Sabtu, 03 Juni 2017


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kerja keras Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan semua elemen masyarakat dalam menjadikan Surabaya sebagai kota yang ramah dan nyaman bagi anak-anak, mendapatkan apresiasi positif dari Tim Juri Nasional Kota Layak Anak (KLA). Tim juri yang dipimpin pakar anak, Ernanti Wahyuni dan anggota dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian P3A) diterima Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Sabtu (3/6/2017).

Ernanti menyampaikan, kedatangan tim juri yang beranggotakan enam orang ke Surabaya untuk melakukan verifikasi kota layak anak. Menurutnya, Surabaya sudah mengirimkan laporan kepada tim juri melalui aplikasi. Laporan melalui aplikasi tersebut telah diverifikasi dokumennya.

“ Selanjutnya kami akan melakukan verifikasi lapangan selama 2-3 hari ke depan. Selain sebagai verifikasi, kami juga ingin melihat inovasi yang dilakukan Pemkot Surabaya untuk ditularkan ke kota-kota lain. Jadi kami ingin dapat dua sisi, ” jelas Ernanti.

Untuk parameter kota layak anak di tahun 2017 ini, perempuan yang juga menjadi tim ahli Kementerian P3A untuk pengembangan kota layak ini menyebut ada sedikit perubahan. Bila di tahun sebelumnya ada 31 indikator, kali ini dikerucutkan menjadi 24 indikator.

“ Jadi ada hal-hal yang sedikit berbeda dari tahun lalu,” ujarnya.

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini lantas menyampaikan paparan perihal upaya pendekatan dan program apa saja yang telah dilakukan Pemkot Surabaya untuk mewujudkan Surabaya kota layak anak. Disampaikan wali kota, upaya yang dilakukan Pemkot tersebut bukan hanya kewenangan dari Dinas Pengendalian Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P5A) Surabaya. Tetapi juga melibatkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“ Kami juga bersinergi dengan kepolisian, dewan pendidikan, Badan Narkotika Nasional dan LSM tentang bagaimana menangani anak-anak, ” jelas wali kota.

Wali kota mencontohkan Pemkot melalui Dinas P5A punya Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) di gedung Siola. Di Puspaga, warga Surabaya bisa melakukan konsultasi seputar masalah keluarga hingga konsultasi bagi pasangan yang akan menikah. Lalu Dinas Sosial  memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengajak anak-anak putus sekolah agar kembali bersekolah. Serta Dinas Kesehatan ikut melibatkan anak-anak (siswa) sebagai pengawas jentik yang terbukti ikut menurunkan angka penyakit demam berdarah di Surabaya. Pemkot juga mendorong anak-anak muda untuk aktif di karang taruna. Kini ada 770 personel karang taruna di 154 kelurahan.

“ Di kampung-kampung juga ada area publik yang bisa digunakan anak-anak untuk beraktivitas seperti menari, latihan musik, karawitan dan bela diri, ” jelas wali kota. 


Selain itu, Pemkot juga memiliki 1400 taman bacaan masyarakat yang berkontribusi dalam menaikkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Surabaya hingga 80,38. Lalu ada Rumah Bahasa dan Rumah Matematika. Pemkot juga telah mengubah “wajah” kawasan bekas lokalisasi menjadi lingkungan yang nyaman bagi anak-anak dengan membangun taman dan juga lapangan olahraga. Pemkot juga punya program internet sehat. Serta ada sekolah inklusi, bus sekolah, dan pembangunan gedung sekolah dilengkapi fasilitas olahraga. Plus, adanya Command Center di Siola yang bisa merespons cepat aduan masyarakat semisal anak hilang ataupun percobaan bunuh diri.    

“Kami juga punya program Kampunge Arek Suroboyo. Diantaranya ada kampung pendidikan, kampung aman, kampung asuh. Karena memang, anak tidak bisa hanya di sekolah. Anak-anak justru lebih banyak di rumah dan lingkungannya. Untuk itu, lingkungannya harus sehat, nyaman dan aman,” sambung wali kota.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol M Iqbal yang ikut hadir mengatakan, berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkot dalam mewujudkan kota layak anak, telah sangat meringankan tugas kepolisian. Sebab, penanggulangan gangguan keamanan dilakukan dari embrio nya.

“Kami men-support Pemkot. Untuk itu, kami instruksikan ke jajaran agar menguatkan apa yang telah disampaikan ibu wali,” ujarnya.

Ketua Dewan Pendidikan Surabaya, Martadi menyampaikan, ada tiga hal yang membuat Surabaya unggul dalam penanganan masalah anak dibandingkan kota-kota lain. Pertama karena penanganan masalah anak dilakukan secara komprehensif. Kedua adanya sinergi yang bagus antar SKPD.

