KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Perekonomian Jawa Timur pada Triwulan II/2017 masih terjaga dengan pertumbuhan sebesar 5,03%(yoy), sedikit di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat 5,01% (yoy). Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada periode tersebut ditopang oleh kinerja konsumsi swasta dan akselerasi net ekspor dalam negeri.
Taufik Saleh selaku Deputi Direktur Kantor Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur mengatakan, Konsumsi Rumah tangga menguat dipengaruhi oleh faktor seasonal Hari Besar Keagamaan. Sementara, akselerasi net ekspor dalam negeri didorong oleh permintaan mitra dagang domestik Jawa Timur yang meningkat pada momen Ramadhan dan Lebaran di triwulan tersebut.
" Investasi pada triwulan II 2017 stabil didorong oleh masih berlanjutnya pembangunan infrastruktur dan terjaganya realisasi investasi swasta" katanya dalam siaran persnya.
Lebih lanjut Taufik menjelaskan, di sisi lain, kontraksi ekspor luar negeri dan penurunan konsumsi pemerintah mendorong perlambatan ekonomi Jawa Timur pada periode ini. Kontraksi ekspor terutama didorong oleh penurunan ekspor emas. Sementara itu, perlambatan konsumsi pemerintah didorong oleh rendahnya realisasi belanja pegawai, belanja barang maupun belanja modal.
" Pergeseran pencairan gaji ke-14 dan pembayaran sejumlah proyek ke semester II menjadi penyebab rendahnya realisasi belanja pemerintah." jelasnya.
Dia mengungkapkan, dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur ditopang oleh kinerja sektor industri pengolahan dan sektor Perdagangan Besar & Eceran. Peningkatan permintaan domestik di momen Ramadhan dan Lebaran cukup mengakselerasi performa kedua sektor utama tersebut. Sementara itu, perlambatan kinerja sektor pertanian dan sektor pertambangan menjadi penahan laju ekonomi Jawa Timur. Pelemahan kinerja sektor pertanian sejalan dengan berakhirnya panen raya komoditas pangan yang berlangsung di triwulan I 2017
" Selain itu, pergeseran puncak musim panen dari awal triwulan II di tahun 2017 menjadi akhir triwulan I 2017 menyebabkan produksi pertanian di triwulan II relatif rendah dibandingkan tahun sebelumnya." terang Taufik.
Masih kata Taufik, Bank Indonesia terus mewaspadai tantangan dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yaitu : (1) Fluktuasi kinerja ekspor luar negeri dan potensi diversifikasi pasar ekspor yang belum digarap optimal; (2) Tingginya ketergantungan sektor pertanian terhadap musim dan siklus panen; serta (3) Belum tergarapnya potensi pengembangan pada sektor agroindustri. Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan terus bersinergi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur melalui sejumlah upaya yakni (1) koordinasi strategis percepatan pertumbuhan ekonomi daerah dengan pemerintah kota/kabupaten; (2) Mapping sumber pertumbuhan ekonomi baru; (3) mendorong diversifikasi pasar untuk komoditas ekspor Jawa Timur; (4) Meningkatkan produktivitas pertanian dan memperbesar pembiayaan pertanian on farm melalui keterpaduan dukungan kelembagaan; serta (5) Pengembangan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru Jawa Timur
" Ke depan, melalui upaya akselerasi yang dilakukan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2017 diperkirakan stabil dan berpotensi meningkat pada kisaran 5,4-5,8% di tengah inflasi yang terjaga pada level 4±1%. Hal ini didukung oleh peningkatan konsumsi swasta secara gradual, akselerasi konsumsi pemerintah, stabilnya investasi daerah, dan terjaganya ekspor luar negeri." pungkasnya. (Dji)