Minggu, 01 Oktober 2017


KABARPROGRESIF.COM : (Depok) Gairah bela negara antikomunisme terpancar dari limaribu lebih massa dari pelbagai kalangan sosial di lapangan Brigif Para Raider-17 Divif-Kostrad. Kodim 0508 Kota Depok dan Mabrigif Para Raider-17 gelar nonton bareng (nobar) film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI (PPG30S/PKI).

Massa dari TNI, ASN, pramuka, pelajar, ormas, orpem, berkumpul antusias menyimak film epik-sejarah garapan sutradara idealis Arifin C Noer ini, Kamis (28/9).

Pantauan Kontributor Elshinta Hendrik Isnaini Raseukiy, istimewanya, hadir pula Rianto Nurhadi (61) putra ketiga Pahlawan Revolusi Anumerta Letjen Mas Tirtodarmo Haryono (41). Rianto di sesi bincang beri kesaksian tentang hari kelam nan nestapa tatkala ayahnya diculik dan dibunuh tembak pasukan Tjakrabirawa pengawal Presiden Soekarno, Jumat, 1 Oktober 1965.

“Pemutaran kembali film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S/PKI ini bertujuan mengingatkan kembali masyarakat tentang sejarah kelam kekejaman pemberontakan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh PKI di masa lampau,” ujar Dandim 0508 Kota Depok Letkol Inf Slamet Supriyanto.

Komunisme ialah ajaran yang terlarang di NKRI dan bertentangan dengan ideologi Pancasila. Letkol Inf Slamet Supriyanto sebut, kegiatan nobar semacam ini, tidak hanya di lapangan Brigif Para Raider - 17 Divif-Kostrad ini saja, namun dilaksanakan serentak di seluruh wilayah Indonesia.

"Sesuai dengan instruksi langsung dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo," sebut Supriyanto.

Tampak hadir Panglima Devisi Infanteri 1 Kostrad Mayjen Ainur Rahman, Wali Kota Depok Muhammad Idris, beberapa pejabat jajaran Pemkot Depok, dan perwira Kostrad.

Rianto Nurhadi, berusia 9 tahun sewaktu tragedi itu, anak ketiga dari lima anak MT Haryono ini berkisah, hari Kamis (30/9/1965), rutinitas di rumah kediaman MT Haryono di Jalan Prambanan No.8 berjalan normal.

"Setelah makan malam bersama keluarga, Bapak pergi untuk menghadiri suatu rapat penting. Kami tak sadar kapan Bapak pulang karena kami sudah tertidur. Dini hari, tanggal 1 Oktober kami semua terbangun karena ada suara keras, bentakan orang tak dikenal di rumah kami. Kemudian terdengar rentetan tembakan di kamar orangtua yang berselahan dengan kamar kami. Terdengar suara ayah bilang ke ibu, anak-anak disuruh bersembunyi karena berbahaya," tutur Rianto.

MT Haryono tidak bisa melakukan perlawan senjata, lantaran tidak pernah membawa senjata api ke rumah.

"Ayah tidak punya senjata api dan pengawal. Bapak mengajarkan kesederhanaan kepada kami. Bapak tidak ingin ada senjata api di rumah kami. 'Berbahaya,' katanya. Pintu kamar orangtua kami ditempak penculik sampai hancur. Mendengar suara tembakan, saya menuju kamar Bapak. Dari pintu yang sudah terbuka, gerobolan prajurit Tjakrabirawa itu kasar membentak Bapak. Di dalam rumah banyak prajurit Tjakrabirawa. Bapak sempat merebut senjata Thomson dari tangan seorang prajurit, yang jadi komandan penculikan. Tapi Bapak ditembaki dengan senjata api Thomson oleh prajurit lain dari belakang," ujarnya.

Ketika MT Haryono berpangkat mayor jenderal adalah pejabat militer di Staf Umum Angkatan Darat (SUAD). Pati yang menguasai tiga bahasa Belanda, Inggris, Jerman ini adalah prajurit diplomatik, sempat berkarir Sekretaris Delegasi Militer di Konferesi Meja Bundar Indonesia- Belanda dan Atase Militer Kedubes Indonesia di Belanda (1950).

"Ayah saya itu diseret di tanah dengan menarik kaki ayah sampai ke truk lalu kemudian ayah saya dilempar seperti melempar sekarung beras. Jadi itu, betul-betul saya melihat dengan mata sendiri. Suatu perbuatan yang sangat keji. Begitu banyak selongsong peluru Thomson. Darah bercecer berjejak di lantai. Kemudian ibu saya pergi ke rumah Pak Jendral Ahmad Yani untuk melaporkan, ternyata Beliau juga mengalami hal yang sama," imbuh Rianto Nurhadi.

