KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Asisten Operasi Komandan Pangkalan Utama TNI AL V (Asops Danlantamal V) Kolonel Laut (P) Aris Harijadi W, S. H. mewakili Danlantamal V menghadiri Seminar Nasional Penerbangan dalam rangka memperingati HUT Pusat Penerbangan TNI AL tahun 2017 yang dilaksanakan di Wisma Perwira Lanudal Juanda, Jum’at (25/5).
Seminar Nasional Penerbangan yang mengusung tema "Peran Penerbangan TNI Angkatan Laut Sebagai Ujung Tombak Dalam Melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP)" ini, dibuka Asisten Operasi Kasal Laksamana Muda TNI INGN Ary Atmaja, S.E., mewakili Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, S.E.,M. M.
Tujuan dilaksanakannya seminar ini untuk memberikan rekomendasi kepada Pimpinan TNI AL sebagai wujud pembinaan penerbangan TNI AL yang terintegrasi guna menghasilkan Penerbangan TNI AL besar kuat dan handal.
Tampil sebagai nara sumber yaitu Kepala Pusat Informasi Data dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Msc, Ph. D, Deputy bidang potensi SAR Nasional Marsda TNI Dody Tri Sunu dan DR.Ir. Djoko Sardjadi Dosen ITB. Seminar yang dihadiri sedikitnya 200 undangan dari kalangan militer dan Polri, para akademisi, mahasiswa serta pencinta alam ini ditujukan pula untuk memberikan gambaran tentang pola gelar dan interoperability system dan teknologi informasi terpadu dalam rangka mendukung strategi pertahanan di laut.
Keynote speech Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P yang dibacakan oleh Asops Kasal menyatakan bahwa Forum ini merupakan sebuah momentum bagi pusat penerbangan TNI Angkatan Laut selama 61 tahun masa pengabdiannya untuk merefleksi dan mengevaluasi pencapaian pelaksanaan tugas-tugas serta peningkatan kualitas sumber daya manusia penerbangan TNI Angkatan Laut yang profesional, handal dan disegani.
Kasal mengajak semua kalangan untuk memahami bahwa kondisi konstelasi geografis Republik Indonesia yang sangat rawan akan bencana alam. Tingginya angka bencana alam di seluruh wilayah indonesia sepanjang tahun tidak dapat dipisahkan dari letak geografi Indonesia yang berada pada posisi ring of fire dan pertemuan dua lempeng benua yaitu indo-australia dan eurasia.
Posisi Indonesia tersebut lanjut Kasal, rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi tektonik, gempa bumi vulkanik, tsunami, tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan kekeringan. TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan matra laut bertugas melaksanakan kebijakan pertahanan negara dalam menjaga kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa, melaksanakan operasi militer selain perang dan ikut serta secara aktif dalam pemeliharaan perdamaian di tingkat regional maupun internasional.
Dalam upaya menyelenggarakan pertahanan negara di laut, TNI AL melaksanakan tugas yang dijabarkan dalam tiga peran yang bersifat universal yaitu militer, polisionil, dan diplomasi.
Hadirnya kekuatan penerbangan sebagai sistem senjata armada terpadu (SSAT) merupakan jawaban rasional untuk menjawab perkembangan strategi dan taktik operasi laut seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi militer. Penggunaan pesawat udara sebagai senjata tidak dapat dihindari lagi karena memiliki keunggulan pada aspek kecepatan, manuver yang tinggi, daya pendadakan tinggi dan daya gempur yang handal untuk menghancurkan objek musuh di laut.
Dari berbagai keunggulan tersebut, penerbangan angkatan laut mampu diproyeksikan untuk mengemban berbagai operasi laut dalam mendukung peranannya yang bersifat universal yang meliputi pengintaian udara taktis, anti kapal selam, anti kapal permukaan atas air, pengamatan laut (surveillance), dukungan logistik cepat, serta menyelenggarakan fungsi dukungan pesawat udara, pembinaan material dan profesi personel penerbangan TNI Angkatan Laut.
Pada konteks tersebut, pembangunan kekuatan dan kemampuan pesawat udara tidak hanya handal dalam melaksanakan tugas operasi militer perang namun juga dapat berkontribusi dalam melaksanakan operasi militer selain perang baik di dalam maupun di luar negeri dan tugas khusus.
Tugas khusus yang diemban diantaranya melaksanakan tugas tertentu dalam rangka mendukung terselenggaranya tugas pemerintahan yang meliputi bakti sosial, pencarian dan penyelamatan (search and rescue/SAR) dan bantuan kemanusiaan dalam penanggulangan bencana alam (Humanitarian Assistance Disaster Relief/HADR).
Dalam hal kontribusinya terhadap operasi selain perang, manajemen kedaruratan menjadi dasar pembuatan kebijakan atau untuk menyusun strategi dalam penanganan bencana alam. manajemen ini menerapkan fungsi command, control dan coordination (3 C) mengingat karakteristik pada masa bencana yang bersifat meluas, suasana yang kacau, terputusnya informasi dan komunikasi, kebutuhan besar dengan bantuan yang tidak mencukupi, birokrasi serta masalah keamanan dan jaminan perlindungan. Fungsi ini merupakan kolaborasi antara penggunaan fungsi militer serta penggunaan kerjasama yang baik dengan institusi sipil.
"Sebelum mengakhiri keynote ini dan membuka secara resmi seminar ini, saya mengajak seluruh hadirin untuk bersama-sama berpartisipasi aktif dalam forum akademis ini dengan menyumbangkan segala bentuk ide dan pemikiran yang konstruktif. dengan latar belakang keilmuan dan pengalaman para peserta seminar, berbagai ide dan pendapat yang muncul dapat dipadukan dan diformulasikan menjadi langkah-langkah konkrit. saya optimis bahwa seminar nasional penerbangan ini dapat menghasilkan rekomendasi yang komprehensif dalam mewujudkan standarisasi kekuatan dan kemampuan penerbangan TNI AL yang handal sesuai fungsi asasi dan tugas khusus dalam merespon penanggulangan bencana alam," pungkasnya.
Hadir dalam acara tersebut Pangarmatim Laksda TNI Darwanto S.H, M.A.P, Dan Kodiklatal Laksda TNI I.G.Putu Wijamahadi, S.H., Gubernur AAL Laksda TNI Wuspo Lukito S.E, M.M., Ka LP3M (Lembaga Pengembangan Pendidikan & Penjaminan Mutu) Kemhan Laksda TNI Dr Ir Supartono M.M., Dan Guspurlatim, Dan STTAL, Dan Puspenerbal, Kadispsial, Dan Pasmar-1, Dirjianbang Kodiklatal, Wadan Puspenerbal, Para Dir Puspenerbal, Para Dan Wingud Puspenerbal, Para Dan Lanudal Puspenerbal, Manager Avsec AP-1, para undangan pejabat militer di lingkungan TNI dan Kemenhan, Pejabat Polri dan para akademisi lainnya. (arf)