KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Keberadaan insan Press di negeri ini, sangat menentukan warna demokrasi . Untuk itu Press harus menyajikan pemberitaan yang menyejukkan dan obyektif. Begitu pula dalam menulis berita soal aksi unjukrasa besok 4 November 2016 di Istana Negara, yang dilakukan oleh para umat Islam se-Indonesia.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Ahmad Munir mengingatkan kepada insan pers, khususnya Jawa Timur untuk menyajikan pemberitaan yang tidak memancing amarah pihak-pihak manapun.
“Pers harus menyiarkan berita yang menyejukkan baik komentar dari pemerintah, aparat keamanan Polri maupun TNI, Pendemo dan narasumber terkait seperti ormas Islam,” ungkap Munir, Kamis (3/11/2016).
Aksi unjukrasa para umat Islam pada Jumat (4/11/2016) besok, yaitu menuntut penegakkan hukum atas penistaan agama. Untuk itu, Ia menyarankan agar pers bisa mendorong dan mengawal proses hukum secara obyektif, jujur dan transparan.
“Pers harus mendorong dan mengawal proses penegakkan hukum terhadap dugaan adanya penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok (calan Gubernur DKI Jakarta, red), agar penegakan hukum dilakukan secara obyektif, jujur dan transparan,” ujar Direktur Biro Antara Jawa Timur.
Untuk menjaga situasi kondusif saat jalannya aksi unjuk rasa, Munir menambahkan, Pers juga mempunyai peran untuk menyajikan berita yang tidak memancing emosi aparat saat bertugas mengamankan aksi. Sekaligus tidak menyeret pemberitaan ke dalam isu pertentangan SARA dan politisasi demo.
“Tanggung jawab pers untuk mendorong aparat polisi dan TNI untuk bertindak humanis dan persuasif. Hindari juga pemberitaan yang memuat pertentangan SARA dan Politisasi demo,” pungkas Munir. (arf)