Senin, 12 Desember 2016



KABARPROGRESIF.COM : (Tuban) Banjir luapan Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mulai berangsur surut. Dibantu personil TNI, warga mulai bersih-bersih rumah dan fasilitas umum seperti jalan, Masjid, Sekolahan dan Kantor Desa, Kamis (8/12).

Seperti yang dilakukan Koramil 0811/08 Widang, dengan menerjunkan seluruh personelnya untuk membantu warga membersihkan jalan desa dari endapan lumpur yang terbawa luapan air bengawan solo selama sepekan, hingga menutup badan jalan.

"Lumpur dikeruk dengan cangkul dan sekop, yang masih tersisa harus kami semprot dengan air bersih," kata Sertu Sutrisno, salah satu Babinsa Koramil 0811/08 Widang saat membantu warga membersihkan jalan desa. Sementara itu, Danramil 0811/08 Widang, Kapten ArhSutomo mengatakan, meski air luapan Sungai Bengawan Solo sudah mulai surut, masih ada satu desa di Kecamatan Widang yang masih digenangi air yaitu Dusun Tanggir Desa Patihan.

“Secara keseluruhan banjir di Kecamatan Widang sudah mulai surut, rumah warga yang sempat terendam air dengan ketinggian yang bervariasi sudah tidak lagi terendam, jalan-jalan sudah bisa dilewati kendaraan. Mudah-mudahan tak ada hujan lagi sehingga besok semakin surut,” tutur Danramil saat meninjau lokasi.

Ditambahkannya, terkait jumlah kerugian akibat banjir air Sungai Bengawan Solo pihaknya masih belum bisa memastikan kerugian akibat banjir yang merendam rumah penduduk dan beberapa fasilitas lain karena situasi dan kondisinya masih dalam tanggap bencana.

"Kerugian masih belum bias dihitung secara pasti karena situasi dan kondisi masih dalam penanggulangan bencana belum masuk pada penanganan pasca bencana sehingga berapa kerugian belum diketahui," pungkasnya. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Kediri) Kamis malam Jumat, dibawah guyuran hujan cukup deras dan angin cukup kencang, tepatnya di Desa Kaliboto Kecamatan Tarokan Kabupaten Kediri, naas menimpa keluarga Sugito, pria berusia 52 tahun dan sehari-hari berprofesi sebagai kuli bangunan tidak tetap. Rumah yang terletak didekat areal pertanian tebu dan jagung tersebut, cukup jauh dari lokasi pemukiman penduduk secara berkelompok pada umumnya, Jumat (09/12/2016)

Koramil 05/Grogol, Kodim Kediri turut berpartisipasi membantu rehabilitasi rumah milik keluarga Sugito, bersama saudara-saudaranya yang juga tinggal di Desa Kaliboto, dan rehabilitasi ini lebih difokuskan pada perbaikan atap rumah, sehingga air hujan tidak menggenangi seisi rumah. Beruntung tidak ada korban jiwa maupun kerugian harta benda yang cukup besar, hanya sejumlah peralatan rumah tangga seperti piring dan gelas yang sebagian pecah, akibat robohnya sebagian atap rumah.

Genteng yang berfungsi sebagai penahan terjangan air hujan ,sebagian juga diketahui rusak atau pecah, dan sebagian kayu penopang rumah juga mengalami patah akibat lapuk atau keropos. Tembok bagian belakang rumah juga mengalami kerusakan yang cukup parah, diduga material bahan dasar semen yang minim dibanding pasir, akibatnya bata merah tidak mampu menahan beban berat dari kayu penyanga.

Dari keterangan Bati Tuud Koramil Grogol, Peltu Santoso, rumah hunian tersebut dalam keadaan kosong alias tidak berpenghuni, dikarenakan penghuni seisi rumah mengikuti pengajian yang dilangsungkan di Masjid Al Huda, yang berjarak sekitar 400 meter dari lokasi rumah itu. Kejadian rusaknya bangunan tersebut akibat terjangan hujan dan kencangnya angin, baru diketahui sekitar jam 9 malam, saat Sugito sekeluarga tiba di rumahnya, usai mengikuti pengajian di Masjid Al Huda. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Pasuruan) Komandan Pangkalan Utama TNI AL V (Danlantamal V)  Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto,  S. E.  Meninjau kesiapan panitia Peresmian Budidaya Tanaman di Lahan Kering di Mako Pemukiman Angkatan Laut (Kimal),  Grati,  Pasuruan,  Jatim,  Kamis (8/12).

Dalam prninjauan ke lokasi persmian yang akan di buka Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal)  Laksamana TNI Ade Supandi,  S. E., M. A. P. padaJumat besok tersebut, Danlantamal V di dampingi Asisntel Danlantamal V Kolonel Laut (E) Bambang Suseno,  Aspers Danlantamal V Kolonel Laut (KH/W) Tresna Kusumawati,  Aslog Danlantamal V Kolonel Laut (T)  Heru Sriyanta,  Danpomal Lantamal V Kolonel Laut (PM) Hari Murti dan pejabat Lantamal V terkait lainnya.

Kepala Badan Penyalur Tenaga Kerja TNI AL Wilayah Timur (Kabalurjaltim) Kolonel Marinir Hardimo menerima kedatangan orang nomor datu di jajaran Lantamal V tersebut.  Dalam kesempatan tersebut,  Hardimo -sapaan akrab Kabalurjaltim ini- menjelaskan kesiapan panitia pelaksanaan peresmian Budidaya Tanaman di lahan kering dalam rangka ketahanan pangan nasional ini.

