KABARPROGRESIF.COM : (Ambon) Situasi kota Ambon beberapa waktu terakhir ini cenderung mencekam dan tidak stabil. Tingginya emosi masyarakat dapat dengan mudah memicu kerusuhan sosial. Hal ini tidak semata-mata disebabkan oleh faktor internal masyarakat Ambon sendiri, melainkan juga karena pengaruh faktor-faktor eksternal, baik nasional maupun regional. Bom waktu pun akhirnya tidak dapat dihindari, ribuan masyarakat dan nelayan melakukan aksi unjuk rasa menolak Kebijakan Pemerintah Pusat di depan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tantui, dimana di dalamnya Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo beserta rombongan sedang melaksanakan peresmian KM. Tirta Nusantara. Jumat, (20/10/2017).
Letkol Mar Teguh Santoso, Komandan Yonmarhanlan IX yang bertindak sebagai Komandan Subsatgas Pengamanan Pelabuhan dibawah komando Satgas Pengamanan Wilayah Kodam XVI Pattimura segera mengambil tindakan. Dua Peleton Pasukan Penanggulangan Huru-hara dikerahkan untuk mengendalikan massa di luar komplek pelabuhan. Namun gelombang massa sepertinya telah disusupi oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang memprovokasi massa demonstran bertindak anarkis dan melawan petugas. Satu orang yang diduga provokator berhasil dilumpuhkan dengan tembakan peluru karet dan segera ditangani oleh Tim Medis Lantamal IX. Kericuhan tidak terhindari, massa pun berhasil memblokade akses keluar masuk pelabuhan.
Situasi berubah menjadi krisis dan mulai mengancam keselamatan Presiden. Danpaspampres pun memutuskan untuk meloloskan Presiden melalui satu-satunya jalur tersisa, yaitu melewati laut. Presiden segera dibawa ke KAL Panana yang sudah disiapkan sebagai unsur escape di dermaga.
Rupanya massa tidak hanya melakukan aksi di darat, tapi juga di laut. Beberapa kapal motor nelayan secara agresif bergerak mendekati KAL Panana yang membawa Presiden dan rombongannya. Namun dengan sigap, unsur-unsur dari Satuan Keamanan Laut Lantamal IX yang terdiri dari KAL Hutumuri, dua RHIB dan empat perahu karet segera melakukan manuver taktis dan melakukan penindakan terhadap kapal-kapal tersebut.
Akhirnya Presiden diselamatkan menuju tempat yang paling aman, yaitu KRI Teluk Mandar - 514 yang dikawal oleh KRI Fatahillah - 361 dan KRI Singa - 651. Ketiga unsur ini dibawah komando Gugus Tugas Pengamanan Lintas Laut VVIP Koarmatim yang dipimpin oleh Komandan Gugus Tempur Laut Koarmatim. Kapal-kapal tersebut sudah siap di sekitar Teluk Ambon dari beberapa hari yang lalu untuk mengantisipasi segala bentuk kontijensi dan kedaruratan yang dapat membahayakan keselamatan RI-1.
Untung saja, ini hanyalah sebuah skenario latihan yang dilaksanakan Lantamal IX Ambon dengan tajuk Latihan Pengamanan VVIP Koarmatim Tahun 2017. Kegiatan yang dipusatkan di Ambon ini diawali dengan ceramah pembekalan, proses perencanaan, TFG (Tactical Floor Game), drill - drill taktis tempur hingga manuver lapangan yang mengambil tempat di PPN Tantui dan Teluk Ambon.
Danlantamal IX berharap dengan diselenggarkan latihan ini prajurit Lantamal IX dapat mempertinggi kesiapsiagaan personel maupun satuan serta memantapkan dalam olah keprajuritan yang tergabung dalam satuan tugas TNI.
Lebih lanjut dijelaskan, seleruh prajurit mampu melaksanakan secara tepat dan benar, sehingga tugas Lantamal IX dalam menyelenggarakan pengaman VVIP dapat terlaksana dengan baik. Dengan seringnya dijadikan tempat penyelenggaraan even -even penting, maka secara otomatis Lantamal IX harus selalu siap untuk mengamankan setiap even yang tergelar sehingga dapat berjalan tertib, aman dan lancar.
Pada kesempatan ini juga, Komandan Lantamal IX Ambon menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh instansi yang telah mendukung dan berpartisipasi aktif dalam latihan ini. Diantaranya jajaran Kodam XVI Pattimura, Ditpolair Polda Maluku, Bakamla RI Zona Maritim III, KPLP dan KSOP tingkat I Ambon, serta Pelabuhan Perikanan Nusantara Tantui. (arf)