Selasa, 18 Juli 2017


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Ketua DPR Setya Novanto mengaku belum menerima surat dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penetapan dirinya sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP.

Untuk itu, hari ini Setya Novanto mengirim surat kepada Pimpinan KPK agar segera mengirimkan surat penetapan tersangka dirinya. KPK sendiri membenarkan bahwa pihaknya telah menerima surat dari Ketua DPP Golkar itu.

"KPK sudah menerima surat dari SN (Setya Novanto) siang ini. Selanjutnya, tentu kita pelajari suratnya. Seperti halnya kasus lain, untuk pemberitahuan akan disampaikan pada tersangka dan dikirimkan ke yang bersangkutan," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Selasa (18/7/2017).

Febri pun memastikan, KPK akan mengirimkan surat penetapan tersangka terhadap Novanto dalam minggu ini.

"Dalam minggu ini akan kita kirim (surat penetapan tersangka Setya Novanto)," ujar dia.

Sebelumnya, KPK resmi menetapkan Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka keempat kasus korupsi e-KTP.

"KPK menetapkan SN (Setya Novanto), anggota DPR sebagai tersangka dengan tujuan menyalahgunakan kewenangan sehingga diduga mengakibatkan negara rugi Rp 2,3 triliun," ujar Ketua KPK, Agus Rahardjo di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 17 Juli 2017.

Agus menjelaskan, Setya Novanto memiliki peran penting dalam mengatur proyek e-KTP. Penyidik menduga Novanto dan Andi Agustinus alias Andi Narogong bersama-sama mengatur proyek e-KTP sejak awal.

"Saudara SN (Setya Novanto) melalui AA (Andi Narogong), diduga memiliki peran baik dalam proses perencanaan dan pembahasan anggaran di DPR dan proses pengadaan barang dan jasa e-KTP," tuturnya.

Atas perbuatannya, Setya Novanto disangka melanggar Pasal 3 atau Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Denpasar) Operasi Bhakti TNI AL “Operasi Katarak dan pemberian Kaca Mata Gratis” dalam rangka Serbuan Maritim TA. 2017 adalah program dari TNI AL yang dilaksanakan oleh Lanal Denpasar bertempat di Banjar Tega Desa  Pekraman Tonja Kec. Denpasar Utara Kota Denpasar. Kegiatan  yang dilaksanakan pada acara Serbuan Maritim kali ini bekerja sama dengan Yayasan Kemanusiaan JFF (John Fawcett Foundation) Denpasar, Selasa (18/07).

Bakti Sosial kepada masyarakat kurang mampu dan membutuhkan pertolongan dan sangat berperan dalam membantu Pemerintah dalam pencanangan Program Nasional seperti Bakti Sosial Operasi Katarak seta pembebasan masyarakat yang kurang mampu untuk mengantisipai kebutaan atau gejala penyakit mata lainnya.

Kegiatan Bhakti Sosial TNI AL Operasi Katarak dan pemberian kaca mata gratis dalam rangka Serbuan Maritim Ta. 2017 dihadiri langsung oleh Ibu Asops Kasal Ny. Rohita Aryatmaja sekaligus membuka secara langsung kegiatan acara tersebut dan memberikan bantuan kaca mata secara simbolis kepada masyarakat di Desa Pekraman Tonja Kec. Denpasar Utara Kota Denpasar serta meninjau langsung pelaksanaan kegiatan operasi katarak, pemeriksaan mata pada acara tersebut.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Komandan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P)  GB. Oka, Perwira Staf Lanal Denpasar, Ketua Cabang 10 Korcab V Daerah Jalasenastri Armada Timur  Ny. Gusti Bagus Oka, Perwakilan dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Unsur Muspika Kec. Denpasar Utara, Kepala Desa Pekraman Tonja, Kelian Dinas Banjar Tega, serta para Tokoh Masyarakat Desa Pekraman Tonja Kota Denpasar.