“Dan ketiga adalah partisipasi masyarakat yang tinggi. Ada kesadaran kolektif. Ini kuncinya,” jelas Martadi.

Mendengar paparan wali kota, tim juri lantas memberikan apresiasi positif. Ernanti Wahyuni menyebut semua kluster sudah ditangani dan terpenuhi di Surabaya. Selain kluster nya sudah terpenuhi, dia juga menyebut kemitraan dengan dunia usaha dan LSM juga intensif.

“ Kami sudah dengar semua apa yang dilakukan di Surabaya. Menurut kami sudah jos. Izinkan kami melihat langsung di lapangan. Mungkin kami bisa beri masukan agar lebih baik lagi. Harapan kami Surabaya mencapai derajat paling tinggi dibanding kota-kota lainnya,” sambung Ernanti.

Selama ini, Surabaya konsisten meraih penghargaan Kota Layak Anak. Dari mulai tingkat Madya hingga tingkat Nindya. Untuk kategori Nindya, di Indonesia ada tiga kota yakni Surabaya, Denpasar dan Solo. (arf) 


KABARPROGRESIF.COM : (Sidoarjo) Setelah melakukan penggeledahan pada kantor Perusahaan Daerah Aneka Usaha (PDAU) kabupaten Sidoarjo, Kejaksaan Negeri (Kejari) Sidoarjo meningkatkan pengusutan kasus dugaan korupsi di PDAU itu dari tingkat penyelidikan menjadi penyidikan terkait adanya dugaan kebocoran dana milyaran rupiah mulai tahun 2010-2016.

Penyidik kejaksaan menemukan beberapa alat bukti, diantaranya berupa kwitansi atau tanda terima uang yang diduga mengalir pada oknum pejabat eksekutif dan legislatif kabupaten Sidoarjo

Penyidik Kejari Sidoarjo telah memeriksa sejumlah pihak diantaranya, Sekretaris Daerah (Sekda) kabupaten Sidoarjo, Dewan Pengawas PDAU, Kepala Inspektorat, Lapindo Berantas Inc, SKK Migas, PT. BBG, dan juga rekanan PDAU Sidoarjo untuk mengungkap dugaan korupsi miliaran rupiah pengelolaan keuangan di PDAU Sidoarjo sejak 6 tahun terkahir  yakni 2010-2016 itu.

Penyidik kini memfokuskan penyidikan untuk tiga unit diantaranya yakni Delta Grafika, Delta Gas dan Delta Properti di PDAU Sidoarjo yang diduga merugikan miliaran uang negara itu.

Sedangkan untuk pemeriksaan pada para anggota DPRD kabupaten Sidoarjo, kejaksaan masih menunggu persetujuan dari Gubernur Jawa Timur (Jatim), dimana surat permohonan kepada Gubernur sudah disampaikan oleh kejaksaan, tinggal menunggu persetujuan saja.

Kesatuan Aksi Remaja Anti Korupsi (KRAMAS) mendesak Gubernur Jatim agar tidak menghambat proses penyidikan kasus korupsi dengan segera mengeluarkan surat persetujuan agar aparat hukum bisa memeriksa para anggota DPRD kabupaten Sidoarjo yang diduga terlibat dalam kasus korupsi PDAU tersebut.

Agus Rusianto, ketua Kramas juga berharap agar kejaksaan Sidoarjo tidak gentar mengusut dugaan korupsi PDAU ini secara tuntas, dan berharap bisa membongkar siapa sebenarnya dalang dan yang menikmati dana hasil korupsi itu.

Agus memberi apresiasi positif atas kinerja kejaksaan Sidoarjo dibawah pimpinan Sunarto, karena telah banyak membongkar kasus korupsi, misalnya kasus korupsi PDAM, dinas pertanian, dinas pengairan, dinas pendidikan dll, yang dimasa sebelumnya terkesan tak tersentuh hukum.
Karena ketegasan itu, sampai bermunculan info dan atau rumor, bahwa para elit penguasa di Sidoarjo berupaya agar para pimpinan kejaksaan Sidoarjo diganti dengan orang-orang yang bisa tunduk pada mereka.

Untuk itu Agus berharap agar kalaupun ada pergantian karena memang merupakan mekanisme rutin dari sebuah lembaga negara, semoga penerusnya tetaplah orang-orang yang mempunyai integritas dan tidak takut pada ancaman dan tekanan.

Karena masih banyak kasus dugaan korupsi di Sidoarjo yang perlu diungkap, misalnya dugaan beralihnya aset pemerintah kabupaten pada pihak swasta dan atau adanya indikasi aset pemerintah yang dijadikan agunan kredit oleh pihak swasta pada bank, dan lainnya

Sementara itu sekda kabupaten Sidoarjo, Joko Sartono ketika dihubungi ponselnya 0812165xxxx dan 08213156xxxx belum bersedia memberi tanggapan, sebagaimana sikapnya saat selesai diperiksa di kantor Kejari Joko menghindar dari wartawan dan berlari sambil menutupi wajahnya dengan sebuah map.

Sedangkan kepala kejaksaan Sidoarjo, Sunarto ketika dihubungi ponselnya 08133162xxxx belum bersedia memberi keterangan secara detail karena untuk keperluan pengusutan secara tuntas. (bambang)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Sejak dikembalikan tiga pekan lalu, berkas perkara pemalsuan surat dengan tersangka Notaris Sugiharto tak kunjung dikembalikan penyidik Polrestabes Surabaya ke Jaksa pada Kejari Tanjung Perak.

"Kami kembalikan karena ada kekurangan keterangan saksi ahli dari Mahkamah Kehormatan Notaris, tapi sampai sekarang belum juga dikembalikan ke kami," terang Katrin Sunita, jaksa yang ditunjuk menangani perkara ini saat dikonfirmasi.

Katrin pun sangsi kasus ini akan berlanjut ke meja hijau.

" Karena ada batas waktunya 30 hari, penyidik harus memenuhi petunjuk kami, kalau tidak kami akan kembalikan perkaranya ke penyidik," sambungnya.

Sejak kasus ini bergelinding di meja penyidik, Notaris Sugiharto terkesan mendapat perlakuan istimewa. Dia sempat ditahan beberapa hari, Namun belakangan dilepas karena ada upaya penangguhan penahanan.

Berbeda dengan perlakuan yg diberikan ke tersangka lain dalam kasus ini, yakni Soedjono Chandra. Dia tetap ditahan meski melakukan upaya yang serupa dengan Notaris Sugiharto.

Tak hanya itu, Kasus Soedjono Chandra terlebih dahulu di P21. Dan saat ini telah disidangkan di PN Surabaya. Sedangkan perkara Notaris Sugiharto masih tiarap di penyidik.

Soedjono Candra pun akhirnya dilepas hakim Anne Rusliani dari bilik Rutan Medaeng, Setelah permohonan penangguhan penahanannya dikabulkan.

Untuk diketahui, Notaris Sugiharto ditetapkan sebagai tersangka kasus pemalsuan surat. Notaris yang berkantor di jalan Bubutan Surabaya ini dilaporkan oleh Sukoyo.

Laporan tersebut bermula dari pembelian buldoser antara pelapor dengan Soejono Chandra. Namun belakangan diketahui, pembelian buldoser itu berubah menjadi jual beli tanah. Akte jual beli tersebut dibuat oleh Notaris Sugiharto. (Komang)


KABARPROGRESIF.COM : (Mojokerto) Dalam upaya memelihara kondusifitas di wilayah selama bulan Ramadhan, aparat gabungan yang terdiri dari Polsek, Pos Koramil 0815/20 Mojoanyar beserta Perangkat Desa dan Linmas menggelar penertiban rumah kost di wilayah Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto, Kamis (01/06/2017).
     
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban  melalui upaya deteksi dini dan cegah dini terhadap setiap ancaman yang mungkin timbul di wilayah seperti peredaran Narkoba dan kegiatan terorisme.  

Kegiatan penertiban yang dipimpin Kapolsek Mojoanyar AKP Margo Sukwandi, SH., langsung menyasar sejumlah rumah kost di empat Dusun wilayah Desa Jabon, yakni Dusun Jogodayoh, Dusun Jabon, Dusun Pasinan dan Lingkungan Perumahan PPNI di Dusun Ngumpak.


Dalam penertiban tersebut, petugas berhasil mengamankan sepasang muda-muda bukan suami isteri yang berada dalam satu kamar di Rumah Kost milik warga Dusun Jogodayoh yaitu MB (26), alamat Lingkungan Keboan Kelurahan Gunung Gedangan Kecamatan Magersari dan wanita YU (21), alamat Dusun Klagen RT 02 RW 08 Desa Talok Kecamatan Dlanggu,   

Keduanya langsung dibawa ke Balai Desa Jabon untuk dilakukan pendataan, setelah membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa, maka keduanya dipulangkan.  

