Kamis, 08 Juni 2017


KABARPROGRESIF.COM : (Jogyakarta) Untuk menjalin tali silaturahim antar satuan, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Yogyakarta kembali menyambangi Kapolrestabes dan Kejati Yogyakarta, Kamis (9/6).

Kedatangan Danlanal Yogyakarta Letkol Laut (P) Arya Delano, S.E.,M.Pd. di Mapolrestabes Yogyakarta disambut langsung oleh Kapolrestabes Yogyakarta Kombes Pol Tommy Wibosono yang didampingi oleh Ka Propam Polrestabes Yogyakarta dan Kasi Sat Narkoba Polrestabes Yogyakarta.

Seperti pada saat melaksanakan kunjungan ke  Gubernur AAU dan ke PT Sritex, Danlanal Yogyakarta  Letkol Laut (P) Arya Delano, S.E.,M.Pd. pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa maksud kedatangannya untuk memperkenalkan diri sebagai pejabat baru bergabung di wilayah Yogyakarta dan juga untuk mempererat jalinan tali silaturahim antar satuan TNI dan Polri yang berada di wilayah Yogyakarta sekaligus untuk mempermudah dalam berkoordinasi.


Sedangkan Kapolrestabes Yogyakarta Kombes Pol Tommy Wibosono mengucapkan terima kasih atas kunjungan Danlanal Yogyakarta yang telah meluangkan waktu untuk datang ke Mapolrestabes Yogyakarta.

Ia berharap semoga kedepannya nanti bisa lebih erat lagi dan bisa saling mengisi untuk kemajuan bersama.

“Terima kasih kami sampaikan kepada Komandan Lanal Yogyakarta yang telah meluangkan waktunya untuk berkunjung ke Mapolrestabes Yogyakarta, semoga nanti kedepan bisa bersinergi untuk saling mengisi demi pelaksanaan tugas lebih baik, sampaikan salam hormat saya untuk seluruh keluarga besar Lanal Yogyakarta," ujarnya Tommy.

Usai mengunjungi Kapolrestabes Yogyakarta, selanjutnya Danlanal Yogyakarta melaksanakan kunjungan kerja ke Kejati Yogyakarta yang diterima langsung oleh Kajati D.I.Yogyakarta Sri Harijati P,  S.H., MM. didampingi Waka Kejaksaan Tinggi DI Yogyakarta Febri Adriansyah, S.H., M.H. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mendalami kasus gugaan suap di DPRD Propinsi Jawa Timur.

Tak tanggung-tanggung saat ini lembaga anti rasuah ini menyebut ada pihak lain yang diduga terlibat dalam kasus tersebut tetapi tidak ikut tertangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya, Senin, kemarin, 5 Juni 2017.

Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif, pihak yang terlibat suap DPRD Jatim tersebut adalah mantan anggota Komisi B DPRD Jawa Timur.

"Biar jelas, dia adalah mantan anggota Komisi B yang sudah di pindah ke komisi lain. Uang ini diatur saat beliau masih di Komisi B," kata Laode di kantor KPK.

KPK menduga mantan anggota Komisi B itu diduga turut bertanggung jawab dalam penyuapan yang dilakukan oleh kepala dinas Provinsi Jawa Timur.

Untuk itu Laode mengimbau agar pihak yang merasa itu kooperatif dan segera melaporkan dirinya ke KPK atau melapor ke polisi terdekat.

Sehari setelah operasi tangkap tangan terkait kasus dugaan suap DPRD Jatim, KPK menetapkan enam orang sebagai tersangka. Mereka adalah Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur Mochammad Basuki, staf DPR Santoso, dan ajudan Kepala Dinas Pertanian Anang Basuki Rahmat. Ketiga orang ini ditetapkan sebagai tersangka penerima suap.

Tiga orang lainnya yakni Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Rohayati, Kepala Dinas Pertanian Bambang Heryanto, dan staf DPRD Rahman Agung, ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap.

Operasi tangkap tangan ini dilakukan berdasarkan laporan dari masyarakat tentang adanya suap yang dilakukan para kepala dinas kepada Basuki terkait pengawasan peraturan daerah dan penggunaan anggaran Provinsi Jawa Timur. KPK menduga ada komitmen dari para kepala daerah untuk membayar Rp 600 juta ke DPR yang diserahkan setiap tahun. Skema pembayarannya dicicil per tiga bulan.