Antusias masyarakat sangat luar biasa terlihat dengan tidak kurang sekitar 800 pasang kaca mata terbagi kepada masyrakat serta setidaknya telah melaksanakan operasi katarak yang dilaksankanan oleh Dokter dari Yayasan Kemanusiaan John Fawcett Foundation (JFF) Denpasar terhadap masyarakat yang kurang mampu sebanyak 15 orang.

Menurut penuturan dari Klian Banjar Tatasan Kelod Desa Pekraman Tonja I Nyoman Sarja dan tokoh masyarakat setempat menyampaikan bahwa masyarakat sangat berterimakasih kepada TNI Angkatan Laut atas terselenggaranya kegiatan tersebut dan merasa sangat terbantu terlebih lagi operasi Katarak merupakan operasi yang cukup mahal sehingga sangat membantu bagi masyarakat dan setidak tidaknya, tidak membebani biaya pengobatan bagi masyarakat yang kurang mampu jika tidak ada Bakti Sosial Gratis seperti ini, imbuh salah seorang warga. Maka dari itu masyarakat sangat mensuport kegiatan seperti yang dilaksanakan oleh TNI AL tersebut dan mudah – mudahan kedepan akan ada kegiatan serupa “harap Nyoman Sarja”.

Disamping kegiatan Operasi Katarak dan pemberian kaca maa gratis TNI AL melalui Lanal Denpasar dalam rangka Serbuan Maritim Ta. 2017 juga melaksanakan Bhakti Sosial perbaikan Jalan Ratna Gang Gatutkaca Kota Denpasar, pengecoran dan pemafingan halaman Pura Dalem Bunkeneng di Jalan Ratna Banjar Tega Desa Pekraman  Tonja Denpasar Utara dan kegiatan ini akan berlanjut sampai dengan akhir bulan Juli 2017. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Dandim 0501/Jakarta Pusat BS Letkol Inf Edwin Adrian Sumantha, S.H. meninjau langsung kesiapan dan kesigapan pasukan yang terlibat pengamanan Wakil Presiden RI H. Muhammad Jusuf Kalla dalam rangka menghadiri acara Rapat Pleno INASGOS, Gedung Serba Guna Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (18/07/17).

Menurut Dandim, kegiatan semacam ini merupakan bentuk tanggung jawab dan tugas kami sebagai Dansub Satgas Pamwil dalam memimpin pengamanan kali ini.

Karena tentunya kami ingin memberikan pengamanan yang terbaik terhadap kepala pemerintahan yang merupakan lambang negara, tegasnya.

Dandim menekankan kepada pasukan yang ditinjaunya, “selama pelaksanaan pengamanan, tolong jaga sikap dan jangan sampai ada teguran sekecil apapun, serta laksanakan tugas dengan sebaik mungkin”.

Dalam kesempatan tersebut, terlihat Dandim mengecek secara langsung sikap dan penampilan prajurit yang terlibat dalam melaksanakan pengamanan.

Adapun pasukan yang terlibat dalam pengamanan antara lain dari Kodim 0501/Jakarta Pusat BS, Paspampres, EOD, Yonif Mekanis 203/AK, Pomdam Jaya dan Intel Gabungan. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Badan Pengawas Perusahaan Daerah Pasar Surya (PDPS) Kota Surabaya kembali mengirimkan nilai lengkap hasil uji kelayakan dan kepatutan enam nama calon direktur utama PDPS kepada Wali Kota Surabaya.

"Semua nilai ke enam calon dirut dan tujuh calon direktur keuangan PDPS yang asli dari penguji sudah saya kirimkan kembali ke wali kota kemarin (17/7)," kata Ketua Bawas PDPD Rusli Yusuf, Selasa (18/7).

Dewas PDPS sebelumnya telah mengirimkan tiga dari enam nama calon dirut PDPS hasil penilaian yang dilakukan yakni Dwi Hari (mantan Direktur Teknik dan Pelaksana Tugas/Plt Dirut PD Pasar), Bambang Parikesit (Plt. Dirut PD Pasar) dan Muhammad Sunar (pengusaha konstruksi).  

Sedangkan calon Direktur Administrasi Keuangan PDPS, Dewas menyerahkan tiga nama Herman Budianto (diretur BPR Bangil Pasuruan), Amiranto (dosen Untag Surabaya/mantan Direktur Operasional Perusahan Otobus Mila Sejatera).

Hanya saja, Risma kurang sreg dengan tiga nama tersebut sehingga Dewas mengirim kembali hasil penilaian lengkap dari enam nama calon dirut PDPS termasuk tiga nama yang sudah dikirim ke wali kota. 

Keenam calon tersebut adalah Agus Santoso, Dwi Hary Soeryadi, Anang Choirul, Ibrahim Wairoy, Mikael Bambang Parikesit, dan Muhammad Sunar.

Saat ditanya alasan Risma kurang sreg dengan tiga nama tersebut karena dua calon merupakan petahana (Dwi Hary Soeryadi dan Bambang Parikesit)  dan satu calon berasal dari unsur parpol, Rusli mengatakan tidak benar karena semua sesuai dengan penilaian penguji.

"Titipan parpol tidak ada, semua murni hasil penilaian penguji professional. Kalau kebetulan ada yang mantan kader parpol itu semua kebetulan saja," ujarnya.

Ia menjelaskan laporan pertama yang disampaikan kepada Wali Kota Surabaya belum dilampirkan penilaian yang tulisan tangan asli dari penguji, hanya sebatas berita acara yang ditandatangani penguji, Bawas dan Bagian Perekonomian Pemkot Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengaku kurang sreg dengan tiga nama yang diserahkan Bawas PDPS. "Saya mau lihat sistem penilaiannya dulu sebelum memutuskan," katanya.

Menurut dia, hasil uji kelayakan dan kepatutan yang diserahkan Bawas PD Pasar masih sebatas kesimpulan bukan penilaian secara murni. Tentunya hal ini menyulitkan Risma dalam melakukan penilaian terhadap nama-nama yang diserahkan bawas tersebut.

"Saya maunya penilaian murni, dari situ saya bisa petakan. Keputusan tetap tergantung saya," katanya. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2017 di Mahkamah Agung dan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) bakal digelar mulai awal Agustus. Ada beberapa seleksi agar bisa lolos menjadi PNS. Seleksi tersebut antara lain seleksi adminstrasi, Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB).

Kepala Bagian Komunikasi Publik Kementerian PANRB, Suwardi mengatakan, telah diumumkan oleh Panitia Seleksi CPNS Kementerian Hukum dan HAM, untuk pelamar dari lulusan SLTA sederajat, khususnya untuk penjaga tahanan, dalam Seleksi Kompetensi Bidang akan dilakukan dengan kesamaptaan.

"Apa itu tes kesamaptaan? Tes kesamaptaan adalah salah satu tahap seleksi hampir sama dengan melakukan tes fisik atau tes kesehatan yang diikuti calon pelamar. Kesamaptaan berasal dari kata samapta yang memiliki arti ready atau prepared atau bisa juga diartikan kesiapan fisik," jelas dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (18/7/2018).

Tes kesamaptaan terdiri dari beberapa jenis. Diantaranya seperti lari, push up, sit up, pull up dan chining, dan shuttle run. Untuk lari, biasanya dilakukan selama 12 menit bagi pria dengan minimal jarak tempuh 1.200 meter. Sedangkan untuk wanita lari lebih lama 2 menit yakni 14 menit dengan minimal jarak tempuh 1.200 meter.

Selanjutnya, push up. Push up dilakukan untuk mengetahui daya tahan lengan bagian luar. Standar push up untuk Laki-Laki antara 35 sampai 40 kali, dan standar push up untuk wanita antara 30 sampai 35 dengan waktu biasanya 1 menit.

"Sit Up adalah gerakan duduk kemudian bangun. Tes ini bertujuan untuk mengetahui daya tahan serta fleksibilitas otot perut. Standar untuk Laki-Laki 35-40 kali, standar untuk wanita 30 kali dengan waktu 1 menit," tambah dia.

Adapun untuk pull up, pull up dilakukan untuk mengetahui kekuatan otot lengan. Pull up adalah gerakan dengan cara seperti bergantung pada tiang horizontal kemudian menarik badan ke atas sampai dagu melewati tiang itu dan kembali turun sampai tangan lurus dengan standar untuk laki-laki 10 kali.

Yang terakhir adalah shuttle run. Shuttle run adalah lari membentuk angka 8. Lari dengan kecepatan penuh (sprint) melewati 2 patok besi yang berjarak kurang lebih 10 meter dengan titik awal sebelah kanan patok belakang.

Setelah ada aba-aba peluit, anda lari dari titik awal itu menuju sebelah kiri patok depan kemudian memutari patok itu sampai berada di sebelah kanan patok depan, setelah itu lari kembali ke patok belakang sebelah kiri, memutari patok itu sampai berada di sebelah kanan patok belakang kembali.

Lari membentuk angka 8 itu dilakukan sebanyak 3 kali putaran dan dicatat waktu tercepatnya dan ingat, harus dilakukan dengan kecepatan penuh agar nilainya bagus. Tes ini untuk mengukur akselerasi dan kelincahan tiap peserta. Upayakan waktu yang diperlukan tidak lebih dari 20 detik. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Guna meningkatkan profesionalismedan  kualitas pelayanan dibidang kesehatan, personel Rumah Sakit TNI AL (Rumkital) dr. Oepomo Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) V Surabaya dilatih untuk cakap dalam penanggulangan bahaya kebakaran dan evakuasi korban kebakaran.

Gelar operasi dan latihan penanggulangan bahaya kebakaran dan evakuasi korban kebakaran ini dibuka Kepala Rumah Sakit dr. Oepomo Lantamal V Letkol Laut (K) Imam Hidayat, Sp.S di Aula Rumkital dr.Oepomo Jl. Laksda M. Nazir no.56 Surabaya, Selasa (18/7).

Pembukaan Opslat yang diikuti 65 peserta ini,  dihadiri Asisten Operasi Danlantamal V Kolonel Laut (P) Aries Harjadi, S.H, Asisten Personel Danlantamal V Kolonel Laut (KH/W) Tresna Kusumawati, S.Pd.,M.A.P, Kadiskes Kolonel Laut (K) dr. Pudji Widodo, Kadisminpers Letkol Laut (KH) Drs. Made Suweca, Dandenma Lantamal V Letkol Marinir Achmad Yudinanto, perwira staf,  para Instruktur dan tim penilai.

Karumkit dr. Oepomo dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya latihan ini untuk meningkatkan  kemampuan dan profesionalisme personel kesehatan Rumkital dr. Oepomo dalam melaksanakan fungsi asazinya secara individu dan kelompok dalam menangani bahaya kebakaran  serta mengevakuasi korban kebakaran.

“Opslat ini merupakan salah satu bentuk dari kepedulian pimpinan TNI AL dalam membekali setiap personel kesehatan terutama Rumkital dr. Oepomo  agar memiliki kemampuan dan profesionalisme dibidang kesehatan,” terang Imam -sapaan akarab Karumkital dr. Oepomo ini.
Dalam acara pembukaan latihan operasi tersebut, Karumkital dr. Oepomo menyematkan pita kepada dua orang perwakilan sebagai tanda dimulainya latihan.

Karumkit  berharap agar seluruh peserta laitihan mengikuti semua meteri dengan seriaus. “Laksanakan latihan ini dengan serius, sehingga ilmu kalian bisa bertambah dan tanyakan hal-hal yang belum kalian pahami, sehingga setelah terjun langsung ke lapangan tidak perlu lagi bertanya tentang ini dan itu,” pungkasnya. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Tiga Pilar Kec. Koja melaksanakan pengamanan pembongkaran bangunan tidak sesuai IMB, di jalan sakura No. 26 RT 08 RW 06 Kel. Rawabdak Selatan Kec. Koja Jakarta Utara, Senin (17/07/2017).

Pembongkaran bangunan milik sdr. Jamal, di lakukan oleh sudin Tata kota Walikotamadya Jakarta Utara pimpinan Didin Samsudin dengan kuat personil, dinas tata kota 5 orang, TNI 5 orang, Polri 5 orang, kuli bongkar 10 orang.

Lima personil Koramil 01/Koja pimpinan Pelda Tarmedi diantaranya Serka Satmoko, Sertu Wariadi, Serda Rohmani dan Koptu Aminullah bersama Kepolisian membantu pihak pemerintah melaksanakam penertiban bangun yang tidak sesuai dengan Perijinan.

Adapun pemilik bangunan ialah Ibu Ifone yang bekerja sebagai Karyawan PT. Pertamina di lakukan karena IMB 2 lantai di bangun 3 lantai.

Dalam pelaksanaannya, Satpol PP dibantu dengan TNI dan Polri agar pelaksanaan pembongkaran bangunan berjalan dengan aman dan kondusif. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Polisi menangkap enam orang terkait penyelundupan 1.118 butir narkotika jenis "happy five" asal Malaysia.

Penangkapan dilakukan sebelum polisi menangkap Axel Matthew Thomas, putra artis peran Jeremy Thomas.

Keenam orang tersebut mencangkup pemilik dan beberapa orang yang namanya ada dalam daftar pemesan. Nama Axel ada dalam salah satu daftar tersebut.

"Terkait kasus ini ada enam yang ditahan sejak peristiwa itu di Polres Bandara (Soekarno-Hatta)," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Martinus mengatakan, polisi telah mengantungi daftar nama pemesan happy five setelah menangkap JV, orang yang membawa barang haram itu dari Malaysia. Petugas juga menyita bukti transfer atas nama Axel sebesar Rp 1,5 juta.

"Ini tentu akan terus dikembangkan," kata Martinus.

Sebanyak 1.118 butir narkoba jenis happy five diselundupkan dari Malaysia melalui bandara Soekarno-Hatta. Di bandara, polisi menangkap satu orang berinisial JV.

Dari keterangan JV itu polisi menangkap satu persatu orang yang ada dalam daftar pemesan, termasuk Axel. Akhirnya, pada Sabtu (15/7/2017) malam, Axel dibekuk di Hotel Crystal, Kemang, Jakarta Selatan.

Namun, Axel mencoba lari dan dikejar petugas. Kemudian terjadi pergumulan antara Axel dan petugas yang menangkap.

Sebelumnya, menurut Jeremy, Axel mengaku ditelepon temannya dan diminta datang ke Hotel Crystal, Kemang, Jakarta Selatan.

Sesampainya di hotel tersebut, tiba-tiba beberapa orang yang mengaku anggota kepolisian Satuan Narkoba Polresta Bandara Soekarno Hatta langsung menciduknya.

Axel dipaksa mengaku menggunakan narkoba dan memilikinya. Akan tetapi, Axel kemudian dilepas setelah tak ditemukan barang bukti narkoba.

Tak terima dengan insiden yang dialami putranya, Jeremy melaporkan dugaan penganiayaan itu ke Polda Metro Jaya dan Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Keberhasilan tim gabungan Polda Metro Jaya dalam menggagalkan penyelundupan sabu seberat 1 ton di bangunan bekas Hotel Mandalika, Anyer, Serang. Operasi tersebut merupakan hasil pengembangan yang dilakukan dari Jakarta.

Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen M Irianto, pihaknya telah menurunkan tim ke lokasi tersebut sebelum operasi berlangsung. Mereka memantau pergerakan para penyelundup barang haram itu selama dua bulan.

Ketika mendapatkan momen yang tepat, tim langsung bergerak. Kala itu, para penyelundup tengah memindahkan barang haram dari kapal menuju mobil Innova krem.

Melihat ada petugas kepolisian, para penyelundup sabu 1 ton ini langsung melawan dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas. Akibatnya, dua personel terluka.

Guna melindungi diri, petugas akhirnya mengambil sikap tegas dengan menembak bagian bodi mobil Innova krem yang ditumpangi pelaku. Setidaknya ada 24 lubang peluru di sisi kiri bodi mobil tersebut. Dalam penyergapan ini, satu tewas, dua orang ditangkap, dan satu kabur hingga akhirnya dapat dicokok oleh petugas.

Dari penangkapan jaringan internasional narkoba tersebut, terkuak fakta-fakta di balik penggerebekan sabu 1 ton tersebut. Apa saja fakta tersebut? Berikut uraiannya.

Iriawan mengungkapkan, seluruh bandar narkoba yang ditangkap itu adalah warga negara Taiwan. Mereka adalah Lin Ming Hui (tewas), Chen Wei Cyuan, Liao Guan Yu, dan Hsu Yung Li dalam status buron.

"Tidak ada WNI (warga negara Indonesia)," kata Iriawan.

Pengungkapan kasus ini bermula dari kerja sama Polri dengan Kepolisian Taiwan yang melaporkan adanya upaya penyelundupan sabu ke Indonesia. Polisi menemukan 51 kotak berisi sabu di dua mobil terpisah.

Sebanyak 27 karung berada di mobil Toyota Innova warna emas, dan 24 karung di mobil Toyota Innova warna hitam. Masing-masing karung diperkirakan berisi sabu seberat 20 kilogram yang jika ditotal mencapai 1 ton.  (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Aktor senior Jeremy Thomas menceritakan ketegangan saat anaknya, Axel Matthew Thomas, diduga jadi korban penganiayaan polisi. Menurut pengakuan anaknya, sempat ada penodongan pistol dan empat kali tembakan peringatan.

"Anak saya diborgol, anak saya ditodong pistol dipaksa mengaku (menggunakan narkoba), tapi anak saya clear. (ditodong)Senjata revolver, tembakan peringatan empat kali peluru tajam," kata Jeremy kepada awak media di Kantor Sentra Pelayanan Propam Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (17/7/2017).

Jeremy Thomas mencurigai adanya konspirasi antara pihak manajemen hotel dengan oknum polisi. Hal ini diketahui dari keterangan pihak hotel yang cenderung menutupi kejadian tersebut.

"Seharusnya pihak hotel mendengar (suara tembakan) itu, maka kami menduga ada konspirasi antara hotel melakukan pembiaran dan memfasilitasi," tegas dia.

Hal tersebut juga diperkuat oleh pengakuan korban. Menurut dia, ada pihak hotel yang bolak-balik memeriksa ruangan di mana korban dianiaya.

"Dari pengakuan korban pihak hotel bolak-balik masuk kamar," imbuh kuasa hukum Yanuar Bagus saat mendampingi Jeremy.

Axel diduga dianiaya di Hotel Crystal, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 15 Juli 2017. Dalam penganiayaan tersebut, dia mengalami luka-luka yang cukup parah dan harus dirawat di rumah sakit.

Axel disekap dengan penganiayaan selama empat jam. Seorang oknum polisi menduga Axel adalah pemakai dan memiliki barang haram tersebut.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan membenarkan adanya laporan yang mereka terima dari Jeremy Thomas. Namun, ia menampik adanya penyekapan dan penculikan oleh oknum polisi.

"Bukan disekap, dari Sat Narkoba melakukan penangkapan atas dugaan kepemilikan narkoba," ujar Hendy, Senin (17/7/2017).

Menurut dia, Jeremy Thomas memang melaporkan adanya dugaan penyekapan dan penculikan anaknya. Namun setelah dicek ke lapangan, ternyata itu merupakan kegiatan penyelidikan yang dilakukan Sat Narkoba Polres Bandara Soetta setelah menerima laporan adanya kepemilikan dan penyalahgunaan narkotika.

"Sedang kita dalami pemenuhan unsurnya, karena petugas sedang melaksanakan upaya lidik dan sidik. Hari ini baru ditentukan melalui gelar perkara," ucap Hendy. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah mempertanyakan dua alat bukti yang digunakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka.

Dia menantang KPK untuk menemukan uang Rp 500 miliar yang disebut telah diterima oleh Novanto.

"Kan cuma Rp 10 juta, Rp 20 juta saja operasi tangkap tangan (OTT). Masa ini setengah triliun tidak OTT?" ucap Fahri di Jakarta, Senin (17/7/2017) malam.

Fahri menilai bahwa penetapan Ketua DPR Setya Novanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah direncanakan sejak awal.

"Sudah direncanakan dari awal untuk menghibur publik," kata dia.

Hal tersebut, lanjutnya, terlihat dari pernyataan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang pada Jumat (14/7/2017) pekan lalu. Saut menyatakan bahwa penanganan kasus dugaan korupsi dalam pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP) tidak akan mengecewakan publik.

"Kata pimpinan KPK kan begitu, kami enggak akan mengecewakan publik. Nah ini publik sudah terhibur," ucap Fahri.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Ketua DPR RI Setya Novanto sebagai tersangka. Ia diduga terlibat dalam korupsi proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP).

"KPK menetapkan Saudara SN anggota DPR periode 2009-2014 sebagai tersangka," ujar Ketua KPK Agus Rahardjo di Gedung KPK Jakarta, Senin (17/7/2017).

Menurut Agus, Novanto diduga menguntungkan diri atau orang lain atau korporasi. Novanto juga diduga menyalahgunakan kewenangan dan jabatan. Ia juga diduga ikut mengakibatkan kerugian negara Rp 2,3 triliun dari nilai proyek Rp 5,9 triliun.

Novanto disangka melanggar Pasal 3 atau Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Anak artis kawakan Jeremy Thomas, Axel Mathew, dikabarkan menjadi korban penyekapan dan pemukulan oknum anggota Satuan Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta. Insiden tersebut terjadi di sebuah hotel di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 15 Juli 2017 malam.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan membenarkan adanya laporan yang mereka terima dari Jeremy Thomas. Namun, ia menampik adanya penyekapan dan penculikan oleh oknum polisi.

"Bukan disekap, dari Sat Narkoba melakukan penangkapan atas dugaan kepemilikan narkoba," ujar Hendy saat dikonfirmasi Liputan6.com, Jakarta, Senin (17/7/2017).

Menurutnya, Jeremy memang melaporkan adanya dugaan penyekapan dan penculikan anaknya. Namun setelah dicek ke lapangan, ternyata itu merupakan kegiatan penyelidikan yang dilakukan Sat Narkoba Polres Bandara Soetta setelah menerima laporan adanya kepemilikan dan penyalahgunaan narkotika.

"Sedang kita dalami pemenuhan unsurnya, karena petugas sedang melaksanakan upaya lidik dan sidik. Hari ini baru ditentukan melalui gelar," ucap Hendy.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Axel dihubungi temannya dan diminta datang ke sebuah hotel di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu malam. Setibanya di hotel, Axel langsung ditangkap oleh beberapa orang polisi yang menggunakan pakaian biasa.

Semula Axel menduga orang-orang tersebut merupakan preman yang tengah mabuk. Axel sempat melarikan diri sebelum akhirnya kembali ditangkap dan disekap di dalam sebuah kamar selama sekitar 4 jam.

Selama interogasi, Axel diduga mendapatkan perlakuan kasar dari para oknum anggota Polri itu. Akibatnya, anak pesinetron kondang itu mengalami luka dan harus dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. (rio)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive