sistim TABELA dan sedikit modifikasinya patut diacungi jempol semoga bisa bermanfaat bagi para petani “, ungkap Danramil sambil terseyum kagum. (andre).