Seusai nobar film PPG30S/PKI Wali Kota Depok, tekankan bangsa Indonesia jangan sampai punya sejarah kelam pemberontakan komunis.

"Ya, pada masa reformasi ini untuk mengingatkan kepada anak bangsa bahwa kita dahulu punya sejarah kelam. Sekarang ini jangan sampai kita terperosok dalam satu lobang dua kali dari pengkhianatan terhadap bangsa dan juga terhadap ideologi Pancasila yang sudah menjadi komitmen bangsa dan negara ini. (film ini) cara agar anak-anak kita tidak terputus dari mata rantai sejarah ini sehingga, mereka bisa pelajaran yang sebuah pelajaran yang sangat berarti," ujar Idris.

Mengenai pernyataan Presiden Jokowi bahwa film sejarah pemberontan PKI perlu di remake dan reproduki sesuai dengan era milenia, sebut Walkot Depok ini, sah saja.

"Sudah banyak pakar-pakar dalam perfilman kita ini. Banyak paka-pakar dalam teknologi film itu sah-sah saja..Nanti dalam kesepakatan bahwa memang perlu direvisi dalam hal-hal apa saja itu sah-sah saja dan ini nanti akan kita lihat bagaimana hasilnya," tegasnya. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Malang) Dalam rangka mengantisipasi bahaya laten komunis (PKI) untuk menyelamatakan Pancasila dan NKRI" Komandan Kodim menggelar Nonton Bareng bersama Forpimda Kabupaten Malang di Kantor DPRD Jl. Panji No: 119 Kepanjen Kabupaten Malang Sabtu (30/9/2017).

Sebelum acara pemutaran Film G  30 S/PKI Bupati Malang Dr. H Rendra Kresna memberikan sambutan. Dalam  acara Nonton Bareng Film G 30 S/PKI ini guna untuk mengenang sejarah Peristiwa kejahatan PKI yang dilakukan terhadap bangsa Indonesia, Para Jendral dan Pahlawan Revolusi, untuk mengantisipasi munculnya partai komonis kembali dan memberikan wejangan untuk para pemuda dan Masyarakat yang mungkin masih belum mengetahui sejarah ini.

Kata Bupati "Kita Nonton bareng sambil menghayati peristiwa berdarah tersebut, agar menjadikan daya ingat betapa kejamnya para penghianat bangsa (PKI) yang telah menggugurkan para Pahlawan kita dengan keji, kita nonton santai sambil menikmati kopi kalau ada, klu tidak ada, ya Air putih gak apa-apa anggaplah kopi putih, humor Bupati dengan diikuti tawa oleh para undangan.
 
Lebih lanjut H. Rendra Krisna menyampaikan betapa besarnya pengorbanan para pahlawan dalam upaya mencapai sebuah kemerdekaan yang sekarang kita nikmati alam kemerdekaan hasil pengorbanan para pahlawan semuanya. Berbagai macam pengorbanan nyawa jiwa harta untuk meraih tujuan berdirinya sebuah negara yang merdeka.

Perjalanan bangsa ini tentunya diwarnai berbagai peristiwa salah satunya peristiwa yang tidak mengenakkan semacam rongrongan dan pengkhianatan terhadap negara berdasarkan Pancasila. mencoba untuk mengganti dasar negara dengan yang lainnya yang pasti mencederai perjanjian luhur, ungkapnya.

Pemberontakan G.30.S PKI hari ini kita akan menyaksikan peristiwa itu melalui film dokumenter ini untuk mengajak kita selalu mengingat bahwa tidak menutup kemungkinan ada kelompok tertentu yang terus bermaksud ingin menggantikan dasar negara kita.

Kita tidak boleh lengah, teledor dan harus terus menjaga NKRI . tentunya refleksi ini mengingatkan kita bahwa laten adalah sesuatu yang tersembunyi dan bisa muncul kembali kalau kita semua terlena. mari kita beritahukan sejarah ini kepada putra-putri kita yang mereka tidak tahu agar tidak sampai pembelokan sejarah hingga acuh tak acuh terhadap apa yang sudah pernah terjadi di masa lampau yang mungkin bisa terjadi di masa sekarang. Bagaimana kita memberikan wawasan ini untuk merawat NKRI dan membangun bersama-sama negara ini, Imbuhnya.

Dalam rangka nonton bareng ini, Komandan  Kodim 0818 Wilayah Kab.Malang dan Kota Batu Letkol Arm Muridan. S.Si.,M.Sc. Bersama Danramil Jajaran, Bupati Malang Dr. H Rendra Kresna, Ketua Dewan Kab Malang Drs. Hari Sasongko, Seluruh jajaran SKPD Kab Malang, Para Pejuang Veteran dan juga Kepala Desa se Kec. Kepanjen hadir menyaksikan pemutaran Film bersejarah ini.

Pemutaran Film di mulai jam 09:07 Wib pagi ini hingga selesai, dalam agenda ini ratusan jajaran Kodim 0818 Kabupaten malang datang menyaksikan dan memberikan keamanan di sekitar Kantor DPRD Kabupaten Malang. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jember) Pada Jum’at 29/09/2017 Pukul 20.00 Wib bertempat di Lapangan Hitan Secaba Rindam V/Brw Jl Tidar Jember dilaksanakan Dialog Interaktif bersama sekitar 1000 masyarakat dengan thema Kebangsaan dan Kesaktian Pancasila dilanjutkan nonton barrng pemutaran film G30S/PKI.

Hadir sebagai narasumber diantaranya Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Rudianto, Ketua Majelis Ulama Kab Jember Prof Halim Subahar, Kabakesbangpol Pemkab Jember Suprapto, Kasat Intel.Polres Jember Akp Idam Kholid serta Dansecaba Rindam V/Brw Letkol Inf Agus Sudjijanto, dan dialog interaktif tersebut dipandu oleh Cak Londo dan Cak Bei.

Sebelum dilaksanakannya dialog, masing-masing narasumber saat diberikan kesempatan menyampaikan prolognya masing-masing, Komandan Kodim 0824 menegaskan bahwa lunturnya idiologi Pancasila dari kalangan generasi mida saat ini adalah bagian dari kesalahan kita semua sebagai orang tua, sehingga kondisi ini menjadi tanggung jawab kita semua.

Selanjutnya Prof Halim Subahar menyikapi kondisi saat ini turut prihatin, munculnya berbagai faham saat ini dan khususnya adanya silang pendapat terhadap Pancasila termasuk ada yang menyatakan haram dan lain-lain, hal ini sangat mengherankan ibarat makanan Pancasila ini sudah kita makan selama 52 tahun kok sekarang baru ada yang menyatakan haram.

Masih menurut Prof Halim Subahar bahwa agama dan Pancasila dalah sesuatu yang berbeda namun tidak harus saling dipertentangkan tetapi saling memperkuat, agama.akan memperkuat sila-sila Pancasila sedangkan kehidupan beragama sendiri juga dijamin oleh Pancasila.

Selanjutnya Suprapto selaku Kabakesbangpol Pemkab Jember menyampaikan bahwa indikator bangkitnya komunis ini jelas seja tidak adanya pelajaran sejarah disekolah-sekolah, sehingga generasi muda sangat kurang pemahamannya terhadap sejarah bangsa, sehingga dengan pemutaran film ini diharapkan mampu memberikan pemahaman negara kita pernah mengalami pemberontakan-pemberotakan termasuk terjadinga G30S/PKI.

Demikian Halnya Kasat Intel Polres Jember Akp Idham Kholid yang sependapat dengan apa yang telah disamapikan oleh semua nara sumber bahwa kondisi Bangsa Indonesia saat ini memprihatinkan ditengah pengaruh global keberadaan Pancasila semakin dilaupakan bahkan disekolahpun pendidikan sejarah sudah ditiadakan.

Setelah mendengarkan prolog dari semua pembicara pada sesi tanya jawab terdapat pertanyaan dari sdr Feli pelajar dari SMAN 1 Jember yang menanyakan diera sekarang ini bagaimana kita mengantisipasi maraknya radikal dan isu bangkitnya komunis.

Kemudian penaya berikutnya Silvi dari SMAN 1 Jember yang menanyakan apakah pemutaran film ini tidak melanggar UU Perlindungan anak terkait adegan kekerasan yang dipertontonkan, dan penanya-penanya lainnya yang tentunya dengan pertanyaan yang hampir sama, terkait antisipasi perkembangan komunis dan lain-lain.

dari pertanyaan yang telah dihimpun kemudian dijawab oleh masing masing para narasumber yang pertama oleh Komandan Kodim 0824 Letkol Inf Rudianto yang menyatakan bahwa komunis adalah suatu faham sehingga walaupun manusianya sudah habis faham tersebut suatu ketika pasti akan muncul lagi, tindakan antisipasinya bagaimana yaitu dengan pemutaran film  G30S/PKI dimana dari situ generasi penerus dipahamkan bagaimana sejarah itu terjadi, kemudian dengan penguatan-penguatan lainnya sehingga masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh faham-faham lainnya, sehingga mampu setia dan menjaga keberadaan satu-satunya azas yaitu Pancasila sebagai Idiologi Bangsa Indonesia.

Kemudian terkait dengan adegan kekerasan kalau kita berbicara film, film lain sebenarnya lebih banyak yang menampilkan hal-hal yang lebih daripada itu, namun kita tidak mau berdebat hanya kita berpesan agar adik-adik dibawah umur yang menonton didampingi oleh orang tuanya untuk memberikan penjelasan, dan terkait adegan dalan film G30S/PKI itu bagian dari sejarah yang tidak boleh dihilangkan, kalau demikian yang mempertentangkan hal ini perlu dipertanyakan idiologinya. yang disambut tepuk tangan oleh hadirin.

Jawaban yang disampaikan oleh Letkol Inf Rudianto  senada dengan narasumber yang lainnya, bahwa film tersebut salah satu bukti sejarah dan sejarah itu tidak bisa dirubah, usai dialog acara dilanjutkan dengan pemutaran film G30S/PKI yang ditonton bareng oleh narasumber bersama hadirin sekalian. (arf) 


KABARPROGRESIF.COM : (Makassar) Pangkalan Utama TNI AL VI (Lantamal VI) menggelar nonton bareng (Nobar) pemutaran film Penghianatan G30S/PKI di Pelabuhan Rakyat Paotere, Jl. Sabutung, Sabtu malam (30/07/2017).

Nobar yang dilaksanakan pukul 19.30 Wita tersebut, diawali dengan bersama - sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"pemutaran film G30S/PKI kali ini ditujukan kepada Masyarakat Umum agar dapat memahami sejarah kelam bangsa Indonesia pada peristiwa G30S/PKI tanggal 30 September 1965, ", Ujar Komandan Lantamal VI (Danlantamal VI) Laksamana Pertama TNI Yusup, S.E., M.M., saat jumpa pers.

Lantamal VI sebelumnya telah mengadakan Nobar bersama dengan Keluarga Besar Lantamal VI dan Generasi Penerus Bangsa yaitu para pelajar sekolah bertempat di Gedung Sultan Hasanuddin Mako Lantamal VI pada hari Senin tanggal 25 september 2017 dan Jum'at tanggal 28 September 2017 dan sekarang inilah merupakan puncak pemutaran Film G30S/PKI ini bersama dengan masyarakat umum.

Nobar yang digelar dengan ukuran layar 6 X 3 Meter yang diperuntukkan kepada seluruh warga Ujung Tanah ini mendapatkan perhatian besar dari masyarakat sekitar yang menyaksikan pada sepanjang Dermaga Pelabuhan Rakyat Paotere.

Tampak jelas Nobar tersebut menjadikan pelabuhan Paotere menjadi Lautan Manusia, mereka datang dari pulau-pulau di Makassar, Kabupaten Pangkep dan Masyarakat Ujung Tanah. Lantamal VI juga memasang Tenda pasukan dan mempersilahkan mereka untuk menyaksikan bersama, sehingga terlihat kebersamaan dan keakraban diantara prajurit Lantamal VI beserta keluarganya dengan masyarakat. .

Seorang warga Kelurahan Ujung Tanah, Safaruddin (34) menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak Lantamal VI yang telah memberi waktu dan tempat pemutaran film G30S/PKI ini.“Kami sangat senang dengan film ini karena sangat berguna bagi masyarakat umum dan anak-anak sekalian. Mudah-mudahan acara ini bisa berlanjut terus ke depan. Dengan melihat film ini dapat mengenang para pahlawan yang telah gugur, bisa berlanjut dan menggugah masyarakat apa arti film sejarah PKI ini," Ujar Safaruddin.

Hadir dalam acara Nobar ini, Danlantamal VI, Para Asisten Danlantamal VI, Camat Ujung Tanah Drs. Andi Unru, M.Si., Lurah Gusung Drs. Baso Kadir, Para Personel Lantamal VI, Saka Bahari Pulau Kodingareng, Masyarakat Pulau Kapoposang dan Sabutung, Anggota Forum Pemuda Bahari dan para undangan lainnya. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Oba) Dalam rangkaian kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa ke-100 Kodim 1505/Tidore yang dilaksanakan di Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulauan, salah satu kegiatan dengan sasaran non fisik yaitu sosialisasi tentang bahaya Narkoba kepada masyarakat dan pelajar se-Kec. Oba.

Materi yang dibawakan oleh Pasiter Kodim 1505/Tidore Kapten Inf Andi Purwanto beserta sejumlah anggota Satgas TMMD ke-100 dilaksanakan di sekolah-sekolah se-Kecamatan Oba, meskipun wilayah Oba termasuk jauh dari perkotaan namun tidak menutup kemungkinan adanya upaya dari para pengedar barang haram tersebut dengan memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat, terlebih dewasa ini kian banyak Narkoba yang dikemas dalam bentuk makanan anak-anak maupun permen seperti yang saat ini sedang viral diperbincangkan perihal peredaran pil PCC/Flaka yang bahkan menyasar para pelajar, oleh karenanya Satgas TMMD lebih menggencarkan sosialisasi dan penyuluhan khususnya para generasi muda dan pelajar. Kegiatan sosialisasi yang diikuti pelajar SMP dan SMA/Sederajat tersebut pemateri menampilkan slide-slide pengetahuan tentang Narkoba mulai dari golongan serta dampak terhadap tubuh, bahkan turut diputarkan potongan video para pengkonsumsi Pil PCC/Flaka yang tidak dapat mengendalikan diri dan berperilaku seperti hewan buas. Para audiens nampak antusias dengan materi yang disampaikan dan mengaku khawatir akan masuknya narkoba diwilayahnya seperti yang diungkapkan Humairah siswi kelas X SMAN Oba tersebut menyampaikan memang dirinya sering mendengar tentang bahaya narkoba namun karena minim informasi sehingga tidak tahu bagaimana bentuk maupun bahayanya "saya so dengar-dengar tentang narkoba, tapi tara tau dia pe model deng bahaya bagaimana sehingga dijelaskan oleh pak tentara" ungkapnya.

Sementara itu Dansatgas TMMD 100 Kodim 1505/Tidore Letkol Inf Harrisal Ismail Subing menyampaikan bahwa dalam rangkaian kegiatan TMMD ke-100 ini berbagai sasaran fisik dan non fisik dikerjakan oleh personel Satgas bersama masyarakat, salah satu sasaran non fisik yaitu membangun kualitas Sumber Daya Manusia untuk menunjang percepatan pembangunan di daerah, oleh karenanya penyuluhan bahaya Narkoba ini menjadi sangat penting mengingat Indonesia saat ini dalam situasi darurat Narkoba yang dikhawatirkan merusak para generasi bangsa. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Sebanyak 150 orang Prajurit Siswa secara resmi mengikuti Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) TNI AD tahun anggaran 2017.

Upacara pembukaan langsung dipimpin Danrindam Jaya/Jayakarta Kolonel Inf  Anton Yuliantoro di Lapangan Chandradimuka Rindam Jaya, Condet, Jakarta Timur, Jumat (29/9/17).

Danrindam Jaya/Jayakarta Kolonel Inf Anton Yuliantoro bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup) dan membacakan amanat tertulis Pangdam Jaya/Jayakarta Mayjen TNI Jaswandi.

Dalam amanatnya, Pangdam Jaya menyampaikan ucapan selamat atas keberhasilan Prajurit Siswa yang lulus dan terpilih melalui tahapan seleksi transparan dan bersaing dengan ribuan peserta. Karenanya Pangdam Jaya mengingatkan agar para Prajurit Siswa tidak melupakan perjuangan berat, dukungan do’a dan ikhtiar orang tua sebagai kunci kesuksesan sepanjang meniti kehidupan di lingkungan kemiliteran.

Selama 5 (lima) bulan ke depan, Prajurit Siswa akan mengikuti rangkaian pendidikan yang menjadi tahapan penting sebagai bagian dari proses pembentukan karakter dan kemampuan, yang mengandung tujuan untuk merubah dan membentuk pola kehidupan baru, dari masyarakat sipil biasa menjadi prajurit TNI AD.

Diakhir amantanya, Pangdam Jaya menyampaikan beberapa penekanan sebagai pedoman bagi para Prajurit Siswa yaitu agar selalu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, selalu fokus pikiran dan perhatian untuk belajar dan berlatih, selalu mentaati semua peraturan, selalu memelihara kebersamaan-loyalitas-soliditas, selalu memperhatikan faktor keamanan, dan yakin mampu mengikuti dan melewati semua tantangan dan hambatan sehingga berhasil meraih prestasi dalam pendidikan.

Usai upacara, Danrindam Jaya langsung memberikan pengarahan kepada prajurit siswa, dan setelah itu prajurit siswa langsung melaksanakan kegiatan program pendidikan yang telah direncanakan Staf Pendidikan Rindam Jaya. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Ambon) Menuai hasil dari latihan yang tiap hari dilaksanakan di Markas Komando Lantamal IX, Prajurit Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IX Ambon berhasil menaklukan lawannya di ajang olahraga bergengsi Triathlon yang dilaksanakan di Pulau Masohi Kabupaten Maluku Tengah dalam rangka Festival Pamahanusa Kota Masohi. Sabtu, (30/09/2017).

Danlantamal IX Laksamana Pertama TNI Nur Singgih Prihartono, S.E., M.Tr (Han) memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada para Prajurit Lantamal IX yang berhasil memenangkan lomba Triahlon. Hal ini sangat membanggakan Lantamal IX khusunya, serta TNI Angkatan Laut pada umumnya.

“Pertahankan terus apa yang kita raih selama ini, bukan mudah untuk mempertahankan juara. Namun, perlu adanya kesiapan yang sangat matang serta latihan – latihan.” Ujar, Danlantamal IX.

 Perlombaan Triathlon diikuti sebanyak 16 tim diantaranya Trio Gaul, Kodim 15102, All Tks, KKS Tanuar, Yonif 731 Kaberesi, Lantamal IX, ISSI Maluku Tengah, Haruru Crue, Perpusda, Makariki, Soahuku Crue, Dinas Perkebunan, Saparua, BPKAD, Angka 99, Toma Tala.

Para peserta dilepas, Start di Dermaga Pengeringan Amahai Kota Masohi yang diawali dengan berenang sejauh 400 Meter dilanjutkan dengan bersepeda sejauh 20 KM dan lari 7,5 KM, alhasil Prajurit Lantamal IX berhasil menaklukan seluruh rintangan dengan menduduki juara pertama Lantamal IX dengan nomer dada 11 (Hendra berenang, Prada Marinir Narto bersepeda, Anis berlari), juara kedua Lantamal IX dengan nomer dada 12 (Fernando berenang, Serda Marinir Ageng bersepeda, Adam berlari), juara ketiga Lantamal IX dengan nomer dada 15 (Defretes berenang, Prada Mainir Paulus bersepeda, Rismon berlari), juara keempat Lantamal IX dengan nomer dada 13 (Serma TTU Samsul berenang, Prada Marinir Ragil bersepeda, Prada Marinir Fadlan berlari), juara kelima Lantamal IX dengan nomer dada 14 (Serda Marinir Muamar berenang, Prada Marinir Dicki beresepeda, Yacob berlari). (arf).


KABARPROGRESIF.COM : (Jakarta) Babinsa Kodim Jakarta Selatan mengamankan sebuah bendera bergambar palu arit dari sebuah kafe di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Kamis (28/9).

Dandim 0504 Jakarta Selatan Letkol Inf Ade Rony Wijaya dalam konfirmasinya, Jumat (29/8), mengatakan bahwa jajarannya sudah turun dan mencopot bendera tersebut.

“Sudah kami copot bendera tersebut. Bendera dengan dasar merah dan logo (palu arit) kecil di ujung kiri,” katanya seperti dilansir Republika.

Ade mengatakan, pihaknya menerima laporan dari masyarakat soal pemasangan logo Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dinilai meresahkan warga. Babinsa setempat yakni Serma Agus SP dan Sertu Lukman, bersama Satpol PP, Ketua RT, dan anggota karang taruna kemudian mendatangi cafe tersebut, yakni Garasi 66. Bendera berlatar merah itu pun terpasang sebagai tirai jendela ruang kerja pemilik kafe, Burdani.

Saat Burdani diperiksa, menurut Ade tidak ada alasan khusus pemasangan itu. Pasalnya, Burdani mendapat bendera itu sebagai souvenir.

“Tidak ada tujuan tertentu. Dikarenakan mereka sering jalan ke negara-negara yang ada di dunia. Maka bendera itu yang dianggap bendera Republik Cina,” kata Ade.

Untuk menghindari permasalahan lanjutan, bendera itu pun diamankan. Kini, bendera tersebut berada dalam pengamanan Polsek Cilandak, Jakarta Selatan. (rio)


KABARPROGRESIF.COM : (Sidoarjo) Prajurit Pasmar-1 dari Brigif-1 Mar dan Denmako Pasmar-1 nonton bareng (Nobar) film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI bersama masyarakat sekitar lingkungan Kesatrian Marinir R. Suhadi Gedangan, yang dilaksanakan di Balai Desa Ketajen Gedangan Sidoarjo, Jumat malam (29/09/2017) berlangsung semarak.

Aksi nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI ini diprakarsai oleh Brigif-1 Mar yang dihadiri, Pater Brigif-1 Mar Letkol Marinir Yudi Asmar yang sehari-hari menjabat Paslog Brigif-1 Mar, Pasintel Brigif-1 Mar Letkol Marinir M.Amin S.Pd., M.A.P, Pasops Brigif-1 Mar Letkol Marinir Bakti Dasasasi S.E, Paspers Brigif-1 Mar Letkol Marinir Dwi Wardono, Danyonif-3 Mar Letkol Marinir Prasetiyo Pinandito ST.Han, Kapolsek Gedangan Kompol Sutrisno, Danramil 0816/17 Gedangan Kapten Inf Siswanto, Ketua BPD Desa Ketajen Bapak Margono dan Sekdes Ketajen Bapak Nanang Qosim, para prajurit beserta ratusan warga terlihat antusias mengikuti jalannya pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI tersebut.

Sebelum dimulainya pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI, terlebih dahulu warga dan prajurit menyanyikan lagu Padamu Negeri dengan hikmat.

Dalam sambutannya, Ketua BPD Desa Ketajen mengatakan perlu diketahui bahwa Negara kita ini, Negara yang cantik dan cukup strategis karena memiliki potensi yang sangat luar biasa, baik dari sisi sumber daya alam maupun posisi strategis dari sisi lalulintas antar Negara. Untuk kepentingan menjaga persatuan dan kesatuan, para pendiri Negara kita telah menetapkan atau mencanangkan Dasar Negara yaitu Ideologi Pancasila, yang ternyata memiliki keampuhan untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai ini. Apabila falsafah Negara Pancasila ini sedikit saja terganggu oleh hal-hal yang tidak sejalan dengan konsep Pancasila, maka Negara kita jadi kacau, maka dari itu salah satu paham yang perlu di antisipasi, yang kemungkinan akan mengganggu stabilitas nasional adalah masuknya paham-paham yang tidak sejalan dengan konsep Pancasila yang diantaranya adalah paham komunis yang mungkin juga disertai oleh kepentingan-kepentingan luar untuk ingin memperebutkan Negara kita yang cantik ini.

“Oleh karena itu malam ini atas prakarsa bapak-bapak dari Brigif-1 Mar ingin mengingatkan kembali kepada kita bagaimana resikonya, bagaimana rentannya apabila falsafah Pancasila ini kemudian  terganggu oleh paham-paham lain yang tidak sejalan dengan konsep Pancasila. Untuk itu, waktu nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI ini, kami berharap kepada warga Ketajen untuk dapat mengikuti, menyaksikan, mencermati film ini dengan seksama.

Lebih lanjut, dikatakan malam hari ini kita bersama-samai bisa kembali nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI, yang di promotori oleh bapak-bapak kita dari Brigif-1 Mar Gedangan. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih mewakili pemerintah Desa kepada keluarga besar Brigif-1 Mar yang telah memprakarsai untuk kegiatan nonton bersama pemutaran film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI malam ini.

Sementara itu, Pater Brigif-1 Mar mewakili Danbrigif-1 Mar Kolonel Marinir I Made Sukada, S.E menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Camat, Kepala Desa, Danramil dan Kapolsek Gedangan serta masyarakat Desa Ketajen atas terlaksananya kegiatan nonton bareng Film G30S/PKI ini.

“Kami merasa bangga atas respon dan penerimaan yang baik dari warga sekalian, semoga kegiatan yang baik ini dapat berjalan dengan hikmat dan aman serta tentunya akan mendapatkan Ridho dari Allah SWT”,harapnya.

Dalam penanyangan film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI panitia menyediakan doorprice bagi warga yang menyaksikan dapat menjawab pertanyaan dari panitia. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Malang) Keganasan peristiwa 30 September tahun 1965 silam, seakan menjadi pengalaman tersendiri bagi bangsa Indonesia. Bahkan, berbagai macam cara mulai diserukan guna menangkal berkembangnya paham komunisme di NKRI saat ini.

Bahkan, menanggapi instruksi Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, seluruh prajurit secara serentak menggelar pemutaran film G30 S/PKI. Tak hanya itu, dalam memberikan wawasan terhadap berjalannya sejarah di Indonesia selama ini, para prajurit juga mempersilahkan masyarakat, khususnya pemuda untuk ikut serta mengikuti pemutaran film tersebut.

Kepala Pembinaan Mental Kodam (Kabintaldam) V/Brawijaya, Kolonel Caj Drs. Moch Rifai menjelaskan, selain menanggapi instruksi Panglima TNI, pemutaran film tersebut bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang menjadi korban pembantaian keganasan G30 S/PKI.

“Sebagai bangsa yang besar, penghormatan kepada jasa para pahlawan merupakan suatu kewajiban formal maupun moral yang tidak boleh ditinggalkan,” kata Kabintal ketika menggelar nobar di aula Museum Brawijaya, Kota Malang. Kamis, 28 September 2017 malam.

Tak hanya itu, dirinya menilai jika saat ini indikasi kebangkitan ideologi komunis di Indonesia semakin terlihat nyata.

“Itu terlihat dari berbagai upaya yang terus dilakukan oleh simpatisan ideologi komunis dalam menunjukkan esksitensinya,” jelas Rifai.

Oleh sebab itu, kata Kabintal, melalui momentum sakral danb bersejarah saat ini, dirinya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk mewaspadai berkembangnya bahaya laten komunis.

“Melalui pemutaran film ini, saya ingin mengajak untuk saling mengawasi adanya perkembangan bahaya laten itu,” tegas Kabintaldam V/Brawijaya ini. (arf)


KABARPROGRESIF.COM : (Jember) Bertempat dilapangan Secaba Rindam V/Brw Jl. Tidar Sukorejo Jember pada Jum'at 29/09/2017 Pukul 08.00 Wib  dilaksanakan Upacara Pembukaan Pendidikan Pertama Sekolah Calon Bintara Prajurit Karier Tahun Anggaran 2017 (Dikmaba PK TA 2017) dengan Inspektur Upacara Danrindam V/Brw  Kolonel Inf Yutfi Sanjaya.

Dikmaba PK adalah pendidikan bagi adik-adik (dari masyarakat umum) yang telah lulus test pendaftaran Calon Bintara melalui pendaftaran yang dibuka oleh Markas Besar TNI Angkatan Darat yang kesempatannya dibuka satu kali dalam setiap tanunnya.

Sehingga  adik-adik tersebut sejak dibukanya Dikmaba PK TA 2017 praktis menjalani pendidikan dasar dari masyarakat sipil akan diberikan materi-materi dasar keprajuritan sehingga kelak mampu menyesuaikan diri sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.

Dalam Sambutannya Kolonel Inf Yufti Senjaya menyampaikan ucapan selamat kepada adik-adik sekalian yang telah menjalani test masuk Secaba hingga dari sekian banyak pendaftar ada 150 orang yang hari ini berhak mengikuti pendidikan di Secaba Rindam V/Brw ini.

Kolonel Inf Yufti Senjaya juga menyampaikan terima kasih kepada adik-adik yang telah memilih jalan pengabdiannya kepada Bangsa dan Negara Indonesia ini melalui Tentara Nasional Indonesia (TNI), dengan mengikuti Dikmaba PK 2017 ini berarti adik-adik adalah orang-orang terpilih dan terbaik diantara yang lainnya dan pantas menjadi Bintara TNI AD.

Untuk itu pada kesempatan ini saya berpesan agar adik-adik mengikuti berbagai program pendidikan yang akan diajarkan nanti, serap berbagai materi yang akan diberikan serta ikuti pendidikan ini dengan baik serta hindari berbagai hal pelanggaran, sehingga kelak menjadi prajurit harapan masyarakat Bangsa Indonesia.

Hadir pada Upacara Pembukaan Dikmaba PK 2017 tersebut diantaranya Forkopimda Jember, para tamu undangan lainnya, Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Rudianto yang hadir pada kesempatan tersebut usai upacara saat kami wawancarai menyampaikan selamat atas dibukanya Pendidikan Calon Bintara PK 2017 ini.

Mereka adalah bagian dari generasi bangsa yang telah menentukan pilihannya untuk mengabdi melalui TNI AD, saya menyampaikan selamat datang kepada adik-adik, selamat mengikuti pendidikan semoga kelak menjadi prajurit-prajurit sebagai bhayangkari bangsa Indonesia yang hadal hebat dan profesional. Tegas Letkol Inf Rudianto. (arf)   


KABARPROGRESIF.COM : (Surabaya) Program bersepeda ke kantor bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya nampaknya belum sepenuhnya dipatuhi.
Para PNS tetap membawa kendaraan bermotor menuju kantor.

Namun kendaraannya tidak diparkir dihalaman kantor, melainkan di sembunyikan diparkiran liar yang di buka dadakan oleh warga sekitar Pemkot.

Dari pantauan, disekitar pertokoan “Toeng” jalan Jaksa Agung Suprapto terdapat jalan menuju gang yang dibuat parkir liar oleh warga.

Salah satu PNS yang sempat di wawancarai, mengaku keberatan jika harus ngantor dengan naik sepeda angin.

“Rumah saya Benowo, kalau naik sepeda ke kantor bisa kecapekan di jalan,” ungkap PNS yang tak mau menyebutkan namanya, Jumat(29/9/2017).

Untuk sekali parkir sepeda motor, mulai pagi sampai sore dikenai tarif Rp.5 ribu per-motor.

Sementara itu, Suyitno warga Kutisari mengaku tak setuju dengan program “Gowes” ke kantor PNS Pemkot Surabaya.

Pengguna jalan itu, sempat terjebak macet dampak dari iring-iringan PNS yang masuk kerja naik sepeda angin.

“Pagi tadi saya nganter sekolah anak lewat jalan A. Yani. Tapi macetnya bukan main karena didepan ada rombongan PNS berangkat kerja naik sepeda,” ungkap Suyitno.

Ia menyatakan, program “Gowes” untuk mengurangi emisi kendaraan memang cukup baik, namun belum effektif diterapkan di Surabaya.

“Seperti programnya Pemprov Jatim itu loh bagus. Mengurangi jumlah kendaraan ke kantor, dengan menyiapkan bus untuk transportasi PNS masuk kerja. Bus disediakan di dekat pemukiman PNS,” pungkasnya.(arf)

Narkoba

Koperasi & UMKM

Terus Kobarkan Semangat Perjuangan Arek-arek Suroboyo 10 Nopember 1945 untuk memberantas Korupsi, Terorisme dan Penyalahgunaan Narkoba

Translate

Hukum

Metropolis

Nasional

Pidato Bung Tomo


Hankam

Popular Posts

Blog Archive