Laode mengatakan suap kepada anggota DPRD bukan sekali ini saja terjadi. Di berbagai daerah seluruh Indonesia, suap-suap semacam ini juga masif dilakukan para kepala daerah agar aman menerapkan peraturan daeran dan menggunakan anggaran.

"Ini bukan fenomena yang terjadi di Jatim saja. Tapi di daerah lain juga," kata Laode. Oleh karena itu KPK mengimbau agar para pejabat dinas tak perlu menggubris jika ada permintaan dari anggota Dewan. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Setelah sempat ngendon ditangan penyidik, berkas pemalsuan akte otentik dengan tersangka Notaris Sugiharto akhirnya dilimpahkan kembali ke Jaksa.

Kasi Intel Kejari Tanjung Perak, Lingga Nuarie membenarkan pelimpahan berkas tersebut. "Kemarin baru dikembalikan ke kami,"terangnya saat dikonfirmasi, Kamis (8/6/2017)

Saat ini, berkas perkara itu masih diperiksa oleh jaksa peneliti dan bila sudah dinyatakan lengkap, maka Notaris Sugiharto akan segera didudukkan ke kursi pesakitan.

"Sedang diteliti oleh jaksanya, kalau memang petunjuk yang diberikan sudah dipenuhi dan kami anggap sudah lengkap, maka perkara ini segera dinyatakan sempurna atau P21,"sambung Lingga.

Sementara, Katrin Sunita selaku jaksa peneliti juga membenarkan berkas tersebut sudah berada dimeja kerjanya. Jaksa berparas cantik ini mengaku akan segera menyelesaikan pemeriksaan berkas yang sempat ngendon selama tiga pekan ditangan penyidik. "Sudah saya terima,"ujar Katrin saat dikonfirmasi.

Sebelumnya, berkas perkara ini dikembalikan jaksa peneliti lantaran adanya kekurangan keterangan Ahli dari Mahkamah Kehormatan Notaris.

"Saya belum cek apa petunjuk kami sudah dipenuhi penyidik atau belum, ini sedang saya teliti,"sambung jaksa Katrin Sunita.


Katrin sempat pesimis penyidik dapat memenuhi petunjuk jaksa. Mengingat hingga tiga pekan, petunjuk jaksa tak segera dipenuhi dan mengembalikan berkas perkara tersebut. "Karena masa P19  itu ada batas waktunya, yakni 30 hari," pungkasnya.

Sejak kasus ini bergelinding dimeja penyidik, Notaris Sugiharto terkesan mendapat perlakuan istimewa. Dia sempat ditahan beberapa hari, Namun belakangan dilepas karena ada upaya penangguhan penahanan.

Berbeda dengan perlakuan yg diberikan ke tersangka lain dalam kasus ini, yakni Soedjono Chandra. Dia tetap ditahan meski melakukan upaya yang serupa dengan Notaris Sugiharto.

Tak hanya itu, Kasus Soedjono Chandra terlebih dahulu di P21. Dan saat ini telah disidangkan di PN Surabaya. Sedangkan perkara Notaris Sugiharto masih tiarap di penyidik.

Soedjono Candra pun akhirnya dilepas hakim Anne Rusliani dari bilik Rutan Medaeng, Setelah permohonan penangguhan penahanannya dikabulkan.

Untuk diketahui, Notaris Sugiharto ditetapkan sebagai tersangka kasus pemalsuan surat. Notaris yang berkantor dijalan Bubutan Surabaya ini dilaporkan oleh Sukoyo.

Laporan tersebut bermula dari pembelian buldoser antara pelapor dengan Soejono Chandra. Namun belakangan diketahui, pembelian buldoser itu berubah menjadi jual beli tanah. Akte jual beli tersebut dibuat oleh Notaris Sugiharto. (Komang)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Hingga saat ini, jaksa peneliti kasus Party Gay di Hotel Oval masih terus melakukan penelitian berkas perkara tersebut.

Nah, saat penelitian itulah, jaksa mengaku jijik dengan keterangan para tersangka.

"Ada yang bermain three in one dan ada juga yang two ini one, sampai gilo aku baca berkasnya," terang jaksa peneliti yang enggan disebut namanya saat dikonfirmasi, Kamis (8/6/2017).

Sementara, Kasi Intel Kejari Tanjung Perak, Lingga Nuarie mengaku akan mempercepat pemeriksaan berkas perkaranya.