Menurut Kabalurjaltim, selain peresmian budidaya tanaman di lahan kering di lahan TNI AL Grati ini,  juga akan dilaksanakan pameran ketahanan pangan nasional yg diikuti 31 stand dari berbagai instansi di lingkungan Provinsi Jatim, Kabupaten Pasuruan,  Belitar dan Malang serta mitra Pembekalan dan Keterampilan (Bektram)  TNI AL.

Dalam peresmian tersebut, akan dilaksanakan pula peninjauan dan penanaman 200 ribu bibit Nenas di lahan seluas 15 Hektar yang merupakan bagian dari 50 hektar tahap pertama pemanfaatan lahan TNI AL Grati,  serta penanaman 2000 pohon sengon.

Dalam acara tersebut,  direncanakan  akan dihadiri Menteri  Prrtanian RI beserta jajarannya,  Menteri Perindustrian beserta jajarannya,  pejabat teras TNI AL,  Gubernur Jawa Timur beserta dinas terkait, bupati dan walikota diwilayah Jatim  lainnya. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sehari pasca gempa 6,5 skala Richter (SR) yang mengguncang Aceh pada Rabu (7/12) pagi, Pemkot Surabaya langsung menerbitkan surat penggalangan bantuan. Surat tersebut ditandatangani Sekretaris Daerah Kota Surabaya Hendro Gunawan dan ditujukan pada para pegawai di lingkup Pemkot Surabaya.

Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekkota Surabaya, Eko Haryanto menuturkan, Pemkot Surabaya memang memiliki Posko Surabaya Peduli Bencana. Posko tersebut secara rutin menggalang bantuan untuk para korban bencana alam. Tak hanya pegawai Pemkot, masyarakat juga diperbolehkan berpartisipasi memberikan sumbangan.

“Untuk bencana gempa di Aceh ini, mengingat jaraknya yang cukup jauh, maka bantuan diharapkan dalam bentuk uang. Dengan demikian, penyaluran bantuan menjadi lebih mudah,” katanya.

Dijelaskan Eko, warga yang ingin menyumbang dapat mentransfer dana ke nomor rekening Bank Jatim 0017739140 atas nama Surabaya Peduli Bencana. Berdasar informasi yang dihimpun dari Bagian Kesejahteraan Rakyat Kota Surabaya, hari ini (8/12), dana yang terkumpul sudah mencapai Rp 113 juta. Pemkot optimistis, dalam waktu dekat saldo akan mencapai Rp 120 juta dan siap dikirimkan ke Aceh. “Nanti akan ada perwakilan dua orang dari Pemkot Surabaya dan ada serah-terima resmi antara Pemkot Surabaya dan pemerintah daerah setempat,” urai mantan Kepala Dinas Sosial Surabaya ini.

Lebih lanjut, Eko menyatakan, bantuan dari Surabaya akan difokuskan di Kabupaten Pidie Jaya dan Bireuen. Pasalnya, dua wilayah tersebut mengalami dampak paling parah akibat gempa.

“Dana akan digunakan untuk rehabilitasi infrastruktur mulai dari sekolah, masjid dan rumah tinggal. Sementara bantuan obat-obatan dan tenaga medis juga datang dari PMI Kota Surabaya,” imbuh Eko.
Sebagai informasi, penggalangan dana untuk korban gempa Aceh melalui Posko Surabaya Peduli Bencana masih dibuka hingga 16 Desember mendatang. (arf)

Kamis, 08 Desember 2016



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Komisi A bidang hukum  dan pemerintahan DPRD Surabaya akhirnya menepati janjinya untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) di jalan akses perumahan Villa Bukit Mas.

Sidak tersebut dilakukan lantaran pihak managemen dari perumahan elit tersebut maupun pemkot Surabaya telah mangkir tiga kali dari panggilan yang dilakukan komisi A terkait laporan penyerobotan lahan milik warga.

Dalam sidak kamis (8/12) tak tanggung-tanggung seluruh anggota komisi A turun mendatangi lahan yang disengketakan tersebut.

Dalam kesempatan itu, Ketua Komisi A DPRD kota Surabaya, Herlina Harsono Nyoto meminta Pemkot untuk menyelesaikan sengketa tersebut dengan membayar ganti rugi ke warga pemegang sertifikat tanah yang sudah difungsikan sebagai jalan akses menuju perumahan elite.

Alasan Herlina,  pemilik lahan atas nama Linda Handayani Nyoto telah melakukan uji materi dengan menggugat Pemkot Surabaya dan Pihak Pengembang Villa Bukit Mas, PT Inti Insan Lestari ke jalur hukum hingga ke Mahkamah Agung (MA).

Amar Putusan Mahkamah Agung (MA) RI Nomor 684 PK/Pdt/2012 lalu, Linda Handayani Nyoto dinyatakan menang gugatan atas lahan tersebut. Pemkot dan PT Inti Insan Lestari mempunyai kewajiban membayar ganti rugi sebesar Rp. 3.835.065.000.

“Meski sudah memiliki kekuatan hukum tetap, namun Pemkot tidak memenuhi kewajibannya membayar ganti rugi. Malah kabarnya PT Inti Insan Lestari sudah bubar karena dinyatakan pailit,” ungkap Herlina, disela Sidaknya di kawasan jalan Villa Bukit Mas, Kamis(8/12/2016).