Selain mengamankan sepasang muda-mudi bukan suami isteri, petugas juga berhasil mendata warga yang tinggal/Kost di Desa Jabon namun belum membawa/memiliki identitas resmi sebanyak 36 orang. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Komandan Pangkalan Utama TNI AL Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto, S.E., M. M. menghadiri acara cocktail party atau resepsi jamuan makan malam yang diselenggarakan di atas geladak kapal perang India INS Shivalik F-47 dan INS Sahyadri-F 49, yang sandar di pelabuhan Jamrud Utara Tanjung perak Surabaya, Jum’at malam.

Tampak hadir dalam acara resepsi jamuan makan malam tersebut Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto, S. H., M. AP., Kasarmatim, Danguspurlatim, Kadipsial, Wadan Kodiklatal, Wadan Lantamal V, Asisten Pangarmatim dan Asisten Danlantamal V serta warga India yang berdomisili di Surabaya.

INS Sahyadri-F 49 dan INS Shivalik-F 47 merupakan kapal fregat siluman kelas Shivalik yang dilengkapi dengan rudal permukaan paling canggih, rudal udara dan berbagai peralatan sensor serta helikopter.


Kapal AL India ini memiliki panjang 143 meter dan lebar 16,9 meter dengan pengawak sebanyak 257 orang termasuk 35 perwira serta mempunyai kecepatan maksimal 30 knot. INS Sahyadri-F 49 dengan Komandan Kapal Captain Anil Jaggi dan INS Shivalik-F 47 dengan Komandan Kapal Captain R Vinod Kumar.

Flag Officer Commanding Eastern Fleet India Navy, Rear Admiral Biswajit Dasgupta yang onboard di INS Shivalik F-47 dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Darwanto, S. H., M. AP. dan seluruh tamu undangan yang hadir dalam acara jamuan makan malam tersebut.

Diawal acara, Komandan Kapal INS Shivalik-F 47 Captain R Vinod Kumar memaparkan / menampilkan tentang pembangunan kapal INS Sumitra sambil menayangkan cuplikan video tentang awal pembangunan kapal dan kegiatan lainnya yang diikuti kapal perang tersebut.


Usai sambutan-sambutan dari pejabat terkait, acara dilanjutkan acara ramah tamah menikmati makanan dan minuman khas negeri Tajmahal itu. Selain itu, alunan musik dan lagu khas India juga turut disuguhkan.

Sebelum meninggalkan tempat acara, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto, S. H., M. AP.  sebagai perwira tertua yang hadir dalam kesempatan tersebut, dipersilahkan untuk mengisi buku tamu dengan didampingi oleh Kasarmatim, Danguspurlatim serta Danlantamal V. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Pasca instruksi Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini agar pelanggaran perizinan kedua pasar grosir di Tanjungsari dan Dupak karena berjualan secara grosir tidak sesuai dengan peruntukkannya ternyata membuat keder Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih.

Apalagi  di tunjang 'serangan' dari Komisi B DPRD Surabaya yang mengatakan bila di  wilayah Tanjungsari merupakan zona peridustrian dan pergudangan, bukan diperuntukkan untuk pasar.
Rasa ketakutan Arini Pakistyaningsih ini terbukti, Jum'at (2/6/2017) Mantan Kepala Dinas Perpustakaan Kota Surabaya akhirnya memenuhi panggilan dengar pendapat dengan Komisi B DPRD Surabaya.

Kedatangan Arini Pakistyaningsih saat Hearing di ruang rapat Komisi B DPRD Surabaya tak ayal menjadi 'bulan-bulanan' pertanyaan. Komisi B sebenarnya sudah gregetan dengan ulah kepala dinas berkelaimin perempuan satu ini.

Komisi B DPRD Surabaya menilai Kadisperindag Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih terlalu lamban untuk menyikapi polemik Pasar Tanjungsari Surabaya.

"Ini sudah terlalu lama dan berlarut - larut, seharusnya bisa diambil langkah tegas," Ujar Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Mazlan Mansur saat hearing, Jum'at (2/6/2017).

Namun bukannya malu atas sering mangkirnya panggilan hearing oleh Komisi B DPRD Surabaya, Arini Pakistyaningsih ini sudah menyiapkan 'kuda-kuda' bakal jadi 'sansak hidup' legislator Yos Sudarso.

Arini Pakistyaningsih bersikukuh bila pedagang pasar Tanjungsari tidak pernah menghiraukan Surat Peringatan Pertama (SP-1) yang dilayangkan oleh Disperindag Surabaya beberapa waktu lalu. Makanya, saat ini Disperindag Surabaya kembali mengeluarkan Surat Peringatan Kedua (SP-2) kepada Pasar Tanjungsari 74, Pasar Tanjungsari 36 dan Pasar Dupak Rukun 103 pada Selasa, (30/5/2017) atau tepatnya pasca Walikota Surabaya, Tri Rismaharini memerintahkan Bagian Perekonomian dan Usaha DaerahPemkot Surabaya untuk menyikapi masalah ini.

“Kami sudah mengeluarkan SP-2 tanggal 30 Mei 2017, ini sesuai 14 hari kerja di SP-1 tertanggal 12 Mei 2017,” kata Kepala Dinas perdagangan Kota Surabaya, Arini Pakistyaningsih.

Menurut Arini, SP-2 itu waktunya 14 hari, jika dalam waktu 14 hari itu tidak dihiraukan, maka pihaknya tidak segan-segan untuk mengeluarkan SP-3 yang waktunya juga 14 hari.

“Jika SP-3 selesai, maka kami akan langsung bantip (bantuan penertiban) kepada Satpol PP Kota Surabaya,” ujarnya.

Adapun isi surat peringatan itu mengimbau kepada tiga pengelola pasar untuk segera mentaati surat izin yang diberikan oleh Dinas Perdagangan. Sebab, dalam salah satu poin perizinannya melarang untuk berjualan grosir, tapi mereka tetap berjualan grosir.

“Mereka itu melanggar SK ijin yang dilarang menjual grosir, tapi ternyata hal itu tidak diindahkan,” kata dia.

Setelah mendapatkan penjelasan tentang perijinan Pasar Tanjungsari, Komisi B DPRD Kota Surabaya meminta penjelasan kepada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang tentang kawasan Pasar Tanjungsari yang merupakan kawasan industri dan tidak boleh ada perdagangan.

Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya Tata Ruang Dewi Soeriyawati yang hadir saat dengar pendapat itu menjelaskan kawasan di Pasar Tanjungsari itu kalau dilihat dari tata ruanganya diperbolehkan dengan syarat. Salah satu syaratnya adalah lebar jalannya yang harus 10 meter dan berbagai persyaratan lainnya.

“Hal ini diatur dalam permen 20 tahun 2012,” pungkasnya. (arf)



Jumat, 02 Juni 2017


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Tim Anti bandit Sat Reskrim Polrestabes Surabaya, tak butuh waktu lama meringkus Widarta  Prawira alias Tata alias Iqbal (36), penjual singkong goreng keju, pelaku penelanjangan gadis dengan mengaku sebagai anggota Sat Reskoba Polrestabes Surabaya. Saat ditangkap di rumahnya, Perum Gading Pantai V, Kamis (1/6), pelaku tak berkutik.

Tersangka nekat melakukan pelecehan terhadap DY (21), buruh pabrik tinggal di Jalan Rawa Semampir dengan memintanya melakukan adegan solo seks di dalam mobil dan di dalam kamar Hotel Legian, Jalan Tempurejo, Jumat (26/5), dengan maksud mencari informasi tentang peredaran narkoba.

“Tersangka ini bertindak seolah-olah dia sebagai anggota Polri bagian narkoba,” ujar AKBP Shinto Silitonga, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (2/6).

Polisi berhasil meringkus pelaku, setelah mendapatkan petunjuk dari pelacakan data perbankan milik tersangka. Sebab, ketika kejadian berlangsung, Widarta  sempat menarik uang di ATM sebuah minimarket. Di hadapan penyidik, bapak satu anak ini tak banyak bicara. Tersangka hanya meminta korban memperagaan adegan seka sambil telanjang.

"Saya meminta korban membuka baju saat di mobil dan hotel," kata Widarta singkat dalam jumpa pers di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (2/6) sore.

Bahkan saat ditanya lebih jauh tentang perilaku nyelenehnya, Widarta  hanya menundukkan kepala dan membisu. Ketika diminta polisi memperagakan kejadian di mobil Grand Livina yang dipakai saat beraksi, Widarta juga lebih banyak diam.

"Untuk motifnya, bisa saja fantasi seks. Pelaku kemungkinan ada kelainan. Tapi untuk membuktikannya, kami masih mendalami psikologi pelaku," sambung Shinto.

Masih kata Shinto, pelaku ini ternyata merupakan pengguna narkoba jenis sabu aktif. Hasil tes urine kepada pelaku, ternyata hasilnya positif.

"Sejauh ini, korban hanya ditelanjangi dan diminta untuk memperagakan solo seks. Korban tidak sampai disetubuhi," pungkas Shinto.

Seperti diberitakan sebelumnya, aksi penculikan, penyekapan  hingga pelecehan terhadap seorang gadis, terjadi di Jalan Kenjeran, Jumat (26/5) di depan Pantai Ria Kenjeran (Kenpark), Jumat (26/5) sekitar pukul 00.15.

DY, dipaksa masuk ke dalam mobil dengan lebih dulu diintimidasi pelaku dengan dalih korban tersangkut narkoba. Sesaat sebelum kejadian, DY bersama temannya berboncengan berhenti di pinggir jalan. Saat itulah, mobil pelaku tiba-tiba mendekati motor korban. Setelah korban dipaksa naik ke dalam mobil, teman korban diminta menunggu di Polrestabes Surabaya. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Banyaknya kebutuhan menjelang lebaran yang harus dipenuhi, membuat Ratna Puspitasari (27), seorang ibu rumah tangga tinggal di Jalan Dupak Rukun III, nekat mencuri 26 bungkus minyak goreng Sunco ukuran 2 liter di sawalayan Carefour BG Junction Mall, Kamis (1/6) sekitar pukul 21.00.

Kecurigaan security bermula ketika aksi keluar masuk swalayan dengan membawa tas itulah, kedok Ratna terbongkar. Ketika diamankan petugas, di dalam tas pelaku ditemukan 2 minyak goreng. Petugas pun melaporkan ke polisi. Dari sinilah, kedok Ratna terbuka lebar.

“Awalnya saat diperiksa oleh penyidik, ngakunya hanya beberapa bungkus. Tetapi kita nggak percaya. Setelah kita cek di rumahnya, total yang kita amankan sebanyak 26 bungkus minyak goreng,” ujar AKP Budi Waluyo, Kanit Reskrim Polsek Bubutan, Jumat (2/6).

Lanjut Budi, tersangka mengaku belum sempat menjualnya. Namun sebelum-sebelumnya, tersangka bisa menjualnya di bawah harga pasar. Pada bandrol aslinya, harga minyak sebesar Rp 29.200. Namun oleh tersangka dijual Rp 22.900.

“Modus tersangka berpura-pura membeli barang-barang. Agar tak ketahuan petugas security, pelaku pun mengelabuhi dengan hanya membeli barang-barang kecil saja, itu yang hanya dia bayar ke kasir,” sambung Budi.

Setiap kali beraksi, tersangka mengaku bisa membawa minyak hingga 3 bungkus ke dalam tasnya. Rupanya, setelah diinterogasi secara mendalam, tersangka mengaku sudah 17 kali keluar masuk swalayan. Minyak-minyak itu lalu dikumpulkan. Rencananya, setelah terkumpul banyak akan dijual ke pemasoknya.

“Biar cepat laku, saya jual lebih murah,” aku ibu satu anak ini.

Ratna tak mengelak, jika kenekatannya itu dilakukan karena kebutuhan semakin hari semakin melonjak.

"Menjelang lebarang, lagi butuh-butuhnya uang tambahan. Karena kurang beberapa minggu lagi sudah lebaran, jadi uang hasil jualan minyak bisa saya pakai buat mudik ke Blitar," ujar Ratna tertunduk malu. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Aksi pencurian yang sudah dilakukan Gunawan alias Andre (19), pemuda asal Jalan Dukuh Bungkal, Sambikerep ini, benar-benar licin. Betapa tidak, setelah enam kali beraksi dengan sempurna, baru pada aksi ketujuhnya di Perumahan Bukit Palma Blok C-2/21, Pakal, Kamis (1/6) pukul 03.30 dini hari, Andre ketangkap.

Saat ketangkap inilah, warga yang sudah kesal dengan seringnya terjadi pencurian di wilayah tersebut kesal. Tersangka yang keseharian ini hanya pengangguran pun melampiaskan kekesalannya dengan menghajar pelaku sebelum akhirnya diserahkan polisi.

“Dari hasil introgasi petugas, tersangka ini sudah  tujuh kali melakukan pencurian. Tujuh wilayah itu meliputi kawasan Lakarsantri dan wiyung," ujar Kompol Gede Suartika, Kapolsek Pakal, Jumat (2/6).

Sebelum tertangkap polisi dibantu warga, Andre saat itu sedang melakukan pencurian di rumah Eko Budi Santoso, di Bukit Palma. Caranya, untuk bisa masuk rumah korban, lebih dulu memanjat tembok pembatas perum Bukit Palma dari kampung sebelah. Setelah melihat ada jendela terbuka, tersangka masuk rumah Eko.

“Pada saat tersangka masuk inilah, korban yang saat itu tidur, terbangun. Karena kaget melihat ada orang asing di dalam rumahnya, korban lalu meneriaki pelaku. Karena ketahuan, tersangka ini keluar melalui jendela yang sama dan memanjat ke genteng,” sambung Gede.

Melihat pelaku naik ke genteng, korban kemudian menghubungi security dan oleh security diteruskan ke anggota patroli kring serse sekitar Bukit Palma. Tak terlalu lama, anggota patroli kring serse dibantu security langsung mengejar tersangka.

Rupanya, tersangka ini bersembunyi di atas atap genteng rumah dekat gardu sekitar satu blok dari rumah korban.

“Untuk menghindari amukan warga, pelaku segera kita amankan. Selain pelaku, kita temukan sebuah HP yang dicuri tersangka disimpan di dalam kantong celana depan sebelah kanan,” pungkas Gede.

Dari tangan tersangka polisi mengamankan, satu unit handpone merek ASUS type zen fone 2 warna hitam. Untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya, Andre dijerat dengan pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Bulan susi Ramadhan, bukannya membuat manusia intropeksi atas segala perbuatan yang selama ini menambah dosanya. Namun kali ini berbeda, perbuatan keji masih terjadi di perumahan elit Kupang Indah XVII nomor 25, Kamis (1/6) malam.

Perumahan elit itu mendadak gempar pasca ditemukannya seorang pembantu rumah tangga (PRT) bernama Ny Busani (48), ditemukan tewas membusuk penuh luka tusuk. Banyaknya luka tusuk ini, semakin menguatkan jika korban dibunuh.

Hanya saja, polisi belum berani memastikan tewasnya warga  Dusun Kombongan Desa Pondok Rejo, KecamatanTempurejo, Kabupaten Jember ini, dibunuh karena dendam atau korban pelaku perampokan (curas), masih belum diketahui. Dugaan korban ini dibunuh, setelah tim Inafis Polretabes dan dokter RS Dr Soeto melakukan otopsi dan menemukan 30 tusukan di tubuh korban.

"Hampir bisa dipastikan, jika korban meninggal karena dibunuh. Sebab, pada tubh korban ditemukan banyak luka luka tusuk,” ujar AKBP Shinto Silitongan, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (2/6).


Berdasarkan hasil otopsi, luka tusuk pada korban menurut Shinto, ditemukan pada bagian kepala, leher, lengan dan telapak tangan korban. Bahkan luka tusuk yang ada itu terlihat jelas dengan berbagai ukuran. Melihat cara pelaku memperlakukan korban dengan sadis itulah yang kini tengah didalami polisi.

"Paling dominan luka tusuk terlihat di kepala, jumlahnya ada puluhan," sambung lulusan Akpol tahun 1991 ini.

Masih kata Shinto, untuk bisa mengungkap kasus ini diperlukan waktu. Sebab, ketika jenazah ditemukan sudah dalam keadaan rusak alias sudah membusuk. Dari bau busuk yang menyebar inilah, kematian Ny Busani bisa terungkap. Diduga, korban tewas sudah beberapa hari lalu. Polisi juga menemukan ceceran darah korban dari dapur hingga depan kamar korban.


Hingga berita ini diturunkan, polisi fokus menguji dua motif penyebab pelaku menghabisi korban. Pertama motif dendam, karena di tubuh korban ditemukan banyakluka tusukan sajam. Kemudian yang kedua, dugaan pencurian dengan kekerasan (curas), seperti perampokan.

"Ada barang korban hilang seperti HP dan perhiasan. Sementara majikan korban bilang setiap hari komunikasi dengan HP. Bahkan majikan juga pernah memberi perhiasan. Dua barang itu hilang,” sahut Shinto.

Dalam kasus ini, polisi juga mengaku kesulitan untuk bisa lebih cepat mengungkap pembunuhan ini. Karena di lokasi kejadian, korban tinggal seorang diri. Sedangkan majikan korban, tinggal di rumah lainnya, Wisata Bukit Mas.Di lokasi kejadian, pemilik rumah juga tidak memasang kamera pengintai (CCTV). Sementara, CCTV dapat ditemukan di lokasi perumahan.

“Ada CCTV di perumahan, jaraknya 8 sampai 9 meter,” tambah Shinto.

Dalam olah TKP, polisi menemukan barang bukti berupa gagang sabit. Benda itu ditemukan di atas dapur. Sedang sabitnya, ditemukan tak jauh  dari mayat korban. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kerjasama antara Artotel Surabaya dengan Komunitas Bicara (BS) Surabaya, serta Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS) dengan menggelar bakti sosial Pasar Murah yang menyediakan buah-buahan dan bahan kebutuhan pokok lainnya ternyata menyentuh masyarakat sekitar.

Bahkan tak hanya warga namun para pengendara yang melintas di Jalan Dr Soetomo, sempat mengurangi kecepatan kendaraannya, ada yang belok ke kiri dan langsung memarkir kendaraannya, ketika melihat ada pasar buah murah di halaman Artotel di bulan ramadan ini.

Dari pantauan di lokasi Jumat (2/6/2017) sore, tak  hanya Artotel Surabaya dan Komunitas Bicara Surabaya serta PIOS, namun kerjasama sama ini juga dengan Pemkot Surabaya dan Polrestabes Surabaya dengan mengelar pasar buah murah lokal di halaman Artotel, Jalan Dr Soetomo.


Beragam buah yang didatangkan dari PIOS dijual sangat murah sekali. Beragam jenis buah seperti Timun Mas, Blewah, Semangka, Melon, Jeruk Siam, Pepaya Kalina, Pepaya, Pisang Emas, dijual dengan harga per Rp 10 ribu-an.

Warga pun berdatangan untuk membelinya. Namun, karena masih dipersiapkan dan belum diturunkan dari mobil pickup, maka warga pun rela menunggunya sejak Pk 14.30 wib.

Ketika dagangan buah-buahan murah dan segar sudah siap jual, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol M Iqbal ikut membantu menjual buah tersebut ke warga yang sebelumnya sudah rela menunggu. Beberapa anggota Polwan cantik dari Polrestabes Surabaya pun juga ikut membantu membungkus buah-buahan pilihan warga yang akan dibelinya.

"Yang mana bu, ini (sambil menunjukkan semangka pilihan ibu). Ini pasti enak ini bu," kata Kombes Pol M Iqbal, yang kemudian membungkus semangka tersebut.


Kurang dari setengah jam, beragam buah yang total seberat 500-800 kilogram dan didatangkan dari PIOS dengan harga yang sangat murah ini, ludes dibeli warga.

Ada seorang warga yang langsung memilih lima macam buah. Masing-masing buah tersebut harganya Rp 50 ribu.

"Saya nggak sengaja lewat sini. Kok ada yang ramai-ramai di sini, saya mampir. Ada pasar buah murah, saya jadi pingin beli," ujar Is, warga Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal.

Melihat animo masyarakat yang cukup tinggi di pasar murah hari ini, PIOS akan mendatangkan buah lebih banyak lagi. Rencananya, jenis buah yang jumlahnya ditambah yakni melon dan blewah dan timun mas.

"Memang animonya luar biasa. Hari ini berat buah sekitar 500-800 Kg. Besok kami akan menambah jumlah buah, mungkin dua kali lipatnya. Dan ada penambahan jenis buah yang kami perbanyak seperti melon, blewah, timun mas," ujar General Manager PIOS, Rahayu Trisila.

Hari ini, buah yang jarang dipilih masyarakat adalah pepaya. Sedangkan melon, timun mas, blewah, lebih dulu ludes.

"Kalau pepaya kan hampir setiap hari ada. Sedangkan blewah, melon, timun mas kan musiman, jadi banyak dipilih warga," jelasnya. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kajari Surabaya, Didik Farkhan Alisyahdi mengaku akan membuka proses hasil penyelidikan terhadap 11 aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

"Senin akan kita buka hasil penyelidikannya," terang Didik saat dikonfirmasi, Jum'at (2/6/2017).

Dari 11 aset yang hilang, ada dua aset yang dianggap tidak masuk ranah korupsi. Keduanya adalah, Waduk Wiyung dan Aset Pemkot yang dipakai untuk akses jalan Marvel City Mall.

"Lebih detailnya, senin besok saja akan saya rilis, mana-mana yang masuk korupsi dan yang bukan masuk ranah korupsi," sambung Jaksa asal Bojonegoro ini.

Untuk diketahui, Pada Rabu, 23 Maret 2017 lalu, Kajari Surabaya telah mengeluarkan dua surat perintah penyelidikan terkait terjadinya tindak pidana korupsi pada hilangnya aset 11 aset milik Pemkot Surabaya.

11 aset tersebut adalah, Kantor PDAM Surya Sembada di Jalan Prof Dr Moestopo, Kantor PDAM di Jalan Basuki Rahmat, Taman Makam Pahlawan di Jalan Mayjen Sungkono, Gedung Gelora Pancasila Jalan Indragiri,  Kolam Renang Brantas di Jalan Irian Barat, Marvel City Mall di Jalan Upa Jiwa, Gedung Sasana Taruna Aneka Star (THR) di Jalan Kusuma Bangsa,  Kantor Satpol PP Surabaya dan PT Abbatoir Suryajaya di Jalan Banjarsugihan-Tandes serta PT Iglas di Jalan Ngagel. (Komang)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive