KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Saat ini masyarakat sudah semakin maju dan modern. Guna memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, para birokrasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan informasi dan teknologi.
Demikian dikatakan Wakil Gubernur Jatim saat membuka Diklat Kepemimpin Tingkat II angkatan 42 Pemprov Jatim tahun 2016 di kantor Bandiklat Prov Jatim, Balongsari Surabaya, Rabu (10/8).
“Kita harus bisa memberian pelayanan karena masyarakat semakin melek informasi dengan kemajuan teknologi. Seperti HP, kita bisa mendapatkan informasi apa saja sesuai yang kita butuhkan. Di tengah situasi yang semua serba canggih kita yang berada di tengah pemerintahan harus bisa menyesuaikan sebab jika tidak akan menjadi orang yang rugi tidak bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,” katanya.
Dikatakannya, diklat ini bagian dari usaha untuk mendorong peserta untuk kreatif dan inovatif dalam koridor ketentuan dan peraturan yang ada, setidaknya dengan mengikutkan teknologi sebagai bagian dari pengambil keputusan.
Menurutnya, semakin modern suatu negara peran pemerintah akan semakin berkurang, demikian juga semakin maju suatu daerah peran pemerintah juga akan berkurang karena telah tergantikan dengan teknologi yang ada.
Dengan situasi yang seperti sekarang para birokrasi dituntut untuk selalu berinovasi dan kreatif menciptakan sebuah proyek perubahan. Melalui diklat ini diharapkan bisa menciptakan pemimpin yang sesuai dengan kebutuhan untuk kemajuan sebuah birokrasi.
Dikatakannya, di era globalisasi saat ini persaingan semakin ketat, untuk itu diharapkan seorang pemimpin bisa menjadi pemimpin perubahan bagi daerahnya. Seorang pemimpin harus terlebih dulu mengenali dengan baik orang-orang yang ada di sekitarnya, karena merupakan bagian dari tim kerja.
Kepala Lembaga Administrasi Negara RI, Adi Suryanto, mengatakan dalam diklat ini ada beberapa kurikulum, diantaranya tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan yang terdiri dari integritas dan wawasan kebangsaan, pembekalan isu strategis, organisasi berkinerja tinggi, diagnostic reading, dan penjelasan proyek perubahan.
Selain itu tahap Taking Ownership (Breakthrough I), tahap merancang perubahan dan membangun tim yang terdiri dari inovasi, benchmarking ke Best Practice, membangun tim efektif, merancang proyek perubahan, seminar presentasi proyek perubahan, pembekalan implementasi proyek perubahan, dan tahap Laboratorium Kepemimpinan serta yang terakhir tahap evaluasi terdiri dari seminar laboratorium kepemimpinan dan evaluasi.
“Jaga situasi pembelajaran juga kesehatan agar bisa mengikuti diklat hingga selesai dengan hasil yang maksimal. Ciptan suasana pembelajaran yang santai tapi serius sehingga menikmati mengikuti diklat,” katanya.
Lebih lanjut dikatakanya, setiap hal harus harus bisa diperbaiki dengan cara menciptakan inovasi dan terobosan-terobosan yang baru. “Dengan menciptakan perubahan, saya yakin birokrasi kita akan semakin baik,” ujarnya.
Kepala Bandiklat Prov Jatim, Akmal Budianto, mengatakan tujuan dari diklat ini yakni untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan strategis pejabat struktural khususnya di eselon II dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di instansi masing-masing.
Peserta diklat berjumlah 60 orang yang berasal dari Kementerian Hukum dan HAM 1 orang, dari kabupaten/kota Jatim 14 orang dan dari luar provinsi Jatim 45 orang. Diklat pola baru proyek perubahan yang akan diterapkan di tempat kerja masing-masing peserta, untuk itu tercapainya hasil yang optimal dalam proyek perubahan tersebut perlu dibina langsung ddari atasan peserta sebagai mentor.
Selama proses belajar berlangsung dan kegiatan seminar tentang perubahan, diklat pola baru ini memang difokuskan untuk mencetak pemimpin perubahan dan selama diklat peserta diajak untuk merancang proyek perubahannya. (endik)