KABARPROGRESIF.COM : (Cilacap) Tim Badan Narkotika Nasional (BNN) berada di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, untuk mencari data dan fakta terkait testimoni gembong narkoba Freddy Budiman kepada Koordinator KontraS Haris Azhar. BNN bekerja keras mencari apakah benar ada keterlibatan penegak hukum, khususnya oknum di BNN, dalam bisnis narkoba.
Ketika ditanya sudah sejauh mana temuan yang didapat, Inspektorat BNN Setyo Raharjo mengatakan belum bisa menyampaikan ke publik. Pihaknya masih bekerja.
"Jadi kita masih bekerja ya, jadi informasi belum bisa disampaikan, setelah ini nanti bisa disampaikan bidang humas saja," kata Setyo kepada wartawan sambil menuju ke dalam mobilnya, Jumat (12/8/2016). Tim dari BNN pusat tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap, sekitar pukul 08.17 WIB dengan menggunakan dua mobil.
Di antara rombongan terlihat Kepala BNN Kabupaten Cilacap AKBP Edi Santosa, Kepala Seksi Pemberantasan BNNK Cilacap Kompol Trasmaka, Kepala Seksi Pemberantasan BNN Kota Tegal AKP Anung Suyadi yang pernah menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Cilacap dan Tiga auditor dari BNN pusat. Setelah didata mereka langsung menuju ke Lapas Batu, Pulau Nusakambangan.
Rombongan baru keluar dari Dermaga Wijayapura sekitar pukul 16.22 WIB. Menurut Setyo pencarian informasi ini baru sebatas mencari keterangan. Baik kepada petugas Lapas, juga hal-hal terkait lainnya. Termasuk satu di antaranya buku tamu yang di sebutkan oleh Mantan Kalapas Batu saat Freddy berada di sana, Alberty Sitinjak.
"Semua yang terkait dengan itu kita cari informasinya," jelasnya.
Dia menjelaskan, dalam satu hari ini pihaknya sudah cukup mencari informasi terkait dengan hal tersebut di Lapas Batu. Maka dari itu, pihaknya tidak akan datang lagi untuk mencari informasi.
"Sudah, enggak, selesai, cukup," ucapnya.
Sementara menurut Kepala BNN Kabupaten Cilacap Edy Santosa yang sempat mendampingi Tim dari BNN Pusat mengatakan jika kedatangannya bersama Tim dari BNN pusat ke Nusakambangan hanya untuk melakukan klarifikasi. Namun, pihaknya enggan menyebutkan secara rinci berapa jumlah petugas Lapas yang dimintai keterangan.
"Untuk Klarifikasi, kurang lebih seperti itu (pengecekan sipir)," ujarnya.
Kedatangan mereka untuk mencari sejumlah keterangan dan bukti terkait testimoni gembong narkoba Freddy Budiman yang telah menjalani eksekusi mati tahap III pada Jumat (29/7) lalu terkait aliran dana atas bisnis narkoba yang mencapai ratusan miliar rupiah ke penegak hukum di Indonesia untuk melancarkan bisnisnya tersebut.
Untuk mendalami kebenaran terkait pernyataan Freddy yang sudah dieksekusi mati ini, BNN melakukan pencarian informasi. Bahkan, dari informasi yang didapat pada Senin (15/8) besok Tim pencari fakta dari Polri, TNI, Kompolnas dan BNN akan datang ke Lapas Batu Nusakambangan.
Gembong narkoba Freddy Budiman mulai masuk ke Lapas Nusakambangan pada tahun 2013 karena masih mengendalikan bisnis haramnya di Lapas Cipinang. Bahkan Freddy masih berusaha mengendalikan jaringannya saat berada di dalam Lapas Nusakambangan yang akhirnya membuat dirinya menjalani eksekusi mati. (*/arf)