Politisi asal Partai Demokrat ini juga menyampaikan, bahwa Pemkot sudah sepatutnya mematuhi produk hukum atas sidang gugatan lahan di MA, yang di menangkan oleh Linda Handayani Nyoto.

“Hasil putusan sampai dengan putusan MA telah disebutkan bahwa pemilik ini berhak mendapatkan ganti rugi dari pemkot dan pengembang,“ imbuh Herlina.

Senada dengan Budi Leksono, Anggota Komisi A DPRD kota Surabaya saat sidak dilokasi. Menurut politisi asal fraksi PDIP ini, lahan sengketa tersebut, awalnya dikuasai oleh PT Inti Insan Lestari, selaku pengembang Villa Bukit Mas. Saat itu, pengembang menyerahkan lahan ke Pemkot untuk digunakan fasilitas umum(Fasum) berupa jalan dan taman akses menuju ke Pemukiman.

"Total lahan yang diserahkan ke Pemkot. ternyata terdapat lahan sengketa milik Linda Handayani Nyoto seluas 600 meter persegi x 15 meter persegi yang belum dibebaskan," paparnya.

Ia menambahkan, pembebasan lahan ini mutlak dilakukan, namun masalahnya PT Inti Insan Lestari telah menjual sahamnya ke pengembang yang sekarang menguasai Perumahan Villa Bukit Mas.

"Ya kalau sudah demikian, Pemkot-lah yang mempunyai kewajiban menyelesaikan persoalan sengketa ini. Bagaimana caranya membayar ganti rugi, ya nanti kita fikirkan bersama di DPRD. Yang jelas kita sudah paham persoalannya, karena sidak ini adalah proses awal untuk mencari fakta dari Pemkot dan Pengembang," ungkap Budi.

Sementara itu dikesempatan yang sama, Sugiharto salah satu perwakilan dari keluarga Linda Handayani Nyoto mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan banyak upaya untuk mendapatkan haknya tersebut.

“Kami sudah melakukan upaya-upaya untuk mendapatkan hak kami tersebut, mulai mengirim surat kepada Ombusmen RI, Wali Kota Surabaya. Dan Kami juga mengirimkan surat ke DPRD Surabaya, dan baru ini di komisi A ada respon dan dilakukan pengecekan lapangan”ujarnya.

Ia mengancam jika tuntutannya ini tidak terpenuhi atau deadlock, maka pihaknya bakal melakukan upaya terakhir yakni melakukan penutupan jalan. “Kami sudah melakukan banyak upaya. Kami akan melakukan upaya penutupan jalan jika kami menemuhi jalan buntu,” pungkasnya. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Surabaya mendesak pemerintah kota segera mengisi sejumlah jabatan yang kosong di beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Ketua Komisi A Herlina Harsono Njoto mengatakan, pasca Perda Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan 26 Oktober lalu, hingga saat ini belum ada kepastian pengisiannnya.

“Sudah satu bulan lebih. Jika masih dalam proses, kan bisa diukur sampai kapan,” ujarnya, Kamis (8/12/2016).

Berdasarkan data pemerintah kota, saat ini sebanyak 163 jabatan di sejumlah SKPD yang masih kosong. Herlina mempertanyakan alasan pemerintah kota membiarkan jabatan tersebut hanya dijabat Pelaksana tugas (Plt).

“Kalau mandeg hanya diisi Plt kan patut dipertanyakan,” tegas Politisi Partai Demokrat ini.

Menurutnya, dari sekian banyak jabatan structural yang kosong hanya diisi Plt terkesan tak ada pegawai yang kompeten dan mumpuni di lingkungan pemerintah kota.

“Apa gak ada yang layak kepangkatan dan kemampuan yang cukup untuk mengisi (jabatan) itu,” tuturnya

Untuk pengisian jabatan agar obyektif dan sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya, Herlina mendorong pemerintah kota membentuk assessment center.

“Kabarnya tahun depan akan dibentuk,” perempuan yang juga psikolog.

Namun demikian, Ketua Komisi A ini mengakui untuk pengisian jabatan merupakan kewenangan Walikota. Kalangan dewan dan masyarakat hanya bisa mempertanyakan kenapa sejumlah jabatan kosong tak segera diisi.

“Harusnya ada analisa jabatan dan beban kerja yang jelas. Dengan beban kerja tertentu ditanggung berapa orang harus jelas,” papar Herlina.

Hingga saat ini, selain Kepala DCKTR dan Dinas Perhubungan, serta Direktur RSUD Dr Soewandhi, masih banyak beberapa jabatan lain yang belum terisi, diantaranya pejabat eselon III-a setingkat sekretaris dinas dan camat sebanyak 6 orang; eselon III-B setara kepala bidang dan sekretaris kecamatan sebanyak 10 orang. Kemudian pejabat eselon IV-a setingkat kepala seksi maupun kasubbag dinas sebanyak 52 orang; serta eselon IV-B setara kepala seksi di kelurahan sebanyak 91 orang. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya membuka pintu kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penandatanganan kerja sama tersebut ditandai dengan kunjungan Bupati Ngada beserta wakil bupati dan juga sejumlah kepala dinas nya ke Balai Kota Surabaya, Kamis (8/12).

Bupati Ngada, Marianus Sae mengatakan, kedatangannya ke Surabaya bersama jajaran Pemkab Ngada, selain untuk penandatanganan kerja sama, juga untuk melihat langsung keberhasilan Pemkot Surabaya di berbagai aspek. Harapannya, Pemkab Ngada bisa mereplikasi berbagai hal bagus yang ada di Surabaya untuk diterapkan di Ngada. “Kami mendengar banyak kemajuan di Surabaya sehingga kami berkeinginan mencontohnya untuk diterapkan di Ngada. Semoga kerja sama ini bisa berdampak langsung pada kemajuan masyarakat di Ngada,” jelas Marianus.

