KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Konsumsi masyarakat Kota Surabaya pada bulan Juni 2016 menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari pertumbuhan indeks riil penjualan eceran (IRPE) 1 sebesar 5,83% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan Mei 2016 sebesar 1,97% (yoy).
Kenaikan IRPE didorong oleh hampir semua kelompok barang pembentuknya terutama kelompok barang makanan, minuman dan tembakau yang meningkat lebih tinggi dibandingkan penjualan pada periode Ramadhan tahun sebelumnya.
“ Peningkatan tersebut sejalan dengan rilis pertumbuhan konsumsi rumah tangga Jawa Timur yang meningkat. Adapun kelompok lainnya yang mengalami peningkatan adalah kelompok bahan bakar dan pelumas serta kelompok barang budaya dan rekreasi yang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat untuk sub kelompok kertas, karton dan cetakan, terutama untuk keperluan memasuki tahun ajaran baru,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Propinsi Jawa Timur, Benny Siswanto, lewat siaran persnya.
Sementara itu, penurunan permintaan pada bulan Juni 2016 dialami kelompok suku cadang & aksesori, kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, dan kelompok barang lainnya. Permintaan terhadap kelompok suku cadang & aksesoris terindikasi turun yang disebabkan oleh prioritas pengeluaran masyarakat lebih diperuntukkan keperluan bahan makanan dan pembelian tiket transportasi umum untuk keperluan mudik lebaran.
Selain itu, permintaan terhadap kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya turut terkontraksi karena melemahnya permintaan masyarakat terhadap semen, pasir, logam, kayu, dan perabot rumahtangga. Hal tersebut juga terjadi karena adanya dampak penurunan aktivitas penjualan dan promosi pada sektor properti serta pembangunan proyek infrastruktur dan bangunan yang memasuki periode Ramadhan.
Survei Penjualan Eceran juga mengindikasikan tekanan harga 3 bulan yang akan datang (September 2016) mengalami kenaikan yang tercermin dari naiknya Indeks Ekspektasi Harga (IEH) sebesar 3,57 poin menjadi 139,3. Adanya Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada minggu ke-2 September 2016 diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan tersebut. Namun, tekanan harga pada November 2016 atau 6 bulan yang akan datang diperkirakan mereda, tercermin dari IEH yang turun sebesar 2,14 poin. Penurunan diyakini terjadi sebagai bentuk belum menguatnya permintaan masyarakat meskipun sudah mendekati akhir tahun.
Sementara itu, konsumsi masyarakat pada bulan Juli 2016 diperkirakan membaik. Hal ini tercermin dari Indeks Perkiraan Penjualan Eceran sebesar 8,54% (yoy) lebih tinggi dibandingkan periode Juni 2016. Responden memperkirakan adanya peningkatan permintaan yang didorong faktor seasonal (perayaan Lebaran) yang jatuh pada Minggu ke-2 Juli 2016 serta aktivitas mudik dan arus balik yang utamanya akan mendorong kenaikan pada sub kelompok minuman dan bahan makanan jadi.
Penjualan eceran yang diperkirakan tumbuh pada Juli 2016 turut terkonfirmasi oleh hasil Survei Konsumen 2 Bank Indonesia Jawa Timur yang menunjukkan peningkatan. Keyakinan konsumen kota Surabaya pada bulan Juli 2016 menunjukkan adanya peningkatan optimisme dari 114,2 (Juni 2016) menjadi 117,1 (Juli 2016). Peningkatan optimisme masyarakat terindikasi dari naiknya Indeks Ekspektasi Konsumen maupun Indeks Kondisi Ekonomi saat ini.
Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) terpantau meningkat sebesar 3,1 poin (mtm) menjadi 106,1 poin ditopang optimisme masyarakat terhadap penghasilan saat ini dan perbaikan indeks ketersediaan lapangan kerja. Indikator penghasilan saat ini tercatat meningkat 9 poin (mtm) menjadi 136,3 poin, sedangkan, indikator ketersediaan lapangan kerja menguat 4,9 poin (mtm) meskipun berada di level pesimis sebesar 85,9 poin. Di sisi lain, indikator pengeluaran pembelian barang tahan lama terpantau turun 4,7 (mtm) dan berada pada level pesimis yaitu sebesar 96,3 poin.
Sejalan dengan kenaikan IKE, Indeks ekspektasi konsumen (IEK) bulan Juli 2016 menguat 2,8 poin menjadi 128 poin. Peningkatan ditopang oleh meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia pada kurun waktu 6 bulan yang akan datang, yang berdasarkan historisnya akan meningkat pada periode akhir tahun dan menjelang tahun baru.
Di sisi lain, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang terpantau turun. Walaupun demikian, kondisi keuangan rumah tangga 6 bulan mendatang (Desember) masih relatif terjaga, tercermin dari jumlah tabungan yang relatif stabil berada pada zona optimis dengan kenaikan indeks sebesar 2,5 poin menjadi 117,5 poin. (Dji)