"Kalau sudah kami anggap cukup, akan segera kami P21 tapi apabila belum, kami akan kembalikan lagi ke penyidik untuk dilengkapi petunjuk jaksa,"terangnya

Dari 14 peserta Party Gay, penyidik menetapkan 7 orang sebagai tersangka. Mereka adalah Fendi (25) warga Kupang NTT yang kost di Jl YKP Pandugo, Andre (43) warga Jombang, berperan sebagai inisiator dan admin party gay, Iswantoro (40) warga Sleman Jogja Ahmad Salamun (35) warga Ngingas Sidoarjo, Andreas Lukita (25) warga Tandes Surabaya (Berhubungan), Singgih Dermawan (44) warga Kedamean Gresik dan Ken Haris (23) warga Waru Sidoarjo

Party Gay itu berasal dari berbagai daerah. Undangan pesta seks kaum adam itu disosialisasikan melalui media sosial (medsos) Blackberry esengger (BBM).

Selanjutnya, para kaum homo itu berpesta dikamar nomor  314 dan 203 Hotel Oval Surabaya.  Saat digerebek petugas, para kaum homo tersebut ditemukan dalam kondisi bugil sambil menonton video porno homo.

Dalam penggerebekan itu, petugas berhasil mengamankan 14 orang dan menyita barang bukti berupa Hp, Kondom bekas dan baru, Tisu, Pakaian Dalam, Motor dan Mobil, Senjata tajam, Buku Rekening, Uang Sebesar Rp.1.100.000, Buku daftar tamu, Bili Hotel, sampah tisu, TV 24″, Tas Dan USB Berisi Video Porno Homo. (Komang)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian RI menggandeng Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS) menggelar operasi pasar bawang putih.

Operasi pasar bawang putih yang kedua kalinya itu digelar mulai Rabu (7/6/2017) malam. Operasi itu menjual bawang putih dengan harga yang istimewa, hanya Rp 20 Ribu/Kg.

"Kita siapkan 58 ton yang dijual dengan harga Rp 20 ribu perkilogramnya. Jika habis, akan kita datangkan lagi hingga harga bawang putih bisa dikendalikan," kata General Manajer PIOS Rahayu Trisila ditemui disela-sela pembukaan operasi pasar khusus bawang putih.

Menurut Trisila, operasi pasar bawang putih kali ini merupakan tindaklanjut dari operasi pasar yang dibuka langsung oleh Menteri Amran beberapa waktu lalu. Saat ini, kata dia, harga bawang putih di pasaran khususnya di Kota Surabaya berkisar harga Rp 50-60 ribu/Kg.

"Kali ini cara operasi pasarnya beda dengan dulu-dulu. Dengan kementerian bersama pengelola menjual bawang putih  seharga  Rp. 20 ribu sebagai alternatif harga, maka seluruh pedagang pasar ikut menjual dengan harga tersebut, " katanya.

Cara ini diyakini efektif untuk menjaga kestabilan harga di pasaran. Langkah itu akan dilakukan terus sampai harga di pasaran sudah wajar.

Oleh karena itu, dia berharap dengan adanya operasi pasar yang langsung dihandle manajemen PIOS ini bisa menekan dan menormalkan harga bawang putih di Jawa Timur, khususnya di Kota Surabaya. 

"Warga yang ingin membeli bawang putih sangat murah dengan harga Rp 20 ribu perkilogramnya bisa langsung ke PIOS yang ada di Tambak Osowilangun,” kata dia.

Selain operasi pasar semacam itu, Trisila mengaku banyak mendukung berbagai macam kegiatan sosial yang digelar beberapa lembaga maupun komunitas. Salah satunya yang digelar pada tanggal 2 dan 3 Juni kemarin.

Saat itu, PIOS digandeng Komunitas Bicara Surabaya yang kerjasama dengan Pemkot Surabaya menggelar pasar murah buah di halaman Artotel Surabaya untuk merayakan Ramadan.

Selama dua hari, hampir 2,4 ton aneka buah diserbu masyarakat. Di hari pertama, sebanyak 800 Kg buah ludes dalam waktu 30 menit. Demikian pula dihari kedua, hanya dalam tempo tidak sampai 1 jam , sebanyak 1,6 ton buah ludes.

Selanjutnya, PIOS bekerjasama dengan Kejari Surabaya akan menggelar pasar murah di area area Gedung Kejati Jatim, Jl Ahmad Yani, dengan menggelontor 3 ton buah dan sayuran, Jumat, (9/7/2017).

Setelah di Kejati Jatim, PIOS bersama Polrestabes Surabaya juga akan menggelar pasar murah buah dan sayuran sebanyak 5 ton di kawasan Tugu Bambu Runcing, Jl Panglima Sudirman, Surabaya.

"Misi kami tidak sekedar berjualan, tapi kami sangat senang karena bisa membantu aksi sosial yang sekaligus mengkampanyekan buah nusantara," jelas Trisila.

Achmadi (45), salah satu pembeli yang memborong bawang putih itu mengaku sangat terbantu dengan adanya operasi pasar tersebut.

Warga yang jualan di kawasan Pegirian ini mengaku mendapat keluhan dari masyarakat yang membeli bawang putih dengan harga yang meroket.

"Dengan operasi pasar ini mudah-mudahan harga bawang putih bisa cepat turun," kata dia yang mengaku membeli 8 karung atau seberat 160 kilogram itu. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Rekomendasi Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya ke Pemkot Surabaya agar melaporkan perbuatan pidana itu ke Polisi atas hilangnya waduk Wiyung di Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung Surabaya mendapat apresiasi dari Pemkot Surabaya.

Kepala Dinas Pengelolaan Tanah dan Bangungan Pemkot Surabaya, Maria Eka Theresia Rahayu akan segera menindak lanjuti saran dari Kejari Surabaya.

" Siap, kami akan segera melaporkan ke  polisi." kata Yayuk sapaan Kepala Dinas Pengeloaan Tanah dan Bangunan saat dikonfirmasi lewat selulenya Rabu (7/6/2017).

Namun, lanjut Yayuk, agar hasil untuk merebut kembali aset tersebut maksimal, maka pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak-pihak yang dianggap mengetahui proses hukum tersebut.

" Tapi saya akan koordinasikan dulu dengan tim lainnya mas." jelasnya.

Sedangkan untuk jalan Upa Jiwa, Yayuk mengakui pihak pengelola Marvell City telah menyerah dan tidak melanjutkan upaya hukum lainnya, pihak Marvell City malah mengajukan permohonan sewa, namun Pemkot Surabaya belum menentukan sikapnya.

" Kita masih mengkaji dulu permohonan dari Marvell City." ujarnya. 

Seperti diberitakan, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Surabaya, Didik Farkhan Alisyahdi akhirnya resmi menghentikan penyelidikan kasus dugaan korupsi pelepasan dua aset milik Pemkot Surabaya, yakni Waduk Wiyung dan Lahan yang dipakai untuk akses jalan Marvel City Mall.

Alasan penghentian penyelidikan itu dikarenakan pihak penyidik Pidana Khusus (Pidsus) tidak menemukan adanya unsur korupsi, sehingga perkara tersebut tidak dapat dilanjutkan ke tingkat penyidikan.

Sedangkan untuk kasus Waduk Wiyung, penyidik Kejari surabaya hanya menemukan unsur pidananya saja, yakni berupa pemalsuan surat yang dikeluarkan Lurah Babadan dan Camat Wiyung. Dalam suratnya, kedua pejabat tersebut merubah keterangan dalam riwayat tanah yakni merubah asal muasal tanah negara menjadi tanah petani.

Untuk itu, Kejari Surabaya merekomendasikan ke Pemkot untuk melaporkan perbuatan pidana itu ke Polisi.

Sedangkan dalam kasus Jalan Upa Jiwa, Marvel City, telah terjadi upaya perdamaian, ada upaya Marvel City mengajukan sewa lahan tersebut. Tak hanya itu Pemkot juga sudah mengajukan permohonan sertifikat untuk jalan Upa Jiwa.

Saat ini Kejari surabaya juga mengkaji sembilan perkara aset Pemkot lainnya yang terancam lepas ke pihak swasta. Sembilan aset itu terdiri dari Kantor PDAM Surya Sembada di Jalan Prof Dr Moestopo, Kantor PDAM di Jalan Basuki Rahmat, Taman Makam Pahlawan di Jalan Mayjen Sungkono, Gedung Gelora Pancasila Jalan Indragiri,  Kolam Renang Brantas di Jalan Irian Barat, Gedung Sasana Taruna Aneka Star (THR) di Jalan Kusuma Bangsa,  Kantor Satpol PP Surabaya dan PT Abbatoir Suryajaya di Jalan Banjarsugihan-Tandes serta PT Iglas di Jalan Ngagel. (arf)

Rabu, 07 Juni 2017


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sat Reskrim Polrestabes Surabaya bersama Satpol PP Surabaya, mengamankan dua wanita pelaku seks threesome di sebuah kamar kos di Jalan Semampir Tengah, Rabu (7/6) dini hari.

Mulanya, petugas tak menyangka jika di dalam kamar itu ada dua perempuan yang sedang bugil di kamar mandi. Ketika petugas mengetuk kamar nomer 9, hanya didapati seorang pria yang mengaku sedang tidur-tiduran. Petugas tak percaya begitu saja dengan ucapan si pria.

"Kami lalu mengecek ke seluruh ruangan, sampai ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi ini, kami dapati dua perempuan itu," ujar Kanit PPA Polrestabes Surabaya, AKP Ruth Yenni, Rabu (7/6).

Dua perempuan itu diketahui bernama Nur Fitriati Asia (23), warga Jalan Tambak Osowilangon dan Nur Tri Andria (22), warga Jl. Lidah Kulon.

Dari hasil penyelidikan, Fitriati ini mengaku menawarkan korbannya kepada pria hidung belang melalui situs jejaring sosial facebook (FB) dengan nama Vita Kumalasari dengan tarif Rp 1 juta untuk layanan threesome selama 2 jam.

Setelah terjadi kesepakatan dengan tamu, selanjutnya Fitriati bertemu dengan korban di terminal bis Bungurasih dan mengajaknya ke Oemah Kost Eksklusif, Jalan Semampir Tengah. Dari hasil layanan esek-esek ini, tersangka mendapat keuntungan sebesar Rp 400 ribu.

“Razia ini bagian dari operasi mandiri kewilayahan Surabaya Tertib Ramadhan,”tambah Ruth Yeni.

Dari penggrebekan ini, petugas menyita barang bukti dari tersangka antara lain uang tunai pecahan Rp 50 ribu sebanyak 8 lembar dengan total Rp 400 ribu, 2 satchet kondom merek Sutra, 1 HP merek Sony Experia, warna hitam putih, 1 KTP tersangka. Sementara dari korban 1 HP Evercross warna hitam, 1 lembar KTP korban.

Sedangkan yang menjadi sasaran kedua dan ketiga adalah sebuah tempat penginapan di Jalan Merr, dan di Hotel Sulawesi Kertajaya Jalan gubeng kertajaya lV - D/2 Surabaya. Namun, saat di penginapan jalan Merr, polisi tidak menemukan pengunjung satupun.

Aparat kemudian melanjutkan ke Hotel Sulawesi Kertajaya. Di sana, mereka mendapati empat pasangan. Saat digerebek ada pasangan yang sedang berhubungan badan. Selain itu, polisi juga sempat menginterogasi seorang perempuan muda yang tinggal di eks lokalisasi Jarak Gang Lebar.

Perempuan yang terlihat masih belia itu mengaku sebagai anaknya dari laki-laki yang sekamar dengannya. Setelah didesak, perempuan itu baru mengaku dia adalah istri siri laki-laki tersebut.

"Saya sudah menikah siri hampir selama tiga tahun," ujar gadis yang mengaku kuliah semester empat di kawasan Surabaya Timur itu.

Setelah didata di ruang resepsionis hotel, mereka langsung dibawa ke kantor Satpol PP Kota Surabaya. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Tak hanya mengobok-obok ruangan Komisi B DPRD Jati, namun petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menggeledah Kantor Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Timur di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Rabu, (7/6/2017).

Penggeledahan kantor Disnak Jatim ini menyusul telah ditetapkannya  Kepala Dinas Peternakan Jatim, Rohayati.

Di kantor Disnak Prov Jatim ini terlihat sekitar delapan penyidik KPK dan di kawal empat petugas dari satuan Brimob sedang melakukan penggeledahan terhadap sejumlah ruangan, di antaranya ruang Keuangan APBN dan Keuangan APBD/Gaji. Di ruangan tersebut, penyidik mengumpulkan belasan pegawai. Penyidik KPK juga menanyai mereka satu per satu mengenai sejumlah dokumen.

Sebagian dari pegawai Disnak itu diminta menunjukkan file dan membuka semua folder yang tersimpan di dalam komputer di ruangan tersebut.

Penggeledahan Disnak Jatim  ini diperkirakan  mulai pagi hingga pukul 15.00, penyidik dengan dikawal dua anggota Brigade Mobil dari Kepolisian Daerah Jawa Timur masih menggeledah Gedung Arsip dan Perpustakaan.

" Mulai pagi mas." kata petugas Sat Pol PP yang enggan menyebutkan namanya. (arf)



KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Tiga hari pasca ditangkapnya Solikah Indah (18), terduga pembunuh Busani (48), pembantu rumah tangga (PRT) di Jalan Kupang Indah XVII/25 pada Kamis, 1 Juni 2017 lalu, Rabu (7/6) sekitar pukul 00.30, Solikah mengakui perbuatannya. Tersangka mengaku nekat membunuh karena dendam dengan korban lantaran kejelekannya diceritakan ke pembantu sekitar perumahan.

Tersangka kesal karena selalu ditagih soal kalung milik korban yang dipinjamnya sejak Maret 2017. Sementara kalung itu, sudah dijual oleh tersangka. Ketakutan lain, tersangka takut jika ancaman korban mengadukan dirinya ke majikan lantaran sering membawa pacarnya masuk ke dalam kamar, terbukti.

“Saya menyesal Pak. Sebenarnya saya tidak punya maksud untuk membunuh,” kata Solikah, Rabu (7/6), di Mapolretabes Surabaya.

Tersangka dengan korban adalah teman sesama pembantu rumah tangga di lingkungan Kupang Indah XVII. Rumah tempat bekerja korban dengan tempat bekerja tersangka, hanya berjarak dua rumah. Meski polisi sudah mengantongi pentunjuk yang mengarah pada Solikah adalah pelakunya, tersangka terus menyangkal.

Tim Anti Bandit Satreskrim berhasil mengungkap kasus pembunuhan ini, setelah menelusuri keberadaan kalung korban yang hilang. Petugas menelusuri sampai ke rumah korban di Jember dan rumah pacar tersangka, Sugiono (19) di Blora Jawa Tengah. Sang pacar, bahkan  pernah ditujukkan kalung oleh tersangka.

“Tiga hari lalu, tersangka ini sudah kita amankan. Namun, kita masih butuh data yang akurat untuk membuktikan jika dia ini adalah pelaku tunggal dalam kasus pembunuhan berencana. Motifnya dendam, pelaku kesal dengan korban. Tersangka emosi, lalu membunuh korban dengan melukainya memakai pisau dan celurit,” ujar Kombes Pol M Iqbal, Kapolrestabes Surabaya, Rabu (7/6).

Seperti dibeberkan pelaku kepada polisi, tersangka masuk ke rumah korban pada Kamis (1/6), sekitar pukul 20.00. Di depan rumah majikan korban, tersangka mengetuk pintu pagar dengan gembok yang menempel di pagar. Korban yang mengetahui jika ketukan di pintu itu adalah tersangka, korban lalu menyahut dengan mempersilahkan masuk. Ketika masuk, tersangka mendapati korban sedang mencuci piring.

Tersangka lalu mengambil celurit dan menghujamkan ke arah leher korban sebanyak dua kali sampai terjatuh. Lalu, tersangka menyeret korban ke belakang dan kembali menghujamkan pisau berkali-kali ke arah wajah dan kepala korban. Setelah tak bernyawa, korban diseret sampai ke depan pintu kamar korban. Korban lalu dimasukkan ke dalam kamar dan di kunci.

“Dari hasil otopsi, ditemukan 48 tusukan. 40 tusukan ditemukan dibagian kepala. Sisanya,  4 di lengan kanan, 1 lengan atas kiri, 1 di jari jempol dan 1 di betis kiri,” sambung AKBP Shinto Silitonga, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya.

Untuk mengungkap kasus ini, Shinto membenarkan jika pacar pelaku pernah mengatakan akan membunuh korban jika terus ditagih soal kalung.

"Tersangka ini pernah mengungkapkan kekesalannya atas sikap korban ke pacarnya dan ingin membunuhnya. Jadi tersangka sudah merencanakan sebelumnya," aku Shinto.

Tidak hanya itu, pihkanya juga mempelajari karakter luka yang begitu banyak di tubuh korban akibat tusukan sajam. Berdasarkan referensi, luka pembunuhan yang banyak itu identik dengan pelaku perempuan.

Petunjuk lainnya, polisi juga mendapatkan foto di akun facebook pelaku yang memakai kalung milik korban. Elsa, majikan korban, bahkan membenarkan jika model kalung itu identik seperti yang diberikan kepada korban. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menetapkan 6 orang sebagai tersangka terkait dugaan suap pengawasan kegiatan anggaran dan revisi peraturan daerah (Perda) di Provinsi Jawa Timur tahun 2017.

Mereka adalah Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur dari Fraksi Gerindra, Kadis Pertanian Provinsi Jawa Timur, Kadis Peternakan Jawa Timur, dua anggota DPRD tingkat 1, dan seorang ajudan Kadis Pertanian.

Wakil Ketua KPK, Basaria Panjaitan mengungkapkan kronologi Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang berlangsung pada 5 Juni 2017 tersebut. Operasi itu berawal dari informasi masyarakat tentang adanya dugaan korupsi.

Setelah itu, penyidik KPK pada 5 Juni 2017 pukul 14.00 WIB mendatangi Kantor DPRD Jawa Timur. Di sana, penyidik mengamankan staf DPRD Jawa Timur Rahman Agung (RA), Staf DPRD Jawa Timur Santoso (S), PNS bernama Anang Basuki Rahmat (ABR), dan ajudan Kadis Pertanian Jawa Timur.

"Pada jam yang sama, tim KPK juga mengamankan BH (Bambang Heryanto) seorang Kadis Pertanian di kantornya dan pada pukul 24.00 WIB, KPK mengamankan dua orang di Jalan Raya Prinen Malang yaitu MB (Mochammad Basuki) selaku Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur beserta sopirnya," ujar Basaria dalam konferensi pers di Gedung KPK Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (6/6/2017).

Sedangkan, yang terakhir diamankan penyidik KPK adalah Kadis Peternakan Rohayati di kediamannya pada Selasa (6/6/2017) dinihari.

Mereka yang diamankan penyidik KPK langsung dibawa ke Polda Jawa Timur untuk menjalani pemeriksaan. Setelah itu, enam di antara mereka diterbangkan ke Jakarta untuk diperiksa lebih lanjut di Gedung KPK Kuningan Jakarta Selatan.

Dari hasil OTT ini, KPK berhasil mengamankam uang sejumlah Rp 150 juta yang terdiri pecahan uang kertas Rp 100 ribu, dari tangan RA yang ditemukan penyidik di Ruang Komisi B DPRD Jawa Timur.

Uang tersebut diserahkan oleh Anang, yang merupakan perantara suap antara BH kepada RA untuk diserahkan kepada MB yang merupakan Ketua Komisi B DPRD Jawa Timur.

"Uang itu merupakan pembayaran Triwulanan kedua dari total komitmen Rp 600 juta di setiap kepala dinas, lalu diberikan kepada DPR terkait pelaksanaan tugas pengawasan dan pemantauan Provinsi Jawa Timur tentang penggunaan anggaran tahun 2017," beber Basaria.

Basaria juga mengungkapkan, pada 26 Mei 2017, MB pernah diduga menerima sejumlah uang senilai Rp 100 juta dari ROH terkait pembahasan revisi Perda Nomor 3 tahun 2012 tentang pengendalian ternak sapi dan kerbau betina produktif.

"Pada 21 Mei 3017, MB menerima sebesar Rp 50 juta dari Kadis Perindustrian dan perdagangan, Rp 100 juta dari Kadis Perkebunan pada triwulan I, Rp 100 juta dari Kadis Pertanian Jawa Timur," papar Basaria.

Untuk kepentingan penyidikan, Tim KPK menyegel ruang Komisi B DPRD Jawa Timur dan rumah milik tersangka Mochammad Basuki.

KPK menetapkan enam tersangka dalam kasus ini, yaitu pihak pemberi adalah Bambang Heryanto, Anang Basuki Rahmat, dan Rohayati. Mereka disangkakan melanggar Pasal 5 ayat 1 huruf a atau huruf b atau Pasal 13 Undang- Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah menjadi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP.

Sedangkan sebagai pihak penerima, Mochammad Basuki, Santoso, dan Rahman Agung disangka melanggar Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah menjadi UU Nomor 20 tahun 2001 jo Pasal 55 ayat 1 ke (1) KUHP. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Blitar) Bertepatan dengan 6 Juni yang merupakan hari lahir Bung Karno, Pemerintah Kota Blitar meresmikan patung Bung Karno Putra Sang Fajar.

Bertempat di jalan Soedanco Soeprijadi atau di pertigaan Herlingga Kota Blitar. Peresmian patung yang berada tepat di samping jembatan merah putih tersebut dihadiri langsung Presiden ke V RI Megawati Soekarno Putri, dan beberapa kepala daerah di Indonesia.

Dalam sambutanya Walikota Blitar mengatakan, peresmian patung Bung Karno Putra Sang Fajar tersebut merupakan momentum yang sangat istimewa dan berbeda.  Karena di bulan Juni tahun ini bertepatan dengan bulan suci Ramadhan,

"Momentumnya sangat tepat karena bulan Bung Karno tahun ini bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan.  Istimewanya lagi peresmian patung Bung Karno Putra Sang Fajar diresmikan langsung oleh presiden ke V RI ibu Megawati yang juga keturunan dari Bung Karno, " tutur Samanhudi, Selasa (06/06).