Ada beberapa bidang yang dikerjasamakan dalam perjanjian Pemkot Surabaya dan Pemkab Ngada. Diantaranya perjanjian kerja sama tentang tata kelola pemerintahan, tentang kepegawaian, bina program, penanaman modal, perdagangan, pengelolaan kebersihan dan juga pertanian. Khusus untuk bidang pertanian, Marianus menyebutnya sebagai salah satu primadona di Ngada. Ada beberapa produk hasil pertanian yang menjadi unggulan Ngada. Dantaranya kakau, kopi dan cengkeh. Ke depan, dia berharap Pemkab Ngada bisa lebih meningkatkan hasil pertanian. “Untuk pertanian, selama ini kami hanya mengembangkan ekstensifikasi. Ke depan kami ingin belajar dari Surabaya perihal intensifikasi pertanian,” sambung Marianus.

Ngada merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur. Luasan wilayahnya mencapai 1874 kilometer persegi yang terbagi dalam 12 kecamatan. Adapun populasi penduduk nya mencapai 164 ribu jiwa. “Pada 2013 lalu, kami sudah terentaskan dari daerah tertinggal. Kini kami mengedepankan program membangun dari desa,” sambung Marianus.

Dengan adanya kerja sama ini, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini meminta para kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkot Surabaya untuk siap membantu jajaran SKPD Pemkab bila ada pertanyaan terkait bidang yang dikerja samakan tersebut. “Saya minta kepala SKPD untuk bertukar nomor ponsel. Jadi bila ada pertanyaan, ndak harus ke Surabaya, cukup telpon saja. Kami senang bisa membantu. Kalau ilmu kita bagikan, maka ilmu kita akan bertambah,” jelas wali kota.

Sebelum penandatanganan, Wali Kota Risma menyampaikan paparan perihal berbagai kebijakan tata kelola pemerintahan dan upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk menjadikan Surabaya kota yang aman dan nyaman. Serta berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan warga seperti melalui program Pahlawan Ekonomi. Seusai memberi paparan, wali kota mempersilahkan kepada jajaran SKPD Pemkab Ngada untuk menyampaikan pertanyaan bila ada yang perlu ditanyakan. Ajakan bertanya itu direspons antusias oleh SKPD Pemkab Ngada. Salah satunya dari dinas yang membawahi koperasi, perindustrian dan ekonomi kreatif.

“Ibu wali, sejak kami datang sore kemarin, kami tidak melihat ada pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan. Apa yang harus dilakukan agar PKL ini taat ketika direlokasi,” ujar Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngada, Anastasia Moi Nitu.

Mendapati pertanyaan itu, wali kota menegaskan bahwa PKL di Surabaya memang terpusatkan di sentra-sentra PKL yang disiapkan oleh Pemkot Surabaya. Sehingga, PKL bisa berjualan di tempat yang semestinya. Kalaupun ada PKL yang mokong, ada Satpol PP yang bertugas untuk menertibkannya. “Jadi di Surabaya, kami bersinergi semua. Ambil contoh untuk penataan sentra PKL, yang bergerak tidak hanya dinas koperasi, tetapi juga Satpol PP,” jelas wali kota.(arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Untuk meningkatkan pelayanan melalui sarana transportasi kepada masyarakat, Komisi C DPRD Surabaya dengan Bappeko Surabaya membahas soal rencana penerapan Bus Rapit Transit Model Bus (Trans Surabaya) dengan model Bus Low Floor di kawasan MERR (Jl. Ir H. Soekarno-Hatta sampai Jl. Kenjeran). Perkiraan beroperasinya sekitar pertengahan tahun 2017.

Vinsensius Awey anggota Komisi C DPRD Surabaya menerangkan bahwa panjang rute (berangkat) sepanjang 10.58 km, dan panjang rute (kembali) sepanjang 11.49 km, sementara waktu tempuh (pulang-pergi) diperkitrakan 110 menit.

“Jam operasional 05.00 - 22.00 wib, dengan sistem Headway (menit) 20 menit. Dan jumlah armada yang disiapkan sebanyak 8 unit, dengan rincian 6 unit dioperasikan, sementara yang 2 unit untuk cadangan,” ucapnya, Rabu (7/12/2016).

Hedway yang dimaksud adalah bus yang telah sampai di salah satu halte diharuskan berangkat menuju halte berikutnya dengan durasi 20 menit, yang kemudian posisinya digantikan oleh bus berikut, dan seterusnya.

Awey menjelaskan, ada tiga hal yang melatarbelakangi penerapan Bus Rapit Transit model Bus (Trans Surabaya) di kawasan MERR, antara lain:

1. Untuk mempermudah implementasi restrukturisasi angkutan umum maka diperlukan adanya pilot project.
2. Lokasi Merr dipilih karena lokasi baru dan belum ada rute angkutan umum yg melayani
3. Potensi pembangunan dikawasan baru ini

Politisi asal Parta Nasdem ini menjelaskan, bahwa penerapan Bus Rapit Transit model Bus (Trans Surabaya) di di kawasan MERR (Jl. Ir H. Soekarno-Hatta sampai Jl. Kenjeran), akan membawa dampak positip terhadap potensi kebangkitan perekonomian, pelayanan kesehatan dan pendidikan.

“Dapat dilihat adanya sejumlah bangunan yang menunjukan kebangkitan disana, ada RSIA Kendangsari, RS Unair,  RS Haji, Kampus Unair, kampus ITS, Kampus Stikom, Kampus Dharma Cendika, Gedung Koni Surabaya, Galaxy Mall, Pusat Belanja Elektronik Hartono, sejumlah apartemen yg ada saat ini Gunawangsa MERR apartement, Bale Hinggil Apartement,” terangnya.

Sebagai anggota komisi yang membidangi pembangunan, Awey berharap sistem pelayanan Trans Surabaya bisa dikelola secara manajemen transportasi modern, seperti halnya menggunakan mesin tiket, pengawasan melalui CCTV Room, penerapan pelayanan "by the service" oleh bus Trans Surabaya.

“Sehingga tidak perlu ngetem untuk tujuan mengangkut penumpang, karena sopir sudah dibayar berdasarkan jasa pelayanan, artinya berapa jam bekerja dan bukan dibayar berdasarkan jumlah penumpang,” pintanya.

Namun demikian, Awey berharap agar anggaran yang dipakai untuk pembangunan Halte Bus Trans Surabaya ini tidak bersumber dari APBD, tetapi dari CSR.

“Dan ada baiknya pembangunan Halte juga tidak dibiayai dari APBD, namun bisa diambilkan dari CSR-nya para pemilik perusahaan, pengembang sepanjang jalan MERR ataupun perusahaan produk konsumer (consumer good) dengan kompensasi pemasangan iklan pd halte-halte tersebut,” harapnya.                       

Tidak hanya itu, Awey juga mewanti-wanti kepada Pemkot Surabaya sebagai regulator pelaksanaan dan penerapan Bus Rapit Transit model Bus (Trans Surabaya) ini, untuk berhati-hati dalam penentuan titik halte.

“Penentuan titik halte ini sangat rawan dan sangat berpotensi terhadap munculnya prilaku KKN, karena akan sangat banyak pengembang atau pengusaha di kawasan MERR yang sangat berkepentingan dengan hal itu," pungkasnya. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi ,S.E.,M.A.P menjadi nara sumber dalam acara seminar dan call for Paper tentang Format kebijakan Kelautan Nasional sebagai upaya mewujudkan Indonesia sebagai Poros maritim dunia yang dilaksanakan di AULA BAU Kampus III UMM Jl.raya Tlogomas Malang, rabu (7/12).

Kedatangan Kasal yang didampingi oleh Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Danlantamal) V Surabaya Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto, S. E. disambut oleh Komandan Lanal Malang Kolonel Laut (E) G. Sugiono,S.H. bersama seluruh Perwira staf bertempat diLobby Gajahmada Lanal Malang untuk transit.

Selanjutnya Kasal beserta rombongan menuju ke AULA BAU Kampus III UMM Jl.raya Tlogomas Malang dalam rangka memenuhi undangan Rektor Universitas Muhammidyah Malang menjadi nara sumber dalam acara seminar dan call for Paper tentang Format kebijakan Kelautan Nasional sebagai upaya mewujudkan Indonesia sebagai Poros maritim dunia disambut oleh rektor UMM Drs Fauzan , M.Pd.,Dekan FH UMM DR. Sulardi ,S.H.,M.Si dan Ketua APPTH DR.Laksanto Utomo S.H.,M.H . di halaman rektorat UMM Jl raya Tlogomas Malang.

Ade panggilan akrab Kasal ini bertindak sebagai keynote speaker dalam gelaran Seminar dan Call for Paper bertema “Kebijakan Hukum Kelautan dalam Rangka Penguatan Diplomasi Maritim” yang diselenggarakan Fakultas Hukum (FH) Universitas Muhammadiyah Malang menyampaikan dengan dua pertiga luas wilayahnya berupa lautan, tak heran jika Indonesia dikenal sebagai negara maritim yang memiliki kekayaan potesi laut yang luar biasa. Pontensi inilah membuat Indonesia digadang menjadi Poros Maritim Dunia (PMD).

Hingga kini, menurut Ade, masih jadi perdebatan apakah Indonesia lebih cocok untuk disebut negara agraris atau negara maritim. Dengan mengutip Al-Quran, Ade menyebut tema laut dibahas sebanyak 33 ayat, sementara itu 11 ayat berbicara tentang darat. Sementara itu kontruksi bumi juga 2/3-nya terdiri dari lautan, sedangkan sisanya yang 1/3 merupakan daratan.

“Sama halnya dengan Indonesia. Luas wilayah Indonesia 2/3-nya berupa lautan, sedangkan 1/3 merupakan daratan. Maka, Indonesia bisa jadi merupakan miniaturnya dunia,” katanya di hadapan 115 peserta seminar yang terdiri dari Dekan Fakultas Hukum se-Malang Raya, dan sejumlah mahasiswa strata 1 dan strata 2 ini.

Catatan sejarah merekam bukti-bukti, lanjut Ade,  bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah menguasai lautan Nusantara, bahkan mampu mengarungi samudera luas hingga ke pesisir Madagaskar dan Afrika Selatan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia hasil Sensus tahun 2010 sejumlah 237.641.326 orang. Sementara, hanya 10% dari jumlah tersebut yang bergiat di bidang maritim.  “Sehingga,” sambung Ade, “sebagai bentuk tanggung jawab perguruan tinggi, UMM juga didorong untuk ikut andil dalam memajukan bidang kemaritiman Indonesia,” ujarnya.

“Siapa yang mengendalikan laut, dia akan mengendalikan perdagangan. Dan barangsiapa mengendalikan perdagangan, maka dia mengendalikan kekayaan dunia, dan sebagai hasilnya dia akan menguasai dunia,” pungkasnya.

Acara seminar juga diisi dengan pemutaran film dokumentar tentang sejarah maritim Indonesia dan diakhiri dengan tukar menukar cendera mata dari Kasal kepada Rektor UMM dan sebaliknya. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sudah 5 tahun Otoritas Jasa Keuangan ( OJK)  telah melaksanakan fungsinya sebagai Penyelenggara Sistem Pengaturan dan Pengawasan yang Terintegrasi terhadap Industri Jasa Keuangan yang di dalamnya termasuk BPR dan BPRS. Pada kesempatan ini, OJK KR 4 Surabaya mencoba mem-profile dan memaparkan kinerja BPR/S di bawah pengawasan Kantor OJK Regional 4 Surabaya pada Oktober 2016, dengan maksud untuk memberikan gambaran yang utuh mengenai Peluang dan Tantangan dilingkungan industri keuangan dengan melihat Kelemahan dan Kekuatan BPR dan BPRS kedepan sehingga target-target yang ditetapkan menjadi realistis dan terukur.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur Sukamto mengatakan, sampai dengan Oktober 2016 jumlah BPR/S di bawah pengawasan KR 4 Surabaya sebanyak I33 (120 BPR dan 13 BPRS). Dari sisi kinerja, posisi Aset, Dana yang dihimpun dari masyarakat (DPK) maupun Penyaluran Dana (Kredit) menunjukan indikator yang baik. Hal tersebut tercermin dari total aset BPR yang mencapai Rp 5,l9 triliun atau tumbuh sebesar 8.27% dibandingkan dengan posisi yang sama pada 2015, sementara untuk total aset BPRS mencapai Rp 1,23 triliun atau tumbuh sebesar 14.35%. Untuk total DPK BPR mencapai Rp2,75 triliun atau tumbuh sebesar 13.12% sementara total DPK BPRS mencapai Rp 726 miliar atau tumbuh sebesar 31.39%. Pada aspek perkreditan/pembiayaan, jumlah nominal yang dapat dicapai oleh BPR sebesar Rp 3,34 triliun atau tumbuh sebesar 7.82% sementara untuk pembiayaan (BPRS) jumlahnya mencapai Rp 924 milyar atau tumbuh sebesar 11.32%. Memperhatikan rencana kerja BPR/S tahun 2017, maka OJK mengajak pengurus BPR/S melihat profile kinerja BPR/S kebelakang sebagai cerminan kapabilitas dan profile dari perkembangan usaha BPR/S yang kedepannya OJK harap dapat dijadikan acuan dalam menetapkan target-target bisnis pada Laporan Rencana Kerja BPR/S.

" Berdasarkan behavioral data statistic perkembangan asset BPR selama 4 tahun terakhir tumbuh 13,7396 (rata-rata YoY di KR 4 Surabaya) sementara itu asset BPRS tumbuh 21,27%. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan asset BPR dan BPRS selama 4 tahun terakhir rata-rata YoY di Jawa Timur yang jumlanya mencapai 11,59% (BPR) dan 16,75% (BPRS). Namun demikian, pertumbuhan tersebut belum diikuti dengan pertumbuhan fungsi intermediary yang optimal dibuktikan dengan rata-rata pertumbuhan kredit BPR/S di KR 4 Surabaya hanya mencapai l0,07% (BPR) dan 17,82% (BPRS) dan jumlahnya tidak berbeda jauh dengan rata-rata pertumbuhan kredit BPR dan BPRS di Jawa Timur yakni sebesar 9,19% (BPR) dan 13,38% (BPRS). Dengan demikian OJK menghimbau kepada pengurus BPR/S untuk lebih terukur dalam menetapkan rencana kerja agar dapat mengejar ketertinggalan ini, terlebih berdaasarkan data statistik OJK, shares asset BPR dan BPRS di KR 4 Surabaya dibandingkan dengan total asset perbankan di KR4 Surabaya (Rp 355 triliun) hanya sebesar 1,81% atau sebesar Rp 6,414 milyar (BPR Rp 5.19 triliun dan BPRS Rpl.23 triliun)." katanya pada konferensi pers di Balroom  Hotel Sangrila, Kamis (8/12).

Menurut Sukamto, dari sisi kemampuan menyerap risiko (risk buffer), tingkat kecukupan pemenuhan modal minimum BPR/S sebesar 36,22% menurun 8.40% jika dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun 2015 (44.62%) ha1 ini sejalan dengan pertumbuhan rasio Non Performing Loan dari 6.12% menjadi 6.69% sehingga berdampak kepada penurunan indikator rentabilitas (ROA) sebesar 0.40% dari 2.15% pada tahun lalu menjadi 2.54% pada Oktober 2016. Sementara itu, dari sisi efisiens'i rasio BOPO BPR/S tercatat sebesar 80.97% atau menurun sebesar 4.4096 dari posisi yang sama pada tahun lalu (85.37%).

" Sementara pada Bank Perkreditan Rakyat Syariah rasio CAR mencapai 32.93% dengan tingkat ROA 2.54% dan BOPO sebesar 86.38%. Hal ini menunjukan indikasi masih adanya kelemahan pada infrastruktur dan strategi bank yang perlu segera di perbaiki khususnya pada aktivitas penghimpunan masyarakat yang saat ini dinilai kurang memadai (FDR 127.20%) dan kualitas pembiayaan yang belum etisien (NPF 8.16%)." terangnya.

Namun Berdasarkan fakta tersebut, masih kata Sukamto. OJK menyimpulkan bahwa masih terjadi Inefisiensi dalam pelaksanaan tata kelola BPR dan BPRS saat ini, dikarenakan terjadinya penurunan rasio kecukupan modal yang diikuti dengan kenaikan NPL sehingga mengakibatkan penurunan ROA.

" Hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama untuk dapat melakukan perbaikan dalam tata kelola perusahaan pada 2017 sehingga pencegahan terhadap permasalahan yang dapat mempengaruhi kinerja bank dapat tertangani dengan baik." ujarnya.

Sukamto menjelaskan, berdasarkan hasil pengawasan OJK, minimnya ketersediaan modal untuk mengembangkan bisnis, aspek Good Corporate Governance (GCG) yang terabaikan, serta kuantitas dan kualitas SDM yang masih lemah merupakan faktor utama yang membuat BPR/S sulit berkembang, sehingga BPR/S terkesan beroperasi ala kadarnya.

" Dampak dari kejadian ini sebuah penurunan kepercayaan nasabah terhadap BPR/S dalam jangka panjang sehingga BPR/S sulit untuk merealisasikan peran dan fungsinya sebagai lembaga jasa keuangan yang turut serta dalam menunjang pertumbuhan ekonomian daerah." ungkapnya.

Permasalahan kurangnya Sumber Daya Manusia yang capable pada bisnis BPR/ S ditandai dengan lemahnya pelayanan BPR/S kepada nasabah dan sulitnya BPR/S untuk bersaing dengan Bank Umum. Kondisi tersebut juga diperparah dengan terungkapnya kasus-kasus fraud dibeberapa BPR/S akhir-akhir ini hingga status pengawasan intensif sampai penutupan bank harus dilaksanakan untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri. Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin konsumtif menjadi salah satu faktor yang melunturkan integritas pengurus dan pegawai sehingga menimbulkan Moral Hazard.

Disisi lain, lanjut Sukamto. keterbatasan modal BPR/S juga menyulitkan manajemen untuk dapat merekrut SDM yang baik. Dalam banyak kasus kurang tajamnya petugas bank dalam menganalisa kredit/pembiayaan membuat portofolio kredit/pembiayaan BPR/S menjadi bermasalah sehingga mengakibatkan bank merugi. Untuk itu, OJK menghimbau kepada pemilik modal agar tidak segan-segan menyuntikan dananya mengembangkan bisnis BPR/S agar industri BPR/S di Jawa Timur mampu bersaing sccara baik ditengah ketatnya persaingan industri perbankan.

" OJK juga mengingatkan kembali agar para pemilik modal dan pengurus melaksanakan praktik-praktik Good Corporate Governance yang baik dengan memastikan pemenuhan kecukupan Direksi dan Komisaris baik secara kualitas dan kuantitas (qualified) hingga terpenuhinya rasio kebutuhan SDM BPR/S karena berdasarkan data pengawasan OJK diketahui bahwa masih banyak komisaris yang dinilai kurang melaksanakan fungsi pengawasannya bahkan terkesan menyerahkan sepenuhnya pengawasan pengelolaan bank kepada Direksi sehingga rekayasa kredit dan laporan keuangan masih ditemukan." katanya.

Untuk mengantisipasinya, OJK telah mengeluarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi BPR dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor l3/POJK.O3/2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi BPR yang pelaksanannya wajib menjadi perhatian.

" Untuk itu, OJK ingin menegaskan kembali bahwa penerapan tata kelola bank yang baik dan penerapan manajemen risiko bagi BPR/S merupakan suatu keniscayaan yang wajib kita laksanakan sebagai upaya memperkuat sistem pengendalian internal bank dalam melindungi aset bank dari moral hazard." jrentek Sukamto.

Sukamto berharap, kepada para Komisaris dan Direksi, OJK minta perhatiannya untuk segera membentuk tim yang cukup, baik secara individu maupun kolegial melalui Perbar'mdo untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

" Tantangan dan kompetisi industri perbankan saat ini semakin ketat, hal tersebut diperkuat dengan adanya kebijakan pemerintah yang mendorong penurunan suku bunga pinjaman atau kredit menuju single digit (salah satunya melalui KUR) dan kebijakan transformasi Badan Kredit Desa (BKD) menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang secara tidak langsung akan berdampak pada risiko penurunan likuiditas hingga menurunkan daya saing BPR atau BPRS dalam mencari nasabah. Oleh karena itu, OJK mengajak untuk memperkuat industri perbankan melalui praktek perbankan yang sehat dan professional yang berorentasi kepada output tidak terkecuali untuk bism's BPR dan BPRS.

OJK terus berupaya untuk meningkatkan peran dan kontribusi industri BPR terhadap perekonomian daerah dengan mengeluarkan peraturan bagi BPR yaitu POJK No.12/POJK.O3/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Wilayah Jaringan Kantor Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Modal Inti." pintanya.

Sukamto menambahkan,melalui peraturan tersebut, OJK mengelompokkan BPR menjadi 3 (tiga) BPR berdasarkan Kegiatan Usaha (BPRKU) yaitu penyelenggaraan kegiatan usaha yang disesuaikan dengan modal inti yang dimiliki. Untuk BPRKU yang pertama adalah BPR dengan modal inti kurang dari Rp 15 Miliar, kemudian BPRKU yang kedua adalah BPR dengan modal inti antara Rp 15 Miliar sampai dengan Rp 50 Miliar, dan BPRKU yang ketiga adalah BPR dengan modal inti lebih dari Rp 50 Miliar.

" Untuk Wilayah jaringan kantor, BPRKU l dengan modal inti kurang dari Rp 6 Miliar dapat membuka paling banyak 20 (dua puluh) kantor cabang, sedangkan BPRKU l dengan modal di atas Rp 6 Miliar dapat membuka paling banyak 30 (tiga puluh) kantor cabang. Kemudian, BPRKU 2 dapat membuka paling banyak 4O (empat puluh) kantor cabang, dan BPRKU 3 dapat membuka paling banyak 7O kantor cabang dan OJK juga mengingatkan bahwa penerapan peraturan tersebut juga harus tetap didukung oleh kepengurusan yang lengkap, penerapan tata kelola yang baik, dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas baik pada aspek soft skill maupun hard skill agar peran dan kontn'busi BPR/S terus memben'kan faedah dan manfaat bagi masyarakat Jawa Timur." pungkasnya. (Dji)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Wakil Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Wadan Lantamal) V Surabaya Kolonel Laut (P) Isbandi Andianto, S. E., M. M. mewakili Panglima Koarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto, S. H., M. AP. meresmikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) menjadi rumah layak huni di keluraha Tambak Wedi, kecamatan Kenjeran Surabaya, Rabu (7/12).

Sedikitnya dua unit rumah yang tidak layak huni telah selesai disulap oleh Dinas Potensi Maritim (Dispotmar) Armatim sehingga pada saat ini diserahkan kembali kepada pemiliknya.

“Pada hari ini dengan memohon ridho dan rahmat Tuhan YME, saya mewakili Panglima Koarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto, S. H., M. AP. menyerahkan rumah ibu Sayuti dan ibu Halimah setelah selesai pengerjaanya, semoga apa yang telah TNI Angkatan Laut berikan kepada ibu bisa bermanfaat,” terang Andri –sapaan akrab orang nomor dua di jajaran Lantamal V ini.

Menurut Pangarmati dalam sambutannya yang dibacakan Wadan Lantamal V mengatakan bahwa bedah rumah dari tidak layak huni menjadi rumah layak huni ini, merupakan salah satu dari sekian rangkaian acara memperingati hari Armada RI tahun 2016 dan juga merupakan salah satu bentuk kepedulian TNI AL terhadap masyarakat yang membutuhkan uluran tangan guna meringankan beban ekonomi mereka.

Selain dari itu, bedah rumah tidak layak huni ini tidak serta merta dilaksanakan, namun kegiatan ini telah melalui proses yang panjang sesuai dengan ketentuan dan penilaian yang telah ditetapkan. Penentuan rumah yang dibedah didasarkan pada kemampuan ekonomi, rumah tidak layak huni, kesehatan penghuni, serta ketidak mampuan memperbaiki rumah.

Selesai penyerahan rumah kepada pemiliknya, Wadan Lantamal V memasangkan tanda Bedah Rumah RTLH di bagian kusen pintu rumah yang telah silesai di bedah. Turut hadir dalam acara tersebut Dansatfib Armatim Kol Laut (P) Erwin, Kadispotmar Armatim, Kol Laut (P) Imam Teguh Santoso, Dandenma Armatim Letkol Laut (P)  M. Junaedi S. E, Dandenma Lantamal V Letkol Mar Prastyo, Wadanramil Kenjeran, Sekcam Kenjeran Drs. Hasifudin, Lurah Tambak Wedi dan warga sekitar Kelurahan Tambak Wedi. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) PT. Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Surabaya menggelar Kegiatan Workshop Pasar Modal dengan bertajuk Market Update dan Market Outlook 2016 .kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama dengan PT.Kliring Penjaminan Efek Indonesia ( KPEI ), PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia , Asosiasi Dana Pensiun Indonesia ( ADPI ) Komda VI Jatim - NTT, Perusahaan Sekuritas ( PT. Maybank Kim Eng Securities )  dan Manager Investasi (PT.Manulife Aset Manajemen).

Bertempat di Primavera Room, Hotel Bumi Surabaya pelaksanaan Workshop Pasar Modal tersebut berlangsung, sebanyak 35 peserta mengikuti penyampaian informasi tentang  pasar modal.

Kepala Devisi Riset dan Pengembangan PT.Bursa Efek Indonesia Verdi Ikhwan mengatakan, Workshop Pasar modal yang digelar ini adalah bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pertumbuhan pasar modal pada awal tahun depan.

" Tujuan dari diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menyampaikan informasi terkini perkembangan pasar modal triwulan keempat tahun 2016 dan menjelang awal tahun 2017." katanya pada sambutan workshop pasar modal, Rabu (7/12).

 Menurut Verdi Ikhwan, dalam workshoop kali ini bisa memberikan perkembangan yang signifikan terhadap pasar modal di tanah air.

" Diharapkan pada workshoop kali ini dapat meningkatkan pemahaman para peserta tentang Pasar Modal Indonesia ." ujarnya.

Verdi menambahkan, dengan pemahaman pasar modal ini kedepannya dapat memberikan perkembangan terhadap investor lokal maupun transaksi modal.

" Kita harapkan ke depannya dapat meningkatkan jumlah investor lokal sekaligus jumlah transaksi di pasar modal." pungkasnya. (Dji)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive