KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Rumah Air Surabaya, akhirnya dibuka untuk umum. Pembukaan secara resmi dilakukan oleh Anggota Dewan Pengawas PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, Eddy Rusianto pada hari Senin, 03 April 2017 pukul 10.30 WIB di Rumah Air Surabaya, Jl Basuki Rahmat 119-121 Surabaya.
Acara pembukaan Rumah Air Surabaya ini dihadiri oleh kurang lebih 80 undangan, antara lain dari Dinas Kominfo, Bagian Perekonomian Pemerintah Kota Surabaya, Dinas Perdagangan, Dinas Sosial, Dinas Koperasi, Bakesbang Linmas, Kapolsek Tegalsari, Polsek Genteng, Komunitas pemerhati lingkungan seperti Kelompok Jurnalis Peduli Lingkungan, Ecoton, Sahabat Bumi, Tangan Peduli, Bonek Peduli, serta rekan-rekan media massa.
Dalam sambutannya, Eddy Rusianto mengatakan melalui Rumah Air Surabaya sejarah PDAM dapat diketahui oleh masyarakat luas, dimulai tahun 1890 penyediaan air minum untuk kota Surabaya pertama kali diperoleh dari sumber mata air desa Purut di kabupaten Pasuruan dan diangkut menggunakan kereta api.
Gedung PDAM Surya Sembada Kota Surabaya di Jl Basuki Rahmat No. 119-121 Surabaya yang menjadi lokasi Rumah Air Surabaya adalah gedung bersejarah dan telah ditetapkan menjadi Cagar Budaya melalui SK Walikota. Pada masa perjuangan, gedung ini pernah menjadi Markas BKR (Badan Keselamatan Rakyat). Di depan gedung tersebut terdapat Tugu Prasasti yang menjelaskan sejarah lokasi ini. Pada prasasti tersebut terdapat tulisan: “Tempat ini dulu merupakan Markas Badan Keselamatan Rakyat Kota Surabaya dibawah pimpinan Sungkono.”.
Menurut penuturan Adi Setiawan, Ketua Komunitas Roodeburg Surabaya, sekitar gedung Basuki Rahmat memang ditempati para pejuang Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tempat persembunyian utama salah satunya adalah di gedung ini.
“Gedung Basuki Rahmat ini pada tahun 1976 sampai dengan 1991 difungsikan menjadi Kantor Pusat PDAM Surya Sembada Kota Surabaya, sebelum berpindah ke Jl Prof Dr Moestopo No.2 Surabaya pada awal tahun 1992,” terang Ari Bimo Sakti, Manajer Sekretariat dan Humas PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.
Gedung Cagar Budaya berarsitektur modern sekitar tahun 1950-an, saat ini difungsikan sebagai Rumah Air Surabaya, sebuah ruang publik dengan fungsi pengenalan dan edukasi masyarakat mengenai air, khususnya sejarah pengolahan air minum oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. Melalui Rumah Air Surabaya diharapkan masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya bisa mengetahui secara luas kiprah PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dalam melayani penyediaan air minum bagi pelanggan. “Disini ada pompa air jaman Belanda dari Umbulan, peralatan kuno hingga peta Kota Surabaya tempo dulu,” ujar Ari Bimo Sakti.
Rumah Air Surabaya ini berisi empat konten:
1. Manfaat Air, antara lain berisi Air dan Bumi Kita, Polusi Air, dan Ensiklopedi Air.
2. Air di Masa Lalu, antara lain berisi Pompa Air, Milestone PDAM Surya Sembada, dan PDAM in Frame.
3. Air Saat Ini, antara lain berisi Instalasi Ngagel dan Karangpilang, Tahap Pengolahan Air Minum, Penghargaan yang diterima PDAM, dan Area Distribusi Air.
4. Air Di Masa Depan, antara lain berisi Kran Air Siap Minum, SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) dan Zona Air Minum Prima.
“Kedepan diharapkan konten ini dapat diperkaya dengan ide-ide dari masyarakat Kota Surabaya,” ujar Ari Bimo Sakti. “Rumah Air Surabaya dibuka untuk umum dan gratis, karena kami akan menyediakan pemandu untuk menjelaskan proses yang ada di dalam Rumah Air Surabaya tersebut,” ujar Ari Bimo Sakti.
Gedung dengan luas lahan 3791 m² ini selain digunakan untuk Rumah Air Surabaya juga melayani Pelayanan Pelanggan untuk Customer Service, Pembayaran Rekening, Pengaduan, dan Pasang Baru. Jam pelayanan dimulai pukul delapan pagi sampai dengan pukul dua belas siang, dari hari Senin sampai Jumat. (arf)