Kata Samanhudi pendirian patung Bung Karno tersebut merupakan wujud rasa cinta warga Kota Blitar kepada presiden pertama Indonesia itu.

Dengan berdirinya patung Bung Karno Putra Sang Fajar tersebut menurut orang nomer satu di Kota Blitar itu semakin menegaskan jika Kota Blitar pantas disebut sebagai Kota Proklamator Bumi Bung Karno.

Patung  yang dibangun di pintu masuk sebelah timur Kota Blitar tersebut merupakan patung Bung Karno kelima yang ada di Kota Blitar.

Dan diberi nama patung Bung Karno Putra Sang Fajar karena berdiri kokoh menghadap timur,  Empat lainnya diantara di Istana Gebang,  di Kantor Pemkot Blitar,  di makam Bung Karno,  kemudian di perempatan jalan Sumatra Kota Blitar.

Pada kesempatan itu Samanhudi juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada pemerintah yang menetapkan 1 Juni sebagai peringatan hari lahir Pancasila.

 "Lima patung tersebut memiliki makna lima sila dalam Pancasila,  yang merupakan dasar negara Indonesia yang tak tergantikan, tegasnya,,

Sementara Megawati Soekarno Putri menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Kota Blitar yang telah memberikan tempat istimewa kepada Bung Karno.  Salah satunya dengan mendirikan patung Bung Karno Putra Sang Fajar. Megawati juga mengajak seluruh masyarakat untuk meneladani Bung Karno. 

"Tentunya jangan cuma ada patungnya saja.  Namun kita semua juga harus meneladani beliau, " ungkap Megawati.

Lebih lanjut Megawati juga mengajak dengan momentum peringatan hari lahir Pancasila semua warga Indonesia harus kembali menjadikan dasar negara tersebut sebagai pegangan hidup berbangsa dan bertanah air. Bahkan ia mendorong agar Pancasila dimasukkan ke dalam kurikulum. Agar tercipta generasi muda yang mengetahui sejarah bangsanya dan memiliki pegangan untuk berpikir luas.

"Kita punya dasar negara yang jelas yaitu Pancasila, agar tidak mudah terpecah belah.  Agar generasi muda memiliki pegangan berpikir lebih luas, " terangnya.

Semua undangan nampak antusias mengikuti peresmian patung Bung Karno Putra Sang Fajar, Disekeliling lokasi ratusan warga Kota Blitar juga terlihat ikut menyaksikan peresmian.

Untuk diketahui patung Bung Karno Putra Sang Fajar tersebut memiliki ketinggian 9 meter dengan berat 5 ton dan berlapis perunggu setebal satu sentimeter.

Pembangunan patung Bung Karno Putra Sang Fajar sendiri dilakukan selama delapan bulan dan dimulai pada tahun 2015 lalu. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Malang) Setelah memantau pelaksanaan berlangsungnya Gladi Posko I di Makorem 084/Bhaskara Jaya. Kepala Staf Kodam (Kasdam) V/Brawijaya langsung melangkahkan kakinya ke lapangan  tembak Bedali, Malang, Jawa Timur. Selasa, 6 Juni 2017 siang.

Hal itu dilakukannya, guna meninjau pelaksanaan latihan menembak yang digelar oleh para atlit petembak dan didampingi Komandan Brigade Infanteri (Danbrigif) Mekanis 16/Wira Yudha, Kolonel Inf S. J Aling.

Dikatakan Kasdam, memiliki kemampuan dalam menembak, merupakan suatu kebanggan tersendiri. Sebab, ia menilai, keahlian tersebut sangat jarang untuk dimiliki oleh seluruh prajurit TNI.

"Kalian harus bangga, dari ribuan prajurit, hanya beberapa saja yang terpilih sebagai atlet tembak," kata Kasdam.

Kendati demikian, kata Kasdam, selain mental, insting para petembak juga wajib dikembangkan melalui beberapa latihan yang wajib untuk diikuti oleh atlet petembak. "Ikuti arahan para pelatih di setiap latihan," tegasnya.

Ia berharap, para petembak yang menjadi unggulan Kodam V/Brawijaya tersebut, bisa menjuarai ajang kejuaraan menembak militer yang sebentar lagi akan digelar oleh satuan TNI-AD.

"Mudah-mudahan, mereka (petembak) bisa menjuarai beberapa event militer yang sebentar lagi akan  diselenggarakan,"pintanya. (arf)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive